2. PENGERTIAN KEP
Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan seharihari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Gejala klinis KEP ringan dan sedang pada
pemeriksaan hanya nampak kurus.
Gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu
marasmus, kwashiorkor, atau marasmic-kwashiorkor
3. KLASIFIKASI KEP
Klasifikasi
Gizi Buruk
Klinis
Antropometri (BB/TB-PB)
Tampak sangat kurus dan atau
< - 3 SD
edema pada kedua punggung
kaki sampai seluruh tubuh
Gizi Kurang
Tampak kurus
> - 3 SD - < - 2 SD
Gizi Baik
Tampak sehat
- 2 SD - + 2 SD
Gizi Lebih
Tampak gemuk
> + 2 SD
4. ETIOLOGI
1
• Masukan makanan yang kurang
2
• Infeksi
3
• Kelainan struktur bawaan
4
• Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
5
• Pemberian ASI
6
• Gangguan metabolik
7
• Tumor hypothalamus
8
• Penyapihan
9
• Urbanisasi
5. GEJALA KLINIS MARASMUS
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi <12 bulan.
Kurangnya (bahkan tidak ada) jaringan lemak di bawah kulit
Bayi akan merasa lapar, rewel dan cengeng.
Wajahnya tampak menua (old man/monkey face).
Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada paha dan
pantat bayi
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada
Sering terjadi diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik
Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang.
Oedema (bengkak) tidak terjadi.
Warna rambut tidak berubah.
6. GEJALA KLINIS KWASHIORKOR
Kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun.
Pertumbuhannya terhambat, jaringan otot lunak dan kendor. Namun jaringan lemak
dibawah kulit masih ada.
Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah, moon face.
Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk.
Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis, kusam dan mudah
rontok.
Kulit tampak pucat dan biasanya disertai anemia, infeksi, dan diare/mencret.
Hepatomegali (pembesaran hati).
Terjadi dispigmentasi kulit dikarenakan habisnya cadangan energi atau protein kulit
tampak pucat. Bibir retak-retak, lidah pun menjadi lunak dan gampang luka.
Pandangan mata sayu dan terjadi gangguan kulit (crazy pavement dermatosis).
Perubahan mental juga terjadi misalnya bayi menjadi cengeng, apatis, hilangnya nafsu
7. GEJALA KLINIS MARASMIC-KWASHIORKOR
Gejala gabungan antara marasmus dan kwashiorkor
Seorang bayi yang menderita marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor
atau sebaliknya tergantung dari makanan/gizinya dan sejauh mana
cadangan energi dari lemak dan protein akan berkurang/habis terpakai.
Apabila masukan energi kurang dan cadangan lemak terpakai, bayi/anak
akan jatuh menjadi marasmus. Sebaliknya bila cadangan protein dipakai
untuk energi, gejala kwashiorkor akan menyertai.
Hal ini dapat terjadi pada anak yang dietnya hanya mengandung karbohidrat
saja seperti beras, jagung atau singkong yang miskin akan protein.
Gagalnya pertumbuhan kemungkinan akan menyertai pada kasus KEPmarasmus, Kwashiorkor atau keduanya
8.
9.
10.
11.
12. FORMULA WHO – FORMULASI DIET ANAK GIZI BURUK
Formula WHO
•
•
•
•
Formula F75
Formula F100
Formula F135
Formula Modifikasi/modisco
Bahan-bahan yang digunakan
•
•
•
•
•
•
Susu skim bubuk
Gula pasir
Minyak sayur
Larutan elektrolit
Tepung beras
Tambahan air
13. NILAI GIZI FORMULA WHO
Zat Gizi
Satuan
Formula F75
Formula F100
Energi
kkal
750
1000
Protein
gr
9
29
Laktosa
gr
13
42
Kalium
mmol
36
59
Natrium
mmol
6
19
Magnesium
mmol
4,3
7,3
Seng
mg
20
23
Tembaga
mg
2,5
2,5
% Energi Protein
-
5
12
% Energi Lemak
-
36
53
mosm/l
413
419
Osmolaritas