SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Jillian Marc, David Feria-Gervasio, Jean-Roch
Mouret,Stéphane E Guillouet
Optimasi dari industri biomassa diarahkan untuk proses yang memberikan
hasil biomassa yang tinggi. Namun, beberapa ragi seperti Saccharomyces
cerevisiae dapat mengalami efek Crabtree di bawah kelebihan glukosa.
Hal ini dapat terjadi pada tangki skala besar dimana terdapat
heterogenitas dalam konsentrasi glukosa. Oleh karena itu kelebihan
glukosa dapat menyebabkan terjadinya produksi etanol yang dapat
menghambat pembentukan biomassa. Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa asam oleat sebagai co-substrat dalam chemostat terbatas glukosa
dapat menunda dan memodulasi efek "jangka pendek" efek Crabtree pada
Saccharomyces cerevisiae. Disini akan diteliti lebih lanjut mengenai
pengaruh dari asam oleat sebagai modulator dari efek Crabtree.
oStrain Saccharomyces cerevisiae
CEN.PK 113-7D dan CA10/pCD63
oMedia YPD (10 g L-1 ekstrak ragi,
20 g L-1 bactopeptone, 20 g L-1
glukosa, 15 g L-1 agar)
o Kultur chemostat dengan S. cerevisiae
CA10/pCD63
o Kultur accelerostat dengan S. cerevisiae CEN.PK
113-7D
o Kultur batch dengan S. cerevisiae CEN.PK 113-
7D
o Kultur VHEP fed-batch dengan S. cerevisiae
CEN.PK 113-7D
Komposisi gas inlet dan outlet dianalisis
dengan spektrometri massa. Untuk
chemostats dan A-stat, analisis dilakukan
setiap 5 menit selama steady state, setiap
45 s selama akselerasi A-stat dan setiap
5 s selama pulse dinamis dengan PRIMA
600s (gas VG, Manchester, Inggris).
Untuk batch dan fed-batch, analisis
dilakukan setiap 5 menit dengan Proline
Dycor (Instrument Proses Ametek,
Berwyn, USA). Aerasi dimulai 1 jam
setelah inokulasi.
Pengukuran spektrofotometri pada 620 nm dilakukan
dengan spektrofotometer Hitachi U-1100 atau Libra
S4. Untuk penentuan berat kering sel, medium kultur
dipanen dan disaring pada membran poliamid dengan
ukuran pori 0,45 pM, yang kemudian dikeringkan
sampai berat konstan pada 60°C dibawah tekanan
parsial (200 mmHg, yaitu kira-kira 26,7 kPa). 500 μl
medium kultur dicampur dengan 500 μl iso-propanol
untuk menghilangkan asam oleat. Campuran divortex
selama 1 menit dan disentrifugasi selama 3 menit pada
12.000×g. Butiran diresuspensi dalam 500 μl air untuk
pengukuran spektrofotometri. Untuk penentuan berat
kering sel, membran dicuci setelah penyaringan dengan
heksana dan air untuk menghilangkan asam oleat.
Pewarnaan sel dengan metode metilen
biru digunakan untuk menjelaskan
penentuan viabilitas sel Dengan
adanya oleat, suspensi sel disiapkan
seperti suspensi sel untuk menjelaskan
prosedur sebelum pewarnaan.
Sampling untuk analisis metabolit dilakukan dengan
sampling kaldu langsung dari bioreaktor melalui membran
poliamid steril dengan ukuran pori 0,45 pM. Permeat
dapat dianalisis langsung (chemostats dan A-stat) atau
dibekukan pada -20 ° C untuk analisis lebih lebih lanjut
(batch dan fed-batch).
Konsentrasi glukosa dianalisa dengan metode enzimatik
dengan YSI Model analyzer 27 A (YSI Life Science,
Yellow Springs, USA). Penentuan akurat glukosa,
etanol, gliserol dan asam organik dari permeat
dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC). Untuk chemostats dan A-stat, konsentrasi
etanol dan asam asetat ditentukan dengan kromatografi
gas.
Penentuan konsentrasi asam oleat dilakukan dengan dua
metode pada penyaringan supernatan yang diperoleh
setelah iso-propanol dicuci dan disentrifugasi.
Penggunaan asam oleat oleh industri dalam proses
tersebut dapat menyebabkan pengelolaan yang
lebih baik dalam masalah heterogenitas ketika
terjadi efek Crabtree yang tidak diinginkan.
Selain itu, kami menunjukkan bahwa dampak oleat
tidak tergantung strain tetapi reversibel. Oleh
karena itu, persiapan starter ragi dengan oleat
sebagai co-substrat glukosa dapat digunakan
dalam berbagai aplikasi, menerapkan efek
Crabtree atau tidak.
Tingkat pengenceran yang ditetapkan sebesar 0,18h-1 untuk
S. cerevisiae CA10/pCD63 untuk menjaga sel-sel di bawah
metabolisme oksidatif murni. Bioreaktor diberi tambahan
media mineral dengan glukosa pada 38 g L-1 untuk
chemostat glukosa dan 39 g L-1 untuk chemostat oleat-
glukosa. Chemostat oleat-glukosa ini juga ditambah dengan
720 g L-1 larutan asam oleat pada tingkat pengenceran
0,0041h-1.
Setelah pembentukan steady state, enam sampel independen
diambil selama periode 40 jam untuk karakterisasinya.
Kemudian pulse glukosa dilakukan dengan menyuntikkan
larutan glukosa yang volumenya diketahui 600 g L-1 untuk
mendapatkan konsentrasi dalam reaktor 10 g L-1. Pompa
influen dan efluen berjalan terus menerus selama
percobaan. Percobaan ini dilakukan dua kali untuk setiap
kondisi dalam dua chemostat independen.
Kultur accelerostat dilakukan dengan
strain CEN.PK 113-7D dalam kondisi
yang sama seperti untuk kultur
chemostat, dengan konsentrasi glukosa
37 g L-1 untuk A-stat glukosa dan 38
g L-1 untuk A-stat oleat-glukosa.
Kultur batch dilakukan dalam 5 L bioreaktor B DCU B.Braun
dengan volume kerja 3 L, dikelola dengan software
MFCS/win 2.0. Suhu diatur pada 30°C dan pH pada 5.0
dengan penambahan 1 M NaOH. Aliran udara dan laju
pengadukan disesuaikan untuk menjaga kondisi sepenuhnya
aerobik. Inokulasi dilakukan dengan S. cerevisiae CEN.PK
113-7D sel dipanen pada steady state dalam chemostat
terbatas glukosa pada D=0,16h-1 untuk BGCG, atau dalam
chemostat terbatas glukosa pada D=0,16h-1 dengan oleat
sebagai co-substrat pada D=0,0073h-1 untuk BGCGO dan
BGOCGO
Kultur fed-batch dilakukan dalam 5 L
bioreaktor B DCU B.Braun dengan
volume kerja 3 L, dikelola dengan
software MFCS/win 2.0. Suhu diatur
pada 30°C dan pH pada 4.0 dengan
penambahan 14% (v/v) larutan NH3.
Inokulasi dilakukan pada piring YPD
dari S. cerevisiae CEN.PK 113-7D.

More Related Content

Similar to Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Saccharomyces cerevisiae

Magdalena praharani surya nigrum
Magdalena praharani surya nigrumMagdalena praharani surya nigrum
Magdalena praharani surya nigrummagdalenapraharani
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperbrawijaya university
 
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaanalisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaMardhiyah Sari
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Sii AQyuu
 
Manfaat Bakteri Asam Laktat pada Susu Fermentasi
Manfaat Bakteri Asam Laktat pada Susu FermentasiManfaat Bakteri Asam Laktat pada Susu Fermentasi
Manfaat Bakteri Asam Laktat pada Susu FermentasiAzmier Adib
 
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...Siti Sahatul Fatimah
 
Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...
Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...
Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...nursekti2
 
Laporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilaseLaporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilasedelvisakmarani
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gtArini Utami
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...marketingIndogen
 
Makalah nata _pdf
Makalah nata _pdfMakalah nata _pdf
Makalah nata _pdfXINYOUWANZ
 

Similar to Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Saccharomyces cerevisiae (20)

Th3
Th3Th3
Th3
 
Ppt tugas fermentasi
Ppt tugas fermentasiPpt tugas fermentasi
Ppt tugas fermentasi
 
Nata de leri 1
Nata de leri 1Nata de leri 1
Nata de leri 1
 
Responsi Bioreaksi
Responsi BioreaksiResponsi Bioreaksi
Responsi Bioreaksi
 
Magdalena praharani surya nigrum
Magdalena praharani surya nigrumMagdalena praharani surya nigrum
Magdalena praharani surya nigrum
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
 
Alkohol. second
Alkohol. secondAlkohol. second
Alkohol. second
 
Tkik4
Tkik4Tkik4
Tkik4
 
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaanalisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
 
Manfaat Bakteri Asam Laktat pada Susu Fermentasi
Manfaat Bakteri Asam Laktat pada Susu FermentasiManfaat Bakteri Asam Laktat pada Susu Fermentasi
Manfaat Bakteri Asam Laktat pada Susu Fermentasi
 
REVIEW JURNAL
REVIEW JURNALREVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL
 
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
 
Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...
Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...
Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...
 
Laporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilaseLaporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilase
 
148 154-1-pb(1)
148 154-1-pb(1)148 154-1-pb(1)
148 154-1-pb(1)
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gt
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
 
Makalah nata _pdf
Makalah nata _pdfMakalah nata _pdf
Makalah nata _pdf
 

More from grachea aeryndhien

More from grachea aeryndhien (13)

Solid phase oligonucleotide synthesis
Solid phase oligonucleotide synthesisSolid phase oligonucleotide synthesis
Solid phase oligonucleotide synthesis
 
Proteoglikan
ProteoglikanProteoglikan
Proteoglikan
 
Ultracane
Ultracane Ultracane
Ultracane
 
Metabolisme inorganik
Metabolisme inorganikMetabolisme inorganik
Metabolisme inorganik
 
Metabolisme lipoprotein
Metabolisme lipoproteinMetabolisme lipoprotein
Metabolisme lipoprotein
 
liquid chromatography mass spectrometry
liquid chromatography mass spectrometryliquid chromatography mass spectrometry
liquid chromatography mass spectrometry
 
Karakterisasi mutasi histon h3
Karakterisasi mutasi histon h3Karakterisasi mutasi histon h3
Karakterisasi mutasi histon h3
 
Kadar secretory imunoglobulin e (s-ig e) pada hewan
Kadar secretory imunoglobulin e (s-ig e) pada hewanKadar secretory imunoglobulin e (s-ig e) pada hewan
Kadar secretory imunoglobulin e (s-ig e) pada hewan
 
rasa
rasarasa
rasa
 
Gene therapy for the treatmen of cancer
Gene therapy for the treatmen of cancerGene therapy for the treatmen of cancer
Gene therapy for the treatmen of cancer
 
Gene therapy for blindness
Gene therapy for blindnessGene therapy for blindness
Gene therapy for blindness
 
Defisiensi dan Kelebihan Mineral Fe
Defisiensi dan Kelebihan Mineral FeDefisiensi dan Kelebihan Mineral Fe
Defisiensi dan Kelebihan Mineral Fe
 
Dna origami
Dna origamiDna origami
Dna origami
 

Recently uploaded

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (7)

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Saccharomyces cerevisiae

  • 1. Jillian Marc, David Feria-Gervasio, Jean-Roch Mouret,Stéphane E Guillouet
  • 2. Optimasi dari industri biomassa diarahkan untuk proses yang memberikan hasil biomassa yang tinggi. Namun, beberapa ragi seperti Saccharomyces cerevisiae dapat mengalami efek Crabtree di bawah kelebihan glukosa. Hal ini dapat terjadi pada tangki skala besar dimana terdapat heterogenitas dalam konsentrasi glukosa. Oleh karena itu kelebihan glukosa dapat menyebabkan terjadinya produksi etanol yang dapat menghambat pembentukan biomassa. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa asam oleat sebagai co-substrat dalam chemostat terbatas glukosa dapat menunda dan memodulasi efek "jangka pendek" efek Crabtree pada Saccharomyces cerevisiae. Disini akan diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh dari asam oleat sebagai modulator dari efek Crabtree.
  • 3. oStrain Saccharomyces cerevisiae CEN.PK 113-7D dan CA10/pCD63 oMedia YPD (10 g L-1 ekstrak ragi, 20 g L-1 bactopeptone, 20 g L-1 glukosa, 15 g L-1 agar)
  • 4. o Kultur chemostat dengan S. cerevisiae CA10/pCD63 o Kultur accelerostat dengan S. cerevisiae CEN.PK 113-7D o Kultur batch dengan S. cerevisiae CEN.PK 113- 7D o Kultur VHEP fed-batch dengan S. cerevisiae CEN.PK 113-7D
  • 5. Komposisi gas inlet dan outlet dianalisis dengan spektrometri massa. Untuk chemostats dan A-stat, analisis dilakukan setiap 5 menit selama steady state, setiap 45 s selama akselerasi A-stat dan setiap 5 s selama pulse dinamis dengan PRIMA 600s (gas VG, Manchester, Inggris). Untuk batch dan fed-batch, analisis dilakukan setiap 5 menit dengan Proline Dycor (Instrument Proses Ametek, Berwyn, USA). Aerasi dimulai 1 jam setelah inokulasi.
  • 6. Pengukuran spektrofotometri pada 620 nm dilakukan dengan spektrofotometer Hitachi U-1100 atau Libra S4. Untuk penentuan berat kering sel, medium kultur dipanen dan disaring pada membran poliamid dengan ukuran pori 0,45 pM, yang kemudian dikeringkan sampai berat konstan pada 60°C dibawah tekanan parsial (200 mmHg, yaitu kira-kira 26,7 kPa). 500 μl medium kultur dicampur dengan 500 μl iso-propanol untuk menghilangkan asam oleat. Campuran divortex selama 1 menit dan disentrifugasi selama 3 menit pada 12.000×g. Butiran diresuspensi dalam 500 μl air untuk pengukuran spektrofotometri. Untuk penentuan berat kering sel, membran dicuci setelah penyaringan dengan heksana dan air untuk menghilangkan asam oleat.
  • 7. Pewarnaan sel dengan metode metilen biru digunakan untuk menjelaskan penentuan viabilitas sel Dengan adanya oleat, suspensi sel disiapkan seperti suspensi sel untuk menjelaskan prosedur sebelum pewarnaan.
  • 8. Sampling untuk analisis metabolit dilakukan dengan sampling kaldu langsung dari bioreaktor melalui membran poliamid steril dengan ukuran pori 0,45 pM. Permeat dapat dianalisis langsung (chemostats dan A-stat) atau dibekukan pada -20 ° C untuk analisis lebih lebih lanjut (batch dan fed-batch). Konsentrasi glukosa dianalisa dengan metode enzimatik dengan YSI Model analyzer 27 A (YSI Life Science, Yellow Springs, USA). Penentuan akurat glukosa, etanol, gliserol dan asam organik dari permeat dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Untuk chemostats dan A-stat, konsentrasi etanol dan asam asetat ditentukan dengan kromatografi gas. Penentuan konsentrasi asam oleat dilakukan dengan dua metode pada penyaringan supernatan yang diperoleh setelah iso-propanol dicuci dan disentrifugasi.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. Penggunaan asam oleat oleh industri dalam proses tersebut dapat menyebabkan pengelolaan yang lebih baik dalam masalah heterogenitas ketika terjadi efek Crabtree yang tidak diinginkan. Selain itu, kami menunjukkan bahwa dampak oleat tidak tergantung strain tetapi reversibel. Oleh karena itu, persiapan starter ragi dengan oleat sebagai co-substrat glukosa dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, menerapkan efek Crabtree atau tidak.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Tingkat pengenceran yang ditetapkan sebesar 0,18h-1 untuk S. cerevisiae CA10/pCD63 untuk menjaga sel-sel di bawah metabolisme oksidatif murni. Bioreaktor diberi tambahan media mineral dengan glukosa pada 38 g L-1 untuk chemostat glukosa dan 39 g L-1 untuk chemostat oleat- glukosa. Chemostat oleat-glukosa ini juga ditambah dengan 720 g L-1 larutan asam oleat pada tingkat pengenceran 0,0041h-1. Setelah pembentukan steady state, enam sampel independen diambil selama periode 40 jam untuk karakterisasinya. Kemudian pulse glukosa dilakukan dengan menyuntikkan larutan glukosa yang volumenya diketahui 600 g L-1 untuk mendapatkan konsentrasi dalam reaktor 10 g L-1. Pompa influen dan efluen berjalan terus menerus selama percobaan. Percobaan ini dilakukan dua kali untuk setiap kondisi dalam dua chemostat independen.
  • 20. Kultur accelerostat dilakukan dengan strain CEN.PK 113-7D dalam kondisi yang sama seperti untuk kultur chemostat, dengan konsentrasi glukosa 37 g L-1 untuk A-stat glukosa dan 38 g L-1 untuk A-stat oleat-glukosa.
  • 21. Kultur batch dilakukan dalam 5 L bioreaktor B DCU B.Braun dengan volume kerja 3 L, dikelola dengan software MFCS/win 2.0. Suhu diatur pada 30°C dan pH pada 5.0 dengan penambahan 1 M NaOH. Aliran udara dan laju pengadukan disesuaikan untuk menjaga kondisi sepenuhnya aerobik. Inokulasi dilakukan dengan S. cerevisiae CEN.PK 113-7D sel dipanen pada steady state dalam chemostat terbatas glukosa pada D=0,16h-1 untuk BGCG, atau dalam chemostat terbatas glukosa pada D=0,16h-1 dengan oleat sebagai co-substrat pada D=0,0073h-1 untuk BGCGO dan BGOCGO
  • 22. Kultur fed-batch dilakukan dalam 5 L bioreaktor B DCU B.Braun dengan volume kerja 3 L, dikelola dengan software MFCS/win 2.0. Suhu diatur pada 30°C dan pH pada 4.0 dengan penambahan 14% (v/v) larutan NH3. Inokulasi dilakukan pada piring YPD dari S. cerevisiae CEN.PK 113-7D.