SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
MATEMATIKA
DISKRIT
Kelompok I :
1. Ayu Ariyanti
2. Heppi Gustia
3. Popi Junita
4. Septi Pravita Sari
Matematika
v.c
LOGIKA PROPOSISI
Proposisi ialah  kalimat  logika  yang  merupakan  pernyataan  tentang 
hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. 
 KOMBINASI PROPORSISI
1.Konjungsi
Gabungan   dua   pernyataan   tunggal   yang   menggunakan   kata 
penghubung   “dan”   sehingga   terbentuk   pernyataan  majemuk   disebut  konjungsi. 
Konjungsi mempunyai kemiripan dengan operasi irisan () pada  himpunan.
•P  :  Manusia memiliki dua mata
•q  :  Manusia memiliki dua telinga
Konjungsi  :  Manusia memiliki dua mata dan manusia 
       memiliki dua telinga
 
2. Disjungsi
Disjungsi  adalah  proposisi  majemuk  yang  menggunakan  perangkai  “atau”. 
Poposisi   “p   atau   q”   dinotasikan  q    p.  Tidak   seperti   pernyataan   berperangkai  “dan”  ᵛ
yang   mempersyaratkan   terpenuhinya   kebenaran   semua   unsurnya,   pernyataan  
berperangkai  “atau” menawarkan  suatu  pilihan,  artinya  jika  paling tidak salah satu dari 
kedua  unsur  proposisinya  terpenuhi  maka  hal  ini  sudah  cukup  untuk  pernyataan  tersebut 
dikatakan benar.
• p : ikan memiliki sirip
• q : ikan hidup di darat
Disjungsi  :  Ikan memiliki sirip atau ikan hidup di darat
Tabel Kebenaran :
3. Ingkaran atau Negasi
Dari sebuah pernyataan tunggal (atau majemuk), kita bisa membuat sebuah
pernyataan baru berupa “ingkaran” dari pernyataan itu. “ingkaran” disebut juga
“negasi” atau “penyangkalan”. Ingkaran menggunakan operasi uner (monar) “” atau
“”.
Jika suatu pernyataan p benar, maka negasinya p salah, dan jika sebaliknya
pernyataan p salah, maka negasinya p benar.
contoh:
p : joko berambut keriting
Ingkaran : tidak benar joko berambut keriting
 Disjungsi Eksklusif
Kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan dalam dua cara. Cara
pertama, “atau” digunakan secara inklusif (inclusive or) yaitu dalam bentuk “p
atau q atau keduanya”. Artinya, disjungsi dengan operator “atau” bernilai benar
jika salah satu dari proposisi atomiknya benar atau keduanya benar.
Misalkan p dan q adalah proposisi. Exclusive or p dan q, dinyatakan
dengan notasi p Å q, adalah proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu
dari p dan q benar, selain itu nilainya salah.
Tabel kebenaran exclusive or
p q p Å q
T T F
T F T
F T T
F F F
 Hukum-hukum Logika Proposisi
1. Hukum identitas: (i) pv F= p (ii) p^T=p
2. Hukum null/dominasi: (i) p^ F= F (ii) pv T= T
3. Hukum negasi: (i) p v~p =T (ii) p^ ~p= F
4. Hukum idempoten: (i) pv p= p (ii) p^p= p
5. Hukum involusi (negasi ganda): ~(~p) Û p
6. Hukum penyerapan (absorpsi): (i) p Ú (p Ù q) Û p (ii) p Ù (p Ú q) Û p
7. Hukum komutatif: (i) p Ú q Û q Ú p (ii) p Ù q Û q Ù p
8. Hukum asosiatif: (i) p Ú (q Ú r) Û (p Ú q) Ú r (ii) p Ù (q Ù r) Û (p Ù q) Ù r
9. Hukum distributif: (ii p Ú (q Ù r) Û (p Ú q) Ù (p Ú r)
(ii) p Ù (q Ú r) Û (p Ù q) Ú (p Ù r)
10. Hukum De Morgan: (i) ~(p Ù q) Û ~p Ú ~q (ii) ~(p Ú q) Û ~p Ù ~q
 Proposisi Bersyarat (Implikasi)
Selain dalam bentuk konjungsi, disjungsi, dan negasi, proposisi majemuk juga
dapat muncul berbentuk “jika p, maka q”, seperti pada contoh-contoh berikut:
a. Jika adik lulus ujian, maka ia mendapat hadiah dari ayah.
b. Jika suhu mencapai 80°C, maka alarm berbunyi.
c. Jika anda tidak mendaftar ulang, maka anda dianggap mengundurkan diri.
Pernyataan berbentuk “jika p, maka q” semacam itu disebut proposisi bersyarat
atau kondisional atau implikasi.
Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p, maka q” disebut
proposisi bersyarat (implikasi) dan dilambangkan dengan p ®q
Proposisi p disebut hipotesis (atau antesenden atau premis atau kondisi) dan proposisi q
disebut konklusi (atau konsekuen).
Tabel kebenaran implikasi :
p q p ® q
T T T
T F F
F T T
F F T
 Varian Proposisi Bersyarat
Terdapat bentuk implikasi lain yang berkaitan dengan p ® q, yaitu proposisi sederhana yang
merupakan varian dari implikasi. Ketiga variasi proposisi bersyarat tersebut adalah konvers, invers, dan
kontraposisi dari proposisi asal p ® q.
Konvers (kebalikan) : q ® p
Invers : ~ p ® ~ q
Kontraposisi : ~ q ® ~ p
Tabel kebenaran implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi
Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p q ∼p ∼q p→q q→p ∼p → ∼q ∼q → ∼p
T T F F T T T T
T F F T F T T F
F T T F T F F T
F F T T T T T T
 Biimplikasi
Biimplikasi atau bikondisional ialah suatu pernyataan majemuk yang berbentuk
”p jika dan hanya jika q” yang berarti “jika p maka q dan jika q maka p”. Biimplikasi
sering disebut juga sebagai implikasi dua arah. Pernyataan “p jika dan hanya jika q”
dilambangkan dengan “p q”.⇔
Pernyataan biimplikasi “p q” bernilai benar jika p dan q mempunyai nilai⇔
kebenaran yang sama (semua benar atau semua salah), sedangkan jika nilai kebenaran p
dan q tidak sama maka p q merupakan pernyataan yang salah.⇔
Tabel kebenaran :
 INFERENSI : adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang
diketahui atau dianggap benar.
 ARGUMEN : adalah kumpulan pernyataan, baik tunggal maupun majemuk dimana pernyataan-
pernyataan sebelumnya disebut premis-premis dan pernyataan terakhir disebut konklusi/ kesimpulan
dari argumen.
 AKSIOMA : yaitu suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa
memerlukan pembuktian. Aksioma hanya memuat istilah dasar dan istilah terdefinisi, tidak berdiri
sendiri, dan tidak diuji kebenarannya. Sekelompok aksioma dalam suatu sistem harus konsisten,
dapat membangun sistem tersebut , dan tidak saling bertentangan.
TEOREMA : Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang dirumuskan secara logika dan
dibuktikan.
 LEMMA : adalah teorema sederhana yang dipergunakan sebagai hasil
dalam pembuktian teorema lain.
COROLLARY : suatu proporsisi yang secara langsung diperoleh dari
teorema yang sudah dibuktikan.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksimiftahulive
 
Logika matematika kalkulus proposisi
Logika matematika kalkulus proposisiLogika matematika kalkulus proposisi
Logika matematika kalkulus proposisiSari Fauziah
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianEman Mendrofa
 
Logika matematika ppt - copy
Logika matematika ppt - copyLogika matematika ppt - copy
Logika matematika ppt - copyneng Afit
 
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)Meycelino A. T
 
Review Mathematical Reasoning
Review Mathematical ReasoningReview Mathematical Reasoning
Review Mathematical ReasoningHeni Widayani
 
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 1 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 1 Oleh Yeni Fatman, STMatematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 1 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 1 Oleh Yeni Fatman, STAnisa Maulina
 
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STMatematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STAnisa Maulina
 

What's hot (18)

Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika matematika kalkulus proposisi
Logika matematika kalkulus proposisiLogika matematika kalkulus proposisi
Logika matematika kalkulus proposisi
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
 
02.logika
02.logika02.logika
02.logika
 
Logika matematika ppt - copy
Logika matematika ppt - copyLogika matematika ppt - copy
Logika matematika ppt - copy
 
Logika Matematika
Logika Matematika Logika Matematika
Logika Matematika
 
Bab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logikaBab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logika
 
Logika dasr
Logika dasrLogika dasr
Logika dasr
 
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
 
Review Mathematical Reasoning
Review Mathematical ReasoningReview Mathematical Reasoning
Review Mathematical Reasoning
 
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 1 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 1 Oleh Yeni Fatman, STMatematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 1 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 1 Oleh Yeni Fatman, ST
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STMatematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Logika lanjutan
Logika lanjutanLogika lanjutan
Logika lanjutan
 

Viewers also liked

GEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANGGEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANGFebri Arianti
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembe...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembe...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembe...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembe...iniPurwokerto
 
In the name of allah (versi indo)
In the name of allah (versi indo)In the name of allah (versi indo)
In the name of allah (versi indo)Sdm Chn
 
Financial Analyst
Financial AnalystFinancial Analyst
Financial Analystmwalczuk
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritsaid zulhelmi
 
Любимый родной город - Электросталь
Любимый родной город - ЭлектростальЛюбимый родной город - Электросталь
Любимый родной город - ЭлектростальТатьяна Дмитриева
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAMETA GUNAWAN
 
Chapter 22
Chapter 22Chapter 22
Chapter 22mcfalltj
 
Desarrollo de nuevos productos 2015
Desarrollo de nuevos productos 2015Desarrollo de nuevos productos 2015
Desarrollo de nuevos productos 2015Hector Torres
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruangayu ariyanti
 
Makalah - Geometri Analitk Ruang
Makalah - Geometri Analitk RuangMakalah - Geometri Analitk Ruang
Makalah - Geometri Analitk Ruangayu ariyanti
 
The Mobile Generation: China's Millennials
The Mobile Generation: China's MillennialsThe Mobile Generation: China's Millennials
The Mobile Generation: China's MillennialsGGV Capital
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatikasaid zulhelmi
 

Viewers also liked (20)

GEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANGGEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANG
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembe...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembe...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembe...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembe...
 
In the name of allah (versi indo)
In the name of allah (versi indo)In the name of allah (versi indo)
In the name of allah (versi indo)
 
Potosi 1588
Potosi 1588Potosi 1588
Potosi 1588
 
Financial Analyst
Financial AnalystFinancial Analyst
Financial Analyst
 
Рабочая учебная программа
Рабочая учебная программаРабочая учебная программа
Рабочая учебная программа
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskrit
 
Makalah0607 84
Makalah0607 84Makalah0607 84
Makalah0607 84
 
UAS FILSAFAT 2015
UAS FILSAFAT 2015UAS FILSAFAT 2015
UAS FILSAFAT 2015
 
Любимый родной город - Электросталь
Любимый родной город - ЭлектростальЛюбимый родной город - Электросталь
Любимый родной город - Электросталь
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Chapter 22
Chapter 22Chapter 22
Chapter 22
 
Desarrollo de nuevos productos 2015
Desarrollo de nuevos productos 2015Desarrollo de nuevos productos 2015
Desarrollo de nuevos productos 2015
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Sistemas operativos
Sistemas operativosSistemas operativos
Sistemas operativos
 
Makalah - Geometri Analitk Ruang
Makalah - Geometri Analitk RuangMakalah - Geometri Analitk Ruang
Makalah - Geometri Analitk Ruang
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
The Mobile Generation: China's Millennials
The Mobile Generation: China's MillennialsThe Mobile Generation: China's Millennials
The Mobile Generation: China's Millennials
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
 

Similar to Matematika Diskrit

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKANety24
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Bella Timorti
 
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )reno sutriono
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversIkak Waysta
 
MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1Safitrisymsr
 
DASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKADASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKAjulyrusiani
 
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptxTUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptxMahdaAzahra
 
MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1Safitrisymsr
 

Similar to Matematika Diskrit (20)

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
 
5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
 
Materi Matematika
Materi MatematikaMateri Matematika
Materi Matematika
 
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
 
Matematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisiMatematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisi
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
 
MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
DASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKADASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKA
 
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptxTUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
 
MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 

Matematika Diskrit

  • 1. MATEMATIKA DISKRIT Kelompok I : 1. Ayu Ariyanti 2. Heppi Gustia 3. Popi Junita 4. Septi Pravita Sari Matematika v.c
  • 2. LOGIKA PROPOSISI Proposisi ialah  kalimat  logika  yang  merupakan  pernyataan  tentang  hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.   KOMBINASI PROPORSISI 1.Konjungsi Gabungan   dua   pernyataan   tunggal   yang   menggunakan   kata  penghubung   “dan”   sehingga   terbentuk   pernyataan  majemuk   disebut  konjungsi.  Konjungsi mempunyai kemiripan dengan operasi irisan () pada  himpunan. •P  :  Manusia memiliki dua mata •q  :  Manusia memiliki dua telinga Konjungsi  :  Manusia memiliki dua mata dan manusia         memiliki dua telinga  
  • 3. 2. Disjungsi Disjungsi  adalah  proposisi  majemuk  yang  menggunakan  perangkai  “atau”.  Poposisi   “p   atau   q”   dinotasikan  q    p.  Tidak   seperti   pernyataan   berperangkai  “dan”  ᵛ yang   mempersyaratkan   terpenuhinya   kebenaran   semua   unsurnya,   pernyataan   berperangkai  “atau” menawarkan  suatu  pilihan,  artinya  jika  paling tidak salah satu dari  kedua  unsur  proposisinya  terpenuhi  maka  hal  ini  sudah  cukup  untuk  pernyataan  tersebut  dikatakan benar. • p : ikan memiliki sirip • q : ikan hidup di darat Disjungsi  :  Ikan memiliki sirip atau ikan hidup di darat Tabel Kebenaran :
  • 4. 3. Ingkaran atau Negasi Dari sebuah pernyataan tunggal (atau majemuk), kita bisa membuat sebuah pernyataan baru berupa “ingkaran” dari pernyataan itu. “ingkaran” disebut juga “negasi” atau “penyangkalan”. Ingkaran menggunakan operasi uner (monar) “” atau “”. Jika suatu pernyataan p benar, maka negasinya p salah, dan jika sebaliknya pernyataan p salah, maka negasinya p benar. contoh: p : joko berambut keriting Ingkaran : tidak benar joko berambut keriting
  • 5.  Disjungsi Eksklusif Kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan dalam dua cara. Cara pertama, “atau” digunakan secara inklusif (inclusive or) yaitu dalam bentuk “p atau q atau keduanya”. Artinya, disjungsi dengan operator “atau” bernilai benar jika salah satu dari proposisi atomiknya benar atau keduanya benar. Misalkan p dan q adalah proposisi. Exclusive or p dan q, dinyatakan dengan notasi p Å q, adalah proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari p dan q benar, selain itu nilainya salah. Tabel kebenaran exclusive or p q p Å q T T F T F T F T T F F F
  • 6.  Hukum-hukum Logika Proposisi 1. Hukum identitas: (i) pv F= p (ii) p^T=p 2. Hukum null/dominasi: (i) p^ F= F (ii) pv T= T 3. Hukum negasi: (i) p v~p =T (ii) p^ ~p= F 4. Hukum idempoten: (i) pv p= p (ii) p^p= p 5. Hukum involusi (negasi ganda): ~(~p) Û p 6. Hukum penyerapan (absorpsi): (i) p Ú (p Ù q) Û p (ii) p Ù (p Ú q) Û p 7. Hukum komutatif: (i) p Ú q Û q Ú p (ii) p Ù q Û q Ù p 8. Hukum asosiatif: (i) p Ú (q Ú r) Û (p Ú q) Ú r (ii) p Ù (q Ù r) Û (p Ù q) Ù r 9. Hukum distributif: (ii p Ú (q Ù r) Û (p Ú q) Ù (p Ú r) (ii) p Ù (q Ú r) Û (p Ù q) Ú (p Ù r) 10. Hukum De Morgan: (i) ~(p Ù q) Û ~p Ú ~q (ii) ~(p Ú q) Û ~p Ù ~q
  • 7.  Proposisi Bersyarat (Implikasi) Selain dalam bentuk konjungsi, disjungsi, dan negasi, proposisi majemuk juga dapat muncul berbentuk “jika p, maka q”, seperti pada contoh-contoh berikut: a. Jika adik lulus ujian, maka ia mendapat hadiah dari ayah. b. Jika suhu mencapai 80°C, maka alarm berbunyi. c. Jika anda tidak mendaftar ulang, maka anda dianggap mengundurkan diri. Pernyataan berbentuk “jika p, maka q” semacam itu disebut proposisi bersyarat atau kondisional atau implikasi. Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p, maka q” disebut proposisi bersyarat (implikasi) dan dilambangkan dengan p ®q Proposisi p disebut hipotesis (atau antesenden atau premis atau kondisi) dan proposisi q disebut konklusi (atau konsekuen). Tabel kebenaran implikasi : p q p ® q T T T T F F F T T F F T
  • 8.  Varian Proposisi Bersyarat Terdapat bentuk implikasi lain yang berkaitan dengan p ® q, yaitu proposisi sederhana yang merupakan varian dari implikasi. Ketiga variasi proposisi bersyarat tersebut adalah konvers, invers, dan kontraposisi dari proposisi asal p ® q. Konvers (kebalikan) : q ® p Invers : ~ p ® ~ q Kontraposisi : ~ q ® ~ p Tabel kebenaran implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi Implikasi Konvers Invers Kontraposisi p q ∼p ∼q p→q q→p ∼p → ∼q ∼q → ∼p T T F F T T T T T F F T F T T F F T T F T F F T F F T T T T T T
  • 9.  Biimplikasi Biimplikasi atau bikondisional ialah suatu pernyataan majemuk yang berbentuk ”p jika dan hanya jika q” yang berarti “jika p maka q dan jika q maka p”. Biimplikasi sering disebut juga sebagai implikasi dua arah. Pernyataan “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan “p q”.⇔ Pernyataan biimplikasi “p q” bernilai benar jika p dan q mempunyai nilai⇔ kebenaran yang sama (semua benar atau semua salah), sedangkan jika nilai kebenaran p dan q tidak sama maka p q merupakan pernyataan yang salah.⇔ Tabel kebenaran :
  • 10.  INFERENSI : adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.  ARGUMEN : adalah kumpulan pernyataan, baik tunggal maupun majemuk dimana pernyataan- pernyataan sebelumnya disebut premis-premis dan pernyataan terakhir disebut konklusi/ kesimpulan dari argumen.  AKSIOMA : yaitu suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian. Aksioma hanya memuat istilah dasar dan istilah terdefinisi, tidak berdiri sendiri, dan tidak diuji kebenarannya. Sekelompok aksioma dalam suatu sistem harus konsisten, dapat membangun sistem tersebut , dan tidak saling bertentangan. TEOREMA : Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang dirumuskan secara logika dan dibuktikan.
  • 11.  LEMMA : adalah teorema sederhana yang dipergunakan sebagai hasil dalam pembuktian teorema lain. COROLLARY : suatu proporsisi yang secara langsung diperoleh dari teorema yang sudah dibuktikan.