Dokumen tersebut membahas tentang Kurang Energi Protein (KEP) yang disebabkan oleh asupan makanan yang kurang baik dalam jangka waktu lama. KEP dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Dokumen tersebut juga menjelaskan gejala klinis dan klasifikasi KEP serta program penanggulangannya yang meliputi pemberian makanan tambahan, suplemen gizi, dan peningkatan kes
2. • Disebabkan oleh masukan energi dan
protein yang sangat kurang dalam
makanan sehari hari dengan jangka waktu
yang cukup lama
• Pada umumnya KEP, disebabkan oleh :
– Faktor kemiskinan
– Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan
pemberian makanan sesudah bayi disapih
– Pengetahuan mengenai pemeliharaan
lingkungan yang sehat.
4. • Tanda paling utama pertumbuhan fisik yang kurang
normal
• Dengan perawatan khusus anak dapat tumbuh dan
berkembang secara normal
Klasif ikasi KEP menurut % Median WHO-NCHS
• KEP Ringan : BB/ U 70 – 80 % Median WHO-NCHS
• KEP Sedang: BB/ U 60 – 70 % Median WHO-NCHS
• KEP Ber at : BB/ U <60 % Median WHO-NCHS
5. • Pada anak-anak, KEP dapat :
• Menghambat pertumbuhan
• Rentan terhadap penyakit infeksi
• Mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan
• Pada orang dewasa, KEP dapat
– Menurunkan produktifitas kerja
– Menurunkan derajat kesehatan
– Rentan terhadap serangan penyakit
6. Gizi Buruk
< - 3 SD
Gizi Kurang
≥ - 3 SD s/d < - 2 SD
Gizi Baik
≥ - 2 SD s/d + 2 SD
Gizi Lebih
> +2 SD
BB/U
Status Gizi
Indeks
Klasifikasi Status gizi berdasarkan Indikator BB/U
yang disajikan dalam Z-Skor
Klasifikasi KEP Menurut Depkes (2000)
7. Klasifikasi Status gizi berdasarkan Indikator TB/U
yang disajikan dalam Z-Skor
Klasifikasi KEP Menurut Depkes (2000)
Pendek
< -2 SD
Normal
≥ - 2 SD s/d + 2 SD
TB/U
Status Gizi
Indeks
8. Sangat Kurus
< - 3 SD
Kurus
≥ - 3 SD s/d < - 2 SD
Normal
≥ - 2 SD s/d + 2 SD
Gemuk
> +2 SD
BB/TB
Status Gizi
Indeks
Klasifikasi Status gizi berdasarkan Indikator BB/TB
yang disajikan dalam Z-Skor
Klasifikasi KEP Menurut Depkes (2000)
9. • KEP ringan bila tidak ditangani data jatuh ke
status gizi yang lebih buruk (marasmus,
kwashiorkor, marasmic-kwashiorkor)
KEP Berat / gizi buruk
–Marasmus kekurangan energi
–Kwashiorkor kekurangan protein
–Marasmic-kwashiorkor
Kekurangan energi dan protein
10. Tanda KLINIS MARASMUS
– Anak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
– Wajah seperti Orang tua
– Cengeng, rewel
– Lapisan lemak bawah kulit sangat sedikit Kulit
mudah diangkat, kulit terlihat longgar, kulit paha
berkeriput
– Otot menyusut (wasted), lembek
– tulang rusuk tampak terlihat jelas
– terlihat tulang belakang lebih menonjol dan kulit di
pantat berkeriput ( baggy pant )
– Ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu
menonjol, mata besar dan dalam
– Tek. Darah, detak jantung pernafasan berkurang
13. KWASHIORKOR
Tanda-Tanda Klinis
• Oedema (terutama kaki bagian bawah)
• Bentuk muka bulat seperti bulan (moon
face)
• Rambut tipis, warna coklat kemerahan
(pirang/abu-abu dan mudah lepas/mudah
dicabut tanpa rasa sakit
15. Tanda-tanda klinis pada KWASHIORKOR
• Kulit kering,
hiperpigmentasi dan
bersisik, serta ada
tanda lain crazy
pavement dermatosis
(bercak-bercak
putih/merah muda
dengan tepi hitam dan
ditemukan pada bagian
tubuh yang sering
mendapat tekanan)
• Hepatomegali
(Pembengkakan hati)
16.
17. MARASMIC-KWASHIORKOR
Tanda- Tanda Klinis
–Gabungan dar i t anda mar asmus dan kwashior kor
–Gangguan per t umbuhan
–Cr azy pavement der mat osis
–Rambut t ipis, pir ang dan mudah dicabut
–Muka seper t i or ang t ua
–Oedema hanya pada anggot a ger ak bagian bawah
19. b. Rujukan kasus KEP dengan komplikasi
penyakit di RSU
c. Pemberian ASI Eksklusif untuk bayi usia
0-6 bulan
d. Pemberian kapsul Vit A
e. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
pemulihan bagi balita gizi buruk dengan
lama pemberian 3 bulan
20. f. Memberikan makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) bagi balita keluarga miskin usia
6-12 bulan
g. Promosi makanan sehat dan bergizi
21. 2. JANGKA MENENGAH
a. Revitalisasi Posyandu
b. Revitalisasi Puskesmas
c. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi
22. 3. JANGKA PANJANG
a. Pemberdayaan masyarakat menuju
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
b. Integrasi kegiatan lintas sektoral dengan
program penanggulangan kemiskinan dan
ketahanan pangan