SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PANTEKOSTA
ANJUNGAN
MATA KULIAH
E
T
I
K
A
KRISTEN
Pdt. LUKAS PUTRA, S.Th., M.Pd.
I. PENGERTIAN UMUM ETIKA
DAN MORAL
A. Apakah Etika Itu ?
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani “etos”
yang berarti “tempat tinggal”, kebiasaan (Luk
22:39-40 Kis 25:16), Adat istiadat (Kis 16:20-
21, I Kor 15:33), sifat, karakter,
cara berpikir, cara bertindak. etos juga
mempunyai hubungan dimana kita tinggal
dan kita berada. Dalam bahasa Indonesia
istilah etika adalah untuk menjelaskan apakah
kelakuan atau tindakan seseorang itu baik
atau buruk dan norma-norma apa yang
Etika dapat didefenisikan sebagai studi
kritis dari moralitas manusia. Moralitas
bergantung pada standar yang dimiliki
seorang manusia yang mempengaruhi hal
baik dan buruk yang dibuatnya, dan gol
nilai yang ideal dari prinsip-prinsip yang
dimiliki seseorang sebagai landasan
dimana ia mengklaim dan mengevaluasi
sebagai kebenaran. Studi etika juga
berasumsi bahwa dalam melibatkan diri
ditengah masyarakat, manusia sebagai
makhluk sosial yang memiliki kebebasan
moral dan bertanggung jawab atas
Kebebasan moral, pilihan untuk keputusan,
tanggung jawab, standar nilai, dan menilai
sesuatu dalam hubungan sosial tidak dapat
dipisahkan dari latar belakang budaya
seseorang dan pengaruh dari lingkungan
masyarakat dimana ia hidup. Kebebasan
moral ini memang normal dan ada karena
manusia ini bukanlah robot ataupun benda
mati yang bisa di kendalikan. Manusia
sebagai makhluk sosial mempunyai
keinginan bebas namun terbatas, ia bukan
mahkluk absolutisme. oleh sebab itu dalam
ilmu etika kita mempelajari atau menganalisa
berbagai aspek tingkah laku manusia sosial.
B. Arti Etika Dan Moral
Kata Moral berasal dari kata Latin yaitu MOS
(jamak Mores) artinya sama dengan etos.
Menurut W.J.S. Poerwodarminta dalam kamus
umum Bahasa Indonesia, memberikan
devinisi-devinisi sebagai berikut: Etika adalah
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral), sedangkan moral merupakan ajaran
tentang baik buruk perbuatan dan kelakuakn.
DOUMA juga mengatakan bahwa menurut
asalnya, kedua kata moral dan etika tidak
berbeda tetapi menurut penggunaannya
berbeda. Sebab moral adalah segala
C. Etika Sebagai Ilmu
Etika bergerak pada lapangan
kesusilaan artinya ia bertalian
dengan norma-norma yang
seharusnya berlaku disitu
dengan ketaatan batiniah
kepada norma-norma itu. Jadi
etika itu termasuk golongan
ilmu pengetahuan normatif.
1.Etika Deskriptif :
memberikan keterangan
tentang kesusilaan-
kesusilaan dan norma-
norma dalam bermacam-
macam kebudayaan dan
segala abad.
2.Etika normatif :
menggunakan norma-
norma atau ukuran-ukuran
yang menunjuk dogma dan
mempunyai sisi etis
bagaimana sepatutnya kita
3.Etika khusus :
etika normatif
dalam bidang
khusus, disebut
juga etika terapan,
etika medis, etika
tehnis, etika
ekonomi dsb.
4.Etika kritis: nama
modern untuk
yang dulu disebut
etika kristis, etika
ETIKA MASA KINI DIBEDAKAN ATAS
4 JENIS YAITU:
D. Dogmatika Dan Etika
Dapat dijelaskan kata dogma
mengandung baik ajaran IMAN maupun
ajaran KELAKUAN, dan tiap-tiap
dogma mempunyai sisi etis. Dengan
demikian melalui beberapa penjelasan
mengenai etika. maka perlu
dikemukakan suatu defenisi etika yang
sederhana dimana etika adalah:
pertimbangan kelakuan atau
tingkahlaku yang bertanggung jawab
terhadap Allah dan terhadap sesama
II. SISTEM ETIKA
FILSOFIS
Ada enam sistem etis yang
penting diketahui sebagai
landasan untuk
mempelajari etika dari
pada pengambilan
keputusan etis:
1.Tidak ada hukum
moral yang
ditentukan Allah
2.Tidak ada hukum
moral yang
subyektif
3.Tidak ada hukum
moral yang abadi
4.Tidak ada hukum
yang menentang
5.Menekankan
tanggungjawab
individu
6.Unsur emotif
dalam
pengambilan
keputusan
7. Menekankan
hubungan
pribadi
1. ANTINOMIANAISME
2. Situasionisme
Etika situasi yaitu etika tanpa peraturan atau
hukum-hukum yang benar pada perilaku,
mencari jawaban yang kongkrit dan praktis.
Seperti bunuh diri untuk berkorban, aborsi
diterima
3. Generalisme
Generalisme yaitu perlunya norma-norma atau
aturan-aturan. Tetapi norma-norma dapat
dilanggar demi kempentingan dan kesempatan
(berbohong untuk menyelamatkan orang lain
dibenarkan). Tujuan utamanya adalah kebaikan
besar.
4. Absolutisme
• Menekankan kebenaran Moral
dan natur Allah secara
mutlak tidak berubah.
• Menekankan peraturan
• Keyakinan dan provedensia
Allah
• Selalu ada jalan keluar untuk
menghindarkan dosa.
5. Absolutisme Bertentangan
• Hukum Allah mutlak
• Pengampunan tersedia
• Konflik-konflik dasar tidak dapat
dihindarkan karena manusia
berdosa
• Mengusahakan kebaikan
6. Absolutisme Bertingkat
• Ada hukum moral yang lebih tinggi
• Ada konflik-konflik yang tidak
dapat di elakkan
• Tidak ada kesalahan yang
disalahkan untuk dapat dielakan
• Mengasihi Allah dari pada manusia,
mentaati Allah dari pada
pemerintah, belas kasihan
melebihi kejujuran.
III. SISTEM ETIKA AGAMA-AGAMA SUKU
Dalam bagian ini diuraikan tentang pandangan
manusia dari Agama-agama dan pandangan hidup
yang terasa pengaruhnya di AsiaTenggara.
1. Pandangan tentang manusia menurut
agama suku.
Didalam pandangan primitif tentang manusia dan
suku ini tidak ada tempat bagi kesusilaan dalam
arti yang khusus. Karena itu tidak ada lagi bagi
etika secara radikal menyeluruh orang untuk
memilih terang dan bukan gelap,kebaikan dan
bukan kejahatan, Allah dan bukan setan.
2. Pandangan tentang manusia
menurut Agama Hindu.
Dalam Agama Hindu BRAHMAN dipandang
sebagai satu-satunya kenyataan.
Agama Hindu tidak mengenal kepercayaan akan
Allah, sang pencipta. Karena itulah tidak
dikenalnya pula kepercayaan akan penciptaan
manusia menurut gambar Allah. Agama Hindu
tidak melihat garis batas antara Allah dan
ciptaan, dengan demikian tidak ada tempat bagi
etika di dalam arti yang sesungguhnya.
3. Pandangan tentang manusia
menurut Agama Budha.
Agama Budha berkata tentang ‘Bhava’. Segala
perkataan dan perbuatan manusia akan binasa.
Proses kebinasaan ini intinya yang terdalam
ialah SUKHA (sengsara). Orang arif (arhat)
tahu, proses bhava yang hina ini sebabnya
yang terdalam ialah keinginan atau nafsu
(tanha). Keinginan atau nafsu akan hidup harus
dilenyapkan sampai keakar-akarnya. Barulah
proses kebinasaan yang tidak ada artinya itu
berhenti.
Manusia adalah suatu “nama Rupa” artinya terdiri dari
“nama” (roh) dan Rupa (tubuh). ‘Nama rupa’ ini
bekerja dengan menggunakan ‘skandha-skandha
(perasaan, pengertian, kesadaran dll). Tetapi nama
rupa yang disebut manusia itu tidak mempunyai
kepribadian ia adalah a-natta (tanpa jiwa) jadi
manusia itu bukanlah suatu ‘kenyataan’ yang tetap. Di
dalam Agama Budha, Allah tidak diakui sebagi
pencipta. Agama Budha tidak mengakui bahwa
manusia di jadikan menurut gambar Allah. Etika
(dhamma) Agama Budha hanya merupakan suatu
cara untuk meluputkan diri dari segala macam etika.
Menurut Agama Budha, kehidupan manusia itu
berdasarkan sangkaan. Tidak berarti dan tidak
bertujuan. Dan sejarahpun tidak ada arti dan tujuan.
4. Pandangan tentang manusia
menurut Agama Islam.
Di dalam Islam, manusia disebut ‘abd’
(hamba). Manusia itu bagaikan alat yang
dipergunakan oleh Allah. Perbuatan-
perbuatan manusia di ciptakan dan
ditakdirkan oleh Allah. Siapa yang
dipimpin oleh Allah dijalan yang benar,
dialah yang terpimpin baik, sebaliknya
siapa yang disesatkan oleh Allah, dialah
yang binasa.
Di dalam dogmatika ortodoks Islam,
tanggungjawab etis manusia tidak
tampil kedepan dengan sewajarnya
sebab :
1.Karena kedaulatan Allah hanya dipandang
sebagai kedaulatan kekuasaanNya.
2.Tanggungjawab etis manusia tidak nampak
dengan sewajarnya, karena tidak ada tempat
bagi pengertian karena didalam Islam hanya
menganggap ada satu hubungan saja anta
Allah dan hasil pekerjaanNya, yakni hubungan
antara kalik dan makhluk.
IV. DASAR-DASAR ETIKA
KRISTEN
Kita telah membahas bermacam-
macam teori etika, kita berada dalam
posisi baik untuk memahami
pandangan kristen mengenai etika.
Ada beberapa karakteristik yang
membedakan mengenai etika-etika
Kristen, setiap karakteristik tersebut
akan dibahas disini secara singkat
1. Etika Kristen berdasarkan
kehendak Allah
Etika Kristen merupakan satu bentuk sikap
yang diperintah oleh dari Allah, maka
kewajiban etis merupakan sesuatu yang
harus kita lakukan.
Kewajiban merupakan ketentuan atau
perintah etis yang diberikan Allah sesuai
dengan karakter MORAL-NYA yang
tidak dapat berubah.
Maksudnya adalah Allah menghendaki apa
yang benar sesuai sifat-sifat moral-Nya
sendiri. Jadilah kudus sebab Aku ini kudus
(Ima 11:45). Harus kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna (Mat 5:48). “Allah tidak mungkin
berdusta” (Ibr 6:18) “Allah adalah kasih” (I
Yoh 4:16).“kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39). Jadi
singkatnya etika Kristen didasarkan pada
kehendak Allah, tetapi Allah tidak pernah
menghendaki apapun yang bertentangan
dengan karakter moral-Nya yang tidak
berubah.
2. Etika Kristen bersifat mutlak
Karena karakter moral Allah tidak berubah (Mat
3:6 ; Yak 1:17), maka kewajiban-kewajiban
moral yang berasal dari natur-Nya itu bersifat
mutlak.
Maksudnya adalah kewajiban-kewajiban tersebut
selalu mengikat semua orang dimana-mana.
Apapun juga yang ditemukan dalam moral Allah
yang tidak berubah merupakan satu
kemutlakan moral. Termasuk di dalmnaya
adalah kewajiban-kewajiban moral seperti :
kekudusan, keadilan, kasih, sifat yang
sebenarnya dan belas kasihan.
3. ETIKA KRISTEN BERDASARKAN WAHYU ALLAH
Etika Kristen berdasarkan perintah-perintah Allah,
wahyu yang bersifat umum (Rm 1:19-20; 2:12-
25) dan khusus (Rm 2:18;3:2).
Allah telah menyatakan diri-Nya baik melalui alam
(Maz 19:1-6) dan di dalam kitab suci (Maz 19:7-
14). Wahyu umum berisi perintah Allah bagi
semua orang. Wahyu khusus untuk
mendeklarasikan kehendak-Nya untuk orang-
orang percaya. Tetapi di dalam kedua hal
tersebut, dasar dari tanggung jawab etis
manusia adalah wahyu ilahi.
Gagal untuk mengenali Allah sebagai sumber
kewajiban moral tidak membebaskan siapapun
juga, bahkan seorang ateis, dari kewajiban
moralnya. Karena apabila bangsa-bangsa lain
yang tidak memiliki hukum taurat, oleh
dorongan diri sendiri melakukan apa yang
dikehendaki oleh hukum taurat, maka walaupun
mereka tidak memiliki hukum taurat, mereka
menjadi hukum taurat bagi diri mereka sendiri.
Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa
isi hukum Tuarat ada tertulis dalam hati
mereka, ( Roma 2: 14-15).
4. Etika Kristen Bersifat Menentukan
Karena kebenaran moral di tetapkan oleh Allah
yang bermoral maka harus dilaksanakan. Tidak
ada hukum moral tanpa pembuat uandang-
undang moral. Dengan demikian etika Kristen
berdasarkan naturnya adalah preskriptif, bukan
deskriptif. Etika berkaitan dengan apa yang
seharusnya dilakukan, bukan apa yang
sebenarnya sedang terjadi. Orang-orang Kristen
tidak menemukan kewajiban-kewajiban etis
mereka di dalam standar orang-orang Kristen
tetapi di dalam standar bagi orang-orang
Kristen di Alkitab.
5. Etika Kristen itu Deontologis
Sistem-sistem etis pada umumnya dapat dibagi
menjadi dua kategori. Deontologis ( berpusat pada
kewajiban) dan Teologis (berpusat pada tujuan).
Ada dua etika Kristen yaitu :
a.Etika Deontologis (berpusat pada kewajiban)
Peraturan menentukan hasil, peraturan adalah dasar
tindakan, peraturan itu baik tanpa menghiraukan
hasil, hasil harus diperhitungkan berdasar
peraturan.
b. Etika Teologis
Hasil menentukan peraturan, hasil adalah dasar
tindakan, peraturan itu baik karena hasil, hasil
kadang bisa melanggar peraturan.
V. ETIKA PERJANJIAN LAMA
Perjanjian lama adalah buku Etika
yang memperlihatkan kehidupan etis
dari umat Israel sepanjang sejarah
kehidupannya. Para tokoh etika
melihat PL dari berbagai pandangan
bahwa sejarah kehidupan umat israel
dan kehadiran Allah tidak dapat
dipisahkan.
TINGKAH LAKU ISRAEL BERADA DALAM PENGAWASAN
DARI PADA YHWH, BAIK DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
ALLAH MAUPUN DENGAN SESAMA :

More Related Content

What's hot

Hidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Hidup adalah Kristus, Mati adalah KeuntunganHidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Hidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Johan Setiawan
 
Hikmat Dalam Perjanjian Lama
Hikmat Dalam Perjanjian LamaHikmat Dalam Perjanjian Lama
Hikmat Dalam Perjanjian Lama
Kirenius Wadu
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Giovanni Promesso
 
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir ZamanEskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
slametwiyono
 

What's hot (20)

kanonisasi alkitab
 kanonisasi alkitab kanonisasi alkitab
kanonisasi alkitab
 
Ppt moralitas
Ppt moralitasPpt moralitas
Ppt moralitas
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi Kuliah
 
MEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
MEMBANGUN DISIPLIN ROHANIMEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
MEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologi
 
Hidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Hidup adalah Kristus, Mati adalah KeuntunganHidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Hidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
 
Dasar-Dasar Iman Kristen
Dasar-Dasar Iman KristenDasar-Dasar Iman Kristen
Dasar-Dasar Iman Kristen
 
Gereja Berpolitik
Gereja BerpolitikGereja Berpolitik
Gereja Berpolitik
 
Yesaya 43
Yesaya 43Yesaya 43
Yesaya 43
 
KELEPASAN DARI KETERIKATAN
KELEPASAN DARI KETERIKATANKELEPASAN DARI KETERIKATAN
KELEPASAN DARI KETERIKATAN
 
Hikmat Dalam Perjanjian Lama
Hikmat Dalam Perjanjian LamaHikmat Dalam Perjanjian Lama
Hikmat Dalam Perjanjian Lama
 
Agama Sebagai Kebutuhan Manusia
Agama Sebagai Kebutuhan Manusia Agama Sebagai Kebutuhan Manusia
Agama Sebagai Kebutuhan Manusia
 
Paper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisanPaper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisan
 
Roh kudus
Roh kudus Roh kudus
Roh kudus
 
Teologia biblika
Teologia biblikaTeologia biblika
Teologia biblika
 
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
 
Oikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJAOikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJA
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
 
Dasar-Dasar Iman Kristen 2 (DIK 2)
Dasar-Dasar Iman Kristen 2 (DIK 2)Dasar-Dasar Iman Kristen 2 (DIK 2)
Dasar-Dasar Iman Kristen 2 (DIK 2)
 
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir ZamanEskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
 

Similar to ETIKA KRISTEN.pptx

Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlak
Saepul Thea
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
ahmad sururi
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul Karimah
Yusuf Prasetyo
 
Makalah agama kelompok 11
Makalah agama kelompok 11Makalah agama kelompok 11
Makalah agama kelompok 11
dianaimi
 
Pengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawufPengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawuf
Abu Rijal
 

Similar to ETIKA KRISTEN.pptx (20)

Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
 
Module nilai & etika menolong 2 2
Module nilai & etika menolong 2 2Module nilai & etika menolong 2 2
Module nilai & etika menolong 2 2
 
Module nilai & etika menolong 2
Module nilai & etika menolong 2Module nilai & etika menolong 2
Module nilai & etika menolong 2
 
aliran aliran dalam tasawuf
aliran aliran dalam tasawufaliran aliran dalam tasawuf
aliran aliran dalam tasawuf
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesi
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlak
 
Presen tasi agama
Presen tasi agamaPresen tasi agama
Presen tasi agama
 
Spe Bab4
Spe Bab4Spe Bab4
Spe Bab4
 
Etika dalam agama dan adat istiadat
Etika dalam agama dan adat istiadatEtika dalam agama dan adat istiadat
Etika dalam agama dan adat istiadat
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
 
Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlak
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul Karimah
 
Akhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam IslamAkhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam Islam
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
Makalah agama kelompok 11
Makalah agama kelompok 11Makalah agama kelompok 11
Makalah agama kelompok 11
 
Konsep asas moral
Konsep asas moralKonsep asas moral
Konsep asas moral
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
 
Pengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawufPengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawuf
 

ETIKA KRISTEN.pptx

  • 1. SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PANTEKOSTA ANJUNGAN MATA KULIAH E T I K A KRISTEN Pdt. LUKAS PUTRA, S.Th., M.Pd.
  • 2. I. PENGERTIAN UMUM ETIKA DAN MORAL A. Apakah Etika Itu ? Kata Etika berasal dari bahasa Yunani “etos” yang berarti “tempat tinggal”, kebiasaan (Luk 22:39-40 Kis 25:16), Adat istiadat (Kis 16:20- 21, I Kor 15:33), sifat, karakter, cara berpikir, cara bertindak. etos juga mempunyai hubungan dimana kita tinggal dan kita berada. Dalam bahasa Indonesia istilah etika adalah untuk menjelaskan apakah kelakuan atau tindakan seseorang itu baik atau buruk dan norma-norma apa yang
  • 3.
  • 4. Etika dapat didefenisikan sebagai studi kritis dari moralitas manusia. Moralitas bergantung pada standar yang dimiliki seorang manusia yang mempengaruhi hal baik dan buruk yang dibuatnya, dan gol nilai yang ideal dari prinsip-prinsip yang dimiliki seseorang sebagai landasan dimana ia mengklaim dan mengevaluasi sebagai kebenaran. Studi etika juga berasumsi bahwa dalam melibatkan diri ditengah masyarakat, manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kebebasan moral dan bertanggung jawab atas
  • 5. Kebebasan moral, pilihan untuk keputusan, tanggung jawab, standar nilai, dan menilai sesuatu dalam hubungan sosial tidak dapat dipisahkan dari latar belakang budaya seseorang dan pengaruh dari lingkungan masyarakat dimana ia hidup. Kebebasan moral ini memang normal dan ada karena manusia ini bukanlah robot ataupun benda mati yang bisa di kendalikan. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai keinginan bebas namun terbatas, ia bukan mahkluk absolutisme. oleh sebab itu dalam ilmu etika kita mempelajari atau menganalisa berbagai aspek tingkah laku manusia sosial.
  • 6. B. Arti Etika Dan Moral Kata Moral berasal dari kata Latin yaitu MOS (jamak Mores) artinya sama dengan etos. Menurut W.J.S. Poerwodarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia, memberikan devinisi-devinisi sebagai berikut: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral), sedangkan moral merupakan ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuakn. DOUMA juga mengatakan bahwa menurut asalnya, kedua kata moral dan etika tidak berbeda tetapi menurut penggunaannya berbeda. Sebab moral adalah segala
  • 7. C. Etika Sebagai Ilmu Etika bergerak pada lapangan kesusilaan artinya ia bertalian dengan norma-norma yang seharusnya berlaku disitu dengan ketaatan batiniah kepada norma-norma itu. Jadi etika itu termasuk golongan ilmu pengetahuan normatif.
  • 8. 1.Etika Deskriptif : memberikan keterangan tentang kesusilaan- kesusilaan dan norma- norma dalam bermacam- macam kebudayaan dan segala abad. 2.Etika normatif : menggunakan norma- norma atau ukuran-ukuran yang menunjuk dogma dan mempunyai sisi etis bagaimana sepatutnya kita 3.Etika khusus : etika normatif dalam bidang khusus, disebut juga etika terapan, etika medis, etika tehnis, etika ekonomi dsb. 4.Etika kritis: nama modern untuk yang dulu disebut etika kristis, etika ETIKA MASA KINI DIBEDAKAN ATAS 4 JENIS YAITU:
  • 9. D. Dogmatika Dan Etika Dapat dijelaskan kata dogma mengandung baik ajaran IMAN maupun ajaran KELAKUAN, dan tiap-tiap dogma mempunyai sisi etis. Dengan demikian melalui beberapa penjelasan mengenai etika. maka perlu dikemukakan suatu defenisi etika yang sederhana dimana etika adalah: pertimbangan kelakuan atau tingkahlaku yang bertanggung jawab terhadap Allah dan terhadap sesama
  • 10. II. SISTEM ETIKA FILSOFIS Ada enam sistem etis yang penting diketahui sebagai landasan untuk mempelajari etika dari pada pengambilan keputusan etis:
  • 11. 1.Tidak ada hukum moral yang ditentukan Allah 2.Tidak ada hukum moral yang subyektif 3.Tidak ada hukum moral yang abadi 4.Tidak ada hukum yang menentang 5.Menekankan tanggungjawab individu 6.Unsur emotif dalam pengambilan keputusan 7. Menekankan hubungan pribadi 1. ANTINOMIANAISME
  • 12. 2. Situasionisme Etika situasi yaitu etika tanpa peraturan atau hukum-hukum yang benar pada perilaku, mencari jawaban yang kongkrit dan praktis. Seperti bunuh diri untuk berkorban, aborsi diterima 3. Generalisme Generalisme yaitu perlunya norma-norma atau aturan-aturan. Tetapi norma-norma dapat dilanggar demi kempentingan dan kesempatan (berbohong untuk menyelamatkan orang lain dibenarkan). Tujuan utamanya adalah kebaikan besar.
  • 13. 4. Absolutisme • Menekankan kebenaran Moral dan natur Allah secara mutlak tidak berubah. • Menekankan peraturan • Keyakinan dan provedensia Allah • Selalu ada jalan keluar untuk menghindarkan dosa.
  • 14. 5. Absolutisme Bertentangan • Hukum Allah mutlak • Pengampunan tersedia • Konflik-konflik dasar tidak dapat dihindarkan karena manusia berdosa • Mengusahakan kebaikan
  • 15. 6. Absolutisme Bertingkat • Ada hukum moral yang lebih tinggi • Ada konflik-konflik yang tidak dapat di elakkan • Tidak ada kesalahan yang disalahkan untuk dapat dielakan • Mengasihi Allah dari pada manusia, mentaati Allah dari pada pemerintah, belas kasihan melebihi kejujuran.
  • 16. III. SISTEM ETIKA AGAMA-AGAMA SUKU Dalam bagian ini diuraikan tentang pandangan manusia dari Agama-agama dan pandangan hidup yang terasa pengaruhnya di AsiaTenggara. 1. Pandangan tentang manusia menurut agama suku. Didalam pandangan primitif tentang manusia dan suku ini tidak ada tempat bagi kesusilaan dalam arti yang khusus. Karena itu tidak ada lagi bagi etika secara radikal menyeluruh orang untuk memilih terang dan bukan gelap,kebaikan dan bukan kejahatan, Allah dan bukan setan.
  • 17. 2. Pandangan tentang manusia menurut Agama Hindu. Dalam Agama Hindu BRAHMAN dipandang sebagai satu-satunya kenyataan. Agama Hindu tidak mengenal kepercayaan akan Allah, sang pencipta. Karena itulah tidak dikenalnya pula kepercayaan akan penciptaan manusia menurut gambar Allah. Agama Hindu tidak melihat garis batas antara Allah dan ciptaan, dengan demikian tidak ada tempat bagi etika di dalam arti yang sesungguhnya.
  • 18. 3. Pandangan tentang manusia menurut Agama Budha. Agama Budha berkata tentang ‘Bhava’. Segala perkataan dan perbuatan manusia akan binasa. Proses kebinasaan ini intinya yang terdalam ialah SUKHA (sengsara). Orang arif (arhat) tahu, proses bhava yang hina ini sebabnya yang terdalam ialah keinginan atau nafsu (tanha). Keinginan atau nafsu akan hidup harus dilenyapkan sampai keakar-akarnya. Barulah proses kebinasaan yang tidak ada artinya itu berhenti.
  • 19. Manusia adalah suatu “nama Rupa” artinya terdiri dari “nama” (roh) dan Rupa (tubuh). ‘Nama rupa’ ini bekerja dengan menggunakan ‘skandha-skandha (perasaan, pengertian, kesadaran dll). Tetapi nama rupa yang disebut manusia itu tidak mempunyai kepribadian ia adalah a-natta (tanpa jiwa) jadi manusia itu bukanlah suatu ‘kenyataan’ yang tetap. Di dalam Agama Budha, Allah tidak diakui sebagi pencipta. Agama Budha tidak mengakui bahwa manusia di jadikan menurut gambar Allah. Etika (dhamma) Agama Budha hanya merupakan suatu cara untuk meluputkan diri dari segala macam etika. Menurut Agama Budha, kehidupan manusia itu berdasarkan sangkaan. Tidak berarti dan tidak bertujuan. Dan sejarahpun tidak ada arti dan tujuan.
  • 20. 4. Pandangan tentang manusia menurut Agama Islam. Di dalam Islam, manusia disebut ‘abd’ (hamba). Manusia itu bagaikan alat yang dipergunakan oleh Allah. Perbuatan- perbuatan manusia di ciptakan dan ditakdirkan oleh Allah. Siapa yang dipimpin oleh Allah dijalan yang benar, dialah yang terpimpin baik, sebaliknya siapa yang disesatkan oleh Allah, dialah yang binasa.
  • 21. Di dalam dogmatika ortodoks Islam, tanggungjawab etis manusia tidak tampil kedepan dengan sewajarnya sebab : 1.Karena kedaulatan Allah hanya dipandang sebagai kedaulatan kekuasaanNya. 2.Tanggungjawab etis manusia tidak nampak dengan sewajarnya, karena tidak ada tempat bagi pengertian karena didalam Islam hanya menganggap ada satu hubungan saja anta Allah dan hasil pekerjaanNya, yakni hubungan antara kalik dan makhluk.
  • 22. IV. DASAR-DASAR ETIKA KRISTEN Kita telah membahas bermacam- macam teori etika, kita berada dalam posisi baik untuk memahami pandangan kristen mengenai etika. Ada beberapa karakteristik yang membedakan mengenai etika-etika Kristen, setiap karakteristik tersebut akan dibahas disini secara singkat
  • 23. 1. Etika Kristen berdasarkan kehendak Allah Etika Kristen merupakan satu bentuk sikap yang diperintah oleh dari Allah, maka kewajiban etis merupakan sesuatu yang harus kita lakukan. Kewajiban merupakan ketentuan atau perintah etis yang diberikan Allah sesuai dengan karakter MORAL-NYA yang tidak dapat berubah.
  • 24. Maksudnya adalah Allah menghendaki apa yang benar sesuai sifat-sifat moral-Nya sendiri. Jadilah kudus sebab Aku ini kudus (Ima 11:45). Harus kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna (Mat 5:48). “Allah tidak mungkin berdusta” (Ibr 6:18) “Allah adalah kasih” (I Yoh 4:16).“kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39). Jadi singkatnya etika Kristen didasarkan pada kehendak Allah, tetapi Allah tidak pernah menghendaki apapun yang bertentangan dengan karakter moral-Nya yang tidak berubah.
  • 25. 2. Etika Kristen bersifat mutlak Karena karakter moral Allah tidak berubah (Mat 3:6 ; Yak 1:17), maka kewajiban-kewajiban moral yang berasal dari natur-Nya itu bersifat mutlak. Maksudnya adalah kewajiban-kewajiban tersebut selalu mengikat semua orang dimana-mana. Apapun juga yang ditemukan dalam moral Allah yang tidak berubah merupakan satu kemutlakan moral. Termasuk di dalmnaya adalah kewajiban-kewajiban moral seperti : kekudusan, keadilan, kasih, sifat yang sebenarnya dan belas kasihan.
  • 26. 3. ETIKA KRISTEN BERDASARKAN WAHYU ALLAH Etika Kristen berdasarkan perintah-perintah Allah, wahyu yang bersifat umum (Rm 1:19-20; 2:12- 25) dan khusus (Rm 2:18;3:2). Allah telah menyatakan diri-Nya baik melalui alam (Maz 19:1-6) dan di dalam kitab suci (Maz 19:7- 14). Wahyu umum berisi perintah Allah bagi semua orang. Wahyu khusus untuk mendeklarasikan kehendak-Nya untuk orang- orang percaya. Tetapi di dalam kedua hal tersebut, dasar dari tanggung jawab etis manusia adalah wahyu ilahi.
  • 27. Gagal untuk mengenali Allah sebagai sumber kewajiban moral tidak membebaskan siapapun juga, bahkan seorang ateis, dari kewajiban moralnya. Karena apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum taurat, oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dikehendaki oleh hukum taurat, maka walaupun mereka tidak memiliki hukum taurat, mereka menjadi hukum taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Tuarat ada tertulis dalam hati mereka, ( Roma 2: 14-15).
  • 28. 4. Etika Kristen Bersifat Menentukan Karena kebenaran moral di tetapkan oleh Allah yang bermoral maka harus dilaksanakan. Tidak ada hukum moral tanpa pembuat uandang- undang moral. Dengan demikian etika Kristen berdasarkan naturnya adalah preskriptif, bukan deskriptif. Etika berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Orang-orang Kristen tidak menemukan kewajiban-kewajiban etis mereka di dalam standar orang-orang Kristen tetapi di dalam standar bagi orang-orang Kristen di Alkitab.
  • 29. 5. Etika Kristen itu Deontologis Sistem-sistem etis pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori. Deontologis ( berpusat pada kewajiban) dan Teologis (berpusat pada tujuan). Ada dua etika Kristen yaitu : a.Etika Deontologis (berpusat pada kewajiban) Peraturan menentukan hasil, peraturan adalah dasar tindakan, peraturan itu baik tanpa menghiraukan hasil, hasil harus diperhitungkan berdasar peraturan. b. Etika Teologis Hasil menentukan peraturan, hasil adalah dasar tindakan, peraturan itu baik karena hasil, hasil kadang bisa melanggar peraturan.
  • 30. V. ETIKA PERJANJIAN LAMA Perjanjian lama adalah buku Etika yang memperlihatkan kehidupan etis dari umat Israel sepanjang sejarah kehidupannya. Para tokoh etika melihat PL dari berbagai pandangan bahwa sejarah kehidupan umat israel dan kehadiran Allah tidak dapat dipisahkan.
  • 31. TINGKAH LAKU ISRAEL BERADA DALAM PENGAWASAN DARI PADA YHWH, BAIK DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH MAUPUN DENGAN SESAMA :