konselor merupakan agen
pelayanan bimbingan konseling di sekolah,
yangdinyatakandalamperaturanpemerintah
No19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 yaitu: No19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 yaitu:
“kompetensi sebagai agen pelayanan pada
jenjang pendidikandasardanmenengahserta
pendidikan anak usia dini yang meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesionaldankompetensisosial. “Counselors are aware of—and avoid
imposing—their own values, attitudes,
beliefs, and behaviors. Counselors respect
the diversity of clients, trainees, and research
participants and seek training in areas in
which they are at risk of imposing their
values onto clients, especially when the
counselor’s values are inconsistent with the
client’s goals or are discriminatory in nature”
(ACA. A.4.b). “Counselors aspire to open, honest, and
accurate communication in dealing with the
public and other professionals. Counselors
facilitate access to counseling services, and
they practice in a nondiscriminatory manner
within the boundaries of professional and
personal competence (ACA. Section C,
profesionalresponsibility)”
3. • Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan
nasional dinyatakan sebagai salah satu
kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi
guru,dosen, pamong belajar, tutor,
widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No.widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No.
20Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing-masing
kualifikasi pendidik, termasuk konselor,
memiliki keunikan Konteks Tugas dan
Ekspektasi Kinerja.
6. KOMPETENSI KONSELOR
• Kompetensi konselor merupakan agen
pelayanan bimbingan konseling di sekolah,
yang dinyatakan dalam peraturan pemerintah
No 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 yaitu:No 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 yaitu:
“kompetensi sebagai agen pelayanan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini yang meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan kompetensi sosial
7. • salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
konselor adalah kompetensi kepribadian, sesuai
dengan rumusan dalam PMPN RI tanun 2008
Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi
konselor dinyatakan:
“Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah
dikembangkan dan dirumuskan atas dasar
kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas
dikembangkan dan dirumuskan atas dasar
kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas
dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila
ditata ke dalam empat kompetensi pendidik
sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka
rumusan kompetensi akademik dan profesional
konselor dapat dipetakan dan dirumuskan salah
satunya adalah kompetensi kepribadian.”
8. •Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang MahaEsa
• Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan
toleran terhadap pemeluk agama lain
• Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
Beriman dan
bertakwakepada
Tuhan Yang Maha Esa
•Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai
makhluk spiritual bermoral, sosial, individual, dan berpotensi
•Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu padaumumnya dan
konseli pada khususnya
•Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dankonseli
padakhususnya
•Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya.
•Toleran terhadap permasalahan konseli
•Bersikapdemokratis.
Menghargai dan menjunjung
tinggi
nilai-nilai kemanusiaan,
individualitasdan kebebasan
memilih •Bersikapdemokratis.
memilih
Menunjukkan
integritasdan stabilitas
kepribadian yang kuat
•Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (sepertiberwibawa, jujur,
sabar, ramah, dan konsisten )
• Menampilkan emosi yang stabil.
•Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan
•Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres
danfrustasi
Menampilkan
kinerja berkualitas
tinggi
Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,
inovatif, dan produktif
Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri Berpenampilan menarik
dan menyenangkan
Berkomunikasi secara efektif *
10. “The mission of the American
Counseling Association is to
enhance the quality of life in
society by promoting the
development of professional
counselors, advancing the
counseling profession, and using
counselors, advancing the
counseling profession, and using
the profession and practice of
counseling to promote respect for
human dignity and diversity.”
11. Personal value
“Counselors are aware of—and avoid
imposing—their own values, attitudes,
beliefs, and behaviors. Counselors respect
the diversity of clients, trainees, and research
participants and seek training in areas inparticipants and seek training in areas in
which they are at risk of imposing their
values onto clients, especially when the
counselor’s values are inconsistent with the
client’s goals or are discriminatory in nature”
(ACA. A.4.b)
12. “Counselors aspire to open, honest, and
accurate communication in dealing with the
public and other professionals. Counselors
facilitate access to counseling services, andfacilitate access to counseling services, and
they practice in a nondiscriminatory manner
within the boundaries of professional and
personal competence (ACA. Section C,
profesional responsibility)”
13. “counselors engage in self-care
activities to maintain and
promote their own emotional,
physical, mental, and spiritualphysical, mental, and spiritual
well-being to best meet their
professional responsibilities”
14. Refrensi pendukung kompetensi
kepribadian guru BK
• UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen
a. Pasal 1 ayat 1
b. Pasal 10 ayat 1b. Pasal 10 ayat 1
• Peraturan Pemerintah no 19 tahun
2005 tentang standar pendidikan
Nasional
17. PENGERTIAN
• Jack Welch, dalam bukunya yang berjudul “Winning”
mengatakan, “integritas adalah sepatah kata yang kabur
(tidak jelas). Orang-orang yang memiliki
integritas mengatakan kebenaran, dan orang-orang itu
memegang kata-kata mereka. Mereka bertanggung-jawab
atas tindakan-tindakan mereka di masa lalu,
mengakui kesalahan mereka dan mengoreksinya. Mereka
mengetahui hukum yang berlaku dalam negara mereka,mengetahui hukum yang berlaku dalam negara mereka,
industri mereka dan perusahaan mereka – baik yang tersurat
maupun yang tersirat – dan mentaatinya. Mereka bermain
untuk menang secara benar (bersih), seturut peraturan yang
berlaku. ”Berbagai survei dan studi kasus telah
mengidentifikasikan integritas atau kejujuran sebagai
suatu karakteristik pribadi yang paling dihasrati dalam diri
seorang pemimpin.
•
18. MAKNANYA
• Integritas adalah suatu konsep berkaitan
dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan,
nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran,
prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi danprinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan
berbagai hal yang dihasilkan. Orang
berintegritas berarti memiliki pribadi yang
jujur dan memiliki karakter kuat.
19. 2 POINT PENTING
• Sikap yang teguh mempertahankan prinsip ,
dan menjadi dasar yang melekat pada diri
sendiri sebagai nilai-nilai moral.
• Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan• Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi
dan kemampuanyang memancarkan
kewibawaan; kejujuran.
20. • Dr. Kenneth Boa (President dari Reflections Ministries, Atlanta)
menggambarkan integritas sebagai lawan langsung dari kemunafikan. Ia
mengatakan, bahwa seorang munafik tidaklah qualified untuk
membimbing orang-orang lain guna mencapai karakter yang lebih tinggi.
Tidak ada seorang pun yang menaruh respek kepada seorang pribadi yang
berbicara mengenai permainan yang baik, namun dirinya sendiri gagal
untuk bermain seturut peraturan permainan yang ada. Apa yang dilakukan
seorang pemimpin mempunyai dampak yang lebih besar atas mereka yangseorang pemimpin mempunyai dampak yang lebih besar atas mereka yang
dipimpinnya daripada apa yang dikatakannya. Seseorang dapat lupa 90%
dari apa yang dikatakan oleh seorang pemimpin, namun dia tidak akan
melupakan bagaimana sang pemimpin itu hidup. Apabila kita berbicara
mengenai integritas pada hari ini, kita mengacu pada term-term yang
berhubungan dengan etika, moralitas, keotentikan, komitmen, namun
yang kita butuhkan adalah suatu pemahaman yang jelas tentang konsep
integritas. Integritas berurusan dengan keutuhan dan nurani seorang
pribadi – kualitas karena benar terhadap diri sendiri.
21. JADI…….
• KEPRIBADIAN YANG TERINTEGRITAS
MERUPAKAN SIKAP ATAU PERILAKU YANG
KONSISTEN DALAM MENGATAKAN
KEBENARAN, BERPIHAK KEPADA KEBENARAN,KEBENARAN, BERPIHAK KEPADA KEBENARAN,
BERTANGGUNG JAWAB ATAS TINDAKAN YANG
DILAKUKAN DAN MENGOREKSI KESALAHAN
YANG PERNAH DI LAKUKAN.
22. Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
• Lingkungan mencetuskan tuntutan yang menimbulkan reaksi
• Dari tuntutan tersebut direspon berdasarkan persepsi masing-masing
(coba-coba)
• Menemukan respon yang dianggap efektif
• Menganggap/merasa respon yang dimunculkan adalah yang ”benar”,
karena memberikan keberhasilan dan kepuasan
• Terbentuk perasaan jika ada orang yang merespon dengan cara yang
berbeda dianggap “salah” dan cara kita adalah satu-satunya yangberbeda dianggap “salah” dan cara kita adalah satu-satunya yang
“benar”
Hal-hal yang berperan dalam pembentukan Sikap dan tingkah laku
adalah :
• Norma-norma, kebudayaan
• Kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan tak sadar
(unconscious drives)
22Copyright by Annonimous
23. Langkah-langkah Ke Arah Pemahaman Diri
• Bagaimana saya memandang diri sendiri
• Bagaimana saya berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fundamental saya
• Sistem nilai apa yang menjadi anutan saya dan bagaimana
sistem nilai tersebut mempengaruhi dan membentuk
tingkahlaku dan pergaulan saya dengan orang-orang laintingkahlaku dan pergaulan saya dengan orang-orang lain
• Bagaimana saya berhubungan dengan masyarakat tempat saya
tinggal dan bekerja
• Bagaimana gaya hidup saya
• Apa pandangan hidup saya
23Copyright by Annonimous
24. Bagaimana Saya Memandang Diri Sendiri
• Individu confortable terhadap dirinya, menyenangi/menyukai dirinya
dan tidak menyesali diri dan kehidupannya (citra diri).
• Hal penting dalam pembentukan citra diri adalah pengalaman
bagaimana seseorang menerima reaksi-reaksi dari orang lain
(significant others) terhadapnya.
• Persepsi orang terhadap seseorang tidak statis, melainkan berubah
sesuai dengan lingkungan dan situasi di dalamnya.
Beberapa langkah untuk dapat merasa confort terhadap diri sendiri :
• Kesadaran dan kemampuan untuk menerima diri sebagai individu
dengan kelebihan dan kelemahan
• Kesediaan untuk mengembangkan pola-pola adaptif yang fleksibel
(tidak menuntut kesempurnaan pada diri sendiri maupun orang lain)
• Kemampuan untuk menyadari dan menghadapi sikap dan tingkah laku
negatif dari orang lain yang memiliki pengaruh penting (significant
others) dalam kehidupan
• Menerima kenyataan bahwa persepsi dan citra diri tidak statis (proses
kesadaran, pemahaman, fleksibelitas ) 24Copyright by Annonimous
25. Bagaimana saya berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fundamental saya
Pengelompokan Kebutuhan :
• Kebutuhan akan kemanan (materi dan non-materi)
• Kebutuhan untuk mengakomodasikan dorongan biologis ke arah
pertumbuhan (perlu ada rangsang/stimulasi)
Aspek-aspek yang berkaitan dengan setiap kategori kebutuhan :Aspek-aspek yang berkaitan dengan setiap kategori kebutuhan :
• Emosional (perasaan / afeksi)
• Intelektual (kemampuan berpikir / kognitif)
• Fisical (jasmaniah)
• Sosial (relasi sosial dan interaksi sosial)
• Spiritual (keagamaan)
25Copyright by Annonimous
26. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan
• Setiap orang memiliki kebutuhan akan sekuritas dan kebergantungan
• Setiap orang memiliki kebutuhan untuk tumbuh dan bebas
• Setiap orang merupakan individu yang unik dan memiliki potensi yang
unik
• Aspek-aspek potensial individu untuk tumbuh berada dalam inter-
relasi yang dinamik yang membentuk keutuhan
26Copyright by Annonimous
27. Sistem nilai apa yang menjadi anutan saya dan bagaimana sistem nilai tersebut
mempengaruhi dan membentuk tingkahlaku dan pergaulan saya dengan orang-
orang lain
• Kelompok kebudayaan cenderung membentuk nilai dan standart
tingkah laku, dimana hal ini akan menimbulkan kadar emosi serta
membentuk sikap, perasaan, cara berpikir dan bertingkahlaku
• Peksos harus menghindari penilaian terhadap sikap dan perilaku klien
menurut sistem nilai yang dianutnya
Pekerja Sosial yang efektif haruslah :
• Menyadari bahwa ia merupakan sistem nilai yang berjalan• Menyadari bahwa ia merupakan sistem nilai yang berjalan
• Menggunakan semua alat dan cara agar ia menjadi sadar akan alat apa
yang paling berguna (agar peka terhadap perbedaan sistem nilai)
• Berusaha untuk mengevaluasi diri dan sistem nilainya secara obyektif
dan rasional, dengan melihat asal mula dan tujuannya, serta mencoba
menelaah apakah sistem nilainya itu juga baik kalau diterapkan
kepada orang lain
• Berusaha untuk mengubah nilai-nilai yang dianggapnya perlu diubah
sebagai hasil dari evaluasinya itu
27Copyright by Annonimous
28. Nilai-nilai kemanusiaan dikelompokan dalam 2 (dua) golongan yaitu :
1. Nilai terminal
Merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai
2. Nilai instrumental
Cara-cara yang diinginkan untuk mencapai tujuan akhir
• Orang akan dapat dan berusaha mengubah nilai-nilainya ketika ia
menyadari adanya perbedaan antara apa yang semula mereka yakini
dengan apa yang mereka lakukan dalam menerapkan nilai-nilai.
28Copyright by Annonimous
29. Bagaimana saya berhubungan dengan masyarakat tempat
saya tinggal dan bekerja
• Peksos tidak hanya merupakan bagian dari kelompok kecil seperti
keluarga, lingkungan rukun tetangga, lingkungan pekerjaan, organisasi,
tetapi juga merupakan anggota masyarakat luas.
• Partisipasi dan relasi sosial memberikan pengaruh besar tidak hanya
pada diri sendiri secara individu tetapi juga yang berkaitan dengan orangpada diri sendiri secara individu tetapi juga yang berkaitan dengan orang
lain.
• Peksos harus memiliki kesadaran akan posisi dan peranannya di dalam
masyarakat.
29Copyright by Annonimous
30. Bagaimana gaya hidup saya
Gaya hidup seseorang bisa disebabkan oleh :
1. Perbedaan individual (merupakan aspek bawaan)
2. Pengalaman masa lalu
Permasalahan yang sering dihadapi Peksos adalah :
1. Ketidakmampuan untuk tidak menyetujui, untuk menyampaikan
pandangan yang berbeda, untuk menolak permintaan, untukpandangan yang berbeda, untuk menolak permintaan, untuk
mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang mengandung kadar
emosional yang tinggi, untuk mengatakan tidak atau jangan dengan
cara yang lebih konstruktif.
2. Berasal dari latihan atau pengalaman masa kanak-kanak di dalam
keluarga, di sekolah dan institusi sosial lainnya yang tidak
menekankan pentingnya bahkan menganggap tidak baik
mendiskusikan persoalan yang menyedihkan dan
mempertanyakan/mempermasalahkan pandangan atau kekuasaan,
serta mengkonfrontasikan perbedaan secara jujur dan terbuka.
30Copyright by Annonimous
31. Tiga tipe kepribadian :
1. Nonassertiveness
Mereka yang menolak hak atau yang tidak suka menonjolkan hak
sebagai haknya dan tidak suka memperlihatkan/menampilkan
pendapat, pikiran dan perasaan sendiri kepada orang-orang lain
2. Assertiveness
Mereka yang suka atau tidak ragu-ragu menyatakan perasaan dan
pikirannya dengan cara-cara yang memperlihatkan pula penghargaanpikirannya dengan cara-cara yang memperlihatkan pula penghargaan
terhadap hak-hak orang dengan siapa ia berinteraksi
3. Aggressiveness
Mereka yang menggunakan hak-haknya untuk mengekspresikan
perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya tetapi dengan cara-cara
yang bersifat menyerang orang-orang dengan siapa ia berinteraksi.
31Copyright by Annonimous
32. Apa pandangan hidup saya
Dasar filosofis bagi pelayanan kemanusiaan, yaitu :
• Individu adalah makhluk sosial
• Individu berada dalam interelasi dengan orang-orang lain
• Kesejahteraan individu dan kesejahteraan kelompok tidak dianggap
terpisah-pisah
• Setiap orang dan juga semua bentuk kehidupan memiliki harkat• Setiap orang dan juga semua bentuk kehidupan memiliki harkat
instrinsik
• Setiap orang dan juga semua bentuk kehidupan ditandai oleh
kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang ke arah perujudan
potensi yang unik
• Individu dan masyarakat dapat dipahami dengan penggunaan cara-
cara yang ilmiah
• Individu dan masyarakat memiliki kemampuan untuk berubah sebagai
bagian dari hakekat intrinsiknya
32Copyright by Annonimous