Dokumen tersebut membahas tentang gangguan keseimbangan cairan asam basa pada anak. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tiga hal utama: 1) komposisi dan kompartemen cairan tubuh manusia termasuk anak, 2) mekanisme homeostatis cairan tubuh melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron dan hormon anti-diuretik, 3) penatalaksanaan gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hiperkalemia pada
sekolah-sehat-jiwa untuk sekolah dan puskesmas.pptx
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
1. <
GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN ASAM BASA PADAANAK
DR.Dr. Mayetti ,Sp.A (K)
Sub Bagian Emergensi dan Rawat Intensif Anak (ERIA)
FK-Unand / RSUP M Djamil Padang
ERIA
Emergensi dan
Rawat Intensif Anak
3. >
<
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 12
Komposisi Cairan Tubuh
Solutes Plasma Ekstrasel Intrasel
Kation
Natrium
Kalium
Kalsium
Magnesium
Total
153.2
4.3
3.8
1.4
162.7
145.1
4.1
3.4
1.3
153.9
12.0
150.0
4.0
34.0
200.0
Anion
Klorida
Bikarbonat
Fosfat
Protein
Lainnya
Total
111.5
25.7
2.2
17.0
6.3
162.7
118.0
27.0
2.3
0.0
6.6
153.9
4.0
12.0
40.0
54.0
90.0
200.0
4.
5.
6. Fisiologis Cairan
Tubuh
• Cairan Komponen terbesar
tubuh manusia
• Total Body Water berat air (%)
: berat badan total
• Bervariasi :
– Kelamin 60 % pria, 50 %
wanita
– Umur Neonatus dan anak
– anak cenderung lebih
besar
– Kandungan lemak
• Terdiri dari :
– Intraselular
– Ekstraselular :
• Intravaskular
• Kompartemen
Interstisial
Kompartemen Cairan Tubuh Manusia
7. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
pada Anak
Kebutuhan Elektrolit berdasarkan umur dan berat badan
10. Total Body Water (TBW)
Cairan tubuh total
Jumlah cairan tubuh total tersebut pada anak sangat berbeda
secara signifikan dengan orang dewasa, pada neonatus yaitu
80% dari berat badan, semakin bertambah usia semakin
berkurang hingga mencapai 60% saja pada orang dewasa
TBW
intraseluler ekstraseluler
11. Insensible water loss (IWL)
perkiraan hilangnya cairan melalui proses difusi melalui kulit dan
evaporasi melalui respirasi
IWL
Luas
Permukaan
Tubuh
Proses
Respirasi
0 -1 bulan
50cc/kgbb/24
jam
1 bulan - 12
bulan
40cc/kgbb/24
jam
1 tahun - 5
tahun
20cc/kgbb/24
jam
> 5 tahun
20cc/kgbb/24
jam
12. >
<
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
Homeostasis
๏ Ginjal
๏ Renin-Angiotensin-Aldosteron
๏ Hormon Anti-Diuretik (ADH)
13
13.
14. >
<
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 14
Renin-Angiotensin-aldosteron
Natrium serum ↓
Volume darah ↓
Sel
Juxtaglomerular
Angiotensinogen
plasma
Angiotensin 1
Resorpsi natrium dan
air ↑ ;
Volume & tekanan
darah ↑
Angiotensin 2
Korteks Adrenal
Aldosteron
Renin
Vasokonstriksi otot polos arteri
Tubulus ginjal
Usus, kelenjar keringat,
kelenjar liur
15. >
<
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 15
Hormon Anti-diuretik
Volume atau
tekanan darah ↓
Reseptor volume
di atrium dan
vena besar
Hypothalamus
Hipofisis
posterior
Tubulus
ginjal
ADH
Resorpsi air
Tonus vaskular ↑
Osmolaritas ↓
Osmolaritas ↑
18. >
<
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 17
Cairan Rumatan
-
-
-
K+
Na+
Cl-
Berat Badan (kg)
0-10
10-20
>20
1 mEq/1000 ml air
2 mEq/1000 ml air
3 mEq/1000 ml air
Air (ml)
100 ml/kg
1000 + 50 ml/kg
1500 +20 ml/Kg
0,2 NS + 10 mEq KCl/L/24 jam
19. >
<
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 18
Persentasi Kehilangan Cairan Normal
Pernapasan
Kulit
Urine
Total
20%
30%
50%
100%
terukur
24. Monitoring terapi cairan
1. monitor total cairan harian
2. Anak yang mendapat terapi cairan harus dilakukan
penimbangan setiap hari, peningkatan berat badan
lebih dari 5% dalam 24 jam mengindikasikan adanya
fluid overload
3. Cek edema setiap hari
4. Setiap anak yang mendapatkan total cairan parenteral
lebih dari 50% kebutuhan maintenace harus dilakukan
pemeriksaan elektrolit
5. Pengukuran kadar gula darah setiap 6-12 jam pada bayi
usia 6 bulan yang mendapat terapi cairan
26. >
<
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 19
Gangguan Air dan Natrium
Hiponatremia
(<130 mmol/L)
Normonatremia
Hipernatremia
(>150 mmol/L)
Hipovolemik
Dehidrasi
hipovolemik
Dehidrasi
isotonik
Dehidrasi
hipertonik
Normovolemik
SIADH
Normal
Set-point
osmolar
Hypothalamus ↑
osmolar set-
Hipervolemik
Intoksikasi air
Edema/
pengisian ruang
ke 3
Intoksikasi
Natrium
27. •
•
Kadar Na + serum < 135 mEq/L
Terjadi akibat
-
-
Kehilangan Na + > kehilangan H 2 O
Asupan H 2 O > asupan Na +
•
•
Risiko ⟼ gangguan SSP (penurunan kesadaran, kejang)
ADH ⟼ mengakibatkan dilusi urine
U Na < 10 mEq/L ⟼ fungsi ginjal normal
-
- U Na > 20 mEq/L ⟼ gangguan tubulus, CSWS
Hiponatremia
28. Prinsip Tatalaksana Hiponatremia
• Simptomatik hiponatremia : ditatalaksana dengan NaCl
3% IV dengan target koreksi natrium 120 meq/l
diberikan dalam 15-20 menit
• Perhitungan
– (Na target – Na terukur) X BB X 0,6
– Contoh
• Anak dengan BB 10 kg mengalami kejang
dengan kadar natrium 115
• Maka perhitungan defisit natrium
(120-115) x 10 x 0,6 = 30 mEq
1 liter NaCl 3% mengandung 513 mEq natrium
• Setelah kejang teratasi, sisa defisit dikoreksi pelan,
dengan target peningkatan natrium tidak lebih dari
0,5-1 mEq/L/jam
29. >
<
•
•
Kadar Na + serum > 150 mEq/L
Terjadi akibat
-
-
-
Asupan Na + ↑
Mineralokortikoid ↑
Kehilangan air > Na + : DI, dialisis, diare
• ADH ⟼ produksi urine ↓ , U osm > 1000 mOsm/kg
Hipernatremia
27
30. Prinsip Tatalaksana Diare Dehidrasi Hipernatremia
• RL 20 cc/kgbb dalam 20 menit
1. Mengatasi Renjatan
• BB x 0.6 ( 1- 145/Na terukur)
• Defisit cairan dalam liter= jadikan kedalam
ml
2. Hitung water defisit
31. Waktu yang diperlukan untuk koreksi
cairan : sesuai kadar natrium terukur
• Na 145-157 mEq/l : 24 jam
• Na 158-170 mEq/l : 48 jam
• Na 171-183 mEq/l : 72 jam
• Na 184-196 mEq/l : 84 jam
32. 3. Tambahkan water defisit dengan cairan
maintenace sesuai waktu koreksi
• Rumus darrow untuk perhitungan cairan
maintenance
– 3-10 kg : 105 cc/kgbb/hari
– 10-15 kg : 85 cc/kgbb/hari
– > 15 kg : 65 cc/kgbb/hari
34. Kadar K + serum < 3,5 mEq/L
Kalium diperlukan untuk kontraksi otot skletal, otot jantung dan otot
polos,
Hipokalemia yang berat dapat menyebabkan :
Aritmia
Cardiac-arrest
Gagal nafas
Paralisis otot
Ileus paralitik
Hipokalemia
8
35. Penyebab Hipokalemia :
Asupan K + ↓
Kehilangan: diuretik, muntah, diare, hiperaldosteron
Perpindahan: terapi insulin, alkalosis
Aldosteron ⟼ ion K + ditukar dengan Na + dan HCO3 –
pH ↑ 0,1 → K + serum ↓ 0,5 mEq/L (masuk ke dalam sel)
8
37. >
<
•
•
•
Kadar K + serum > 5,5 mEq/L
Klinis: ekstrasistole, refleks tendon ↓ , paralisis (hipoventilasi)
Terjadi akibat
-
-
-
Asupan K + ↑ : pemberian berlebihan, jaringan nekrotik
Penurunan ekskresi: gagal ginjal, defisiensi aldosteron
Perpindahan: asidosis, defisiensi insulin, β -bloker
Hiperkalemia
31
38. >
<
NEMO ENIM IPSAM VOLUPTATEM QUIA VOLUPTAS
01
02
03
04
05
06
Gambaran EKG Hiperkalemia
32
Gelombang
T tinggi
Interval
QT pendek
Interval
PR panjang
Gelombang
P hilang
Kompleks
QRS lebar
Fibrilasi
Ventrikel
39. >
<
•
•
•
•
•
•
Hentikan asupan K +
Ca gluconate 10% (0,22 mmol/ml Ca): 0,1 mmol/kg
Bikarbonat untuk mengatasi asidosis
Glukosa dan insulin (insulin 0,1 U/kg & D50 2 ml/kg)
Salbutamol : 1-5 μ g/kg/menit
Dialisis
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
Tatalaksana Akut Hiperkalemia
33
40. >
<
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 34
Obat Onset Lama Kerja
Ca Glukonat
Bikarbonat
Insulin
Salbutamol
Segera
Beberapa jam
20 menit
30 menit
30-60 menit
Selama pemberian
4-6 jam
2 jam
Onset dan Lama Kerja Obat
Secara umum, kebutuhan cairan normal neonatus tergantung kepada berat badan dan umur dalam hari
Menggunakan rumus 100mL/kgBB/hari sampai hitungan berat 10 kg.