2. ARTI CINTA DAN CINTA SEJATI MENURUT ISLAM:
CINTA DAN CINTA SEJATI ANTARA PRIA DAN WANITA
DALAM ISLAM.
Seperti yang kita semua telah ketahui, bahwa
manusia dan kehidupan manusia tidak bisa
lepas dari apa yang disebut dengan cinta kasih
(love). Banyak penyair, pencipta lagu, ahli-ahli
filsafat, dan ahli-ahli agama yang mencoba
mendefinisikan apa arti sebenarnya dari cinta
kasih itu. Apa arti cinta sebenarnya, cinta kasih
sesama manusia dari sudut pandang Islam.
Terutama dalam kaitannya pada cinta kasih
antara laki-laki dan perempuan.
3. Banyak orang berkata: I love you (Aku cinta
padamu), akan tetapi, sebenarnya mereka hanya
berkata bahwa aku cinta wajahmu yang cantik
jelita, aku cinta uangmu, fasilitasmu, dan yang
sejenisnya. Apakah ini cinta?
Kita sering mendengar atau menyaksikan dalam
kehidupan nyata, di televisi atau di film-film,
bahwa seseorang jatuh cinta setelah melihat
kecantikan atau ketampanan orang lain. Apakah
benar ada hubungan antara cinta dan keindahan?
Banyak orang mengatakan, bahwa cerita
percintaan antara Romeo dan Juliet adalah salah
satu contoh dari cinta sejati (true love), benarkah
demikian?
4. Kita melihat atau mendengar, banyak perempuan yang
hamil di luar nikah dan bahkan pada usia yang masih
bisa dibilang sangat muda. Mereka telah melakukan
hubungan suami istri di luar nikah, dan mereka bilang
bahwa mereka melakukannya demi cinta. Apakah benar
yang mereka katakan itu adalah cinta?
Bagaimanakah pandangan Islam terhadap
cinta? Benarkah dalam ajaran agama Islam,
bahwa semua jenis cinta merupakan sebuah
ungkapan cinta terhadap Sang Pencipta?
Benarkah hubungan muda-mudi masa kini
telah jauh menyimpang dari ajaran Islam?
5. 1. Cinta (love) dalam Ajaran Islam
Cinta (love) secara bahasa adalah suka sekali dan
senang sekali. Cinta secara istilah ialah rasa kasih
sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam
untuk rela berkorban, tanpa mengharap imbalan
apapun, dan dari siapapun kecuali imbalan yang
datang dan diridhoi Allah.
Dalam Islam, kasih sayang adalah identitas dan asas
iman. Hal itu merupakan bukti pengaruh agama
terhadap hati nurani, seperti halnya ia juga
merupakan kesaksian jiwa manusia yang menurut
term (istilah) Islam belum akan diakui beragama bila
ia tidak memiliki perasaan kasih sayang.
6. Allah berfirman: Katakanlah: “Jika bapa-bapa
(para pembesar dan nenek moyang), anakanak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu
sukai, lebih kamu cintai daripada mencintai
Allah dan Rasulnya, maka tunggulah sampai
Allah mendatangkan keputusan
(azab/siksaan)-Nya, dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.( AlQur’an Surat At-Taubat, 9: 24)
7. 2.1 Cinta Terhadap Sang Pencipta
(hablun min Allah)
• Sebagai manifestasi dari kesadaran sebagai
makhluk Allah, manusia berusaha untuk selalu
mengadakan hubungan baik dengan
Allah, berupa hubungan ritual (ibadah) denganNya. Dalam sistim ritus ini, seseorang pemeluk
agama merasa yakin bahwa dengan selalu
mengadakan hubungan baik dengan Tuhan, maka
hidupnya akan baik. Dengan kata lain, bahagia
tidaknya hidup seseorang adalah tergantung
kepada hubungan baik tidaknya terhadap Allah.
8. • Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau
hamba kepada Khalik (Penciptanya), dengan
jalan mengakui tanpa ragu akan kebesaranNya, dan mematuhi secara konsekwen segala
titah-Nya. Apa yang diperintahkan-Nya
dilaksanakan, dan apa-apa yang dilarang-Nya
dihindari. Cinta terhadap Allah ini tidak bisa
terlepas dari yang disebut sebagai
akhlak, keimanan, dan tauhid.
9. 2.2 Cinta Terhadap Lingkungan Hidup
• Lingkungan hidup, yang berupa alam sekitar, baik
berupa udara, air, tumbuhtumbuhan, hewan, dan lain-lain merupakan
prasarana kehidupan yang harus tetap terpelihara
keserasiannya. Maka segala yang dapat merusak
lingkungan harus dicegah, karena dapat berakibat
kehidupan yang tidak bersih, tidak tertib, dan
tidak aman. Itulah sebabnya Islam
melarang, bahkan mengutuk orang-orang yang
melakukan kegiatan yang dapat merusak
lingkungan.
10. Islam mengajarkan ummatnya agar mengasihi semua
binatang dan melarang ummatnya untuk menyiksa
binatang. Karena binatang adalah juga makhluk ciptaan
Allah. Tidak membunuh mereka untuk kesenangan, dan
tentu saja tidak boleh melukai dan menyiksa mereka.
Bahkan sebagai salah satu sumber makanan, kita juga
harus menghormati mereka dengan berdo’a, dengan
tidak membunuh mereka lebih dari yang kita makan.
• Islam dalam ajarannya mengatakan, bahwa manusia
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari alam
semesta yang saling dukung-mendukung dengan
seluruh bagian alam itu, dan karena individu-individu
manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dan
secara laras bekerja sama dengan seluruh alam
semesta ini, maka tidak boleh ada ketidakserasian
antara mereka satu sama lain.
11. 2.3 Cinta Terhadap Sesama Manusia
(hablun min annas)
Dalam ajaran Islam, cinta terhadap sesama
manusia tidak bisa lepas dari rasa cintanya
terhadap penciptanya. Karena dalam ajaran
Islam, cinta terhadap Tuhan yaitu terhadap
Allah SWT, juga berarti cinta terhadap sesama
manusia sebagai ciptaan-Nya. Karena hal ini
berkaitan dengan yang namanya akhlak.
12. Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas
dari kemanusiaan. Pandangan Islam menyatakan, bahwa
kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan, berbeda-beda
bagiannya untuk membentuk satu masyarakat, berjenisjenis dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk
saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan,
supaya dengan begitu ia cocok pula untuk saling
melengkapi dengan alam, untuk membentuk wujud yang
satu pula.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya: “Wahai
manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan
menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya
orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di
sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara
kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. ( Q.S. Al-Hujurat: 13).
13. 1) Cinta Antara Laki-Laki dan Perempuan
Dalam Sudut Pandang Islam
Cinta antara muda-mudi di dalam Islam adalah cinta
yang dilandasi rasa ketaqwaan terhadap Allah SWT,
dengan mentaati perintah-perintahNya dan menjauhi
larangan-laranganNya, dan disertai akhlak yang baik.
Cinta harus disertai akhlak yang baik, dikarenakan
hubungan cinta muda-mudi sangat dekat dengan
perbuatan zina. Tanpa akhlak yang baik akan sulit
menghindari zina. Dalam Islam, perzinahan adalah
salah satu dosa yang sangat besar karena bukan hanya
merusak akhlak orang yang melakukannya saja tetapi
juga orang lain. Allah brfirman dalam Al-Qur’an: “Dan
janganlah kamu sekalian mendekati zina,
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al-Isra, 17: 32).
14. Cinta (love) yang tidak dilandasi rasa ketaqwaan
kepada Allah, akan memunculkan cinta buta.
Sebagaimana yang sering dikatakan orang “ Love
is blind (cinta adalah buta)”. Adapun yang
membuat cinta itu buta adalah jika kita mencintai
seseorang karena hal-hal yang duniawi, karena
harta, tahta/kedudukan/jabatan,
ketampanan/kecantikan dan yang sejenisnya.
Cinta macam ini hanya bisa bertahan jika
penyebabnya masih ada. Jika seseorang
mencintai dikarenakan
ketampanan/kecantikannya, maka,
bagaimanakah jika orang tersebut tidak lagi
tampan/cantik?
15. Sebaliknya, cinta itu tidak buta, alias melek (melihat),
jika dilandasi iman dan rasa taqwa kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki cinta yang
murni, tulus, dan abadi dari seseorang, tentu kita
memerlukan penyebab yang membuatnya demikian.
Dalam suatu hadits dikatakan, bahwa
seseorang laki-laki menikahi seorang
perempuan itu karena empat hal, yaitu:
(1) karena kecantikannya,
(2) karena kekayaannya,
(3) karena keturunannya, dan
(4) karena ketaqwaannya.
16. Maka ambillah yang keempat, yaitu karena
ketaqwaannya, karena, itu akan menjamin hidupnya.
Jika hadits di atas dikaitkan dengan cinta, maka, jika
kamu ingin mencari cinta yang abadi, cintailah
seseorang dikarenakan keimanannya.
Ada sebuah pepatah lama dalam bahasa Inggris yang
berkaitan dengan cinta, yaitu: “You can buy sex but
you cannot buy love”, “you can buy food but you
cannot buy appetite”, “you can buy a house but you
can by a home”. Yang artinya: “Anda dapat membeli
sex tetapi anda tidak dapat membeli cinta, anda
dapat membeli makanan tetapi anda tidak dapat
membeli selera, anda dapat membeli sebuah rumah
tetapi anda tidak dapat membeli ketentraman dalam
keluarga”. Ini dapat diartikan bahwa cinta tidak dapat
dibeli karena cinta sebenarnya datang dari Tuhan.
17. Bahkan jika kamu adalah orang terkaya di dunia, kamu tidak
bisa membeli cinta. Sebagai contoh, jika kamu memberikan
seseorang banyak hadiah-hadiah yang mahal, maka, apakah
orang tersebut akan mencintai kamu? Tidak. Orang
tersebut hanya mencintai hadiahmu dan kekayaanmu saja.
Kamu dapat membeli makanan apa saja yang bisa kamu
beli, akan tetapi makanan yang paling enak sekalipun akan
terasa tidak enak jika kamu tidak punya selera makan.
“Rumah” adalah tempat di mana hatimu berada. Tempat
membesarkan keluargamu, tempat di mana orang-orang
yang kamu cintai berada, tempat di mana kamu bisa benarbenar beristirahat, untuk mengistirahatkan badan dan
jiwamu, tempat di mana kamu untuk sementara lepas dari
dunia yang kejam. Rumah tidak bisa disebut “rumah” jika
kamu tidak bisa menemukan ketenangan, kedamaian, dan
keamanan di dalamnya.
18. Cinta sejati adalah rasa kasih sayang yang muncul
dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban,
tanpa mengharapkan imbalan apapun, dan dari
siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhoi
oleh Allah. Cinta juga merupakan suatu identitas dan
asas iman, karena kita mencintai sesuatu atau
seseorang karena Allah mencintainya.
Cinta sejati bukanlah mengenai hal-hal yang bersifat
duniawi semata. Cinta sejati berasal dari hati nurani,
dan cinta sejati haruslah tulus dan ikhlas. Cinta yang
berasal dari hati nurani akan selalu ada walaupun
salah satu pihak tidak cantik lagi, tidak tampan lagi,
tidak seksi lagi dan tidak kaya lagi.
19. Dari semua ini bisa disimpulkan, bahwa cinta
antara laki-laki dan perempuan dalam Islam
adalah suatu hubungan yang didasarkan oleh rasa
kasih sayang yang timbul dari hati nurani yang
tulus dan ikhlas, dan bukan berdasarkan pada
hal-hal yang bersifat duniawi.
Yang terpenting dalam membina hubungan ini
adalah dengan menggunakan akhlak yang baik,
ketaqwaan, dan rasa keimanan terhadap Allah
SWT.