SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Jendela
Keluarga
Jadilah Pemberani

foto : muh. abdus syakur/SUARA HIDAYATULLAH

S

eorang anak terlahir dari ibu yang
buta huruf. Pada saat anak itu ber­
umur dua tahun sang ayah men­
ce­aikan ibunya, lalu per­i entah
r
g
kemana meninggalkan si anak dengan de­
la­pan saudara lainnya. Se­be­lum­nya, ibunya
su­ ah menikah dua kali, jadi itu adalah
d
per­ eraian yang ketiga kali­ ya.
c
n
Ada hal yang kerap membuat anak ini
sedih. Pada saat pembagian buku rapor
di sekolah, semua temannya diantar
oleh orangtuanya. Ada yang diantar oleh
bapaknya, sebagian lagi diantar ibunya.
Sedangkan ia tidak diantar siapapun.
Bahkan saat kelas 1 SMP dialah yang mengambil rapor
adiknya.
Si anak berpisah dengan ayahnya saat berumur dua
tahun, ia lupa sosok sang ayah. Kepada ibunya ia sering
bertanya seperti apa wajah ayahnya, dan menanyakan
kemana ayahnya pergi. Ingin sekali ia bertemu dan
mencarinya.
Namun apa jawaban ibunya. “Nak, sudahlah tak
usah sibuk cari bapakmu, kamu belajar saja yang rajin
agar pinter. Kalau kamu jadi orang, nanti bapakmu yang
akan cari kamu!” Kata-kata tersebut rupanya sangat
membekas.
Kata-kata ibunya itu menjadi penyemangat. Si
anak kemudian memiliki cita-cita yang sangat tinggi,
ingin menjadi seorang astronot. Keadaan dirinya dan
keluarganya tak membuatnya rendah diri. Ibunya yang
tak pernah sekolah itu selalu menghembuskan semangat.
“Nak, jadilah orang pemberani. Orang yang berani bukan
yang turun ke jalan, demo, atau di penjara, tapi orang
yang siap menerima kenyataan,” ujar sang ibu.
Waktu terus berputar. Tak sekadar bercita-cita
kosong, anak itu berusaha keras mewujudkannya. Ia
belajar dengan tekun, hingga diterima di universitas
favorit di negeri ini. Ia pun berusaha keras agar bisa lulus
dengan cepat, karena saat itu ibunya sedang sakit keras.
Ia ingin ibunya melihat saat ia diwisuda. Jenjang S1 hanya

DESEMBER 2012/MUHARRAM 1434

ditempuh dalam waktu 3,5 tahun.
Namun sayang, saat ia lulus sarjana,
ibunya telah meninggal dunia.
Namun, ia tetap ingin mewujudkan
harapan ibunya supaya bisa menjadi
orang yang sukses. Ia mendapat
beasiswa S2 dan S3-nya di Perancis.
Kedua jenjang itu juga ia selesaikan
dalam waktu cepat. Ia mendapat gelar
profesor di usia 33 tahun dan menjadi
salah seorang dari tujuh profesor
termuda di dunia.
Siapakah tokoh tersebut? Dialah
Prof Dr Firmanzah. Ia menjadi Dekan
di FE UI di usia 32 tahun dan kini menjadi Staf Khusus
Presiden RI Bidang Ekonomi.
Kisah tersebut memberi pem­be­la­­jaran berharga,
bahwa kesuksesan se­­ guhnya hak semua anak. Tak
sung­
pe­ uli apa pun keadaannya, semua berhak untuk men­
d
ca­ ai puncak prestasi. Namun, ada yang berani me­ e­
p
n
rima keadaan lalu berusaha untuk maju, tapi ada juga
yang menyalahkan keadaan sebagai penghalang ke­uk­
s
sesannya.
Di sinilah peran ayah atau ibu untuk memberikan
motivasi dan inspirasi agar anak tidak terbelenggu oleh
keadaan, namun berani menatap ke depan dan berani
bercita-cita.
Dari tokoh di atas kita belajar bahwa meski ia layak
disebut anak broken home, namun ia memilih untuk
tidak menyalahkan keadaan. “Apabila kita sudah mampu
menerima kenyataan barulah kita akan mampu untuk
maju ke depan,” ujarnya.
Hingga kini, profesor yang pengagum Rasulullah ini
belum pernah bertemu dengan sang ayah. Menurutnya,
kerinduan akan seorang ayah tak tergantikan. Tak ada
kemarahan dalam hatinya. Ia ingin terus berbuat, moto
hidupnya, “Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat
bagi orang lain. Jabatan ini hanya bermanfaat jika
berfaedah bagi orang lain.” *Penulis buku Mendidik
Karakter dengan Karakter

celah

Oleh Ida S. Widayanti

67
usrah

Menguatkan Cinta dengan

Hadiah Terindah
Oleh kartika ummu arina*

Tak mahal tetapi mem­
butuhkan ketulusan hati

M

emberi hadiah? Ya,
memberi hadiah,
pada pasangan yang
sudah menemani dan
mencintai. Inilah yang kadang terlupa,
padahal Rasulullah
melakukannya
dengan sangat indah. Cobalah simak
peristiwa yang luar biasa ini.
Suatu hari istri-istri Rasul
berkumpul ke hadapan suaminya
dan bertanya, “Di antara istri-istrimu,
siapakah yang paling disayangi?”
Rasulullah
hanya tersenyum, lalu
berkata, “Aku akan beritahukan kepada
kalian nanti.”
Setelah itu, dalam kesempatan
yang berbeda-beda, Rasulullah
memberikan sebuah cincin kepada istriistrinya. Masing-masing sebuah cincin,
seraya beliau berpesan agar istrinya
yang telah diberi cincin tersebut, tidak
memberitahu kepada istri-istri yang lain.
Lalu suatu hari para istri Rasulullah
itu berkumpul lagi dan mengajukan
pertanyaan yang sama. Lalu
Rasulullah menjawab, “Yang paling
aku sayangi adalah yang kuberikan
cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri
Nabi
itu tersenyum puas karena
menyangka hanya dirinya saja yang
mendapat cincin dan merasakan
bahwa dirinya tidak terasing.
Dengan hadiah cincin tersebut,
menunjukkan pada
Rasulullah
istri-istrinya tentang kasih sayang
yang dimilikinya sekaligus meredam
kegelisahan istri-istrinya. Namun

68

demikian, meski Rasulullah
memberikan cincin kepada istriistrinya, bukan berarti hadiah yang
diberikan pada pasangan pun harus
mahal.
Berdoa dan Tersenyumlah
Salah satu yang paling indah
adalah doa. Doa suami pada istrinya
yang didengar oleh sang istri baik
setelah menunaikan shalat bersama
maupun saat tengah berdua, akan
sangat bermanfaat untuk memperkuat
kasih sayang. Begitu pula doa yang
dipanjatkan istri untuk suami,
akan memberikan rasa aman dan
menenangkan hati suami, terutama
saat akan menjalani aktivitas.
Sebagaimana doa orang-orang saleh
dalam surat Al-Furqan [25] ayat
74, “... Ya Robbana, anugerahkanlah
kepada kami pasangan dan keturunan
yang menyenangkan hati (kami) dan
jadikanlah kami pemimpin bagi orangorang yang bertakwa.”
Hadiah berikutnya yang gratis
tapi sering terlupa adalah senyum.
Entah kenapa, banyak pasangan yang
melupakan hadiah yang sangat mudah
sekaligus sangat murah ini untuk dibe­
rikan pada pasangannya, terutama di
pagi hari. Padahal senyum yang tulus
pada pasangan di pagi hari merupakan
salah satu penentu mood pasangan
suami-istri selama menjalani aktivitas
di hari itu.
Mengingat kekesalan di hari
kemarin pada saat bangun pagi, akan
melahirkan tindakan-tindakan yang
tidak menyenangkan bagi kita dan
pasangan. Sementara muka yang

masam atau cetusan-cetusan yang
sinis, pasti akan membuat kita dan
pasangan kesal seharian. Karena itu,
seperti apapun kejadian yang tidak
menyenangkan di hari kemarin,
usahakanlah untuk tetap tersenyum.
Bila masalah memang belum usai,
maka selesaikanlah di waktu yang lebih
santai di hari itu.
Ingatlah bahwa kita akan hidup
bersama pasangan selama nafas
masih berhembus. Maka, kekesalan
di pagi hari hanya akan membuat
kebersamaan menjadi kegelisahan
dan akan menjadi bibit konflik
berkepanjangan. Sebaliknya, menurut
seorang suami, senyum istrinya di
pagi hari adalah semangat baginya

SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
Jendela keluarga

FOTO MUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH

menjalani hari. Begitu pentingnya
sebuah senyuman, maka Rasulullah
bersabda, “Senyum manismu pada
saudara adalah sedekah.” (Riwayat
Bukhari)
Selalu Ada untuk Memahami
Hadiah yang tak kalah indah adalah
kehadiran. Tentu kita semua tahu,
sesuatu yang membuat kita merasa
dicintai adalah selalu adanya pasangan
di saat kita membutuhkannya. Karena
itu, jangan abaikan arti kehadiran Anda
untuk pasangan. Meskipun sms, bbm,
telepon, atau apapun diklaim dapat
mendekatkan hati; tetapi kehadiran
seseorang yang dicintai di saat sedih,
tertekan, kehilangan, bahkan ketika
kegembiraan meluap tetap tak dapat
digantikan oleh apapun.
Mendengar adalah hadiah
selanjutnya yang begitu indah.
Mendengar termasuk hadiah yang
sulit untuk diberikan. Apalagi, bila
dalam benak kita sudah terlabel bahwa
apa yang dikatakannya “ya itu-itu
saja”. Kita pun biasanya lebih senang
didengarkan ketimbang mendengarkan

pasangan. Sementara tak dapat
dipungkiri bahwa keharmonisan dalam
hubungan suami-istri salah satunya
ditakar dengan sebesar apa kesediaan
mereka untuk saling mendengarkan.
Berusahalah untuk mendengarkan
sebaik-baiknya. Tatapan yang fokus,
tanpa mengomentari, tak menghakimi
–apalagi mencela, dan meninggalkan
segala aktivitas (termasuk mengetik
bbm atau sms) akan sangat mele­
ga­ an perasaan pasangan. Ia akan
k
merasa dihargai dan dimengerti.
Be­ ilah tanggapan bila memang dia
r
membutuhkannya atau berilah sekadar
tatapan yang menenangkan, apabila ia
memang sekadar meluapkan unegunegnya.
Hadiah yang indah berikutnya
adalah memberinya kebebasan.
Kebebasan di sini bukanlah berarti
memperbolehkannya berbuat
sekehendak hati. Namun, lebih pada
memberikannya kepercayaan penuh
untuk bertanggung jawab atas segala
hal yang dipilih dan dilakukannya.
Kebebasan dalam hidup bersama
pasangan akan membuatnya merasa
dipahami dan dicintai. Kebebasan akan

Satu hal lagi yang tergolong
hadiah yang cukup sulit
adalah mengalah. Salah
satu pasangan mungkin
merasa seringkali me­la­
ku­kan ini. Namun, me­
nga­lah dengan ketulusan
barangkali adalah sesuatu
yang sulit. Apalagi bila
kedewasaan emosi dalam
rumah tangga be­lum
terbangun, maka yang
terjadi adalah ke­inginan
untuk selalu mem­per­ta­
han­kan ego dan tak ingin
berada di pihak yang kalah.

DESEMBER 2012/MUHARRAM 1434

membuatnya memiliki kebahagiaan
tersendiri yang juga akan ditularkannya
pada Anda. Namun, bila kebebasan
yang Anda berikan sudah mulai
membuatnya berbelok arah, jangan
segan untuk mengingatkannya kembali
tanggung jawab yang harus dipegang
teguh bersama.
Satu hal lagi yang tergolong hadiah
yang cukup sulit adalah mengalah.
Salah satu pasangan mungkin merasa
seringkali melakukan ini. Namun,
mengalah dengan ketulusan barangkali
adalah sesuatu yang sulit. Apalagi
bila kedewasaan emosi dalam rumah
tangga belum terbangun, maka yang
terjadi adalah keinginan untuk selalu
mempertahankan ego dan tak ingin
berada di pihak yang kalah.
Padahal dalam berumahtangga, tak
ada manfaat sedikit pun yang diperoleh
dengan selalu menjadi pemenang.
Sebaiknya, mengalah pada hal-hal yang
tidak prinsipil akan menjadikannya
lebih mampu memahami kita dan
ber­ edia menerima apa adanya. Ben­
s
tang­ anlah kasih sayang dan kesabaran,
k
maka setiap permasalahan pun akan
terasa ringan untuk diselesaikan.
Terakhir, inilah hadiah yang sangat
indah dan murah tetapi seringkali tak
mudah. Maaf. Banyak pasangan yang
merasa gengsi untuk meminta maaf
terlebih dahulu karena merasa benar.
Padahal dengan sama-sama marah dan
melontarkan kata-kata negatif pun
sudah termasuk membuat kesalahan.
Maka, hadiahkanlah kata maaf padanya
untuk membuatnya merasa tersanjung
dan dicintai. Di sisi lain, memaafkan
pun kadang masih disertai rasa sakit
hati karena merasa dianiaya dan
direndahkan.
Maka, walaupun sulit, hadiahkanlah
maaf yang tulus padanya sebagai
sebuah ketulusan dan bukti cinta
yang dalam. Di saat yang sama,
hadiahkanlah pula kata maaf itu untuk
diri kita sendiri, guna membebaskan
diri dari beban perasaan dan himpitan
kemarahan. *Penulis buku ‘Jadilah
Suami Istri Bijak’

69
mar’ah

Ketika Tulang Rusuk
Menjadi Tulang Punggung
Oleh TULUS KURNIAWATI*

P

erjalanan hidup manusia tidak
ada yang dapat menduga
sebelumnya. Semua menjadi
rahasia Allah . Yang bisa
kita lakukan adalah terus
berusaha. Baik atau buruk, jika semua
itu membawa kita semakin dekat
kepada Allah , menambah keimanan
kita kepada Allah , semuanya patut
disyukuri dan dihadapi. Begitupun
dengan perjalanan kehidupan berumah
tangga.
Allah
memang telah mem­
be­ i­ an porsi tersendiri berkaitan
rk
dengan hak dan kewajiban suami istri.
Suami adalah pelindung dan pemberi
nafkah bagi istrinya sebagaimana yang
dijelaskan al-Qur’an dalam surat An
Nisa: 34.
Laki-laki (suami) dengan hak
dan kewajibannya masing-masing.
Perempuan (istri ) pun demikian. Akan
tetapi, tidak jarang dalam kehidupan
mengarungi bahtera rumah tangga,
Allah menguji pasangan suami istri
ini dengan keadaan-keadaan di luar
dugaan.
Keterbatasan ekonomi misalnya.
Karena kebutuhan hidup semakin tinggi,
tidak sedikit para istri ikut berperan
membantu suami mencari penghasilan.
Bahkan pada posisi yang sangat ekstrem,
misalnya suami di PHK, atau suami
meninggal dunia, muncullah sosoksosok istri yang mengambil alih peran
sebagai pencari nafkah.
Para istri yang semula menjadi
“menteri dalam negeri” sebuah
rumah tangga, yang tugasnya banyak
menangani pekerjaan-pekerjaan

70

domestik, kini ikut berperan di luar itu
semua.
Bagaimana jika hal ini terjadi pada
anda?
Memang tidak mudah, dan cukup
berat, melakukan sesuatu yang bukan
menjadi kebiasaan kita. Jadi bukannya
tidak mampu, tetapi lebih karena
belum terbiasa. Tidak heran, karena
(pada awalnya) mencari nafkah
memang bukan kewajiban seorang
istri. Namun jika dalam kondisi
terdesak, seringkali muncul kemauan
dan kekuatan-kekuatan terpendam
yang mampu mengalahkan itu
semua. Mengalahkan “rasa tidak
mampu” dan menerbitkan semangat
“harus bisa”.
Jangan Merasa Terpaksa
Apapun kondisi yang kita hadapi
saat ini, yang membuat kita harus
berbuat lebih, mengerjakan banyak hal
di luar kebiasaan kita, janganlah merasa
terpaksa. Okey…mungkin keadaan
memang memaksa kita, namun mari
terima ini semua dengan hati lapang.
Bukankah Allah
akan menguji kita
dengan kekurangan berupa rasa lapar,
rasa takut, dan rasa sakit?
“Dan Kami pasti menguji kamu
dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buahbuahan. Dan sampailkanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang
sabar”.{Al-Baqarah (2): 155}.
Jika keadaan ini terjadi pada kita,
ya sudah…mari hadapi saja. Jangan

mengeluh, jangan menyalahkan
pasangan, apalagi menggugat takdir
Allah
.
Tetaplah Muliakan Suami, Raih
Ridhanya
Istri seringkali disebut sebagai
tulang rusuk, namun jika kemudian
perannya menjadi tulang punggung,
itu bukanlah aib. Suami yang belum
bisa maksimal memberikan nafkah
kepada keluarga, juga bukan sematamata kesalahannya. Banyak faktor yang
mempengaruhinya. Jadi, jika memang
jalan rejeki dilewatkan tangan kita
sebagai para istri, kenapa tidak?
Nah … permasalahan yang kerap
timbul adalah ikatan hati pasangan
suami istri yang mengendor karena
peralihan peran tersebut. Para suami
yang down karena ketidakmampuannya
memberikan nafkah menimbulkan
rasa sensitif tersendiri. Adapun
para istri yang mengerjakan tugastugas yang bukan kebiasaannya juga
menimbulkan rasa sensitif yang sering
tidak terkendali. Rasa sensitif muncul
karena lelah yang berlebihan. Apalagi
jika ditambah dengan rasa terpaksa.
Yang muncul kemudian adalah saling
menyalahkan pasangan.
Apapun kondisi suami saat ini, jika
memang para istri harus membantu
mencari nafkah, tugas berat yang harus
tetap dijaga adalah tetap muliakan
para suami. Bagaimana pun, suami
adalah qowwam (pemimpin) kita.
Jika kita harus keluar rumah untuk
bekerja, tetap mintakan ridha dan
keikhlasannya. Jika kita harus meminta

SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
Jendela keluarga

FOTO : IMUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH

pertolongannya untuk membantu
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga,
mintalah dengan baik, sehingga tidak
melukai harga dirinya. Ingatlah, bahwa
ridha suami juga akan berpengaruh
pada aktivitas kita di luar rumah.
Komunikasikan dengan Cinta
Setiap kita pasti ingin segera
keluar dari situasi sulit ini. Maka
yang harus kita lakukan adalah
mengkomunikasikan keadaan ini
dengan pasangan kita secara baik-baik.
Ingatlah bahwa semua kesulitan bukan
akhir dari dunia. Ini hanyalah sebuah
episode hidup yang harus kita lalui
dan pada saatnya nanti akan berganti
dengan episode yang indah.
Bicarakan baik-baik dengan
suami, apa yang akan kita lakukan
untuk menghadapi masa sulit ini,
dan bagaimana setelah ini. Tetaplah
support, berikan ide-ide baru untuk
menyegarkan pikirannya yang
suntuk. Bisa jadi, dari pembicaraanpembicaraan itu nanti akan muncul
sebuah langkah-langkah baru yang
hasilnya justru jauh lebih baik dari

DESEMBER 2012/MUHARRAM 1434

apa yang dikerjakan tempo hari.
Tidak sedikit bukan, kisah-kisah orang
sukses yang berawal dari PHK, atau
berawal dari situasi yang teramat sulit?
Berikutnya, bahkan tidak menutup
kemungkinan, kita bisa memulai
melakukan usaha bersama.
Pada akhirnya, kita perlu
menyadari, setiap likuan hidup kita
ini, kesulitan atau kesenangan adalah
sunnatullah. Jika saat ini kita diuji
dengan kesulitan, yakinlah kesulitan itu
datang bersama kemudahan.
“Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan,”(Al
Insyirah {94} : 5)
Kuncinya, apakah kita siap
menjemput kemudahan itu dengan
usaha atau tidak. Banyak dari kita
ketika menghadapi kesulitan bersikap
sebagai “korban.” Menyalahkan sana
sini. Bukannya mencari solusi malah
menambah masalah. Ketika saat ini
kita sebagai istri harus ikut berperan
mencari tambahan penghasilan, maka
kenapa tidak? Tinggal kita pikirkan, apa
yang akan kita kerjakan, dan bagaimana
cara kita mengerjakannya. Akan lebih

baik jika kita memiliki ketrampilanketrampilan yang bisa dikembangkan
dari dalam rumah, sehingga waktunya
bisa dikompromikan dengan kegiatankegiatan di dalam rumah.
Yang juga tidak kalah penting
adalah temukan komunitas yang dapat
memberikan support kepada kita,
sehingga bisa memberikan semangat dan
pencerahan. Akan menambah masalah
jika Anda bertemu dengan orangorang yang tidak tepat, yang bukannya
mendukung tetapi justru memberikan
masukan-masukan yang negatif.
Sabda Rasulullah
yang ini
semoga mampu meneguhkan kita,
“Memang sangat menakjubkan
keadaan orang mukmin itu; karena
segala urusannya sangat baik baginya
dan ini tidak akan terjadi kecuali bagi
seseorang yang beriman dimana bila
mendapatkan kesenangan ia bersyukur.
Maka yang demikian itu sangat baik
baginya, dan bila ia tertimpa kesusahan
ia sabar, maka yang demikian itu sangat
baik baginya.” (Riwayat Muslim).
*Pendidik, tinggal di Grobogan,
Jawa Tengah.

71
kolom parenting

Sekolah Berasrama 8:

Melatih Mereka Sabar
Oleh fauzil adhim | FOTO MUH. ABDUS SYAKUR

K

eberanian itu dapat
terkikis habis bukan karena
besarnya tantangan, tapi
karena lemahnya kesabaran.
Bukan banyaknya
kesulitan yang menjadikan manusia
tak mampu mencapai kejayaan,
tapi karena tidak adanya kesabaran.
Kesulitan yang kecil akan terasa besar
dan sangat mengganggu manakala
kita tidak memiliki kesiapan untuk
menghadapinya. Tetapi kesulitan yang
sangat besar sekalipun akan terasa
lebih ringan jika anak-anak itu telah
ditempa jiwanya dan dilatih badannya
untuk menghadapinya dengan penuh
kesabaran.
Cara mengajar yang menarik
memang memudahkan murid
menikmati proses pembelajaran di
kelas. Tetapi kita harus memastikan
bahwa mereka tertarik kepada materi
pelajaran yang kita sampaikan kepada
mereka, bukan sekadar tertarik kepada
gaya atraktif guru.
Di luar itu, betapa pun cara
mengajar yang menarik (fun teaching
dan sejenisnya) memudahkan murid
memusatkan perhatian, tetapi harus
ingat bahwa yang paling pokok untuk
kita tanamkan pada diri mereka
adalah adab belajar dan kesungguhan
menuntut ilmu. Tanpa adab dan
kesungguhan, penghormatan terhadap
guru maupun ilmu akan rendah, daya
tahan belajar akan lemah dan mereka
mudah bosan jika guru mengajar
dengan cara yang biasa-biasa saja.
Sesungguhnya tidak ada jalan

72

menuntut ilmu agar sungguh-sungguh
matang kecuali dengan menyediakan
diri berpayah-payah meraihnya.
Kemudahan itu ada bersama kesulitan.
Jika murid dididik, dilatih dan
digembleng untuk siap menghadapi
kesulitan, maka ia akan sampai pada
keadaan dimana ia merasa ringan
terhadap apa-apa yang dirasa sangat
berat bagi kebanyakan orang. Jadi,
yang harus dilakukan oleh guru agar
murid merasa ringan menghadapi
tugas bukanlah dengan meringankan
tugas, melainkan menyiapkan diri
mereka menghadapi kesulitan, bersabar
menjalani dan memberi dukungan
untuk terus berusaha.
Teringatlah kita pada perkataan
sebagaimana
Yahya bin Abi Katsir
dinukil dalam Shahih Muslim, “Ilmu
itu tidak akan diperoleh dengan tubuh
yang santai.”
Berkata Imam Asy-Syafi’i
, “Tidaklah seorang akan berhasil
dalam menuntut ilmu manakala ia
menuntutnya dengan rasa bosan
atau merasa cukup. Akan tetapi
barangsiapa yang menuntutnya dengan
pengorbanan, kehidupan yang sempit,
dan berkhidmat untuk ilmu tersebut,
maka merekalah yang akan berhasil.”
Inilah nasehat dari seorang
alim besar yang keutamaannya tak
diragukan. Ia menempuh jalan itu.
Ia mendidik muridnya agar memiliki
kesediaan berkorban, berpayah-payah
dan memiliki penghormatan yang
sangat tinggi terhadap ilmu. Inilah
nasehat yang telah nyata hasilnya. Salah

seorang muridnya, Imam Ahmad ibn
Hanbal Rahimahullah, kelak menjadi
seorang alim yang sangat disegani
ilmunya hingga kini. Dan Imam Ahmad
rahimahullah menjadi alim besar
melalui kesediaan untuk menempuh
kesukaran.
Bagaimana Semestinya Membaca?
Bentuk kesabaran lainnya adalah
menahan diri dari keinginan menguasai
pelajaran dengan cepat dan beralih ke
materi lain sebelum matang. Termasuk
dalam hal ini, guru harus menanamkan
pada diri murid untuk mengutamakan
membaca secara tertib, mendalam, dan
tekun (deep reading). Bukan membaca
secara cepat (speed reading) karena
ingin menguasai pelajaran secara kilat.
Jika Anda ingin melahirkan seorang
murid yang memiliki penguasaan ilmu
secara matang, maka membaca secara
mendalam dan tertib merupakan pintu
yang harus mereka lalui. Membaca
cepat (speed reading) tidak banyak
memberi manfaat, kecuali sekadar
menumpuk materi pengetahuan.
Keterampilan membaca cepat
hanya bermanfaat jika Anda ingin
melahirkan petugas pusat layanan
informasi yang handal atau pegawai
layanan konsumen (customer service)
yang cakap. Bukan melahirkan alim
yang faqih atau ilmuwan yang brilian.
Keterampilan membaca cepat juga
bermanfaat untuk mengesankan diri
sangat cerdas sehingga para peserta
training merasa diri mereka bodoh
dan tertinggal. Di luar itu, membaca
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
Jendela keluarga

cepat hanya patut kita lakukan untuk
tujuan inspeksional, yakni mengetahui
gambaran kasar isi buku sebelum
memutuskan membeli.
Mari kita ingat firman Allah , “Dan
bacalah al-Qur’an itu dengan perlahanlahan.” (Al-Muzammil [73]: 4). Perintah
ini terasa lebih kuat lagi tatkala mengingat
firman Allah , “Janganlah kamu
gerakkan lidahmu untuk (membaca)
al-Qur’an karena hendak cepat-cepat
(menguasai)nya.” (Al-Qiyaamah [75]:
16).
Kembali pada perbincangan
tentang bersabar menuntut ilmu.
Mari kita ingat sejenak sabda Nabi
, “Sesungguhnya ilmu itu sematamata diperoleh dengan dituntut
(mempelajarinya).” (Riwayat Abu
Darda’, dihasankan oleh Syaikh
Muhammad Nashiruddin Al-Albani
dalam Al-Silsilah Ash-Shahihah).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nahsir
As-Sa’di menjelaskan dalam tafsirnya
bahwa perintah ini berlaku umum
bagi semua orang yang mendengar
al-Qur`an, diperintahkan untuk diam
dan mendengarkan. “Dan perbedaan
di antara keduanya adalah bahwa
diam secara zahir adalah dengan
meninggalkan pembicaraan dan tidak
menyibukkan diri dengan sesuatu
yang membuatnya tidak mendengar.
Adapun mendengarkan, maka
maksudnya adalah menyimak dengan
membuka hati dan merenungkan apa
yang didengar,” kata Syaikh As-Sa’di
lebih lanjut.
Serupa itu, bekal penting yang
harus kita tanamkan kepada murid,
apabila mereka telah memiliki
kecintaan belajar adalah kesediaan
sekaligus kesungguhan untuk
mendengarkan dan memperhatikan
dengan baik ucapan gurunya. Jika
sikap ini tumbuh dengan kuat
dalam diri murid, maka guru yang
tak mampu bersuara lantang, akan
terdengar nyaring suaranya. Mereka
tetap memperhatikan penuh
kesungguhan. Guru yang monoton
DESEMBER 2012/MUHARRAM 1434

besar peranannya. Cara menerangkan
suatu pelajaran memang harus kita
kuasai. Tapi mendidik, melatih, dan
menggembleng mereka untuk memiliki
sikap belajar yang baik akan menjadi
bekal yang sangat berharga agar kelak
mereka –murid-murid kita—dapat
belajar dari siapapun, sejauh akhlaknya
baik, dan aqidahnya lurus, meski cara
mengajarnya membosankan. Lebih
penting lagi, sesungguhnya menetapi
adab Islam itu merupakan salah satu
pintu berakah. Wallahu a’lam bishshawab.

Berkata Imam AsySyafi’i
: “Tidaklah
seorang akan berhasil
dalam menuntut ilmu
manakala ia menuntutnya
dengan rasa bosan atau
merasa cukup. Akan
tetapi barangsiapa yang
menuntutnya dengan
pengorbanan, kehidupan
yang sempit, dan
berkhidmat untuk ilmu
tersebut, maka merekalah
yang akan berhasil.”

Nah, sudahkah kita melatih mereka
sabar dalam menuntut ilmu?

tetap tidak kehilangan daya tarik untuk
diperhatikan penjelasannya. Sementara
guru yang caranya menjelaskan sangat
bagus, akan lebih memudahkan murid
meraih ilmu.
Catatan sederhana ini semoga
dapat menjadi pengingat bagi kita
semua untuk menata kembali arah
pendidikan. Cara mengajar memang
penting, tapi adab belajar jauh lebih

Inilah pertanyaan yang perlu kita
jawab sembari merenungkan Hadits
berikut, “Ketahuilah! Sesungguhnya
dalam kesabaran terhadap apa yang
tak disukai, terdapat kebaikan yang
besar. Dan sesungguhnya pertolongan
(dari Allah) bersama kesabaran,
sedang kelapangan bersama kesukaran,
dan kesulitan bersama kemudahan.”
(Riwayat Ahmad)
menolong kita. *
Semoga Allah

73

More Related Content

What's hot

Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Testimoni buku energy never dies
Testimoni buku energy never diesTestimoni buku energy never dies
Testimoni buku energy never diesIndra Maulani
 
ALBUM KENANGAN SISWA 9 0911 XXII
ALBUM KENANGAN SISWA 9 0911 XXIIALBUM KENANGAN SISWA 9 0911 XXII
ALBUM KENANGAN SISWA 9 0911 XXIIMTs DARUSSALAM
 
Kasih berarti mempercayai seseorang
Kasih berarti mempercayai seseorangKasih berarti mempercayai seseorang
Kasih berarti mempercayai seseorangFreekidstories
 
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Cinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuCinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuHeni Handayani
 
Juwiter SMPN 1 Sukamulia Lombok Timur
Juwiter SMPN 1 Sukamulia Lombok TimurJuwiter SMPN 1 Sukamulia Lombok Timur
Juwiter SMPN 1 Sukamulia Lombok TimurEmzet Juwitour
 

What's hot (14)

Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Testimoni buku energy never dies
Testimoni buku energy never diesTestimoni buku energy never dies
Testimoni buku energy never dies
 
Majalah gerbang
Majalah gerbangMajalah gerbang
Majalah gerbang
 
ALBUM KENANGAN SISWA 9 0911 XXII
ALBUM KENANGAN SISWA 9 0911 XXIIALBUM KENANGAN SISWA 9 0911 XXII
ALBUM KENANGAN SISWA 9 0911 XXII
 
Bab iv pa yusran
Bab iv pa yusranBab iv pa yusran
Bab iv pa yusran
 
Kasih berarti mempercayai seseorang
Kasih berarti mempercayai seseorangKasih berarti mempercayai seseorang
Kasih berarti mempercayai seseorang
 
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH 2014 - Rubrik Parenting
 
Cinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuCinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktu
 
Berhijab dalam hati
Berhijab dalam hatiBerhijab dalam hati
Berhijab dalam hati
 
History Juli 2019
History Juli 2019History Juli 2019
History Juli 2019
 
Teks anekdot 3 bidang
Teks anekdot 3 bidangTeks anekdot 3 bidang
Teks anekdot 3 bidang
 
Juwiter SMPN 1 Sukamulia Lombok Timur
Juwiter SMPN 1 Sukamulia Lombok TimurJuwiter SMPN 1 Sukamulia Lombok Timur
Juwiter SMPN 1 Sukamulia Lombok Timur
 
Cc 1
Cc 1Cc 1
Cc 1
 
Petikan cerita
Petikan ceritaPetikan cerita
Petikan cerita
 

Viewers also liked

MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahRubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
School Management System By Innovation
School Management System By InnovationSchool Management System By Innovation
School Management System By InnovationManish Mishra
 
Edu paradise best school management system
Edu paradise best school management systemEdu paradise best school management system
Edu paradise best school management systemPradip Thakar
 
School Management System in c#
School Management System in c#School Management System in c#
School Management System in c#Team Codingparks
 
School Management System
School Management SystemSchool Management System
School Management Systemsaleem awan
 
Educube_School management system
Educube_School management systemEducube_School management system
Educube_School management systemAmruta Desai
 
SmartLattice Multi Branch School Management ERP System
SmartLattice Multi Branch School Management ERP SystemSmartLattice Multi Branch School Management ERP System
SmartLattice Multi Branch School Management ERP SystemSmart Lattice
 
Online school management system new
Online school management  system newOnline school management  system new
Online school management system neweasysolutionsindia
 
Setting up a Learning Management System for your School or District in a 1:1 ...
Setting up a Learning Management System for your School or District in a 1:1 ...Setting up a Learning Management System for your School or District in a 1:1 ...
Setting up a Learning Management System for your School or District in a 1:1 ...tstephens
 
School management system E-class
School management system E-classSchool management system E-class
School management system E-classDita Blaua
 
School Management System
School Management SystemSchool Management System
School Management SystemHATIM Bhagat
 
EducationERP : University / School / College Management Solution
EducationERP : University / School / College Management SolutionEducationERP : University / School / College Management Solution
EducationERP : University / School / College Management SolutionOpenERP4You
 

Viewers also liked (18)

MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
 
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahRubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
 
School Management System By Innovation
School Management System By InnovationSchool Management System By Innovation
School Management System By Innovation
 
Edu paradise best school management system
Edu paradise best school management systemEdu paradise best school management system
Edu paradise best school management system
 
School Management System in c#
School Management System in c#School Management System in c#
School Management System in c#
 
School board - school management system
School board - school management systemSchool board - school management system
School board - school management system
 
School Management System
School Management SystemSchool Management System
School Management System
 
Educube_School management system
Educube_School management systemEducube_School management system
Educube_School management system
 
SmartLattice Multi Branch School Management ERP System
SmartLattice Multi Branch School Management ERP SystemSmartLattice Multi Branch School Management ERP System
SmartLattice Multi Branch School Management ERP System
 
Online school management system new
Online school management  system newOnline school management  system new
Online school management system new
 
Setting up a Learning Management System for your School or District in a 1:1 ...
Setting up a Learning Management System for your School or District in a 1:1 ...Setting up a Learning Management System for your School or District in a 1:1 ...
Setting up a Learning Management System for your School or District in a 1:1 ...
 
School management system E-class
School management system E-classSchool management system E-class
School management system E-class
 
School management system
School management systemSchool management system
School management system
 
SCHOOL MANAGEMENT SYSTEM|TECHNO SCHOOLS
SCHOOL MANAGEMENT SYSTEM|TECHNO SCHOOLSSCHOOL MANAGEMENT SYSTEM|TECHNO SCHOOLS
SCHOOL MANAGEMENT SYSTEM|TECHNO SCHOOLS
 
School management-system
School management-systemSchool management-system
School management-system
 
School Management System
School Management SystemSchool Management System
School Management System
 
OpenERP School Management System
OpenERP School Management SystemOpenERP School Management System
OpenERP School Management System
 
EducationERP : University / School / College Management Solution
EducationERP : University / School / College Management SolutionEducationERP : University / School / College Management Solution
EducationERP : University / School / College Management Solution
 

Similar to Jendela Keluarga

Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
Presentation1 ( cerpen , novel,  roman) Presentation1 ( cerpen , novel,  roman)
Presentation1 ( cerpen , novel, roman) Ardabellaviescha
 
Slide tik siti untari
Slide tik siti untariSlide tik siti untari
Slide tik siti untarisitiuntari04
 
2 perbedaan 1_hati
2 perbedaan 1_hati2 perbedaan 1_hati
2 perbedaan 1_hationessfee
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Analisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeAnalisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeNurul Wathaniyah
 
SURAT CINTA UNTUK ALLAH
SURAT CINTA UNTUK ALLAHSURAT CINTA UNTUK ALLAH
SURAT CINTA UNTUK ALLAHPLANETPINTAR
 
Cara berhenti kecanduan miskin Jilid 1 ( By : Maris Al Fahmi )
Cara berhenti kecanduan miskin Jilid 1 ( By : Maris Al Fahmi ) Cara berhenti kecanduan miskin Jilid 1 ( By : Maris Al Fahmi )
Cara berhenti kecanduan miskin Jilid 1 ( By : Maris Al Fahmi ) menambahberatbadanotot
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
buletin IFL Mei-Juni'13
buletin IFL Mei-Juni'13buletin IFL Mei-Juni'13
buletin IFL Mei-Juni'13ifutureleaders
 

Similar to Jendela Keluarga (20)

Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
Presentation1 ( cerpen , novel,  roman) Presentation1 ( cerpen , novel,  roman)
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
 
Slide tik siti untari
Slide tik siti untariSlide tik siti untari
Slide tik siti untari
 
Ict film
Ict filmIct film
Ict film
 
2 perbedaan 1_hati
2 perbedaan 1_hati2 perbedaan 1_hati
2 perbedaan 1_hati
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Tinc ebook #7
Tinc ebook #7Tinc ebook #7
Tinc ebook #7
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
 
Nak ibu ingin bicara
Nak ibu ingin bicaraNak ibu ingin bicara
Nak ibu ingin bicara
 
Wanita
WanitaWanita
Wanita
 
6 formula ajaib
6 formula ajaib6 formula ajaib
6 formula ajaib
 
Analisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeAnalisis kasus broken home
Analisis kasus broken home
 
SURAT CINTA UNTUK ALLAH
SURAT CINTA UNTUK ALLAHSURAT CINTA UNTUK ALLAH
SURAT CINTA UNTUK ALLAH
 
Cara berhenti kecanduan miskin Jilid 1 ( By : Maris Al Fahmi )
Cara berhenti kecanduan miskin Jilid 1 ( By : Maris Al Fahmi ) Cara berhenti kecanduan miskin Jilid 1 ( By : Maris Al Fahmi )
Cara berhenti kecanduan miskin Jilid 1 ( By : Maris Al Fahmi )
 
Pakaian bagi wanita
Pakaian bagi wanitaPakaian bagi wanita
Pakaian bagi wanita
 
Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
buletin IFL Mei-Juni'13
buletin IFL Mei-Juni'13buletin IFL Mei-Juni'13
buletin IFL Mei-Juni'13
 
Senyum
SenyumSenyum
Senyum
 

More from MAJALAH HIDAYATULLAH

Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH
 

More from MAJALAH HIDAYATULLAH (20)

Generari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIALGenerari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIAL
 
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
 
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015 KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
 

Jendela Keluarga

  • 1.
  • 2. Jendela Keluarga Jadilah Pemberani foto : muh. abdus syakur/SUARA HIDAYATULLAH S eorang anak terlahir dari ibu yang buta huruf. Pada saat anak itu ber­ umur dua tahun sang ayah men­ ce­aikan ibunya, lalu per­i entah r g kemana meninggalkan si anak dengan de­ la­pan saudara lainnya. Se­be­lum­nya, ibunya su­ ah menikah dua kali, jadi itu adalah d per­ eraian yang ketiga kali­ ya. c n Ada hal yang kerap membuat anak ini sedih. Pada saat pembagian buku rapor di sekolah, semua temannya diantar oleh orangtuanya. Ada yang diantar oleh bapaknya, sebagian lagi diantar ibunya. Sedangkan ia tidak diantar siapapun. Bahkan saat kelas 1 SMP dialah yang mengambil rapor adiknya. Si anak berpisah dengan ayahnya saat berumur dua tahun, ia lupa sosok sang ayah. Kepada ibunya ia sering bertanya seperti apa wajah ayahnya, dan menanyakan kemana ayahnya pergi. Ingin sekali ia bertemu dan mencarinya. Namun apa jawaban ibunya. “Nak, sudahlah tak usah sibuk cari bapakmu, kamu belajar saja yang rajin agar pinter. Kalau kamu jadi orang, nanti bapakmu yang akan cari kamu!” Kata-kata tersebut rupanya sangat membekas. Kata-kata ibunya itu menjadi penyemangat. Si anak kemudian memiliki cita-cita yang sangat tinggi, ingin menjadi seorang astronot. Keadaan dirinya dan keluarganya tak membuatnya rendah diri. Ibunya yang tak pernah sekolah itu selalu menghembuskan semangat. “Nak, jadilah orang pemberani. Orang yang berani bukan yang turun ke jalan, demo, atau di penjara, tapi orang yang siap menerima kenyataan,” ujar sang ibu. Waktu terus berputar. Tak sekadar bercita-cita kosong, anak itu berusaha keras mewujudkannya. Ia belajar dengan tekun, hingga diterima di universitas favorit di negeri ini. Ia pun berusaha keras agar bisa lulus dengan cepat, karena saat itu ibunya sedang sakit keras. Ia ingin ibunya melihat saat ia diwisuda. Jenjang S1 hanya DESEMBER 2012/MUHARRAM 1434 ditempuh dalam waktu 3,5 tahun. Namun sayang, saat ia lulus sarjana, ibunya telah meninggal dunia. Namun, ia tetap ingin mewujudkan harapan ibunya supaya bisa menjadi orang yang sukses. Ia mendapat beasiswa S2 dan S3-nya di Perancis. Kedua jenjang itu juga ia selesaikan dalam waktu cepat. Ia mendapat gelar profesor di usia 33 tahun dan menjadi salah seorang dari tujuh profesor termuda di dunia. Siapakah tokoh tersebut? Dialah Prof Dr Firmanzah. Ia menjadi Dekan di FE UI di usia 32 tahun dan kini menjadi Staf Khusus Presiden RI Bidang Ekonomi. Kisah tersebut memberi pem­be­la­­jaran berharga, bahwa kesuksesan se­­ guhnya hak semua anak. Tak sung­ pe­ uli apa pun keadaannya, semua berhak untuk men­ d ca­ ai puncak prestasi. Namun, ada yang berani me­ e­ p n rima keadaan lalu berusaha untuk maju, tapi ada juga yang menyalahkan keadaan sebagai penghalang ke­uk­ s sesannya. Di sinilah peran ayah atau ibu untuk memberikan motivasi dan inspirasi agar anak tidak terbelenggu oleh keadaan, namun berani menatap ke depan dan berani bercita-cita. Dari tokoh di atas kita belajar bahwa meski ia layak disebut anak broken home, namun ia memilih untuk tidak menyalahkan keadaan. “Apabila kita sudah mampu menerima kenyataan barulah kita akan mampu untuk maju ke depan,” ujarnya. Hingga kini, profesor yang pengagum Rasulullah ini belum pernah bertemu dengan sang ayah. Menurutnya, kerinduan akan seorang ayah tak tergantikan. Tak ada kemarahan dalam hatinya. Ia ingin terus berbuat, moto hidupnya, “Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Jabatan ini hanya bermanfaat jika berfaedah bagi orang lain.” *Penulis buku Mendidik Karakter dengan Karakter celah Oleh Ida S. Widayanti 67
  • 3. usrah Menguatkan Cinta dengan Hadiah Terindah Oleh kartika ummu arina* Tak mahal tetapi mem­ butuhkan ketulusan hati M emberi hadiah? Ya, memberi hadiah, pada pasangan yang sudah menemani dan mencintai. Inilah yang kadang terlupa, padahal Rasulullah melakukannya dengan sangat indah. Cobalah simak peristiwa yang luar biasa ini. Suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Di antara istri-istrimu, siapakah yang paling disayangi?” Rasulullah hanya tersenyum, lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti.” Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda-beda, Rasulullah memberikan sebuah cincin kepada istriistrinya. Masing-masing sebuah cincin, seraya beliau berpesan agar istrinya yang telah diberi cincin tersebut, tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain. Lalu suatu hari para istri Rasulullah itu berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri Nabi itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing. Dengan hadiah cincin tersebut, menunjukkan pada Rasulullah istri-istrinya tentang kasih sayang yang dimilikinya sekaligus meredam kegelisahan istri-istrinya. Namun 68 demikian, meski Rasulullah memberikan cincin kepada istriistrinya, bukan berarti hadiah yang diberikan pada pasangan pun harus mahal. Berdoa dan Tersenyumlah Salah satu yang paling indah adalah doa. Doa suami pada istrinya yang didengar oleh sang istri baik setelah menunaikan shalat bersama maupun saat tengah berdua, akan sangat bermanfaat untuk memperkuat kasih sayang. Begitu pula doa yang dipanjatkan istri untuk suami, akan memberikan rasa aman dan menenangkan hati suami, terutama saat akan menjalani aktivitas. Sebagaimana doa orang-orang saleh dalam surat Al-Furqan [25] ayat 74, “... Ya Robbana, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan yang menyenangkan hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orangorang yang bertakwa.” Hadiah berikutnya yang gratis tapi sering terlupa adalah senyum. Entah kenapa, banyak pasangan yang melupakan hadiah yang sangat mudah sekaligus sangat murah ini untuk dibe­ rikan pada pasangannya, terutama di pagi hari. Padahal senyum yang tulus pada pasangan di pagi hari merupakan salah satu penentu mood pasangan suami-istri selama menjalani aktivitas di hari itu. Mengingat kekesalan di hari kemarin pada saat bangun pagi, akan melahirkan tindakan-tindakan yang tidak menyenangkan bagi kita dan pasangan. Sementara muka yang masam atau cetusan-cetusan yang sinis, pasti akan membuat kita dan pasangan kesal seharian. Karena itu, seperti apapun kejadian yang tidak menyenangkan di hari kemarin, usahakanlah untuk tetap tersenyum. Bila masalah memang belum usai, maka selesaikanlah di waktu yang lebih santai di hari itu. Ingatlah bahwa kita akan hidup bersama pasangan selama nafas masih berhembus. Maka, kekesalan di pagi hari hanya akan membuat kebersamaan menjadi kegelisahan dan akan menjadi bibit konflik berkepanjangan. Sebaliknya, menurut seorang suami, senyum istrinya di pagi hari adalah semangat baginya SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
  • 4. Jendela keluarga FOTO MUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH menjalani hari. Begitu pentingnya sebuah senyuman, maka Rasulullah bersabda, “Senyum manismu pada saudara adalah sedekah.” (Riwayat Bukhari) Selalu Ada untuk Memahami Hadiah yang tak kalah indah adalah kehadiran. Tentu kita semua tahu, sesuatu yang membuat kita merasa dicintai adalah selalu adanya pasangan di saat kita membutuhkannya. Karena itu, jangan abaikan arti kehadiran Anda untuk pasangan. Meskipun sms, bbm, telepon, atau apapun diklaim dapat mendekatkan hati; tetapi kehadiran seseorang yang dicintai di saat sedih, tertekan, kehilangan, bahkan ketika kegembiraan meluap tetap tak dapat digantikan oleh apapun. Mendengar adalah hadiah selanjutnya yang begitu indah. Mendengar termasuk hadiah yang sulit untuk diberikan. Apalagi, bila dalam benak kita sudah terlabel bahwa apa yang dikatakannya “ya itu-itu saja”. Kita pun biasanya lebih senang didengarkan ketimbang mendengarkan pasangan. Sementara tak dapat dipungkiri bahwa keharmonisan dalam hubungan suami-istri salah satunya ditakar dengan sebesar apa kesediaan mereka untuk saling mendengarkan. Berusahalah untuk mendengarkan sebaik-baiknya. Tatapan yang fokus, tanpa mengomentari, tak menghakimi –apalagi mencela, dan meninggalkan segala aktivitas (termasuk mengetik bbm atau sms) akan sangat mele­ ga­ an perasaan pasangan. Ia akan k merasa dihargai dan dimengerti. Be­ ilah tanggapan bila memang dia r membutuhkannya atau berilah sekadar tatapan yang menenangkan, apabila ia memang sekadar meluapkan unegunegnya. Hadiah yang indah berikutnya adalah memberinya kebebasan. Kebebasan di sini bukanlah berarti memperbolehkannya berbuat sekehendak hati. Namun, lebih pada memberikannya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang dipilih dan dilakukannya. Kebebasan dalam hidup bersama pasangan akan membuatnya merasa dipahami dan dicintai. Kebebasan akan Satu hal lagi yang tergolong hadiah yang cukup sulit adalah mengalah. Salah satu pasangan mungkin merasa seringkali me­la­ ku­kan ini. Namun, me­ nga­lah dengan ketulusan barangkali adalah sesuatu yang sulit. Apalagi bila kedewasaan emosi dalam rumah tangga be­lum terbangun, maka yang terjadi adalah ke­inginan untuk selalu mem­per­ta­ han­kan ego dan tak ingin berada di pihak yang kalah. DESEMBER 2012/MUHARRAM 1434 membuatnya memiliki kebahagiaan tersendiri yang juga akan ditularkannya pada Anda. Namun, bila kebebasan yang Anda berikan sudah mulai membuatnya berbelok arah, jangan segan untuk mengingatkannya kembali tanggung jawab yang harus dipegang teguh bersama. Satu hal lagi yang tergolong hadiah yang cukup sulit adalah mengalah. Salah satu pasangan mungkin merasa seringkali melakukan ini. Namun, mengalah dengan ketulusan barangkali adalah sesuatu yang sulit. Apalagi bila kedewasaan emosi dalam rumah tangga belum terbangun, maka yang terjadi adalah keinginan untuk selalu mempertahankan ego dan tak ingin berada di pihak yang kalah. Padahal dalam berumahtangga, tak ada manfaat sedikit pun yang diperoleh dengan selalu menjadi pemenang. Sebaiknya, mengalah pada hal-hal yang tidak prinsipil akan menjadikannya lebih mampu memahami kita dan ber­ edia menerima apa adanya. Ben­ s tang­ anlah kasih sayang dan kesabaran, k maka setiap permasalahan pun akan terasa ringan untuk diselesaikan. Terakhir, inilah hadiah yang sangat indah dan murah tetapi seringkali tak mudah. Maaf. Banyak pasangan yang merasa gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu karena merasa benar. Padahal dengan sama-sama marah dan melontarkan kata-kata negatif pun sudah termasuk membuat kesalahan. Maka, hadiahkanlah kata maaf padanya untuk membuatnya merasa tersanjung dan dicintai. Di sisi lain, memaafkan pun kadang masih disertai rasa sakit hati karena merasa dianiaya dan direndahkan. Maka, walaupun sulit, hadiahkanlah maaf yang tulus padanya sebagai sebuah ketulusan dan bukti cinta yang dalam. Di saat yang sama, hadiahkanlah pula kata maaf itu untuk diri kita sendiri, guna membebaskan diri dari beban perasaan dan himpitan kemarahan. *Penulis buku ‘Jadilah Suami Istri Bijak’ 69
  • 5. mar’ah Ketika Tulang Rusuk Menjadi Tulang Punggung Oleh TULUS KURNIAWATI* P erjalanan hidup manusia tidak ada yang dapat menduga sebelumnya. Semua menjadi rahasia Allah . Yang bisa kita lakukan adalah terus berusaha. Baik atau buruk, jika semua itu membawa kita semakin dekat kepada Allah , menambah keimanan kita kepada Allah , semuanya patut disyukuri dan dihadapi. Begitupun dengan perjalanan kehidupan berumah tangga. Allah memang telah mem­ be­ i­ an porsi tersendiri berkaitan rk dengan hak dan kewajiban suami istri. Suami adalah pelindung dan pemberi nafkah bagi istrinya sebagaimana yang dijelaskan al-Qur’an dalam surat An Nisa: 34. Laki-laki (suami) dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Perempuan (istri ) pun demikian. Akan tetapi, tidak jarang dalam kehidupan mengarungi bahtera rumah tangga, Allah menguji pasangan suami istri ini dengan keadaan-keadaan di luar dugaan. Keterbatasan ekonomi misalnya. Karena kebutuhan hidup semakin tinggi, tidak sedikit para istri ikut berperan membantu suami mencari penghasilan. Bahkan pada posisi yang sangat ekstrem, misalnya suami di PHK, atau suami meninggal dunia, muncullah sosoksosok istri yang mengambil alih peran sebagai pencari nafkah. Para istri yang semula menjadi “menteri dalam negeri” sebuah rumah tangga, yang tugasnya banyak menangani pekerjaan-pekerjaan 70 domestik, kini ikut berperan di luar itu semua. Bagaimana jika hal ini terjadi pada anda? Memang tidak mudah, dan cukup berat, melakukan sesuatu yang bukan menjadi kebiasaan kita. Jadi bukannya tidak mampu, tetapi lebih karena belum terbiasa. Tidak heran, karena (pada awalnya) mencari nafkah memang bukan kewajiban seorang istri. Namun jika dalam kondisi terdesak, seringkali muncul kemauan dan kekuatan-kekuatan terpendam yang mampu mengalahkan itu semua. Mengalahkan “rasa tidak mampu” dan menerbitkan semangat “harus bisa”. Jangan Merasa Terpaksa Apapun kondisi yang kita hadapi saat ini, yang membuat kita harus berbuat lebih, mengerjakan banyak hal di luar kebiasaan kita, janganlah merasa terpaksa. Okey…mungkin keadaan memang memaksa kita, namun mari terima ini semua dengan hati lapang. Bukankah Allah akan menguji kita dengan kekurangan berupa rasa lapar, rasa takut, dan rasa sakit? “Dan Kami pasti menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buahbuahan. Dan sampailkanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”.{Al-Baqarah (2): 155}. Jika keadaan ini terjadi pada kita, ya sudah…mari hadapi saja. Jangan mengeluh, jangan menyalahkan pasangan, apalagi menggugat takdir Allah . Tetaplah Muliakan Suami, Raih Ridhanya Istri seringkali disebut sebagai tulang rusuk, namun jika kemudian perannya menjadi tulang punggung, itu bukanlah aib. Suami yang belum bisa maksimal memberikan nafkah kepada keluarga, juga bukan sematamata kesalahannya. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Jadi, jika memang jalan rejeki dilewatkan tangan kita sebagai para istri, kenapa tidak? Nah … permasalahan yang kerap timbul adalah ikatan hati pasangan suami istri yang mengendor karena peralihan peran tersebut. Para suami yang down karena ketidakmampuannya memberikan nafkah menimbulkan rasa sensitif tersendiri. Adapun para istri yang mengerjakan tugastugas yang bukan kebiasaannya juga menimbulkan rasa sensitif yang sering tidak terkendali. Rasa sensitif muncul karena lelah yang berlebihan. Apalagi jika ditambah dengan rasa terpaksa. Yang muncul kemudian adalah saling menyalahkan pasangan. Apapun kondisi suami saat ini, jika memang para istri harus membantu mencari nafkah, tugas berat yang harus tetap dijaga adalah tetap muliakan para suami. Bagaimana pun, suami adalah qowwam (pemimpin) kita. Jika kita harus keluar rumah untuk bekerja, tetap mintakan ridha dan keikhlasannya. Jika kita harus meminta SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
  • 6. Jendela keluarga FOTO : IMUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH pertolongannya untuk membantu pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, mintalah dengan baik, sehingga tidak melukai harga dirinya. Ingatlah, bahwa ridha suami juga akan berpengaruh pada aktivitas kita di luar rumah. Komunikasikan dengan Cinta Setiap kita pasti ingin segera keluar dari situasi sulit ini. Maka yang harus kita lakukan adalah mengkomunikasikan keadaan ini dengan pasangan kita secara baik-baik. Ingatlah bahwa semua kesulitan bukan akhir dari dunia. Ini hanyalah sebuah episode hidup yang harus kita lalui dan pada saatnya nanti akan berganti dengan episode yang indah. Bicarakan baik-baik dengan suami, apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi masa sulit ini, dan bagaimana setelah ini. Tetaplah support, berikan ide-ide baru untuk menyegarkan pikirannya yang suntuk. Bisa jadi, dari pembicaraanpembicaraan itu nanti akan muncul sebuah langkah-langkah baru yang hasilnya justru jauh lebih baik dari DESEMBER 2012/MUHARRAM 1434 apa yang dikerjakan tempo hari. Tidak sedikit bukan, kisah-kisah orang sukses yang berawal dari PHK, atau berawal dari situasi yang teramat sulit? Berikutnya, bahkan tidak menutup kemungkinan, kita bisa memulai melakukan usaha bersama. Pada akhirnya, kita perlu menyadari, setiap likuan hidup kita ini, kesulitan atau kesenangan adalah sunnatullah. Jika saat ini kita diuji dengan kesulitan, yakinlah kesulitan itu datang bersama kemudahan. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,”(Al Insyirah {94} : 5) Kuncinya, apakah kita siap menjemput kemudahan itu dengan usaha atau tidak. Banyak dari kita ketika menghadapi kesulitan bersikap sebagai “korban.” Menyalahkan sana sini. Bukannya mencari solusi malah menambah masalah. Ketika saat ini kita sebagai istri harus ikut berperan mencari tambahan penghasilan, maka kenapa tidak? Tinggal kita pikirkan, apa yang akan kita kerjakan, dan bagaimana cara kita mengerjakannya. Akan lebih baik jika kita memiliki ketrampilanketrampilan yang bisa dikembangkan dari dalam rumah, sehingga waktunya bisa dikompromikan dengan kegiatankegiatan di dalam rumah. Yang juga tidak kalah penting adalah temukan komunitas yang dapat memberikan support kepada kita, sehingga bisa memberikan semangat dan pencerahan. Akan menambah masalah jika Anda bertemu dengan orangorang yang tidak tepat, yang bukannya mendukung tetapi justru memberikan masukan-masukan yang negatif. Sabda Rasulullah yang ini semoga mampu meneguhkan kita, “Memang sangat menakjubkan keadaan orang mukmin itu; karena segala urusannya sangat baik baginya dan ini tidak akan terjadi kecuali bagi seseorang yang beriman dimana bila mendapatkan kesenangan ia bersyukur. Maka yang demikian itu sangat baik baginya, dan bila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya.” (Riwayat Muslim). *Pendidik, tinggal di Grobogan, Jawa Tengah. 71
  • 7. kolom parenting Sekolah Berasrama 8: Melatih Mereka Sabar Oleh fauzil adhim | FOTO MUH. ABDUS SYAKUR K eberanian itu dapat terkikis habis bukan karena besarnya tantangan, tapi karena lemahnya kesabaran. Bukan banyaknya kesulitan yang menjadikan manusia tak mampu mencapai kejayaan, tapi karena tidak adanya kesabaran. Kesulitan yang kecil akan terasa besar dan sangat mengganggu manakala kita tidak memiliki kesiapan untuk menghadapinya. Tetapi kesulitan yang sangat besar sekalipun akan terasa lebih ringan jika anak-anak itu telah ditempa jiwanya dan dilatih badannya untuk menghadapinya dengan penuh kesabaran. Cara mengajar yang menarik memang memudahkan murid menikmati proses pembelajaran di kelas. Tetapi kita harus memastikan bahwa mereka tertarik kepada materi pelajaran yang kita sampaikan kepada mereka, bukan sekadar tertarik kepada gaya atraktif guru. Di luar itu, betapa pun cara mengajar yang menarik (fun teaching dan sejenisnya) memudahkan murid memusatkan perhatian, tetapi harus ingat bahwa yang paling pokok untuk kita tanamkan pada diri mereka adalah adab belajar dan kesungguhan menuntut ilmu. Tanpa adab dan kesungguhan, penghormatan terhadap guru maupun ilmu akan rendah, daya tahan belajar akan lemah dan mereka mudah bosan jika guru mengajar dengan cara yang biasa-biasa saja. Sesungguhnya tidak ada jalan 72 menuntut ilmu agar sungguh-sungguh matang kecuali dengan menyediakan diri berpayah-payah meraihnya. Kemudahan itu ada bersama kesulitan. Jika murid dididik, dilatih dan digembleng untuk siap menghadapi kesulitan, maka ia akan sampai pada keadaan dimana ia merasa ringan terhadap apa-apa yang dirasa sangat berat bagi kebanyakan orang. Jadi, yang harus dilakukan oleh guru agar murid merasa ringan menghadapi tugas bukanlah dengan meringankan tugas, melainkan menyiapkan diri mereka menghadapi kesulitan, bersabar menjalani dan memberi dukungan untuk terus berusaha. Teringatlah kita pada perkataan sebagaimana Yahya bin Abi Katsir dinukil dalam Shahih Muslim, “Ilmu itu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai.” Berkata Imam Asy-Syafi’i , “Tidaklah seorang akan berhasil dalam menuntut ilmu manakala ia menuntutnya dengan rasa bosan atau merasa cukup. Akan tetapi barangsiapa yang menuntutnya dengan pengorbanan, kehidupan yang sempit, dan berkhidmat untuk ilmu tersebut, maka merekalah yang akan berhasil.” Inilah nasehat dari seorang alim besar yang keutamaannya tak diragukan. Ia menempuh jalan itu. Ia mendidik muridnya agar memiliki kesediaan berkorban, berpayah-payah dan memiliki penghormatan yang sangat tinggi terhadap ilmu. Inilah nasehat yang telah nyata hasilnya. Salah seorang muridnya, Imam Ahmad ibn Hanbal Rahimahullah, kelak menjadi seorang alim yang sangat disegani ilmunya hingga kini. Dan Imam Ahmad rahimahullah menjadi alim besar melalui kesediaan untuk menempuh kesukaran. Bagaimana Semestinya Membaca? Bentuk kesabaran lainnya adalah menahan diri dari keinginan menguasai pelajaran dengan cepat dan beralih ke materi lain sebelum matang. Termasuk dalam hal ini, guru harus menanamkan pada diri murid untuk mengutamakan membaca secara tertib, mendalam, dan tekun (deep reading). Bukan membaca secara cepat (speed reading) karena ingin menguasai pelajaran secara kilat. Jika Anda ingin melahirkan seorang murid yang memiliki penguasaan ilmu secara matang, maka membaca secara mendalam dan tertib merupakan pintu yang harus mereka lalui. Membaca cepat (speed reading) tidak banyak memberi manfaat, kecuali sekadar menumpuk materi pengetahuan. Keterampilan membaca cepat hanya bermanfaat jika Anda ingin melahirkan petugas pusat layanan informasi yang handal atau pegawai layanan konsumen (customer service) yang cakap. Bukan melahirkan alim yang faqih atau ilmuwan yang brilian. Keterampilan membaca cepat juga bermanfaat untuk mengesankan diri sangat cerdas sehingga para peserta training merasa diri mereka bodoh dan tertinggal. Di luar itu, membaca SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
  • 8. Jendela keluarga cepat hanya patut kita lakukan untuk tujuan inspeksional, yakni mengetahui gambaran kasar isi buku sebelum memutuskan membeli. Mari kita ingat firman Allah , “Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahanlahan.” (Al-Muzammil [73]: 4). Perintah ini terasa lebih kuat lagi tatkala mengingat firman Allah , “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.” (Al-Qiyaamah [75]: 16). Kembali pada perbincangan tentang bersabar menuntut ilmu. Mari kita ingat sejenak sabda Nabi , “Sesungguhnya ilmu itu sematamata diperoleh dengan dituntut (mempelajarinya).” (Riwayat Abu Darda’, dihasankan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Al-Silsilah Ash-Shahihah). Syaikh ‘Abdurrahman bin Nahsir As-Sa’di menjelaskan dalam tafsirnya bahwa perintah ini berlaku umum bagi semua orang yang mendengar al-Qur`an, diperintahkan untuk diam dan mendengarkan. “Dan perbedaan di antara keduanya adalah bahwa diam secara zahir adalah dengan meninggalkan pembicaraan dan tidak menyibukkan diri dengan sesuatu yang membuatnya tidak mendengar. Adapun mendengarkan, maka maksudnya adalah menyimak dengan membuka hati dan merenungkan apa yang didengar,” kata Syaikh As-Sa’di lebih lanjut. Serupa itu, bekal penting yang harus kita tanamkan kepada murid, apabila mereka telah memiliki kecintaan belajar adalah kesediaan sekaligus kesungguhan untuk mendengarkan dan memperhatikan dengan baik ucapan gurunya. Jika sikap ini tumbuh dengan kuat dalam diri murid, maka guru yang tak mampu bersuara lantang, akan terdengar nyaring suaranya. Mereka tetap memperhatikan penuh kesungguhan. Guru yang monoton DESEMBER 2012/MUHARRAM 1434 besar peranannya. Cara menerangkan suatu pelajaran memang harus kita kuasai. Tapi mendidik, melatih, dan menggembleng mereka untuk memiliki sikap belajar yang baik akan menjadi bekal yang sangat berharga agar kelak mereka –murid-murid kita—dapat belajar dari siapapun, sejauh akhlaknya baik, dan aqidahnya lurus, meski cara mengajarnya membosankan. Lebih penting lagi, sesungguhnya menetapi adab Islam itu merupakan salah satu pintu berakah. Wallahu a’lam bishshawab. Berkata Imam AsySyafi’i : “Tidaklah seorang akan berhasil dalam menuntut ilmu manakala ia menuntutnya dengan rasa bosan atau merasa cukup. Akan tetapi barangsiapa yang menuntutnya dengan pengorbanan, kehidupan yang sempit, dan berkhidmat untuk ilmu tersebut, maka merekalah yang akan berhasil.” Nah, sudahkah kita melatih mereka sabar dalam menuntut ilmu? tetap tidak kehilangan daya tarik untuk diperhatikan penjelasannya. Sementara guru yang caranya menjelaskan sangat bagus, akan lebih memudahkan murid meraih ilmu. Catatan sederhana ini semoga dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk menata kembali arah pendidikan. Cara mengajar memang penting, tapi adab belajar jauh lebih Inilah pertanyaan yang perlu kita jawab sembari merenungkan Hadits berikut, “Ketahuilah! Sesungguhnya dalam kesabaran terhadap apa yang tak disukai, terdapat kebaikan yang besar. Dan sesungguhnya pertolongan (dari Allah) bersama kesabaran, sedang kelapangan bersama kesukaran, dan kesulitan bersama kemudahan.” (Riwayat Ahmad) menolong kita. * Semoga Allah 73