SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan keni’matan kepada kami
berupa kesehatan sehingga kami dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas
akhir semester III mata kuliah
Profesi Pendidikan. Kedua kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada
kepala sekolah, segenap guru dan para peserta didik SDLB banjar mendalan yang telah
membantu kami dalam kegiatan observasi sekolah.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pada gradasi yang tinggi maka setiap
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu dilakukan melalui penelitian.
Supaya penelitian dapat menghasilkan informasi yang akurat, maka perlu
menggunakan metode penelitian yang tepat.
Maka dari itu kami terjun ke salah satu SDLB ( sekolah dasar luar biasa ) yang
beralamatkan di Kelurahan Banjarmendalan Kecamatan Lamongan. Disana kami
menemukan sistem pendidikan yang tidak seperti biasanya. Dimana seorang pendidik
mendidik para peserta didik dengan menggunakan metode pengajaran berdasarkan
keterbatasan yang dimiliki masing-masing peserta didik.
Makalah ini kami tulis berdasarkan apa yang kami amati di SDLB kemarin. Mungkin
kurang sempurna namun kami berupaya untuk menulis dengan sebaik-baiknya.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
Tuna rungu...................................................................................................................... 1
1) Pengertian............................................................................................................... 1
2) Klasifikasi tuna rungu................................................................................................ 1
3) Ciri-ciri tuna rungu ................................................................................................... 1
Tuna wicara .................................................................................................................... 2
1) Pengertian............................................................................................................... 2
2) Ciri-ciri tuna wicara .................................................................................................. 2
3) Klasisikasi tuna wicara.............................................................................................. 2
4) Metode pembelajaran.............................................................................................. 3
Tuna grahita.................................................................................................................... 3
1) Pengertian............................................................................................................... 3
2) Ciri-ciri tuna grahita.................................................................................................. 3
3) Klasifikasi tuna grahita.............................................................................................. 4
4) Metode pengajaran.................................................................................................. 4
5) Kendala pembelajaran.............................................................................................. 5
Autisme.......................................................................................................................... 5
1) Pengertian............................................................................................................... 5
2) Ciri-ciri autisme........................................................................................................ 5
3) Klasifikasi autisme.................................................................................................... 6
4) Metode pembelajaran autisme................................................................................. 6
1
1Pada dasarnya pendidikan itu tidak memandang apapun, baik status sosial ataupun
kondisi fisik. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan ( Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo, 2005: 225 ).
Dengan demikian setiap manusia berhak untuk memperoleh pendidikan. Namun
belakangan ini banyak manusia yang tidak mau mengenyam pendidikan dikarenakan
memiliki keterbatasan.
Tuna rungu
1) Pengertian
Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena
tidak berfungsinya sebagaian atau seluruh alat pendenganran, sehingga ia tidak
dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang
membawa dampak terhadap kehidupan secara kompleks
2) Klasifikasi tuna rungu
Berdasarkan saat terjadinya ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut.
a. Ketunarunguan prabahasa (prelingual deafness), yaitu kehilangan pendengaran
yang terjadi sebelum kemampuan bicara da bahsa berkembang.
b. Ketunarunguan pascabahasa (post lingual deafness), yaitu kehilangan
pendengaran yang terjadi beberapa tahun setelah kemampuan bicara dan bahasa
berkembang.
3) Ciri-ciri tuna rungu
o Secara nyata tidak mampu dengar
o Terlambat perkembangan bahasa
o Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
o Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara
1.Tirtarahardja, Umar dan sulo, sulo lipu la. 2005.Pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Putra.
2
o Ucapan kata tidak jelas
o Kualitas suara aneh/monoton
o Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
o Banyak perhatian terhadap getaran
o Keluar cairan ‘nanah’ dari kedua telinga
2Tuna wicara
1) Pengertian
Tuna wicara merupakan gangguan verbal pada seseorang sehingga mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi melalui suara. Rata-rata penderita tuna wicara
juga menderita tuna rungu karena syaraf antara mulut dan telinga itu jadi satu.
2) Ciri-ciri tuna wicara
o Bibir sumbing
o Suka melakukan gerakan tubuh
o Cenderung pendiam
o Suara sengau
o Cadel
3) Klasisikasi tuna wicara
Dalam buku Ortopedagogik Umum(1998), Heri Purwanto mengemukakan
tunawicara secara umum diklasifikasikan menjadi 4 bagian,yaitu :
1. Keterlambatan bicara (Delayed speech )
Yaitu seseorang yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan
bicaranya jika dibandingkan dengan anak seusianya.
2. Gagap (stuttering)
Yaitu kelainan dalam memulai pembicaraan dapat berupa:
• Pemanjangan fonom atau suku kata depan (prolongation),
2 Sugiyono. 2010 .metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta.
3
• Pengulangan suku kata depan ( repetition ),
• Gerak mulut berbicara namun tidak keluar suara ( silent struggle )
• Anak dengan kekacauan dalam berbicara (cluttering), biasanya berupa
bicara terlalu cepat, struktur kalimat tidak karuan, repitisi berlebihan.
3. Kehilangan kemapuan berbahasa(disphasia).
Yaitu kehilangan kemampuan berbahasa mulai dari kesalahan dalam inti
pembicaraan sampai tidak dapat bebicara sama sekali.
4. Kelainan suara(voice disorder)
Ditandai dengan perbedaan suara dengan anak normal. Adapun kelainan suara
berupa
• Kelainan nada(pitch)
Kelainan nada bicara dapat berupa nada terlalu tinggi, terlalu rendah, atau
monoton.
• Kelainan kualitas suara
Kelainan kualitas atau warna suara berupa serak, lemah, atau desah.
• Kelainan keras lembutnya suara.
Kelainan ini dapat berupa suara keras ataupun suara lembut
4) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang diterapkan hampir sama dengan metode yang
diterapkan kepada peserta didik yang mengidap tuna rungu.
Tuna grahita
1) Pengertian
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada
dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku
yang muncul dalam masa perkembangan.
2) Ciri-ciri tuna grahita
o Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar
4
o Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
o Perkembangan bicara/bahasa terlambat
o Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong)
o Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
o Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).
3) Klasifikasi tuna grahita
Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ
o Tunagrahita ringan ( debil ) memiliki IQ : 51-70
o Tunagrahita sedang ( embial ) memiliki IQ : 25-50
o Tunagrahita berat ( idiot ) memiliki IQ :dibawah 25
Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada umur mental
o Tunagrahita ringan umur mental 8 – 12 tahun
o Tunagrahita sedang umur mental 3- 8 tahun
o Tunagrahita berat umur mental 0- 3 tahun
4) Metode pengajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran anak tunagrahita
adalah metode pembelajaran yang diindividualisasikan dimana mereka belajar
bersama-sama dalam satu kelas tetapi kedalaman dan keluasan materi,
pendekatan/metode maupun teknik berbeda-beda di sesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan setiap peserta didik. Namun demikian dapat pula
menggunakan strategi lainnya seperti strategi kooperatif, dan strategi modifikasi
tingkah laku.
Metode mengajar hendaknya harus dipilih agar anak belajar dengan melakukan
karena dengan praktek rangsangan yang di peroleh melalui motorik akan cepat di
pusat berpikir dan tidak mudah di lupakan.
Alat/media yang di gunakan dalam pembelajaran anak tunagrahita harus
memperhatikan beberapa criteria, seperti : anak memiliki tanggapan tentang yang
di pelajarinya, tidak mudah rusak, tidak berbahaya, tidak abstrak, dapat di
5
gunakan anak, dan mudah di peroleh.
Evaluasi belajar dalam pembelajaran anak tunagrahita harus dilakukan setelah
mempelajari salah satu bagian kecil dalam materi pembelajarannya, dan setelah
itu barulah kita pindah pada materi berikutnya. Alat evaluasi sebaiknya berbentuk
kinerja dan hasilnya pun diolah secara kualitatif. Sedangkan penilaian kuantitatif
di buat apabila dibutuhkan namun didampingi dengan uraian singkat
5) Kendala pembelajaran
o Kesulitan membaca, Kesulitan belajar membaca sering disebut juga disleksia
(dyslexia)
o Kesulitan menulis Anak Tunagrahita memiliki kesulitan dalam mengingat
abjad,huruf atau simbol sehingga mereka cenderung sulit untuk membaca
tulisan,kata,
o Kesulitan berhitung, Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia
(discalculis)
yang kurang wajar seperti cuek,acuh tak acuh,dusta,suka berpura-pura.
o Menunjukan tingkah laku yang berlainan,missal mudah tersinggung, pemarah,
murung
Autisme
1) Pengertian
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa
balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau
komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain
dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif.
2) Ciri-ciri autisme
o Suka menirukan suara atau instruksi
o Bicara sendiri dengan kata-kata yang aneh
6
o Menghindari kontak mata
o Senang membariskan benda-benda
o Senang tiduran di lantai
o Senang mengibas-ibaskan tangan
o Suka merusak
o Sering memutar atau menggelengkan kepal
3) Klasifikasi autisme
Klasifikasi anak autis dikelompokkan menjadi tiga, antara lain :
1. Autisme Persepsi : dianggap autisme yang asli karena kelainan sudah timbul
sebelum lahir. Ketidakmapuan anak berbahasa termasuk pada penyimpangan
reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga ketidakmampuan anak
bekerjasama dengan orang lain, sehingga anak bersikap masa bodoh.
2. Autisme Reaksi : terjadi karena beberapa permasalahan yang menimbulkan
kecemasan seperti orangtua meninggal, sakit berat, pindah rumah/ sekolah dan
sebagainya. Autisme ini akan memumculkan gerakan-gerakan tertentu berulang-
ulang kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala ini muncul pada usia lebih
besar 6-7 tahun sebelum anak memasuki tahapan berpikir logis.
3. Autisme yang timbul kemudian : terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan
kelainan jaringan otak yang terjadi setelah anak lahir. Hal akan mempersulit
dalam hal pemberian pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk mengubah
perilakunya yang sudah melekat.
4) Metode pembelajaran autisme
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi anak dengan
lingkungannya. Ada beberapa cara untuk membantu anak autis mempelajari
keterampilan dan perilaku baru, diantaranya: isyarat visual/ verbal, modelling,
visual support, prompting, fading, shaping dan chaining (Dodd, 2007).
1. Isyarat visual / verbal
7
Isyarat visual/ verbal adalah pengajaran yang diberikan pada anak autis untuk
membantu mereka melengkapi tugas-tugas yang diinginkan. Ini mungkin
dilakukan dengan cara non verbal atau verbal, dengan menggunakan tanda
manual atau startegi visual (Dodd, 2007). Strategi visual merupakan strategi
pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkrit atau semi konkret
atau simbol-simbol dalam menyampaikan pembelajaran.
2. Pemodelan (Modelling)
Pemodelan merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan orang tua
atau teman sebaya untuk menjadi model, terutama ketika mengajarkan
keterampilan-keterampilan baru.
3. Visual support
Visual support digunakan untuk meningkatkan komunikasi, mentransfer
informasi, perilaku dan mengembangkan kemandirian. Ini termasuk daftar
visual (jadwal), urutan suatu pekerjaan, ekspresi wajah, gestures dan bahasa
tubuh.
4. Prompting
Promting merupakan isyarat tambahan untuk membantu memfasilitasi respon
yang benar. Individu membutuhkan bimbingan secara fisik untuk
mengerjakan tugas. Memberikan dorongan secara fisik sering menjamin
keberhasilan individu. Reinforcment harus segera diberikan apabila anak
selesai mengerjakan tugas mandirinya.
5. Fading
Fading merupakan pengurangan bantuan secara sistematis. Pengurangan
bantuan fisik secara bertahap. Teknik ini berhasil dalam mengajarkan
keterampilan baru. Pengurangan ini sangat penting supaya anak tidak
tergantung pada bantuan dan isyarat.
6. Shaping
Perilaku terkadang dapat dibentuk sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau
yang ingin dicapai. Shaping merupakan prosedur yang digunakan untuk
8
mengembangkan keterampilan atau perilaku yang tidak ada pada diri seseorang. Shaping biasanya digunakan untuk
mengjarkan keterampilan-keterampilan yang sulit seperti memakai baju, makan dan bersosialisasi dengan orang lain.
(Dodd, 2007)
7. Chainning
Chainning adalah menciptakan perilaku yang rumit dengan menggabungkan perilaku-perilaku sederhana yang telah
menjadi bagian dalam diri seseorang. Contohnya dalam menyikat gigi: pertama menyimpan pasta gigi pada sikat gigi,
kemudian memasukkan sikat gigi ke mulut dan kemudian mulai menggosok gigi ke atas ke bawah, kesamping kiri dan
kanan dan seterusnya.
5) Kendala pembelajaran autism
Kendala yang timbul dalam menghadapi anak autis dapat ditinjau dari berbagai faktor, yaitu:
a. Faktor Penyandang (Autisme)
1. Autisme disebabkan oleh adanya gangguan neurobiologis dan kimiawi di dalam susunan saraf pusat yang terjadi pada anak
berusia dibawah 3 tahun. Karena itu terapinya menjadi sangat sulit.
2. Ada / tidak adanya penyakit fisik atau psikis lain yang menyertainya
3. Gangguan interaksi social
4. Gangguan komunikasi
5. Tingkah laku, minat dan aktifitasnya terbatas, berulang dan stereotipik.
b. Faktor orang tua dan keluarga
1. Orang tua dan keluarga menjadi gelisah, cemas, depresi bahkan putus asa setelah penanganan yang diberikan sekian lama
tidak menunjukkan hasil yang nyata
9
2. Orang tua dan keluarga menjadi hilang kesabarannya dan tidak peduli lagi pada anaknya, karena penanganan yang
diberikan sekian lama tidak menunjukkan hasil yang nyata
3. Orang tua dan keluarga menjadi over protected akibat munculnya perasaan bersalah / berdosa telah melahirkan anak autis.
c. Faktor lingkungan masyarakat
Pengetahuan masyarakat yang sangat minim tentang autisme mengakibatkan mereka tidak peduli dan menganggap rendah
anak autis, atau bahkan menganggap anak autis adalah anak yang tidak berguna.
d. Faktor diagnostik dan terapi
Idealnya terapi deberikan sedini mungkin dan melibatkan beragam profesi keahlian. Tetapi, tidaklah mudah membuat
diagnosis dini anak autis, terutama bila dokternya belum banyak pengalaman. Karena itu terapinya sering terlambat.
e. Faktor lingkungan pendidikan
Belum ada lingkungan pendidikan / sekolah yang memadai untuk mengelola anak autis secara komprehensif

More Related Content

What's hot

137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengar137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengarBalqisAbdul
 
Peringkat penguasaan kemahiran bertutur baruuuu
Peringkat penguasaan kemahiran bertutur baruuuuPeringkat penguasaan kemahiran bertutur baruuuu
Peringkat penguasaan kemahiran bertutur baruuuuAdila S. Sabri
 
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103Ieta Yahya
 
08 isi pelajaran_1
08 isi pelajaran_108 isi pelajaran_1
08 isi pelajaran_1Gerald Adi
 
Kemahiran bahasa
Kemahiran bahasa Kemahiran bahasa
Kemahiran bahasa nak4145
 
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran interaksi 2
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran  interaksi 2Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran  interaksi 2
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran interaksi 2Mohamad Saad Mohamad Nain
 
Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’
Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’
Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’ermahfir
 
Kemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturKemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturSireh Si Oren
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamVini Fakhriyani Ulfah
 
Tugasan bmm 3104 pengajaran kemahiran bahasa melayu
Tugasan bmm 3104 pengajaran kemahiran bahasa melayuTugasan bmm 3104 pengajaran kemahiran bahasa melayu
Tugasan bmm 3104 pengajaran kemahiran bahasa melayuAhmad NazRi
 
Kemahiran mendengar fahmi
Kemahiran mendengar fahmiKemahiran mendengar fahmi
Kemahiran mendengar fahmiFahmi Haikal
 
metode pembelajaran Maharah istima'
metode pembelajaran Maharah istima'metode pembelajaran Maharah istima'
metode pembelajaran Maharah istima'Fikri J. Maulana
 
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamTeknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamQurrota A'yun
 
Strategi pembelajaran bahasa arab
Strategi pembelajaran bahasa arabStrategi pembelajaran bahasa arab
Strategi pembelajaran bahasa arabSabiq Muhammad
 
Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi permaina benar atau salah
Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi permaina benar atau salahPembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi permaina benar atau salah
Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi permaina benar atau salahAirul Amin
 
Makalah b.indo
Makalah b.indoMakalah b.indo
Makalah b.indoMaduresvia
 

What's hot (20)

137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengar137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengar
 
Tugasan bmm3104
Tugasan bmm3104Tugasan bmm3104
Tugasan bmm3104
 
Tunawicara
TunawicaraTunawicara
Tunawicara
 
Peringkat penguasaan kemahiran bertutur baruuuu
Peringkat penguasaan kemahiran bertutur baruuuuPeringkat penguasaan kemahiran bertutur baruuuu
Peringkat penguasaan kemahiran bertutur baruuuu
 
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
 
08 isi pelajaran_1
08 isi pelajaran_108 isi pelajaran_1
08 isi pelajaran_1
 
Kemahiran bahasa
Kemahiran bahasa Kemahiran bahasa
Kemahiran bahasa
 
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran interaksi 2
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran  interaksi 2Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran  interaksi 2
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran interaksi 2
 
Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’
Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’
Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’
 
Kemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturKemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertutur
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalam
 
Tugasan bmm 3104 pengajaran kemahiran bahasa melayu
Tugasan bmm 3104 pengajaran kemahiran bahasa melayuTugasan bmm 3104 pengajaran kemahiran bahasa melayu
Tugasan bmm 3104 pengajaran kemahiran bahasa melayu
 
Kemahiran mendengar fahmi
Kemahiran mendengar fahmiKemahiran mendengar fahmi
Kemahiran mendengar fahmi
 
metode pembelajaran Maharah istima'
metode pembelajaran Maharah istima'metode pembelajaran Maharah istima'
metode pembelajaran Maharah istima'
 
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasaPerkembangan bahasa
Perkembangan bahasa
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamTeknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalam
 
Strategi pembelajaran bahasa arab
Strategi pembelajaran bahasa arabStrategi pembelajaran bahasa arab
Strategi pembelajaran bahasa arab
 
Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi permaina benar atau salah
Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi permaina benar atau salahPembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi permaina benar atau salah
Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi permaina benar atau salah
 
Makalah b.indo
Makalah b.indoMakalah b.indo
Makalah b.indo
 

Similar to SDLB METODE

Laporan observasi slb
Laporan observasi slbLaporan observasi slb
Laporan observasi slbiwan Alit
 
Hasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguHasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguArina Latifah
 
KEBERAGAMAN PDBK.pdf
KEBERAGAMAN PDBK.pdfKEBERAGAMAN PDBK.pdf
KEBERAGAMAN PDBK.pdfBayuSetiyo1
 
Angket gaya belajar
Angket gaya belajarAngket gaya belajar
Angket gaya belajarthearif1971
 
Karya Tulis penelitian deskriptif
Karya Tulis penelitian deskriptifKarya Tulis penelitian deskriptif
Karya Tulis penelitian deskriptifnailaamaliaa
 
PPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptxPPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptxumimartatiah
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2Muhammad Hamdani
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-Ceviy ana
 
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptxPPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptxRezaPrasetyoBidjuni
 
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfMASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfAnibintiMisran
 
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdfPresentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdfamandalingga
 
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptx
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptxPPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptx
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptxrocktorock
 
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptxpptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptxRioSeptora2
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPoetra Chebhungsu
 
Nota pemulihan nie
Nota pemulihan nieNota pemulihan nie
Nota pemulihan nieniekay
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajareka noviana
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian diniWarnet Raha
 
Etika dan Prosedur Berbicara
Etika dan Prosedur Berbicara Etika dan Prosedur Berbicara
Etika dan Prosedur Berbicara anggunangl
 
Proposal save
Proposal saveProposal save
Proposal saveetto kono
 

Similar to SDLB METODE (20)

Laporan observasi slb
Laporan observasi slbLaporan observasi slb
Laporan observasi slb
 
Hasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguHasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak Tunarungu
 
KEBERAGAMAN PDBK.pdf
KEBERAGAMAN PDBK.pdfKEBERAGAMAN PDBK.pdf
KEBERAGAMAN PDBK.pdf
 
Angket gaya belajar
Angket gaya belajarAngket gaya belajar
Angket gaya belajar
 
Karya Tulis penelitian deskriptif
Karya Tulis penelitian deskriptifKarya Tulis penelitian deskriptif
Karya Tulis penelitian deskriptif
 
PPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptxPPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptx
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
 
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptxPPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
 
12822073.ppt
12822073.ppt12822073.ppt
12822073.ppt
 
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfMASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
 
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdfPresentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
 
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptx
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptxPPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptx
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptx
 
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptxpptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Nota pemulihan nie
Nota pemulihan nieNota pemulihan nie
Nota pemulihan nie
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajar
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian dini
 
Etika dan Prosedur Berbicara
Etika dan Prosedur Berbicara Etika dan Prosedur Berbicara
Etika dan Prosedur Berbicara
 
Proposal save
Proposal saveProposal save
Proposal save
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

SDLB METODE

  • 1. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan keni’matan kepada kami berupa kesehatan sehingga kami dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas akhir semester III mata kuliah Profesi Pendidikan. Kedua kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada kepala sekolah, segenap guru dan para peserta didik SDLB banjar mendalan yang telah membantu kami dalam kegiatan observasi sekolah. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pada gradasi yang tinggi maka setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu dilakukan melalui penelitian. Supaya penelitian dapat menghasilkan informasi yang akurat, maka perlu menggunakan metode penelitian yang tepat. Maka dari itu kami terjun ke salah satu SDLB ( sekolah dasar luar biasa ) yang beralamatkan di Kelurahan Banjarmendalan Kecamatan Lamongan. Disana kami menemukan sistem pendidikan yang tidak seperti biasanya. Dimana seorang pendidik mendidik para peserta didik dengan menggunakan metode pengajaran berdasarkan keterbatasan yang dimiliki masing-masing peserta didik. Makalah ini kami tulis berdasarkan apa yang kami amati di SDLB kemarin. Mungkin kurang sempurna namun kami berupaya untuk menulis dengan sebaik-baiknya.
  • 2. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii Tuna rungu...................................................................................................................... 1 1) Pengertian............................................................................................................... 1 2) Klasifikasi tuna rungu................................................................................................ 1 3) Ciri-ciri tuna rungu ................................................................................................... 1 Tuna wicara .................................................................................................................... 2 1) Pengertian............................................................................................................... 2 2) Ciri-ciri tuna wicara .................................................................................................. 2 3) Klasisikasi tuna wicara.............................................................................................. 2 4) Metode pembelajaran.............................................................................................. 3 Tuna grahita.................................................................................................................... 3 1) Pengertian............................................................................................................... 3 2) Ciri-ciri tuna grahita.................................................................................................. 3 3) Klasifikasi tuna grahita.............................................................................................. 4 4) Metode pengajaran.................................................................................................. 4 5) Kendala pembelajaran.............................................................................................. 5 Autisme.......................................................................................................................... 5 1) Pengertian............................................................................................................... 5 2) Ciri-ciri autisme........................................................................................................ 5 3) Klasifikasi autisme.................................................................................................... 6 4) Metode pembelajaran autisme................................................................................. 6
  • 3. 1 1Pada dasarnya pendidikan itu tidak memandang apapun, baik status sosial ataupun kondisi fisik. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan ( Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo, 2005: 225 ). Dengan demikian setiap manusia berhak untuk memperoleh pendidikan. Namun belakangan ini banyak manusia yang tidak mau mengenyam pendidikan dikarenakan memiliki keterbatasan. Tuna rungu 1) Pengertian Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagaian atau seluruh alat pendenganran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupan secara kompleks 2) Klasifikasi tuna rungu Berdasarkan saat terjadinya ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a. Ketunarunguan prabahasa (prelingual deafness), yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum kemampuan bicara da bahsa berkembang. b. Ketunarunguan pascabahasa (post lingual deafness), yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi beberapa tahun setelah kemampuan bicara dan bahasa berkembang. 3) Ciri-ciri tuna rungu o Secara nyata tidak mampu dengar o Terlambat perkembangan bahasa o Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi o Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara 1.Tirtarahardja, Umar dan sulo, sulo lipu la. 2005.Pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Putra.
  • 4. 2 o Ucapan kata tidak jelas o Kualitas suara aneh/monoton o Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar o Banyak perhatian terhadap getaran o Keluar cairan ‘nanah’ dari kedua telinga 2Tuna wicara 1) Pengertian Tuna wicara merupakan gangguan verbal pada seseorang sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi melalui suara. Rata-rata penderita tuna wicara juga menderita tuna rungu karena syaraf antara mulut dan telinga itu jadi satu. 2) Ciri-ciri tuna wicara o Bibir sumbing o Suka melakukan gerakan tubuh o Cenderung pendiam o Suara sengau o Cadel 3) Klasisikasi tuna wicara Dalam buku Ortopedagogik Umum(1998), Heri Purwanto mengemukakan tunawicara secara umum diklasifikasikan menjadi 4 bagian,yaitu : 1. Keterlambatan bicara (Delayed speech ) Yaitu seseorang yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicaranya jika dibandingkan dengan anak seusianya. 2. Gagap (stuttering) Yaitu kelainan dalam memulai pembicaraan dapat berupa: • Pemanjangan fonom atau suku kata depan (prolongation), 2 Sugiyono. 2010 .metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta.
  • 5. 3 • Pengulangan suku kata depan ( repetition ), • Gerak mulut berbicara namun tidak keluar suara ( silent struggle ) • Anak dengan kekacauan dalam berbicara (cluttering), biasanya berupa bicara terlalu cepat, struktur kalimat tidak karuan, repitisi berlebihan. 3. Kehilangan kemapuan berbahasa(disphasia). Yaitu kehilangan kemampuan berbahasa mulai dari kesalahan dalam inti pembicaraan sampai tidak dapat bebicara sama sekali. 4. Kelainan suara(voice disorder) Ditandai dengan perbedaan suara dengan anak normal. Adapun kelainan suara berupa • Kelainan nada(pitch) Kelainan nada bicara dapat berupa nada terlalu tinggi, terlalu rendah, atau monoton. • Kelainan kualitas suara Kelainan kualitas atau warna suara berupa serak, lemah, atau desah. • Kelainan keras lembutnya suara. Kelainan ini dapat berupa suara keras ataupun suara lembut 4) Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang diterapkan hampir sama dengan metode yang diterapkan kepada peserta didik yang mengidap tuna rungu. Tuna grahita 1) Pengertian Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. 2) Ciri-ciri tuna grahita o Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar
  • 6. 4 o Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia o Perkembangan bicara/bahasa terlambat o Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong) o Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali) o Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler). 3) Klasifikasi tuna grahita Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ o Tunagrahita ringan ( debil ) memiliki IQ : 51-70 o Tunagrahita sedang ( embial ) memiliki IQ : 25-50 o Tunagrahita berat ( idiot ) memiliki IQ :dibawah 25 Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada umur mental o Tunagrahita ringan umur mental 8 – 12 tahun o Tunagrahita sedang umur mental 3- 8 tahun o Tunagrahita berat umur mental 0- 3 tahun 4) Metode pengajaran Metode pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran anak tunagrahita adalah metode pembelajaran yang diindividualisasikan dimana mereka belajar bersama-sama dalam satu kelas tetapi kedalaman dan keluasan materi, pendekatan/metode maupun teknik berbeda-beda di sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap peserta didik. Namun demikian dapat pula menggunakan strategi lainnya seperti strategi kooperatif, dan strategi modifikasi tingkah laku. Metode mengajar hendaknya harus dipilih agar anak belajar dengan melakukan karena dengan praktek rangsangan yang di peroleh melalui motorik akan cepat di pusat berpikir dan tidak mudah di lupakan. Alat/media yang di gunakan dalam pembelajaran anak tunagrahita harus memperhatikan beberapa criteria, seperti : anak memiliki tanggapan tentang yang di pelajarinya, tidak mudah rusak, tidak berbahaya, tidak abstrak, dapat di
  • 7. 5 gunakan anak, dan mudah di peroleh. Evaluasi belajar dalam pembelajaran anak tunagrahita harus dilakukan setelah mempelajari salah satu bagian kecil dalam materi pembelajarannya, dan setelah itu barulah kita pindah pada materi berikutnya. Alat evaluasi sebaiknya berbentuk kinerja dan hasilnya pun diolah secara kualitatif. Sedangkan penilaian kuantitatif di buat apabila dibutuhkan namun didampingi dengan uraian singkat 5) Kendala pembelajaran o Kesulitan membaca, Kesulitan belajar membaca sering disebut juga disleksia (dyslexia) o Kesulitan menulis Anak Tunagrahita memiliki kesulitan dalam mengingat abjad,huruf atau simbol sehingga mereka cenderung sulit untuk membaca tulisan,kata, o Kesulitan berhitung, Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (discalculis) yang kurang wajar seperti cuek,acuh tak acuh,dusta,suka berpura-pura. o Menunjukan tingkah laku yang berlainan,missal mudah tersinggung, pemarah, murung Autisme 1) Pengertian Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. 2) Ciri-ciri autisme o Suka menirukan suara atau instruksi o Bicara sendiri dengan kata-kata yang aneh
  • 8. 6 o Menghindari kontak mata o Senang membariskan benda-benda o Senang tiduran di lantai o Senang mengibas-ibaskan tangan o Suka merusak o Sering memutar atau menggelengkan kepal 3) Klasifikasi autisme Klasifikasi anak autis dikelompokkan menjadi tiga, antara lain : 1. Autisme Persepsi : dianggap autisme yang asli karena kelainan sudah timbul sebelum lahir. Ketidakmapuan anak berbahasa termasuk pada penyimpangan reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga ketidakmampuan anak bekerjasama dengan orang lain, sehingga anak bersikap masa bodoh. 2. Autisme Reaksi : terjadi karena beberapa permasalahan yang menimbulkan kecemasan seperti orangtua meninggal, sakit berat, pindah rumah/ sekolah dan sebagainya. Autisme ini akan memumculkan gerakan-gerakan tertentu berulang- ulang kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala ini muncul pada usia lebih besar 6-7 tahun sebelum anak memasuki tahapan berpikir logis. 3. Autisme yang timbul kemudian : terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan jaringan otak yang terjadi setelah anak lahir. Hal akan mempersulit dalam hal pemberian pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang sudah melekat. 4) Metode pembelajaran autisme Belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi anak dengan lingkungannya. Ada beberapa cara untuk membantu anak autis mempelajari keterampilan dan perilaku baru, diantaranya: isyarat visual/ verbal, modelling, visual support, prompting, fading, shaping dan chaining (Dodd, 2007). 1. Isyarat visual / verbal
  • 9. 7 Isyarat visual/ verbal adalah pengajaran yang diberikan pada anak autis untuk membantu mereka melengkapi tugas-tugas yang diinginkan. Ini mungkin dilakukan dengan cara non verbal atau verbal, dengan menggunakan tanda manual atau startegi visual (Dodd, 2007). Strategi visual merupakan strategi pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkrit atau semi konkret atau simbol-simbol dalam menyampaikan pembelajaran. 2. Pemodelan (Modelling) Pemodelan merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan orang tua atau teman sebaya untuk menjadi model, terutama ketika mengajarkan keterampilan-keterampilan baru. 3. Visual support Visual support digunakan untuk meningkatkan komunikasi, mentransfer informasi, perilaku dan mengembangkan kemandirian. Ini termasuk daftar visual (jadwal), urutan suatu pekerjaan, ekspresi wajah, gestures dan bahasa tubuh. 4. Prompting Promting merupakan isyarat tambahan untuk membantu memfasilitasi respon yang benar. Individu membutuhkan bimbingan secara fisik untuk mengerjakan tugas. Memberikan dorongan secara fisik sering menjamin keberhasilan individu. Reinforcment harus segera diberikan apabila anak selesai mengerjakan tugas mandirinya. 5. Fading Fading merupakan pengurangan bantuan secara sistematis. Pengurangan bantuan fisik secara bertahap. Teknik ini berhasil dalam mengajarkan keterampilan baru. Pengurangan ini sangat penting supaya anak tidak tergantung pada bantuan dan isyarat. 6. Shaping Perilaku terkadang dapat dibentuk sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau yang ingin dicapai. Shaping merupakan prosedur yang digunakan untuk
  • 10. 8 mengembangkan keterampilan atau perilaku yang tidak ada pada diri seseorang. Shaping biasanya digunakan untuk mengjarkan keterampilan-keterampilan yang sulit seperti memakai baju, makan dan bersosialisasi dengan orang lain. (Dodd, 2007) 7. Chainning Chainning adalah menciptakan perilaku yang rumit dengan menggabungkan perilaku-perilaku sederhana yang telah menjadi bagian dalam diri seseorang. Contohnya dalam menyikat gigi: pertama menyimpan pasta gigi pada sikat gigi, kemudian memasukkan sikat gigi ke mulut dan kemudian mulai menggosok gigi ke atas ke bawah, kesamping kiri dan kanan dan seterusnya. 5) Kendala pembelajaran autism Kendala yang timbul dalam menghadapi anak autis dapat ditinjau dari berbagai faktor, yaitu: a. Faktor Penyandang (Autisme) 1. Autisme disebabkan oleh adanya gangguan neurobiologis dan kimiawi di dalam susunan saraf pusat yang terjadi pada anak berusia dibawah 3 tahun. Karena itu terapinya menjadi sangat sulit. 2. Ada / tidak adanya penyakit fisik atau psikis lain yang menyertainya 3. Gangguan interaksi social 4. Gangguan komunikasi 5. Tingkah laku, minat dan aktifitasnya terbatas, berulang dan stereotipik. b. Faktor orang tua dan keluarga 1. Orang tua dan keluarga menjadi gelisah, cemas, depresi bahkan putus asa setelah penanganan yang diberikan sekian lama tidak menunjukkan hasil yang nyata
  • 11. 9 2. Orang tua dan keluarga menjadi hilang kesabarannya dan tidak peduli lagi pada anaknya, karena penanganan yang diberikan sekian lama tidak menunjukkan hasil yang nyata 3. Orang tua dan keluarga menjadi over protected akibat munculnya perasaan bersalah / berdosa telah melahirkan anak autis. c. Faktor lingkungan masyarakat Pengetahuan masyarakat yang sangat minim tentang autisme mengakibatkan mereka tidak peduli dan menganggap rendah anak autis, atau bahkan menganggap anak autis adalah anak yang tidak berguna. d. Faktor diagnostik dan terapi Idealnya terapi deberikan sedini mungkin dan melibatkan beragam profesi keahlian. Tetapi, tidaklah mudah membuat diagnosis dini anak autis, terutama bila dokternya belum banyak pengalaman. Karena itu terapinya sering terlambat. e. Faktor lingkungan pendidikan Belum ada lingkungan pendidikan / sekolah yang memadai untuk mengelola anak autis secara komprehensif