Dokumen tersebut membahas pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap pertumbuhan stek nilam. ZPT seperti auksin, sitokinin, dan asam giberelin dapat mempercepat pertumbuhan akar stek dengan konsentrasi tertentu. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi ZPT terhadap stek nilam dan menentukan konsentrasi optimum untuk masing-masing ZPT guna memaksimalkan pertumbuhan st
1. KAJIAN PENGARUH PEMBERIAN ZPT TERHADAP
PERTUMBUHAN STEK NILAM
EKO PURDYANINGSIH (PBT Ahli Muda)
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
I.PENDAHULUAN
Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti tanaman herba
lainnya. Namun untuk memperoleh produksi yang maksimal salah satu langkah yang
dilakukan adalah pemberian zat pengatur tumbuh tertentu. Hal ini untuk mempercepat
pertumbuhan nilam agar lebih baik karena jumlah nutrisi maupun hormon tumbuh yang
terdapat di dalam tanaman ketersediaannya terbatas. Sehingga perlu ditambah dari luar
untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman , salah satunya dengan menggunakan
zat perangsang tumbuh. Penggunaan zat Perangsang tumbuh pada berbagai macam
komoditi pertanian telah terbukti dapat meningkatkan hasil produksi pertanian.
Dalam rangka peningkatan hasil produksi suatu tanaman, dewasa ini telah
diupayakan berbagai cara , misalnya dengan perbaikan teknik budidaya , yang meliputi
varietas unggul, pengolahan tanah, penentuan jarak tanam,pemupukan, pengairan serta
pengendalian hama dan penyakit.
Dengan semakin majunya teknologi terapan dibidang pertanian pada saat ini mulai
ada kecenderungan pemakaian zat pengatur tumbuh salah satunya adalah auksin.
Kebutuhan bibit nilam yang semakin meningkat maka untuk memenuhinya
diperlukan suatu teknik perbanyakan tanaman yang bersifat cepat dan menghasilkan bibit
yang berkualitas. Perbanyakan tanaman merupakan salah satu aspek penting dalam
pengembangan nilam, karena produksi dan kualitas produk yang baik di tentukan oleh
kualitas bibit. Tanaman nilam pada umumnya diperbanyak melalui stek batang dan stek
cabang.
Pembuatan bibit nilam dengan stek terbaik adalah stek pucuk yang mempunyai 4 – 5
buku, daun tua di buang , di sisakan 1-2 pasang daun muda atau pucuk.
Stek merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif yang efisien dan efektif
untuk memenuhi kebutuhan bibit nilam dalam skala besar dalam waktu yang cepat dan
mudah dibanding cara cangkok. Pembuatan stek adalah mengusahakan perakaran dari
bagian cabang tanaman nilam yang mengandung mata tunas dengan memotong dari
2. batang induknya untuk disemai. Beberapa faktor seperti media tanam stek, bahan stek dan
lingkungan tempat tumbuh dapat mempengaruhi keberhasilan penyetekan.
Jenis tanaman memegang peranan dalam keberhasilan usaha penyetekan. Menurut
Arifin,H.S dan Nurhayati (2005), Kemampuan stek untuk membentuk akar tergantung pada
spesiesnya. Ada spesies tanaman yang mudah berakar dan ada pula yang sulit berakar,
bahkan ada yang tidak dapat berakar walaupun sudah diberikan perlakuan khusus,Bagi yang
dapat berakar, ada yang mudah berakar pada bagian ujungnya (stek pucuk) dan ada pula
yang mudah berakar pada ranting bagian pangkalnya (stek pangkal).
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penyetekan pada
berbagai jenis nilam adalah media tanam stek. Media yang baik mempunyai porositas
cukup, aerasi baik, drainase baik, kapasitas mengikat air tinggi dan bebas patogen.
Keragaman hasil penelitian pada beberapa media tanam stek pada nilam bahwa media
zeolit (ukuran sebesar butir pasir) dan pasir merupakan media yang baik.
Bagian tanaman nilam yang dapat digunakan untuk bahan stek adalah stek batang
dan stek cabang. Keberhasilan stek dalam membentuk akar dan tunas tergantung pada
aktifitas auksin yang berasal dari tunas dan daun. Zat pengatur tumbuh akar akan
menginduksi dan menyebabkan produksi akar bertambah. Menurut peneliti tanaman, ZPT
di bagi menjadi 5 jenis yaitu Auksin, Giberelin, Sitokinin, asam absisat dan etilen.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui manfaat, peranan dan pengaruh pemberian
ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) terhadap pertumbuhan stek nilam.
II. ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)
2.1 Definisi Zat Pengatur Tumbuh
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik yang bukan merupakan zat hara
, dan dalam jumlah sedikit mendorong, menghambat , atau mengatur proses fisiologis di
dalam tanaman. ZPT hanya efektif pada jumlah tertentu,sehingga konsentrasi yang terlalu
tinggi justru dapat merusak bagian yang terluka. Bentuk kerusakannya berupa pembelahan
sel dan kalus yang berlebihan dan mencegah tumbuhnya tunas dan akar, sedang konsentrasi
dibawah optimum menjadi tidak efektif.
3. Kemampuan zat pengatur tumbuh dalam merangsang stek dapat dipengaruhi oleh
cara aplikasi atau cara pemberiannya pada stek. Ada tiga cara pemberian zat pengatur
tumbuh menurut (Karnomo,J.B.1990), yaitu metoda pencelupan secara cepat (Quik dip
methode) yaitu dasar stek dicelupkan secara cepat pada larutan dengan konsentrasi yang
tinggi, metode perendaman, yaitu dengan merendam dasar stek dalam larutan dengan
konsentrasi yang telah ditentukan dan metode serbuk, yaitu penggunaan zat pengatur
tumbuh dengan bentuk talk. Penggunaan zat pengatur tumbuh selain pemilihan konsentrasi
zat pengatur tumbuhnya, aplikasi pemberian yang tepat sangat berpengaruh terhadap stek
yang akan diberi larutan.
Penggunaan zat pengatur tumbuh adalah untuk menambah kadar yang ada, guna
mempercepat pertumbuhan tanaman dengan harapan agar diperoleh hasil yang lebih cepat
dan mungkin lebih besar. Tanggapan (respon) tanaman terhadap pemberian ZPT sangat
bervariasi, tergantung pada fase perkembangan yang telah dicapainya. Pertumbuhan akar
stek dapat dipercepat dengan menggunakan ZPT seperti : Indol butyric acid (IBA), Indol
acetic acid (IAA) atau Napthalin acetic acid (NAA) yang telah diencerkan (Arifin dan
Nurhayati, 2005). Bila ZPT yang digunakan IAA, konsentrasinya 100-150 ppm atau 100-150
mg/l pelarut. Bila yang digunakan IBA, konsentrasinya 200-300 ppm atau 200-300 mg/l
pelarut. Sementara itu, jika ZPT yang digunakan Sitokinin, konsentrasinya 300-400 ppm atau
300-400 mg/l pelarut. Setelah itu, batang-batang stek disatukan dan 2 cm bagian
pangkalnya dicelupkan dalam ZPT selama 30 menit (Karnomo,J.B1990). Adapun yang
digunakan sebagai ZPT dalam penelitian ini adalah Auksin (IAA = Indol Acetic Acid), Indol
butyric acid (IBA) dan Sitokinin. Konsentrasi yang pernah di buat penelitian untuk masing-
masing ZPT dan dosisnya digunakan untuk stek nilam yaitu 100, 200 dan 300 ppm.
4. Leopold (1963) menjelaskan bahwa pengaruh pemberian suatu konsentrasi zat
pengatur tumbuh berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman, bahkan berbeda pula antar
varietas dalam suatu spesies. Lebih lanjut Leopold (1963) menambahkan bahwa keefektifan
penggunaan zat pengatur tumbuh sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan selain itu juga
faktor fisiologi tanaman itu sendiri, seperti macam stek, posisi awal stek pada tanaman
induk dan lain-lain.
Faktor lingkungan yang perlu mendapat perhatian untuk keberhasilan penyetekan
tanaman nilam adalah suhu, intensitas penyinaran matahari dan kelembaban udara relatif.
Suhu yang mendukung aktivitas sel yang tinggi diperlukan karena suhu udara yang optimum
adalah berkisar 25-30°C (Leopold, 1963). Intensitas cahaya matahari yang tinggi dapat
mengurangi tingkat keberhasilan penyetekan. Manipulasi tempat pembibitan dengan
naungan paranet dapat mengatasi masalah intensitas cahaya matahari. Kelembaban yang
tinggi (80%-90%) diperlukan pada penyetekan untuk pertumbuhan mata tunas dan
pembentukan akar. Kelembaban udara tempat pembibitan stek dipertahankan berkisar
antara 80-90%.
Hasilpenelitianpadabeberapastektanamanherbamenunjukkanbahwaaplikasi IBA
padakonsentrasiberlebihanbisamenghambatpertumbuhantunasdanakar.
Sepertipadasteknilam,pemberian 0,8 ppm IBA dapatmemacupertumbuhan tunas danakar.
Namunpadakonsentrasi 20 dan 100 ppm IBA, pertumbuhan tunas danakarjustruterhambat.
Movchan, (1971) menemukanhal yang serupa, dimanapemberian IBA padakonsentrasi
yang
berlebihanjugamenghambatpertumbuhanakarpadastekkrisandanmenyarankanpemberian
0,5 hingga 10 ppm IBA agar dapatdiperolehpertumbuhanakarstekkrisan yang memuaskan.
5. Dalamkaitannyadenganpertumbuhanakar, Asman (1996)
berpendapatbahwakonsentrasiauksin yang tepatsangatdiperlukan agar
auksindapatbereaksidenganenzimdanmenimbulkanresponpertumbuhanakar.Konsentrasiau
ksin yang
berlebihanjustruakanmenimbulkanketidakseimbangankombinasiauksindenganenzim,
sehinggamenghambatpertumbuhanakar.
Sala satu
keberhasilandalampengembangantanamandenganmenggunakancarastekadalahterbentukny
aperakarandengancepat. Menurut Hartman danKester (1978),
asalusulakarpadastekbatangadalahkelompoksel-seltertentu yang menjadimeristematis,
sedangkanletakjaringannyabervariasitergantungpadajenistanaman yang digunakan.
Proses pembentukanakarpadastekmeliputitigatahap, yaituinisiasiakar,
pembentukanprimordialakardanterbentuknyaakarbaru. Setelahterjadiinisiasiakar, sel-
selnyaterusmengadakanpembelahandanberkembangmenjadiprimordialakar.Pembelahansel
terusberlangsungsampaiterbentuknyaujungakar.Ujung akartumbuhkearahluarmelaluikalus
yang terdapatpadadasarstekbatangtanaman yang dibiakkan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penelitian mengenai pengaruh konsentrasi
dan tiga macam zat pengatur tumbuh terhadap stek batang nilampernah dilakukan, adapun
tujuannya adalah :
1. Mengkaji pengaruh perendaman ZPT Auksin (IAA), IBA dan Sitokinin terhadap stek
batang Nilam.
2. Mengetahui konsentrasi yang optimum dari masing-masing ZPT yang digunakan.
6. Manfaat dari penelitian tersebut adalah
memberikanwawasanbahwapengaruhdariberbagaimacam ZPT
dapatmempengaruhikeberhasilanakanstekbatang.
Selainituperbanyakanvegetatifdengancarasteklebihekonomis, lebihmudah,
tidakmemerlukanketerampilankhususdancepatdibandingkandengancaraperbanyakanvegeta
tif yang lainnya.
III. PERANAN ZAT PENGATUR TUMBUH
a. Auksin
Istilah auksin diberikan pada sekelompok senyawa kimia yang memiliki fungsi utama
mendorong pemanjangan kuncup yang sedang berkembang. Beberapa auksin dihasikan
secara alami oleh tumbuhan, misalnya IAA (indoleacetic acid), PAA (Phenylacetic acid), 4-
chloroIAA (4-chloroindole acetic acid) dan IBA (indolebutyric acid) dan beberapa lainnya
merupakan auksin sintetik, misalnya NAA (napthalene acetic acid), 2,4 D (2,4
dichlorophenoxyacetic acid) dan MCPA (2-methyl-4 chlorophenoxyacetic acid) .
b.Sitokinin
Sitokinin merupakan ZPT yang mendorong pembelahan (sitokinesis). Beberapa macam
sitokinin merupakan sitokinin alami (misal : kinetin, zeatin) dan beberapa lainnya
merupakan sitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif
terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang diproduksi di akar selanjutnya
diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada batang.
c. Giberelin
Giberelin berperan penting dalam perkecambahan biji pada banyak tanaman. Biji-biji yang
membutuhkan kondisi lingkungan khusus untuk berkecambah seperti suhu rendah akan
segera berkecambah apabila disemprot dengan giberelin. Diduga giberelin yang terdapat di
dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan dan proses metabolik yang
menyebabkan pertumbuhan embrio. Sebagai contoh, air yang tersedia dalam jumlah cukup
akan menyebabkan embrio pada biji rumput-rumputan mengeluarkan giberelin yang
7. mendorong perkecambahan dengan memanfaatkan cadangan makanan yang terdapat di
dalam biji. Pada beberapa tanaman, giberelin menunjukkan interaksi antagonis dengan ZPT
lainnya misalnya dengan asam absisat yang menyebabkan dormansi biji.
d.Asam Asisat
Selain perannya pada dormansi, ABA berperan juga sebagai “ stress plant growth hormon”
yang membantu tanaman tersebut menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan,
misalnya pada saat tumbuhan mengalami dehidrasi, ABA diakumulasikan di daun dan
menyebabkan stomata menutup. Hal ini walaupun mengurangi laju fotosintesis, tumbuhan
akan terselamatkan dari kehilangan air lebih banyak melalui proses transpirasi.
e. etilen
Di awal abad 20, buah jeruk dan anggur diperam di dalam gudang yang dilengkapi dengan
kompor minyak tanah. Semula petani buah mengira bahwa hawa panas itu yang
mematangkan buah, tetapi dugaan tersebut tidak terbukti ketika mereka mencoba metode
baru menggunakan kompor yang dilengkapi dengan pembersih (tanpa polusi) yang
menghasilkan buah-buah yang tidak cepat matang. Ahli biologi tumbuhan menduga bahwa
pematangan buah yang disimpan di dalam gudang tersebut sebenarnya berkaitan dengan
produksi etilen yaitu gas hasil pembakaran minyak tanah. Sekarang diketahui bahwa
tumbuhan secara alami menghasilkan etilen yang merupakan ZPT yang berperan memacu
penuaan termasuk pematangan buah.
IV. PENUTUP
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penyetekan pada tanaman
Nilam adalah media tanam stek. Media yang baik mempunyai porositas cukup, aerasi baik,
drainase baik, kapasitas mengikat air tinggi dan bebas patogen.
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh dengan konsentrasi yang tepat akan menaikkan
hasil, sedangkan pada konsentrasi yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan, dan
tanaman akan mati.
8. Berdasarkan kajian penelitian diatas konsentrasi dan macam ZPT yang digunakan
untuk stek nilam yaitu: Auksin (IAA), IBA dan Sitokinin, sedangkan Konsentrasi yang
digunakan pada masing-masing ZPT adalah : 100, 200 dan 300 ppm. Dan di dapatkan hasil
penelitaian sebagai berikut :
Setelah dilakukan perendaman ZPT Auksin (IAA), IBA dan Sitokinin dapat meningkatkan
pertumbuhan tunas dan akar pada stek batang tanaman nilam.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.S. dan Nurhayati. 2005. Pemeliharaan Taman. Edisi Revisi. Dalam: Modul
Melakukan Perbanyakan Bibit dengan Cara Vegetatif no kompetensi: TAN.
HI.02.009.01. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Asman , A 1996. Proc . Seminar on Integrated Control on Main Disease Of industrial Crops.
Bogor , 13 -14 March 1996. Monograf Nilam, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi Tanaman Hias di Indonesia. Badan Pusat Statistik.
JakartaIndonesia.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php.tabel=1&daftar=1&id_subyek=55¬ab=1
3. Diakses pada tanggal 13/7/2012.
Danoesastro, H. 1973. Zat Pengatur Tumbuh dalam Pertanian. Yayasan Pembina Fakultas
Pertanian UGM Yogyakarta.
Dwidjosaputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Dwi Styaningsih, Erliza Hambali, Sri Windarwati 2006. Budidaya Nilam Departemen
Teknologi
Industri Pertanian . Fakultas Teknologi Pertanian . Institut Pertanian Bogor.
Hartman, HT and D. F. Kester. 1978. Plant Propagation Principles and Practies. Prentice Hall
of India, New Delhi.
Guenter, E. 1994. Minyak Atsiri. Jilid IV A . Universitas Indonesia Jakarta.
9. Teknologi Pengolahan
tanaman Nilam, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.
Karnomo, J.B. 1990. Pengantar Produksi Tanaman Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas
Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Leopold, A. C. 1963. Auxin and Plant Growth. Univ. California Press. Berkeley. Los Angeles.
343p.
Mardianto, Eko, P. 2007. Studi Lama Perendaman dan Konsesntrasi LArutan Rootone-F
Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Gahau (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke).
http://UniversitasMuhammadiyahMalang.com. Diakses pada tanggal 8/8/2012.
Movchan, L. T. 1971. Water Exchange in Isolated Leaves and Growth Regulator. Hort. Abstr.
Teknologi Pengolahan tanaman Nilam, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.