SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
ISOTONI
S
&
pengatur
pH
Anita Lukman
Benni Iskandar
Defenisi
Jika suatu larutan konsentrasinya
sama besar dengan konsentrasi dalam
sel darah merah sehingga tidak terjadi
pertukaran cairan di antara keduanya,
maka larutan tersebut dikatakan
isotonis (ekivalen dengan 0,9% NaCl)
Suatu larutan obat disebut isotonis, bila
larutan tersebut mempunya tekanan
osmosa yang sama dengan cairan
tubuh
 Cairan tubuh seperti darah, air mata, sama dengan
tekanan osmosa larutan NaCl 0,9%
 Batas tonisitas yang bisa ditoleransi tubuh : 0,7 – 1,4
% NaCl
 Larutan obat suntik yang mempunyai tekanan
osmosa yang lebih tinggi dari tekanan osmosa cairan
tubuh disebut hipertonis
 Sebailknya larutan dengan tekanan osmosa yang
lebih rendah disebut hipotonis
 Larutan hipotonis lebih berbahaya dari larutan
hipertonis
Sel darah merah dalam larutan:
hipotonis: mengembang kemudian pecah,
karena air berdifusi ke dalam sel
(hemolisis).
Keadaan hipotonis kurang dapat ditoleransi,
karena pecahnya sel bersifat irreversibel.
hipertonis: kehilangan air dan mengkerut
(krenasi)
keadaan ini cukup dapat ditoleransi.
Tujuan
Larutan perlu isotonis agar:
Mengurangi kerusakan jaringan dan iritasi
Mengurangi hemolisis sel darah
Mencegah ketidakseimbangan elektrolit
Mengurangi sakit pada daerah injeksi
Larutan isotonis tidak selalu mungkin
karena:
konsentrasi obat tinggi, tetapi batas volume
injeksi kecil
variasi dosis pemberian
metode pemberian
pertimbangan stabilitas produk
Contoh pengatur tonisitas (pada keadaan
hipotonis)
NaCl 0,9 %, Glukosa, Natrium Sitrat, Natrium
Sulfat 1,6 % , Dekstrosa 5,5 %
Menurut FI edisi III:
Suatu larutan dalam air dinyatakan
isotonis dengan serum atau cairan mata
jika membeku pada suhu -0,520C
Tekanan osmosa cairan mata, cairan
darah dan cairan limfa mempunyai
tekanan osmosa yang sama dengan
larutan NaCl 0,9 % (larutan fisiologis)
Sediaan injeksi dibuat isotonis terutama
pada penyuntikan :
1. Sub cutan sel-sel di sekitar
penyuntikan akan rusak, penyerapan
obat tidak lancar
2. Intra lumbal rangsangan pada
selaput otak
3. Intra vena hemolisis
Cara Perhitungan Tonisitas
a. Metode Turunnya Titik Beku
Dengan menggunakan persamaan :
W = Jumlah (g) bahan pembantu isotonis dalam 100 ml
larutan
a = Turunnya titik beku air akibat zat terlarut, dihitung
dengan memperbanyak nilai untuk larutan 1% b/v
B = Turunnya titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v
bahan pembantu isotonis (0,576 untuk NaCl, dan 0,439
untuk KCl)
 Atau jika konsentrasi tidak dinyatakan, a = 0
b
a
W


52
,
0
b. Ekivalensi NaCl
 Didefinisikan sebagai suatu faktor yang
dikonversikan terhadap sejumlah tertentu zat
terlarut terhadap jumlah NaCl yang memberikan
efek osmotik yang sama.
 Misalnya ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti
1 g asam borat di dalam larutan memberikan
jumlah partikel yang sama dengan 0,55 g NaCl.
E = ekivalensi NaCl
L = turunnya titik beku molal
M = berat molekul zat.
M
L
E 17

c. Metode Liso
Bila tidak ada data E dan Tf dipustaka maka
bisa digunakan metode ini untuk mencarinya.
E = ekivalensi NaCl
Liso = harga tetapan (non elektrolit =1,86 ;
elektrolit lemah =2 ; uni- univalen =3,4)
M = berat molekul zat.
Daftar Liso
Tipe zat Liso Contoh
Non elektrolit 1.9 sucrosa
Weak elektrolit 2.0 phenobarbital
Divalent elektrolit 2.0 Zink sulfat
Univalent elektrolit 3.4 NaCl
Uni-Divalen elektrolit 4.3 Na sulfat
Di-Univalen elektrolit 4.8 Kalsium klorida
Uni-trivalen elektrolit 5.2 Na-fosfat
Tri-univalen elektrolit 6.0 Alumunium klorida
Penggolongan:
1. Tipe 1A , Liso = 1,9
Zat-zat bukan elektrolit, didalam larutan tidak
terdissosiasi.
Contoh : alkohol, vit C, kloramfenikol, dekstrosa
2. Tipe 1B , Liso = 2,0
Golongan elektrolit lemah, contoh : asam borat,
cocain, fenobarbital
3. Tipe 2A , Liso = 2,0
Golongan elektrolit di-divalent, dalam larutan
terdissosiasi menjadi dua ion, keduanya
bervalensi dua
Contoh : Mg. sulfas, Zn sulfat
4. Tipe 2B, Liso = 3,4
Golongan elektrolit uni-univalent, dalam larutan
terdissosiasi menjadi dua ion, keduanya
bervalensi satu
Contoh : KCl, procain HCl, perak nitrat
5. Tipe 3A , Liso = 4,3
Golongan elektrolit uni-divalent, dalam larutan
terdissosiasi menjadi tiga ion,kation
bervalensi satu, anion bervalensi dua
Contoh : natrium karbonat, atropin sulfat, natrium
sulfat
6. Tipe 3B , Liso = 4,8
Golongan elektrolit di-univalent, dalam larutan
terdissosiasi menjadi tiga ion,kation
bervalensi dua, anion bervalensi satu
Contoh : kalsium klorida, MgCl2
7. Tipe 4A , Liso = 5,2
Elektrolit uni-trivalent, contoh : sodium sitrat,
natrium pospat
8. Tipe 4B , Liso = 6,0
Elektrolit tri-univalent, contoh : aluminium sulfat,
ferri sulfat
d. Rumus White Vincent
 Rumus ini digunakan untuk mencari volume isotonis
larutan obat
V = W x E x 111,1
V = volume yang harus digunakan untuk melarutkan
zat supaya isotonis
W = bobot zat (gram)
E = ekivalensi NaCl dari zat
111,1 = volume dari 1 gram NaCl yang isotonis
Contoh perhitungan
Metoda ekivalensi NaCl:
R / Ranitidin HCl 27,9 mg
Aqua pro injeksi ad 1 ml
 Ranitidin HCl 27,9 mg/ml = 2,79 g/100 ml = 2,79 %
 E 3% = 0,16 (FI Ed. IV Hal. 1255 )
Jumlah g NaCl yang ekivalen untuk resep di atas: 0,16
x 2,79 = 0,4464g
NaCl yang ditambahkan agar isotonis : 0,9-0,4464g =
0,4536g/100 ml
= 4,536 mg/ml
Metode penurunan titik beku:
Ranitidin HCl: Kons. Zat X  Tf 1%
2,79 x 0,10 = 0,279 = 0,28
  Tf isotonis = 0,52
 agar isotonis,  Tf yang ditambahkan =
0,52 – 0,28 = 0,24
 Setara dengan NaCl=( 0,24 / 0,52 x 0,9 g/100 ml )
= 0,4153 g/100 ml = 4,153 mg/ml
 Jadi NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis
sebanyak 4,1 mg/ml
Atau = 0,52-(2,8x0,1)/0,576= 0,4184g/100 ml
= 4,184 mg/ml
d. Metode White Vincent
V = W x E x 111,1
V = (2,79 x 0,16) x 111,1 = 49,5950 ml
volume isotonis
Pelarut yang belum isotonis =100-49,5950=50,4050 ml
= 0,5 ml/1 ml
injeksi
NaCl yang ditambahkan: 0,9/100 x 0,5 = 0,0045g
= 4,5 mg/ml
Contoh perhitungan :
R/ efedrin HCl 0,5 % (E= 0,28)
mf sol isotonis et NaCl ad 50 ml
Pengatur pH ( dapar )
 Pengaturan pH sediaan dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu adjust pH dan pemakaian dapar.
Dapar (lachman parenteral, hal 194):
 Perubahan pH pada penyimpanan dapat
disebabkan:
 Reaksi degradasi produk
 Interaksi dengan komponen wadah (kaca atau
tutup karet)
 Pelarutan gas dan uap
Tujuan Dapar
 Meningkatkan stabilitas obat
Pada pH tertentu penguraian obat menjadi minimal,
misalnya pada zat aktif berikut: antibiotik (penisilin,
tetrasiklin), basa sintetis (adrenalin), polipeptida (insulin,
oksitocin, vasopresin), alkaloida (senyawa ergot), vitamin
(B12, vit C).
 Mengurangi rasa nyeri, iritasi, dan nekrosis saat
peggunaan
penambahan larutan dapar dalam larutan ini hanya
dilakukan untuk larutan obat suntik dengan pH 5,5 – 7,5.
Untuk pH < 3 atau > 1 sebaiknya tidak didapar karena
sulit dinetralisasikan. Peringatan ini ditujukan terutama
untuk injeksi i.m dan s.c.
 Menghambat pertumbuhan mikroorganisme
Bukan tujuan dapar yang sebenarnya, tetapi larutan
dalam suasana sangat asam atau sangat basa dapat
digunakan untuk mencapai maksud tersebut.
 Meningkatkan aktifitas fisiologis obat.
pH ideal dari sediaan adalah 7,4 yang sesuai dengan
pH darah, tetapi hal tersebut tidak selalu dapat
dilakukan karena sediaan harus dibuat pada pH yang
mendukung stabilitas dari sediaan (disesuaikan
dengan pH stabilitas zat aktif bukan pH larutan).
Contoh dapar :
 Dapar fosfat,
 dapar sitrat,
 asam asetat / garam pH 3,5-5,7;
 asam sitrat / garam pH 2,5-6;
 asam glutamate pH 8,2-10,2.
Rentang pH yang tidak dapat ditoleransi oleh tubuh:
 pH > 9 menyebabkan kematian jaringan
 pH < 3 sangat menyakitkan dan menyebabkan
flebitis
 Untuk sediaan parenteral volume kecil
(<100ml), dapar dapat dibuat bila pH stabilitas
sediaan berada didalam rentang (Lachman
parenteral, hal 195):
IV (SVP) = pH 3 -10,5
Rute lain = pH 4 – 9
latihan
R/ antipirin 0,10
Penisilin G potassium 0,20
Aqua ad 10 ml
Hitung tonisitas dengan metode white vincent
Diketahui data untuk beberapa senyawa sebagai berikut
Senyawa BM Liso
Antipirin 188,22 1,9
Penisilin Gpotassium 327,47 3,9
Latihan
Jika diketahui bahwa penurunan titik beku air yang
disebabkan oleh asam borat 1% b/v adalah
0.288oC, kadar asam borat dalam 300 ml larutan
asam borat isotonis adalah????
Latihan
Hitung jumlah volume larutan glukosa yang isotonis
dapat dibuat jika tersedia 50 g glukosa (PTB
glukosa = 0.1)
Latihan
R/ methadon HCl 10 mg
Mf isot C NaCl ad 10 ml
PTB methadon HCl = 0.101
PTB NaCl = 0.576
Berapa jumlah NaCl yang diperlukan agar didapat
larutan yang isotonis???

More Related Content

What's hot

Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentTaofik Rusdiana
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)Annie Rahmatillah
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutanYaumil Fajri
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiMina Audina
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 

What's hot (20)

Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
 
Ungt Iecoris
Ungt Iecoris Ungt Iecoris
Ungt Iecoris
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 

Similar to ISOTONI DAN PENGATUR pH

Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steriljoey552517
 
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
83267961-Perhitungan-Tonisitas.pptaLLeandraaLmeeraaLme
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaFeren Jr
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalRidwan
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIATITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIAIntanPurnamasari93
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan555
 
Penentuan konsentrasi-asam-klorida-melalui-titrasi
Penentuan konsentrasi-asam-klorida-melalui-titrasiPenentuan konsentrasi-asam-klorida-melalui-titrasi
Penentuan konsentrasi-asam-klorida-melalui-titrasireza ryaldi
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHErnalia Rosita
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutanyendri59
 
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Bima Bagaskara
 

Similar to ISOTONI DAN PENGATUR pH (20)

Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
 
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 
Tugas makalah kimia
Tugas makalah kimiaTugas makalah kimia
Tugas makalah kimia
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIATITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
P h metri
P h metriP h metri
P h metri
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan
 
Penentuan konsentrasi-asam-klorida-melalui-titrasi
Penentuan konsentrasi-asam-klorida-melalui-titrasiPenentuan konsentrasi-asam-klorida-melalui-titrasi
Penentuan konsentrasi-asam-klorida-melalui-titrasi
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
 
Tujuan
TujuanTujuan
Tujuan
 

Recently uploaded

ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxnugrohoaditya12334
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasidadan50
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 

Recently uploaded (14)

ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 

ISOTONI DAN PENGATUR pH

  • 2. Defenisi Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan tersebut dikatakan isotonis (ekivalen dengan 0,9% NaCl) Suatu larutan obat disebut isotonis, bila larutan tersebut mempunya tekanan osmosa yang sama dengan cairan tubuh
  • 3.  Cairan tubuh seperti darah, air mata, sama dengan tekanan osmosa larutan NaCl 0,9%  Batas tonisitas yang bisa ditoleransi tubuh : 0,7 – 1,4 % NaCl  Larutan obat suntik yang mempunyai tekanan osmosa yang lebih tinggi dari tekanan osmosa cairan tubuh disebut hipertonis  Sebailknya larutan dengan tekanan osmosa yang lebih rendah disebut hipotonis  Larutan hipotonis lebih berbahaya dari larutan hipertonis
  • 4. Sel darah merah dalam larutan: hipotonis: mengembang kemudian pecah, karena air berdifusi ke dalam sel (hemolisis). Keadaan hipotonis kurang dapat ditoleransi, karena pecahnya sel bersifat irreversibel. hipertonis: kehilangan air dan mengkerut (krenasi) keadaan ini cukup dapat ditoleransi.
  • 5. Tujuan Larutan perlu isotonis agar: Mengurangi kerusakan jaringan dan iritasi Mengurangi hemolisis sel darah Mencegah ketidakseimbangan elektrolit Mengurangi sakit pada daerah injeksi
  • 6. Larutan isotonis tidak selalu mungkin karena: konsentrasi obat tinggi, tetapi batas volume injeksi kecil variasi dosis pemberian metode pemberian pertimbangan stabilitas produk Contoh pengatur tonisitas (pada keadaan hipotonis) NaCl 0,9 %, Glukosa, Natrium Sitrat, Natrium Sulfat 1,6 % , Dekstrosa 5,5 %
  • 7. Menurut FI edisi III: Suatu larutan dalam air dinyatakan isotonis dengan serum atau cairan mata jika membeku pada suhu -0,520C Tekanan osmosa cairan mata, cairan darah dan cairan limfa mempunyai tekanan osmosa yang sama dengan larutan NaCl 0,9 % (larutan fisiologis)
  • 8. Sediaan injeksi dibuat isotonis terutama pada penyuntikan : 1. Sub cutan sel-sel di sekitar penyuntikan akan rusak, penyerapan obat tidak lancar 2. Intra lumbal rangsangan pada selaput otak 3. Intra vena hemolisis
  • 9. Cara Perhitungan Tonisitas a. Metode Turunnya Titik Beku Dengan menggunakan persamaan : W = Jumlah (g) bahan pembantu isotonis dalam 100 ml larutan a = Turunnya titik beku air akibat zat terlarut, dihitung dengan memperbanyak nilai untuk larutan 1% b/v B = Turunnya titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v bahan pembantu isotonis (0,576 untuk NaCl, dan 0,439 untuk KCl)  Atau jika konsentrasi tidak dinyatakan, a = 0 b a W   52 , 0
  • 10. b. Ekivalensi NaCl  Didefinisikan sebagai suatu faktor yang dikonversikan terhadap sejumlah tertentu zat terlarut terhadap jumlah NaCl yang memberikan efek osmotik yang sama.  Misalnya ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1 g asam borat di dalam larutan memberikan jumlah partikel yang sama dengan 0,55 g NaCl. E = ekivalensi NaCl L = turunnya titik beku molal M = berat molekul zat. M L E 17 
  • 11. c. Metode Liso Bila tidak ada data E dan Tf dipustaka maka bisa digunakan metode ini untuk mencarinya. E = ekivalensi NaCl Liso = harga tetapan (non elektrolit =1,86 ; elektrolit lemah =2 ; uni- univalen =3,4) M = berat molekul zat.
  • 12. Daftar Liso Tipe zat Liso Contoh Non elektrolit 1.9 sucrosa Weak elektrolit 2.0 phenobarbital Divalent elektrolit 2.0 Zink sulfat Univalent elektrolit 3.4 NaCl Uni-Divalen elektrolit 4.3 Na sulfat Di-Univalen elektrolit 4.8 Kalsium klorida Uni-trivalen elektrolit 5.2 Na-fosfat Tri-univalen elektrolit 6.0 Alumunium klorida
  • 13. Penggolongan: 1. Tipe 1A , Liso = 1,9 Zat-zat bukan elektrolit, didalam larutan tidak terdissosiasi. Contoh : alkohol, vit C, kloramfenikol, dekstrosa 2. Tipe 1B , Liso = 2,0 Golongan elektrolit lemah, contoh : asam borat, cocain, fenobarbital 3. Tipe 2A , Liso = 2,0 Golongan elektrolit di-divalent, dalam larutan terdissosiasi menjadi dua ion, keduanya bervalensi dua Contoh : Mg. sulfas, Zn sulfat
  • 14. 4. Tipe 2B, Liso = 3,4 Golongan elektrolit uni-univalent, dalam larutan terdissosiasi menjadi dua ion, keduanya bervalensi satu Contoh : KCl, procain HCl, perak nitrat 5. Tipe 3A , Liso = 4,3 Golongan elektrolit uni-divalent, dalam larutan terdissosiasi menjadi tiga ion,kation bervalensi satu, anion bervalensi dua Contoh : natrium karbonat, atropin sulfat, natrium sulfat 6. Tipe 3B , Liso = 4,8 Golongan elektrolit di-univalent, dalam larutan terdissosiasi menjadi tiga ion,kation bervalensi dua, anion bervalensi satu Contoh : kalsium klorida, MgCl2
  • 15. 7. Tipe 4A , Liso = 5,2 Elektrolit uni-trivalent, contoh : sodium sitrat, natrium pospat 8. Tipe 4B , Liso = 6,0 Elektrolit tri-univalent, contoh : aluminium sulfat, ferri sulfat
  • 16. d. Rumus White Vincent  Rumus ini digunakan untuk mencari volume isotonis larutan obat V = W x E x 111,1 V = volume yang harus digunakan untuk melarutkan zat supaya isotonis W = bobot zat (gram) E = ekivalensi NaCl dari zat 111,1 = volume dari 1 gram NaCl yang isotonis
  • 17. Contoh perhitungan Metoda ekivalensi NaCl: R / Ranitidin HCl 27,9 mg Aqua pro injeksi ad 1 ml  Ranitidin HCl 27,9 mg/ml = 2,79 g/100 ml = 2,79 %  E 3% = 0,16 (FI Ed. IV Hal. 1255 ) Jumlah g NaCl yang ekivalen untuk resep di atas: 0,16 x 2,79 = 0,4464g NaCl yang ditambahkan agar isotonis : 0,9-0,4464g = 0,4536g/100 ml = 4,536 mg/ml
  • 18. Metode penurunan titik beku: Ranitidin HCl: Kons. Zat X  Tf 1% 2,79 x 0,10 = 0,279 = 0,28   Tf isotonis = 0,52  agar isotonis,  Tf yang ditambahkan = 0,52 – 0,28 = 0,24  Setara dengan NaCl=( 0,24 / 0,52 x 0,9 g/100 ml ) = 0,4153 g/100 ml = 4,153 mg/ml  Jadi NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis sebanyak 4,1 mg/ml Atau = 0,52-(2,8x0,1)/0,576= 0,4184g/100 ml = 4,184 mg/ml
  • 19. d. Metode White Vincent V = W x E x 111,1 V = (2,79 x 0,16) x 111,1 = 49,5950 ml volume isotonis Pelarut yang belum isotonis =100-49,5950=50,4050 ml = 0,5 ml/1 ml injeksi NaCl yang ditambahkan: 0,9/100 x 0,5 = 0,0045g = 4,5 mg/ml
  • 20. Contoh perhitungan : R/ efedrin HCl 0,5 % (E= 0,28) mf sol isotonis et NaCl ad 50 ml
  • 21. Pengatur pH ( dapar )  Pengaturan pH sediaan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu adjust pH dan pemakaian dapar. Dapar (lachman parenteral, hal 194):  Perubahan pH pada penyimpanan dapat disebabkan:  Reaksi degradasi produk  Interaksi dengan komponen wadah (kaca atau tutup karet)  Pelarutan gas dan uap
  • 22. Tujuan Dapar  Meningkatkan stabilitas obat Pada pH tertentu penguraian obat menjadi minimal, misalnya pada zat aktif berikut: antibiotik (penisilin, tetrasiklin), basa sintetis (adrenalin), polipeptida (insulin, oksitocin, vasopresin), alkaloida (senyawa ergot), vitamin (B12, vit C).  Mengurangi rasa nyeri, iritasi, dan nekrosis saat peggunaan penambahan larutan dapar dalam larutan ini hanya dilakukan untuk larutan obat suntik dengan pH 5,5 – 7,5. Untuk pH < 3 atau > 1 sebaiknya tidak didapar karena sulit dinetralisasikan. Peringatan ini ditujukan terutama untuk injeksi i.m dan s.c.
  • 23.  Menghambat pertumbuhan mikroorganisme Bukan tujuan dapar yang sebenarnya, tetapi larutan dalam suasana sangat asam atau sangat basa dapat digunakan untuk mencapai maksud tersebut.  Meningkatkan aktifitas fisiologis obat. pH ideal dari sediaan adalah 7,4 yang sesuai dengan pH darah, tetapi hal tersebut tidak selalu dapat dilakukan karena sediaan harus dibuat pada pH yang mendukung stabilitas dari sediaan (disesuaikan dengan pH stabilitas zat aktif bukan pH larutan).
  • 24. Contoh dapar :  Dapar fosfat,  dapar sitrat,  asam asetat / garam pH 3,5-5,7;  asam sitrat / garam pH 2,5-6;  asam glutamate pH 8,2-10,2. Rentang pH yang tidak dapat ditoleransi oleh tubuh:  pH > 9 menyebabkan kematian jaringan  pH < 3 sangat menyakitkan dan menyebabkan flebitis
  • 25.  Untuk sediaan parenteral volume kecil (<100ml), dapar dapat dibuat bila pH stabilitas sediaan berada didalam rentang (Lachman parenteral, hal 195): IV (SVP) = pH 3 -10,5 Rute lain = pH 4 – 9
  • 26. latihan R/ antipirin 0,10 Penisilin G potassium 0,20 Aqua ad 10 ml Hitung tonisitas dengan metode white vincent Diketahui data untuk beberapa senyawa sebagai berikut Senyawa BM Liso Antipirin 188,22 1,9 Penisilin Gpotassium 327,47 3,9
  • 27. Latihan Jika diketahui bahwa penurunan titik beku air yang disebabkan oleh asam borat 1% b/v adalah 0.288oC, kadar asam borat dalam 300 ml larutan asam borat isotonis adalah????
  • 28. Latihan Hitung jumlah volume larutan glukosa yang isotonis dapat dibuat jika tersedia 50 g glukosa (PTB glukosa = 0.1)
  • 29. Latihan R/ methadon HCl 10 mg Mf isot C NaCl ad 10 ml PTB methadon HCl = 0.101 PTB NaCl = 0.576 Berapa jumlah NaCl yang diperlukan agar didapat larutan yang isotonis???