Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Remember wife
1. SANG PEJUANG
Sore itu pak Karno hanya menghabiskan waktu duduk-duduk di teras rumah. Sambil
melihat-lihat orang lalu-lalang dijalanan depan rumah yang kian ramai saja. Orang kantoran yang
pulang kerja, siswa SMA yang baru pulang dari sekolah, serta hiruk pikuk orang yang ada di jalan
menemaninya menghabiskan senja hari itu. Hari sudah maghrib, beliau memutuskan untuk
mengambil wudhhu dan melaksanakan sholat maghrib di masjid dekat rumahnya. Sambil
melangkahkan kaki ke masjid, Ia membayangkan betapa beberapa bulan yang lalu beliau masih
dapat menjadi imam bagi istrinya,menjadi pemimpin sholat di rumah megah dipinggiran kota
bandung itu. Ya, beberapa hari yang lalu istri Pak Karno meninggal dunia karena penyakit jantung.
Istri yang sangat dicintai Pak Karno ,yang telah dinikahinya selama 55 tahun,meninggalkan dirinya
seorang diri. Karena melamun, pak Karno yang berumur 86 tahun itu hampir saja terjatuh menabrak
batu yang ada di depannya. Jantungnya berdegup kencang, badannya yang renta hendak
menjatuhkan kestabilan tubuhnya. lalu ia sadar dan melangkahkan kakinya lebih cepat lagi.
Malam itu pak karno tak dapat tidur, ia masih terbayang-bayang wajah istrinya yang masih
cantik meskipun sudah mulai kepala 8. Apalagi besok adalah hari diperingatinya G/30/S/PKI. Hari
yang sangat menjadi kenangan bagi pernikahan pak karno dan bu. Asih, istri tercintanya. Matanya
yang mulai kemerahan, masih ia sempatkan untuk melamun.
“Allahuakbar,Allahuakbar.... ya Tuhan, tolong kami....... Aduh sakit...... sakit.....
masyaallah,... Allahuakbar..Allahuakbar....” suara itu terus menggema hingga petang. Ribuan orang
dibunuh oleh pasukan tak berperi kala itu.
“Ya allah, bagaimana ini? Harus kabur kemanakah aku? Atau apa yang harus kulakukan?
Aku tak mungkin meninggalkan keluargaku,ibuku ... ayahku,adik adikku, ya Allah... bagaimana
ini?” seseorang pemuda komat-kamit ditengah perburuan singa yang sedang kelaparan. Ia bimbang,
apa yang harus ia perbuat, galau, ya ia memang sangat galau hari itu. Ia terjepit keadaan.
“Sembunyilah,atau kau akan mati. Ayahmu adalah incaran mereka. Kau adalah salah satu
target mereka. Kau berpengaruh karena kedudukan ayahmu. Ingat,kau anak jendral,Karno.”
Seseorang paruh baya menyuruh pemuda yang bernama Karno itu pergi.
“Tapi, ayah,ibu, dan adikku?”
2. “Kami menjadi pelindung mereka. Sekarang pergilah.”
Tanpa berpikir panjang,ia tak menghiraukan nasehat teman ayahnya itu. Ia pergi menyusul
ibunya dan membawa ibu dan adik perempuannya pergi. Dengan maksud untuk menyelamatkan
mereka dari amukan PKI yang haus dukungan dari para tentara. Karno memang tinggal di kompleks
tentara di daerah Magelang, karena ayahnya adalah seorang jendral. Jadi keluarga mereka-pun
menjadi sasaran amukan PKI juga.
Sudah jauh kirannya Karno membawa ibu dan Adiknya dengan menyamar menjadi
keluarga petani. Magelang sudah ia lewati dengan aman. Sesaat,ia memikirkan kondisi ayahnya
yang tak ia ketahui sekarang. Ia hanya berharap bahwa ayahnya baik-baik saja. Ia tak tahu ia pergi
kemana, yang jelas dan pasti ia mengarah ke daerah barat, dimana PKI berpusat. Galau pikirannya
hari itu, sudah 3 hari ia pergi, dan hanya membawa bekal seperlunya. Kali itu, mereka benar-benar
kelaparan. Di hari yang malang itu pula, seseorang berbaju militer tapi memakai kopyah
menghampiri mereka.
“Hai para petani, apa kau mengetahui keberadaan para tentara yang bersembunyi di daerah
ini?”
-DEG..... jantung Karno dan ibunya berdegup kencang. Adiknya tidak tahu karena ia tertidur
kelaparan.
Tak sepatah katapun mereka ucapaka, hanya menggeleng-gelengkan kepala saja. Lalu orang itu
pergi dengan membawa senapan angin yang sangat kokoh dan pedang yang tajam,seperti diasah
setiap hari,yang akan mengalirkan darah segar sekali sabetan.
“ Bu, itu anggota PKI.”
“Sepertinnya begitu. Aku jadi takut ,le.”
“Aku lebih takut kalau dia mengancam keselamatan bapak. Karena ia hanya sendiri, biarkan
aku meladeni oraang itu. Bukankah ia penjahat negara bu?”
“Mbok ya jangan,le. Bahaya. Ojo sembrono. Ibu takut kamu kenapa-napa.”
“Ibu tenang saja..doakan Karno ya bu..” ucap Karno sambil melangkahkan kakinya penuh
yakin.
St...st...st.... langkah kakinya semakin kencang,lalu ia mulai berlari.
3. “ Hai kau! Prajuit PKI! Prajurit tak berperi kemanusiaan,membela atas nama agama dengan
cara tak benar. Apa apaan itu?” Karno mengucapkan kata-kata itu tepat dibelakang prajurit PKI tadi.
Prajurit itu menoleh lalu mulai menodongkan snapannya ke dahi Karno. (kayak di film
action gitu dech...). dengan sigap tangan kerno menangkis senjata itu sehingga tersungkur keras di
tanah. Adu fisikpun dimulai. Beberapa kali Karno hendak tersabet pedang tapi berhasil ia tangkis
dengan silat yang ia pelajari. Perkelahian itupun berhasil dimenangkan Karno.
Tanpa ia ketahui, seseorang telah berada di samping ibunya, hendak membunuh ibunya
pula. Karena berada jauh, ibunya berhasil dibunuh prajurit PKI itu. Karno pun menagis penuh
kemarahan,
“Prajurit bangsat! Tak berperi kemanusiaan! Berani-beraninya kau membunuh ibuku?”
Karno berteriak penuh amarah. Mulutya mengaga seperti singa mengaung kelaparan,yang siap
menerkam siapa saja.
Lalu perkelahian keduapun dimulai. Al hasil,Karno memenangkannya lagi. Lalu ia menagis
sejadi-jadinya,meratapi kepergian ibunya. Belum sempat merasakan kesedihannya secara mendalam,
suara senapan dari kejauhan mengagetkannya. Ia tersadar dan langsung memboyong adikkya lari.
Tak ingin adikkya celaka pula. Melihat seseorang lari, para prajurit PKI curiga dan mengejar Karno.
Ia lari secepat kilat dan meletakkan adiknya yang masih tertidur karena kelaparan di semak-semak
lalu mulai memainkan senapan yang ia lucuti dari 2 prajurit tadi. Aksinya seperti bintang-bintang
film action yang ada di box office amerika. Beruntung ia berhasil selamat, lalu ia memutuskna untuk
meneruskan perjalanan dan berhenti di sebuah rumah warga.
Badannya yang mulai sempoyongan terjatuh keras bersamaan adiknya. Suara keras tersebut
mengagetkan orang di dalam rumah,lalu mereka keluar.
Tak disangka yang memiliki rumah tersebut adalah Asih,gadis anak jendral yang
diungsikan. Lama kelamaan Asih dan Karno jatuh Cinta dan akhirnya menikah. Karno yang
ditinggalkan ibunya kini mendapat istri yang cantik dan baik seperti ibunya. Ia beruntung sekali
mendapatkan istri gadis kembang desa , si asih.
Matahari pagi bersinar menyelinap ke celah-celah jendela, membangunkan Pak Karno yang
terlelap semalaman. Ayam-ayam berkokok menandakan aktifitas harus dimulai kembali. Mimpi
semalam yang mengingatkan Pak Karno pada keluarganya membuatnya bersemangat pagi itu.
G/30/S/PKI tak pernah lekang dalam memori tuanya.