1. TUGAS AKHIR MODUL 4
Oleh Muhammad Abrar, S.Ag
Di suatu kelas terdapat 30 siswa dengan rincian :
1. Jumlah laki-laki 20 orang, jumlah perempuan 10 orang
2. Status sosial 50% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20 % PNS, dan 10 % adalah
pedagang, 20% adalah pegawai swasta/BUMN
3. Minat siswa 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada kegiatan
seni, dan 20% pada aspek ketrampilan
4. Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada
batas tinggi
5. Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory
Pertanyaan
1. Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan karakteristik
tersebut diatas (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)
2. Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas (ambil
1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)
Berikut ini kita coba mencontohkan pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas X Semester 1
dengan Materi Pokok : Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan dengan alokasi waktu
tersedia 4 x 45 Menit (2 Pertemuan).
Dengan kondisi siswa laki-laki yang lebih banyak dari perempuan, jumlah siswa laki- laki
20 orang dan perempuan 10 orang, maka guru bisa saja melakukan pembagian kelompok
secara proporsinal, dimana siswa laki-laki akan dominan mengisi setiap pembagian
kelompok, laki-laki 2 kali lipat jumlah perempuan. Untuk penunjukan pimpinan kelompok
tentu dimaksimalkan laki-laki tanpa mengenyampingkan posisi perempuan. Termasuk dalam
pembangian kemampuan siswa perlu dipertimbangkan komposisi kemampuan siswa. Jangan
terjadi siswa yang berkemampuan tinggi atau menengah ditumpuk pada salah satu
kelompok tertentu, sebaliknya siswa dengan kemampuan rendah pada kelompok yang lain. Ini
akan mempengaruhi kondisi kerja kelompok, yang tentunya akan menghambatkan efektifitas
diskusi dalam kelompok. Bagi yang kelompoknya terdiri dari siswa yang memiliki
kemapuan rendah tidak adanya kondisi kerja kelompok yang diharapkan, namun sebaliknya
kelompok yang memiliki anggota yang berkemampuan tinggi akan muncul diskusi bahkan
debat panjang, sehingga kedua kondisi ini juga tidak membawa hasil yang diharapkan.
Namun dengan membagi porsi secara seimbang minimal akan muncul stimulus bagi yang
berkemampuan kurang, dan bimbingan dari yang berkemampuan tinggi untuk rekannya yang
memiliki keterbatasan kemampuan belajar. Sekaligus kondisi ini akan menghindarinya adanya
kesan diskriminasi pendidik terhadap peserta didiknya, menumbuhkan jiwa tawaduk, dengan
tidak membeda-bedakan dan merendahkan siswa lain, mengingat bahwa status sosial siswa
sangat fariatif dan lebih didominasi oleh siswa dengan latar belakang ekonomi keluaraga yang
rendah sebagai buruh.
2. Dalam materi pembelajaran tersebut, sub materinya tentang sifat tercela hubbun-dun-
ya, hasad, kibr-ujub, riya` (cinta dunia, hasad, sombong, riya) ada beberapa kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru. Pertama guru membuka pelajaran dengan memulai
kegiatan ucapan salam, serta meminta siswa untuk memimpin doa. Dalam kaitan memimpin
doa, guru diharapkan untuk mempergilirkan kegiatan ini, bukan pada seorang siswa saja,
tapi ini diharapkan mampu dilaksnakan semua siswa, disamping kemampuan dalam
membaca doa itu sendiri, juga kemauan untuk tampil dan memimpin kegiatan kelas.
Berikutnya sepintas guru mengapresiasi kegiatan belajar sebelumnya, sebagai evaluasi
awal terhadap kemampuan daya ingat siswa terhadap materi terdahulu yang telah dia
pelajari, sekaligus mencari keterkaaitan anatara satu materi dengan materi selanjutnya.
Kegiatan selanjutnya guru mencoba menbuka sedikit wawasan dan kemampuan awal siswa
dalam memahami materi yang akan kita sajikan, yaitu tentang hubbun-dun-ya, hasad, kibr-
ujub, riya, dimana secara global tentu siswa telah mengetahui sedikit banyaknya tentang
permasalahan tersebut, karena sebagian telah mempelajarinya dari sekolah mereka
terdahulu, atau telah mendapatkan materi dimaksud dari sumber lainnya seperti Televisi, buku,
media sosial yang mereka miliki atau dari ceramah yang telah mereka dengar di
Masjid/Mushalla atau dari sumber lainnya.
Setelah itu guru menyatkan bahwa untuk lebih terarahnya dan bisa dikumpulkan dalam
sebuah bentuk materi pelajaran, hal tersebut bisa didiskusikan dan dibicarakan secara bersama-
sama.
Maka guru membagi siswa dalam sebuah kelompok dengan pertimbangan komposisi
dan proporsi yang kita sebutkan diatas. Sebuah catatan juga dalam membagi pimpinan
kelompok, baik sebagai moderator, notulen serta seorang juru bicara dalam
memperesentasikan hasil kerja kelompok , guru juga perlu membimbing siswa untuk
menciptakan kebergiliran dalam struktur kelompok, jangan hanya didominasi oleh seseorang
saja, sementara yang lain tidak didorong untuk mau ikut berkompetisi jadi pimpinan dalam
kelompoknya, sehingga hanya mau jadi pendengar dan pengikut saja.
Dalam diskusi dimaksud, guru ikut membimbing terciptanya situasi diskusi yang
kondusif, efektif dan efesiens. Karena beberapa siswa memeiliki keberagaman daya
menyerap materi pelajaran yang didiskusikan, serta fasilitas pribadi yang dia miliki seperti
gadget atau laptop, karena memeiliki taraf kehidupan ekonomi keluarga yang cukup mapan,
maka siswa diperkenankan untuk memamnfaat sarana dimaksud untuk menggali sumbser
materi pelajaran, bisa jadi melalui tayangan youtube yang berisi film-film yang
menggambarkan tentang materi tersebut, seperti akibat dan bahaya sifat “ cinta dunia, hasad,
sombong-bangga dengan diri, riya, atau dari sumber ceramah ustadz-ustadz kondang di
Indonesia, atau bisa juga lagu yang mendukung materi dimaksud karena masing-masing siswa
memeiliki karakyeristik cara belajar yang berbeda, Preferensi belajar 40% kinestetik,
30% visual, 30% auditory, Cuma guru hanya perlu membimbing dan mengarahkan siswanya
untuk memanfaatkan karakteristik tersebut seoptimal mungkin.
Dalam diskusi, disamping memberikan bimbingan guru juga mengamati setiap suasana
dalam diskusi, keaktifan masing-masing siswa, kemampuan pimpinan kelompok dalam
menciptakan kondisi diskusi yang hidup, termasuk juga sikap siswa dalam mengikuti
diskusi, menghargai pendapat yang lain, kemauan mendengar pendapat orang lain,
komitmen terhadap pimpinan dan sebagainya. Hasil atau kesimpulan dari perjalanan diskusi
juga perlu dievaluasi guru setelah diskusi berlangsung, atau pada kesempatan lain, tanpa
menyebutkan nama pelaku terhadap hal yang kurang baik, tapi bisa memberi apresiasi dan
3. penghargaan (sekurang-kurangnya pujian) terhadap siswa yang aktif, dan terhadap hal ini
guru boleh menyebutkan nama yanag bersangkutan, untuk memeotivasi yang lainnya.
Setelah diskusi dilaksnakan, guru meinta siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya ke depan kelas. Yang tentunya akan menghasilkan berbagai hasil kerja yang
pada pinsipkan akan bisa sangat berfariatif. Walaupun secara subtansi, kita belum bisa
memprediksi sejauh mana hasil dari diskusi siswa bisa mencapai target pembelajaran yang
diharapkan.
Sebagai gambaran bahwa Materi tersebut harus mencapai target terhadap siswa sebagai
berikut :
1. Setelah mampu mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan, siswa dapat merumuskan pengertian akhlak tercela, menyebutkan
dalil akhlak , ciri ciri akhlak tercela (hubbun-dun-ya, hasad, kibr-ujub, riya`)
2. Setelah mampu mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan, siswa dapat menyebutkan bahaya akhlak tercela, cara menghindari
akhlak tercela (hubbun-dun-ya, hasad, kibr-ujub, riya`)
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
1. Pengertian Akhlak tercela adalah segala sesuatu perbuatan yang dilarang untuk dilakukan
karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Macam – macam Akhlak tercela yang harus kita jauhi yaitu antara lain :
a. Hubbud Dun-ya ( ) berarti cinta dunia, yaitu menganggap harta benda
adalah segalanya dan menebtukan segalanya. Penyakit hubbud-dunya (gila dunia)
berawal dari penyakit iman, yang berakar pada persepsi yang SALAH bahwa dunia ini
adalah tujuan akhir kehidupan, sehingga akhirat dilupakan. Akhirnya, jabatan dan harta
dipandang sebagai tujuan, bukan sebagai alat untuk meraih keridhaan Allah Swt.
b. Hasad berarti dengki maksudnya suatu sikap atau perbuatan yang mencerminkan rasa
marah, tidak suka karena rasa iri. Orang yang hasud menginginkan kenikmatan yang
diperoleh orang lain dan berharap supaya berpindah kepadanya. Ia juga tidak suka jika
ada orang lain yang menyamainya baik dalam hal prestasi maupun materi.
c. Takabur-Ujub Secara bahasa (etimologi) , 'Ujub, berasal dari kata "'ajaba", yang artinya
"kagum, terheran-heran, takjub. Al I’jabu bin Nafsi ( ) berarti kagum pada diri
sendiri. Sedangkan takabur berarti “sombong” atau “berusaha menampakkan
keagungan diri”. Dalam kitab lisanul Arab, antara lain disebutkan bahwa at-takabur
wal istikbar berarti at-ta’azzhum (sombong)
d. Riya’ adalah mengerjakan suatu perbuatan atau ibadah untuk mendapatkan pujian dari
orang lain, bukan karena Allah semata. Orang riya’ tidak ikhlas dalam beramal, ia
senantiasa pamer dan cari perhatian supaya mendapat pujian, sanjungan dan
pengakuan.
3. Ayat ayat yang menerangkan tentang Akhlak tercela diantaranya :
a.
4. “Akan datang suatu masa umat lain akan memperebutkan kamu ibarat orang-orang
lapar memperebutkan makanan dalam hidangan.” Sahabat bertanya, “Apakah lantaran
pada waktu itu jumlah kami hanya sedikit Ya Rasulullah?”. Dijawab oleh beliau,
“Bukan, bahkan sesungguhnya jumlah kamu pada waktu itu banyak, tetapi kualitas kamu
ibarat buih yang terapung-apung di atas laut, dan dalam jiwamu tertanam kelemahan
jiwa.” Sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud kelemahan jiwa, Ya Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Cinta dunia dan takut mati!”. (HR. Abu Daud).
b.
“ Jauhilah olehmu sifat dengki, sesungguhnya dengki itu akan memakan kebajikan
sebagaimana api memakan kayu bakar “ (HR. Abū Dāud)
Dari hasil diskusi, bagi guru tentu tergambar apakah target dimaksud telah diperoleh
siswa, bahkan mungkin siswa lebih memiliki referensi yang cukup luas dan mendalam.
Atau sebaliknya materi dimaksud belum tersentuh sedikitpun dalam pembahasan siswa.
Bahkan perlu juga diluruskan jika siswa salah memahami materi sehingga pembahasan
yang diharapkan belum didapat oleh siswa dari hasil diskusi mereka. Maka dalam kondisi
ini guru perlu memberikan pendalaman dan penjelasan lebih lanjut, dan sekaligus juga
bisa memberikan evaluasi terhadap hasil diskusi siswa.
Disampin itu guru juga harus memiliki pengayaan-pengayaan yang dibutuhkan
siswa, khususnya bila materi belum mencapai target, dan hal lain yang perlu ditekankan
oleh guru supaya siswa mau menajdikan materi pembelajaran sebagai pedoman hidup,
mengingat materi dimaksud cukup sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan
berbahaya bagi konteks menjadi muslim yang baik berakhlak mulia.
Dalam kaitan keberagaman kecerdasan siswa dalam karakteristik siswa yang telah
digambarkan di atas guru memang dituntut harus mampu memanfaatkan semua potensi dan
memciptakan suasana belajar memlalui penerapan berbagai metode pembelajaran. Dan
pada Modul 4 KB 3 sebagai berikut :
A. Kecerdasan Logis Matematis
1.Menceritakan masalah yang dihadapi sehari-hari, kemudian dipecahkan dengan
bantuan pemikiran matematis dengan mengatur waktu penyelesaian dengan tepat dan
efektif. 2. Merencanakan suatu eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah yang
5. diawali dengan mengungkapkan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan,
menafsirkan data, dan menarik kesimpulan. 3. Membuat diagram venn untuk
mempolakan masalah agar mudah membangun pengertian sehingga mudah dipecahkan.
4. Membuat analogi untuk menjelaskan sesuatu sehingga mudah dipahami, misalnya
menjelaskan tentang peristiwa erosi diwujudkan dengan analogi menumpahkan air pada
kepala yang tidak berambut, air akan cepat mengalir ke badan. 5. Menggunakan
ketrampilan berpikir dari tingkat rendah hingga berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan
masalah. 6. Mengkategorikan fakta – fakta yang dipelajari sesuai sifat dan jenisnya untuk
memudahkan mengingat. 7. Merancang suatu pola atau kode, atau simbol untuk
mengetahui obyek yang ingin dipelajari.
B. Kecerdasan Berbahasa
Pembelajaran yang dapat membangkitkan kecerdasan linguistik dalam diri peserta
didik dengan strategi berikut; 1. Bercerita Peserta didik akan senang menceritakan kisah
yang dimiliki kepada temannya sebayanya, sebagian yang lain merasa malu. Mendengarkan
cerita melibatkan ketrampilan mendengar dan linguistik. Metode bercerita bisa diajarkan
kepada peserta didik dengan pendahuluan yang menarik, pemilihan karakter, cerita yang
dipilih mengandung imajinasi yang bias dibayangkan oleh pendengar, memakai efek
suara, tangan dan gerakan tubuh, suara jelas serta ekspresif, dan kontak mata dengan
pendengar. 2. Diskusi Diskusi kelas digunakan hampir disetiap mata pelajaran dan semua
tingkat. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar hasilnya positif dan memuaskan. Lima
tahap diskusi yang harus diperhatikan guru adalah: a) Menjelaskan tujuan diskusi dengan
menyampaikan apa yang akan dibahas serta perilaku peserta didik yang seharusnya. b)
Mempertahankan jaannya diskusi, dengan menyampaikan atau meminta sukarelawan untuk
mengawali pembicaraan, memastikan bahwa tanggapan didengarkan dengan sopan.
Peserta didik bisa memakai papan tulis, flip chart, atau mind map. c) Mengawasi
jalan diskusi supaya topic tidak bergeser dari yang telah ditentukan. d) Mengakhiri
diskusi dengan merangkum apa yang telah disampaikan, dan menghubungkan dengan
pembelajaran kelas lainnya. e) Melakukan Tanya jawab mengenai diskusi yang telah
dilaksanakan dan meminta peserta didik menyampaikan manfaat yang diperoleh. 3.
Merekam dengan tape recorder Tape recorder digunakan untuk sebagai pengumpul
informasi, wawancara, dan dapat digunakan untuk menyediakan informasi. Peserta didik
dapat menggunakan untuk mempersiapkan tulisan, mengolah gagasan, sekaligus
membicarakan topic mereka. Peserta didik yang kurang cakap menulis mungkin bisa
merekam pemikiran mereka sebagai mode ekspresi alternative. Manfaat lain bias digunakan
mengirim surat lisan kepada peserta didik lain untuk menceritakan pengalaman
pribadi mereka, dan memperoleh umpan balik tentang sosialisasi di lingkungan kelas. 4.
Menulis jurnal Jurnal ini dapat dibuat sangat pribadi dan hanya diceritakan pada guru atau
dibacakan secara teratur di depan kelas. Jurnal ini dapat merangkum kecerdasan majemuk
dengan menggunakan gambar, sketsa foto, dialog, dan data non verbal. Topic yang ditulis
bias bidang umum, spesifik, catatan matematika, gagasan baru, dan mata pelajaran lain 5.
Publikasi Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tulisan peserta didik dapat
difotocopi dan disebarkan. Tulisan – tulisan dapat dijilid dalam bentuk buku dan
ditempatkan khusus dikelas atau perpustakaan, dan
6. dipublikasikan di web site sekolah. Jika memungkinkan membentuk kelompok
khusus kepenulisan utuk diskusi buku dan tulisan peserta didik. Apabila peserta didik
tahu bahwa orang lain menggandakan, mendiskusikan, bahkan memperdebatkan tulisan
mereka, hal itu memotivasi untuk terus mengembangkan keahliannya.
C. Kecerdasan Musikal
Pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan musikal di dalam kelas
adalah; 1. Irama, lagu dan senandung Mengambil inti materi pelajaran dan dikemas
secara berirama misalnya untuk menghafalkan kata, tabel perkalian dengan lagu popular.
Peserta didik diminta untuk menciptakan sendiri lagu untuk merangkum materi yang sudah
dipelajari. 2. Diskografi Menambahkan referensi pembelajaran dengan daftar lagu yang
cukup popular misalnya yang berkaitan dengan mengenang pahlawan adalah
lagu syukur kemudian meminta peserta didik mendiskusikan lagu tersebut. 3. Musik
supermemori Peserta didik dapat mengingat informasi ketika mendengar penjelasan guru
sambil mendengarkan musik dalam keadaan rileks. 4. Konsep musikal Nada dan music
dapat digunakan sebagai alat kreatif untuk mengekspresikan konsep pola atau skema
pembelajaran dengan bersenandung sampai mengggunakan nada rendah atau tinggi. 5.
Music suasana Menggunakan rekaman musik yang membangun suasana hati misalnya
suara alam, music klasik yang bisa membangun kondisi emosional tertentu.
D. Kecerdasan Visual Spasis
Pembelajaran yang dirancang untuk mengaktifkan kecerdasan visual spasial adalah 1.
Visualisasi Penerapan metode ini dengan menciptakan “layar lebar” di benak peserta
didik, guru dapat membimbing dengan memejamkan mata dan
membayangkan apa yang baru saja mereka pelajari dan diminta untuk menceritakan
kembali. 2. Penggunaan warna Penggunaan warna untuk memberi penekanan pada pola
peraturan atau klasifikasi selama proses pembelajaran, misal warna merah pada semua kata
– kata penting yang harus dipahami peserta didik. Warna juga sebagai penghilang stress
peserta didik ketika menghadapi hal sulit menemukan makna. 3. Metafora gambar Metafora
gambar adalah pengekspresian gagasan melalui pencitraan visual. Nilai pendidikan
metafora ada pembentukan hubungan hal yang sudah diketahui peserta didik dan yang
diajarkan. 4. Sketsa gagasan Strategi sketsa gagasan ini meminta peserta didik
menggambarkan poin kunci, gagasan utama, tema sentral, atau konsep yang diajarkan, agar
cepat dan mudah sketsa tidak harus rapi menyerupai kenyataan.
E. kecerdasan kinestetik Pembelajaran dikelas yang dapat mengaktifkan adalah; 1.
Respon tubuh
Mintalah peserta didik menanggapi pelajaran menggunakan tubuh sebagai media
respon misalnya mengangkat tangan, mengangguk, atau tersenyum jika memahami
penjelasan guru. 2. Teater kelas Meminta peserta didik memerankan teks, soal, atau
materi lain yang harus dipelajari dengan mendramakan isinya. 3. Konsep kinestetis
Permainan tebak – tebakan yang dilakukan dengan gerakan yang menantang kemampuan
peserta didik untuk mengungkapkan pengetahuan dengan cara tidak konvensional. 4. Hands
on thinking Memberi kesempatan peserta didik untuk memanipulasi obyek atau
menciptakan sesuatu dari tangan mereka dengan membuat patung, kolase, atau bentuk
kerajinan lain. 5. Peta tubuh Tubuh manusia dapat digunakan sebagai alat pedagogis yang
7. berguna, missal jari untuk menghitung, dengan menggunakan gerakan fisik akan
menginternalisasikan gagasan.
F. kecerdasan interpersonal Pembelajaran dikelas yang mengaktifkan kecerdasan
ini adalah;
1. Berbagi rasa dengan teman sekelas Mengajari teman sebaya kepada teman lain,
berbagi pengalaman dengan teman yang berbeda-beda. 2. Kerja kelompok Kelompok
akan efektif jika terdiri atas tiga sampai delapan orang untuk mengerjakan tugas dengan
cara yang berbeda-beda dengan diskusi, menganalisis video, menyusun laporan dan lain
sebagainya. 3. Simulasi Simulasi melibatkan sekelompok orang yang bias bersifat
spontan atau improvisasi memainkan skenario yang dibuat guru. g. Kecerdasan
Intrapersonal Merupakan kecerdasan untuk memahami diri sendiri & bertindak sesuai
pemahaman tersebut, termasuk juga kecerdasan untuk menghargai diri sendiri.
Karakteristik kecerdasan interpersonal adalah sebagai berikut: 1. Sadar akan wilayah
emosinya 2. Membangun hidup dengan suatu system nilai etik (agama) 3. Bekerja madiri
4. Berusaha untuk mengaktualisasikan diri 5. Termotivasi untuk mengidentifikasi dan
memperuangkan tujuannya.
G. kecerdasan intrapersonal Pembelajaran dikelas yang dapat mengembangkannya
adalah:
1. Sesi refleksi satu menit Sesi ini memberikan waktu pada peserta didik untuk
mencerna informasi yang mereka terima, atau menghubungkan informasi dengan
peristiwa dalam kehidupan mereka. 2. Moment mengekspresikan perasaan Selama proses
pembelajarn peserta didik harus bias menciptakan momen dimana peserta didik untuk
tertwa, merasa marah, mengungkapkan pendapat dengan membuat peserta didik merasa
nyaman mengekspresikan emosi di kelas. 3. Sesi perumusan tujuan
Sesi perumusan tujuan yang realistis pada peserta didik baik tujuan jangka pendek atau
panjang dengan bimbingan guru. h. Kecerdasan Naturalis Kecerdasan mengenali benda-
benda fisik & fenomena alam. Biasanya kecerdasan naturalis ini dimiliki oleh ahli biologi,
pecinta alam, aktivis lingkungan, pendaki gunung, dan lainnya. Karakteristik kecerdasan
naturalis sebagai berikut: 1. Suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan.
2. Sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka 3. Suka berkebun atau dekat dengan
taman dan memelihara binatang. 4. Menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem
kehidupan alam. 5. Suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam
lainnya. 6. Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Pembelajaran di kelas yang mengembangkan kecerdasan naturalis adalah; 1. Jalan – jalan
di alam terbuka Cara ini untuk menguatkan materi yang akan dipelajari untuk semua
mata pelajaran, misalnya untuk napak tilas perjuangan pahlawan, mempelajari
pertumbuhan dan cuaca. 2. Melihat keluar jendela Untuk mengurangi kebosanan peserta
didik di kelas, metode ini dapat dilakukan oleh guru dengan observasi diluar kelas,
melakukan pengamatan, dan mencatatat hasilnya. 3. Ekostudi Strategi ini
mengintegrasikan kepedulian peserta didik pada kelangsungan bumi untuk semua mata
pelajaran.