SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
1.1 Pengertian Kontrol
Kontroler otomatis pertama yang digunakan pada proses industri ditemukan oleh James
Watt yang dinamakan James Watt’s flyball governor, ditemukan pada tahun 1769 untuk
mengontrol kecepatan sebuah mesin uap. Semua menggunakan komponen-komponen
mekanik, kecepatan diukur pada poros keluaran dan digunakan untuk menggerakan bola
terbang dengan kecepatannya untuk mengontrol katup yang akan mengaliri uap ke mesin.
Ketika kecepatan bertambah, berat bola akan naik dan bergerak menjauhi aksis poros,
sehingga akan menutup katub. Bola terbang mendapatkan tenaga dari mesin untuk bergerak,
sehingga pengukuran kecepatan menjadi kurang akurat.
Gambar 1.1 James Watt’s flyball governor
Teknik kontrol berkaitan dengan pemahaman dan pengontrolan bahan dan kekuatan alam
untuk kepentingan umat manusia. Tujuan pemahaman dan kontrolan saling melengkapi
karena sistem kontrol yang efektif mensyaratkan bahwa sistem dapat dipahami dan
dimodelkan. Selain itu, teknik kontrol harus mempertimbangkan sistem yang sulit dipahami
seperti sistem proses kimia. Tantangan saat ini untuk pengontrolan adalah pemodelan dan
pengontrolan modern, kompleks, sistem yang saling terkait seperti sistem kontrol lalu lintas,
proses kimia, dan sistem robot .
Teknik kontrol didasarkan pada dasar-dasar teori umpan balik dan analisis sistem linear,
dan mengintegrasikan konsep-konsep teori jaringan dan teori komunikasi. Oleh karena itu
teknik kontrol tidak terbatas pada disiplin ilmu saja tapi berlaku juga untuk teknik
aeronautika, kimia, mekanik, lingkungan, sipil, dan listrik.
Sebuah sistem kontrol adalah sebuah interkoneksi dari komponen membentuk konfigurasi
sistem yang akan memberikan respon sistem yang diinginkan. Dasar analisis sistem adalah
dasar yang disediakan oleh teori sistem linear, yang mengasumsikan hubungan sebab-akibat
untuk komponen sistem. Oleh karena itu komponen atau proses yang dikontrolkan dapat
diwakili oleh blok, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2. Hubungan input-output
merupakan hubungan sebab-akibat dari proses, yang pada gilirannya merupakan pengolahan
sinyal input untuk memberikan variabel sinyal output, sering dengan amplifikasi daya.
Proses /
Plant
Masukan Keluaran
Gambar 1.2 Proses yang akan dikontrol
Sistem kontrol adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar
keluaran yang dihasilkan dapat dikontrol sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap referensi
yang ditentukan. Dalam hal ini keluaran yang dikontrol adalah kestabilan, ketelitian dan
kedinamisannya.
1.1.1 Sistem Kontrol Rangkaian Terbuka
Sebuah sistem rangkaian terbuka umum dimulai dengan subsistem yang disebut
transducer input, yang mengubah bentuk input yang digunakan oleh kontroller. Kontroler
mengendalikan proses / plant. Input kadang-kadang disebut referensi, sedangkan output
dapat disebut variabel yang dikontrol. Sinyal lain, seperti gangguan, akan ditambahkan ke
kontroler melalui penjumlah.
Masukan /
Referensi
Tranduser
Masukan
Keluaran /
Variabe
Terukur
Kontroler +
Proses /
Plant
Gangguan 1 Gangguan 2
+
Gambar 1.3 Sistem kontrol terbuka
Sistem rangkaian terbuka tidak dapat mengkompensasi Gangguan 1 dan 2 yang
menambah sinyal mengemudi kontroler. Sebagai contoh, jika kontroler adalah sebuah
penguat elektronik dan Gangguan 1 adalah kebisingan, maka sinyal kebisingan
menambah sinyal penguat yang akan juga mengendalikan proses, merusak output dengan
efek bising suara. Output dari sistem rangkaian terbuka rusak tidak hanya oleh sinyal
gangguan yang menambah sinyal kontroler , tetapi juga oleh gangguan pada output
(Gangguan 2 pada Gambar 1.3). Sebuah kontrol manual dapat dikatagorikan sebagai
kontrol tertutup seperti dilustrasikan pada gambar 1.4. Sistim ini mengatur level cairan
dalam sebuah tanki dmelalui pengaturan katup keluaran. Operator mengamati level cairan
melalui sebuah monitor disisi tanki.
Gambar 1.4 Sistem kontrol level cairan
1.1.2 Sistem Kontrol Rangkaian Tertutup
Kelemahan dari sistem rangkaian terbuka, yaitu kepekaan terhadap gangguan dan
ketidakmampuan untuk mengoreksi gangguan ini, dapat diatasi dalam sistem rangkaian
tertutup. Arsitektur umum dari sistem rangkaian tertutup ditunjukkan pada Gambar 1.5 .
Input transduser mengubah bentuk input ke bentuk yang digunakan oleh kontroler.
Sebuah transduser output, atau sensor, mengukur respon output dan mengubahnya
menjadi bentuk yang digunakan oleh kontroler. Sebagai contoh, jika controller
menggunakan sinyal listrik untuk mengoperasikan katup sistem kontrol suhu, kondisi
input dan output temperatur diubah menjadi sinyal listrik. Kondisi input dapat diubah
menjadi tegangan oleh potensiometer, resistor variabel, dan suhu output dapat diubah
menjadi tegangan oleh thermistor, sebuah perangkat yang hambatan listrik berubah
dengan suhu. Pertama penjumlah aljabar menambahkan sinyal dari input ke sinyal dari
output, yang datang melalui jalur umpan balik, jalur kembali dari output ke persimpangan
penjumlahan. Dalam Gambar 1.5, sinyal input dikurangi oleh sinyal output. Hasilnya
umumnya disebut sinyal penggerak. Namun, dalam sistem di mana kedua input dan
output transduser memiliki penguatan satu, nilai sinyal penggerak adalah sama dengan
perbedaan yang sebenarnya antara input dan output. Dalam kondisi ini, sinyal penggerak
disebut kesalahan.
Sistem rangkaian tertutup mengkompensasi gangguan dengan mengukur output respon,
hasil pengukuran yang kembali melalui jalur umpan balik, dan membandingkan dengan
respon masukan di persimpangan penjumlahan. Jika ada perbedaan antara dua tanggapan,
sistem mendorong plant, maka sinyal penggerak, akan mengoreksi. Jika tidak ada
perbedaan, sistem tidak mendorong plant, karena respon plant sudah sama dengan respon
yang diinginkan. Sistem rangkaian tertutup, memiliki keuntungan akurasi yang lebih
besar dibandingkan dengan sistem rangkaian terbuka. Mereka peka terhadap kebisingan,
gangguan, dan perubahan lingkungan. Respon dan error steady-state dapat dikontrol lebih
mudah dan dengan fleksibilitas yang lebih besar dalam sistem rangkaian tertutup, dengan
sederhana penyesuaian penguatan dalam rangkaian dan kadang-kadang dengan
mendesain ulang kontroler. Di sisi lain, sistem rangkaian tertutup lebih kompleks dan
mahal dibandingkan dengan sistem rangkaian terbuka.
Singkatnya, sistem yang melakukan pengukuran hasil sebelumnya dan koreksi disebut
sistim kontrol rangkaian tertutup atau kontrol umpan balik.
Masukan /
Referensi
Tranduser
Masukan
Keluaran /
Variabe
Terukur
Kontroler +
Proses /
Plant
Gangguan 1 Gangguan 2
+-
Error
Tranduser
Keluaran /
Sensor
Gambar 1.5
Blok sistem kontrol tertutup
Sistim kontrol rangkaian tertutup dapat diilustrasikan seperti cara kerja pembangkit uap
(boiler), dimana air akan dipanaskan hingga mendidih dan menghasilkan uap sebagai
keluaran. Air adalah sebagai masukan dan sebagai pengontrol level air adalah
pelampung. Apabila pelampung sudah mencapai tinggi tertentu (referensi level air) maka
katup yang bertindak sebagai aktuator akan menutup saluran masuk air. Pada sistim
tertutup ini tidak diperlukan pengamatan ketinggian air, karena secara otomatis saluran
air akan tertutup apabila pelampung sudah mencapai level tertentu, demikian pula
sebaliknya.
Gambar 1.6 Cara kerja boiler

More Related Content

What's hot

04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrikEko Supriyadi
 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )TEMMY NGEDY
 
Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDSupar Ramah
 
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttMateri 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttTim Suwardiyanto
 
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutuplaporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutupTri Asih Krisna
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energiHamid Abdillah
 
ppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelsydiksetianto
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiFauzi Nugroho
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Praktikum pemakaian listrik ketel listrik otomatis
Praktikum pemakaian listrik ketel listrik otomatisPraktikum pemakaian listrik ketel listrik otomatis
Praktikum pemakaian listrik ketel listrik otomatisridwan35
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Kevin Adit
 

What's hot (20)

04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik
 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
 
Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PID
 
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttMateri 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
 
3 megger
3 megger3 megger
3 megger
 
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutuplaporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
 
5 Sistem 3 Phasa
5  Sistem  3 Phasa5  Sistem  3 Phasa
5 Sistem 3 Phasa
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energi
 
ppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralel
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
Sensor dan sistem kendali
Sensor dan sistem kendaliSensor dan sistem kendali
Sensor dan sistem kendali
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Kegagalan isoalasi ttt
Kegagalan isoalasi tttKegagalan isoalasi ttt
Kegagalan isoalasi ttt
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Praktikum pemakaian listrik ketel listrik otomatis
Praktikum pemakaian listrik ketel listrik otomatisPraktikum pemakaian listrik ketel listrik otomatis
Praktikum pemakaian listrik ketel listrik otomatis
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 

Similar to OPTIMALISASI KONTROL

Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalianAika Hartini
 
Simulink PID
Simulink PIDSimulink PID
Simulink PIDdenaadi
 
pengantar teknik kendali
 pengantar teknik kendali pengantar teknik kendali
pengantar teknik kendaliRandi Putra
 
1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.pptadhanefendi
 
Bab 12 teknik pengaturan otomts
Bab 12   teknik pengaturan otomtsBab 12   teknik pengaturan otomts
Bab 12 teknik pengaturan otomtsEko Supriyadi
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Puti Andini
 
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.pptdasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.pptzainmalik453426
 
Process control
Process controlProcess control
Process controlcuxamin
 
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxremanumyeye
 
Unrika sistem kontrol dan plc
Unrika sistem kontrol dan plcUnrika sistem kontrol dan plc
Unrika sistem kontrol dan plcPamor Gunoto
 
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)Innes Annindita
 
Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Ekaa DC
 

Similar to OPTIMALISASI KONTROL (20)

Sistem kendali
Sistem kendaliSistem kendali
Sistem kendali
 
Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalian
 
Simulink PID
Simulink PIDSimulink PID
Simulink PID
 
pengantar teknik kendali
 pengantar teknik kendali pengantar teknik kendali
pengantar teknik kendali
 
1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt
 
Bab 12 teknik pengaturan otomts
Bab 12   teknik pengaturan otomtsBab 12   teknik pengaturan otomts
Bab 12 teknik pengaturan otomts
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis
 
Mengenal PLC
Mengenal PLCMengenal PLC
Mengenal PLC
 
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.pptdasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
 
Process control
Process controlProcess control
Process control
 
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
 
Materi 5 dcs
Materi 5 dcsMateri 5 dcs
Materi 5 dcs
 
Transmitter
TransmitterTransmitter
Transmitter
 
Transmitter
TransmitterTransmitter
Transmitter
 
Sistem Kendali.ppt
Sistem Kendali.pptSistem Kendali.ppt
Sistem Kendali.ppt
 
Unrika sistem kontrol dan plc
Unrika sistem kontrol dan plcUnrika sistem kontrol dan plc
Unrika sistem kontrol dan plc
 
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
 
Pi d
Pi dPi d
Pi d
 
Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011
 
Tugas sistem kendali
Tugas sistem kendaliTugas sistem kendali
Tugas sistem kendali
 

More from arie eric

Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrikBahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrikarie eric
 
Bahan bacaan 4.1 simbol komponen
Bahan bacaan 4.1 simbol komponenBahan bacaan 4.1 simbol komponen
Bahan bacaan 4.1 simbol komponenarie eric
 
Bahan bacaan 4.1 simbol komponen
Bahan bacaan 4.1 simbol komponenBahan bacaan 4.1 simbol komponen
Bahan bacaan 4.1 simbol komponenarie eric
 
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrikBahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrikarie eric
 
Bahan bacaan 3.1 simbol keselamatan kerja
Bahan bacaan 3.1 simbol keselamatan kerjaBahan bacaan 3.1 simbol keselamatan kerja
Bahan bacaan 3.1 simbol keselamatan kerjaarie eric
 
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaarie eric
 
Bahan bacaan 2.1 geometri gambar teknik
Bahan bacaan 2.1 geometri gambar teknikBahan bacaan 2.1 geometri gambar teknik
Bahan bacaan 2.1 geometri gambar teknikarie eric
 
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manualBahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manualarie eric
 
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiBahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiarie eric
 
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiBahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiarie eric
 
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manualBahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manualarie eric
 
Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2arie eric
 
Pendahuluan plc
Pendahuluan plcPendahuluan plc
Pendahuluan plcarie eric
 
Pendahuluan plc
Pendahuluan plcPendahuluan plc
Pendahuluan plcarie eric
 
Aplikasi pemograman mikrokontroler
Aplikasi pemograman mikrokontrolerAplikasi pemograman mikrokontroler
Aplikasi pemograman mikrokontrolerarie eric
 
Pemograman mikrokontroler
Pemograman mikrokontrolerPemograman mikrokontroler
Pemograman mikrokontrolerarie eric
 
Komponen komponen kontrol
Komponen komponen kontrolKomponen komponen kontrol
Komponen komponen kontrolarie eric
 
Permodelan elemen pegas dan redaman
Permodelan elemen pegas dan redamanPermodelan elemen pegas dan redaman
Permodelan elemen pegas dan redamanarie eric
 
Permodelan elemen redaman
Permodelan elemen redamanPermodelan elemen redaman
Permodelan elemen redamanarie eric
 
Permodelan elemen pegas
Permodelan elemen pegasPermodelan elemen pegas
Permodelan elemen pegasarie eric
 

More from arie eric (20)

Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrikBahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
 
Bahan bacaan 4.1 simbol komponen
Bahan bacaan 4.1 simbol komponenBahan bacaan 4.1 simbol komponen
Bahan bacaan 4.1 simbol komponen
 
Bahan bacaan 4.1 simbol komponen
Bahan bacaan 4.1 simbol komponenBahan bacaan 4.1 simbol komponen
Bahan bacaan 4.1 simbol komponen
 
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrikBahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
Bahan bacaan 4.1 simbol gambar listrik
 
Bahan bacaan 3.1 simbol keselamatan kerja
Bahan bacaan 3.1 simbol keselamatan kerjaBahan bacaan 3.1 simbol keselamatan kerja
Bahan bacaan 3.1 simbol keselamatan kerja
 
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsa
 
Bahan bacaan 2.1 geometri gambar teknik
Bahan bacaan 2.1 geometri gambar teknikBahan bacaan 2.1 geometri gambar teknik
Bahan bacaan 2.1 geometri gambar teknik
 
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manualBahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
 
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiBahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
 
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiBahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
 
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manualBahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
Bahan bacaan 2.1 alat gambar teknik manual
 
Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2
 
Pendahuluan plc
Pendahuluan plcPendahuluan plc
Pendahuluan plc
 
Pendahuluan plc
Pendahuluan plcPendahuluan plc
Pendahuluan plc
 
Aplikasi pemograman mikrokontroler
Aplikasi pemograman mikrokontrolerAplikasi pemograman mikrokontroler
Aplikasi pemograman mikrokontroler
 
Pemograman mikrokontroler
Pemograman mikrokontrolerPemograman mikrokontroler
Pemograman mikrokontroler
 
Komponen komponen kontrol
Komponen komponen kontrolKomponen komponen kontrol
Komponen komponen kontrol
 
Permodelan elemen pegas dan redaman
Permodelan elemen pegas dan redamanPermodelan elemen pegas dan redaman
Permodelan elemen pegas dan redaman
 
Permodelan elemen redaman
Permodelan elemen redamanPermodelan elemen redaman
Permodelan elemen redaman
 
Permodelan elemen pegas
Permodelan elemen pegasPermodelan elemen pegas
Permodelan elemen pegas
 

OPTIMALISASI KONTROL

  • 1. 1.1 Pengertian Kontrol Kontroler otomatis pertama yang digunakan pada proses industri ditemukan oleh James Watt yang dinamakan James Watt’s flyball governor, ditemukan pada tahun 1769 untuk mengontrol kecepatan sebuah mesin uap. Semua menggunakan komponen-komponen mekanik, kecepatan diukur pada poros keluaran dan digunakan untuk menggerakan bola terbang dengan kecepatannya untuk mengontrol katup yang akan mengaliri uap ke mesin. Ketika kecepatan bertambah, berat bola akan naik dan bergerak menjauhi aksis poros, sehingga akan menutup katub. Bola terbang mendapatkan tenaga dari mesin untuk bergerak, sehingga pengukuran kecepatan menjadi kurang akurat. Gambar 1.1 James Watt’s flyball governor Teknik kontrol berkaitan dengan pemahaman dan pengontrolan bahan dan kekuatan alam untuk kepentingan umat manusia. Tujuan pemahaman dan kontrolan saling melengkapi karena sistem kontrol yang efektif mensyaratkan bahwa sistem dapat dipahami dan dimodelkan. Selain itu, teknik kontrol harus mempertimbangkan sistem yang sulit dipahami seperti sistem proses kimia. Tantangan saat ini untuk pengontrolan adalah pemodelan dan pengontrolan modern, kompleks, sistem yang saling terkait seperti sistem kontrol lalu lintas, proses kimia, dan sistem robot . Teknik kontrol didasarkan pada dasar-dasar teori umpan balik dan analisis sistem linear, dan mengintegrasikan konsep-konsep teori jaringan dan teori komunikasi. Oleh karena itu teknik kontrol tidak terbatas pada disiplin ilmu saja tapi berlaku juga untuk teknik aeronautika, kimia, mekanik, lingkungan, sipil, dan listrik. Sebuah sistem kontrol adalah sebuah interkoneksi dari komponen membentuk konfigurasi sistem yang akan memberikan respon sistem yang diinginkan. Dasar analisis sistem adalah dasar yang disediakan oleh teori sistem linear, yang mengasumsikan hubungan sebab-akibat untuk komponen sistem. Oleh karena itu komponen atau proses yang dikontrolkan dapat diwakili oleh blok, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2. Hubungan input-output merupakan hubungan sebab-akibat dari proses, yang pada gilirannya merupakan pengolahan sinyal input untuk memberikan variabel sinyal output, sering dengan amplifikasi daya. Proses / Plant Masukan Keluaran Gambar 1.2 Proses yang akan dikontrol
  • 2. Sistem kontrol adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar keluaran yang dihasilkan dapat dikontrol sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap referensi yang ditentukan. Dalam hal ini keluaran yang dikontrol adalah kestabilan, ketelitian dan kedinamisannya. 1.1.1 Sistem Kontrol Rangkaian Terbuka Sebuah sistem rangkaian terbuka umum dimulai dengan subsistem yang disebut transducer input, yang mengubah bentuk input yang digunakan oleh kontroller. Kontroler mengendalikan proses / plant. Input kadang-kadang disebut referensi, sedangkan output dapat disebut variabel yang dikontrol. Sinyal lain, seperti gangguan, akan ditambahkan ke kontroler melalui penjumlah. Masukan / Referensi Tranduser Masukan Keluaran / Variabe Terukur Kontroler + Proses / Plant Gangguan 1 Gangguan 2 + Gambar 1.3 Sistem kontrol terbuka Sistem rangkaian terbuka tidak dapat mengkompensasi Gangguan 1 dan 2 yang menambah sinyal mengemudi kontroler. Sebagai contoh, jika kontroler adalah sebuah penguat elektronik dan Gangguan 1 adalah kebisingan, maka sinyal kebisingan menambah sinyal penguat yang akan juga mengendalikan proses, merusak output dengan efek bising suara. Output dari sistem rangkaian terbuka rusak tidak hanya oleh sinyal gangguan yang menambah sinyal kontroler , tetapi juga oleh gangguan pada output (Gangguan 2 pada Gambar 1.3). Sebuah kontrol manual dapat dikatagorikan sebagai kontrol tertutup seperti dilustrasikan pada gambar 1.4. Sistim ini mengatur level cairan dalam sebuah tanki dmelalui pengaturan katup keluaran. Operator mengamati level cairan melalui sebuah monitor disisi tanki. Gambar 1.4 Sistem kontrol level cairan 1.1.2 Sistem Kontrol Rangkaian Tertutup Kelemahan dari sistem rangkaian terbuka, yaitu kepekaan terhadap gangguan dan ketidakmampuan untuk mengoreksi gangguan ini, dapat diatasi dalam sistem rangkaian tertutup. Arsitektur umum dari sistem rangkaian tertutup ditunjukkan pada Gambar 1.5 . Input transduser mengubah bentuk input ke bentuk yang digunakan oleh kontroler. Sebuah transduser output, atau sensor, mengukur respon output dan mengubahnya
  • 3. menjadi bentuk yang digunakan oleh kontroler. Sebagai contoh, jika controller menggunakan sinyal listrik untuk mengoperasikan katup sistem kontrol suhu, kondisi input dan output temperatur diubah menjadi sinyal listrik. Kondisi input dapat diubah menjadi tegangan oleh potensiometer, resistor variabel, dan suhu output dapat diubah menjadi tegangan oleh thermistor, sebuah perangkat yang hambatan listrik berubah dengan suhu. Pertama penjumlah aljabar menambahkan sinyal dari input ke sinyal dari output, yang datang melalui jalur umpan balik, jalur kembali dari output ke persimpangan penjumlahan. Dalam Gambar 1.5, sinyal input dikurangi oleh sinyal output. Hasilnya umumnya disebut sinyal penggerak. Namun, dalam sistem di mana kedua input dan output transduser memiliki penguatan satu, nilai sinyal penggerak adalah sama dengan perbedaan yang sebenarnya antara input dan output. Dalam kondisi ini, sinyal penggerak disebut kesalahan. Sistem rangkaian tertutup mengkompensasi gangguan dengan mengukur output respon, hasil pengukuran yang kembali melalui jalur umpan balik, dan membandingkan dengan respon masukan di persimpangan penjumlahan. Jika ada perbedaan antara dua tanggapan, sistem mendorong plant, maka sinyal penggerak, akan mengoreksi. Jika tidak ada perbedaan, sistem tidak mendorong plant, karena respon plant sudah sama dengan respon yang diinginkan. Sistem rangkaian tertutup, memiliki keuntungan akurasi yang lebih besar dibandingkan dengan sistem rangkaian terbuka. Mereka peka terhadap kebisingan, gangguan, dan perubahan lingkungan. Respon dan error steady-state dapat dikontrol lebih mudah dan dengan fleksibilitas yang lebih besar dalam sistem rangkaian tertutup, dengan sederhana penyesuaian penguatan dalam rangkaian dan kadang-kadang dengan mendesain ulang kontroler. Di sisi lain, sistem rangkaian tertutup lebih kompleks dan mahal dibandingkan dengan sistem rangkaian terbuka. Singkatnya, sistem yang melakukan pengukuran hasil sebelumnya dan koreksi disebut sistim kontrol rangkaian tertutup atau kontrol umpan balik. Masukan / Referensi Tranduser Masukan Keluaran / Variabe Terukur Kontroler + Proses / Plant Gangguan 1 Gangguan 2 +- Error Tranduser Keluaran / Sensor Gambar 1.5 Blok sistem kontrol tertutup Sistim kontrol rangkaian tertutup dapat diilustrasikan seperti cara kerja pembangkit uap (boiler), dimana air akan dipanaskan hingga mendidih dan menghasilkan uap sebagai keluaran. Air adalah sebagai masukan dan sebagai pengontrol level air adalah pelampung. Apabila pelampung sudah mencapai tinggi tertentu (referensi level air) maka katup yang bertindak sebagai aktuator akan menutup saluran masuk air. Pada sistim tertutup ini tidak diperlukan pengamatan ketinggian air, karena secara otomatis saluran air akan tertutup apabila pelampung sudah mencapai level tertentu, demikian pula sebaliknya.
  • 4. Gambar 1.6 Cara kerja boiler