1. i
BAB I PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberi kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas
makalah Pendidikan Agama Islam dengan judul “Etika, Moral, dan Akhlak” ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang
benderang yang diridhoi oleh allah SWT.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-teman
kami yang telah memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami
telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat
sederhana ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan
nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga
makalah ni dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian akhalak,moral,dan etika............................................................ 1
B. Perbedaan antara akhlak,moral,dan etika.................................................... 4
C. Sumber akhlak dalam islam......................................................................... 5
D. Akhlak Sebagai Moral Sosial Bagi Keberhasilan Hidup Seseorang........ 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan dan saran...................................................................................... 7
Lampiran........................................................................................................... 8
4. 1
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika.
a. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu”
dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi
dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul
Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul
Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu
bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian
(menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi
sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan
bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan
berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan
sebagainya.
Menurut Ibnu Maskawaih : Menurutnya akhlak ialah "hal li nnafsi
daa'iyatun lahaa ila af'aaliha min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin" yaitu
sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam
jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan
dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya
renungan terlebih dahulu.
Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang
darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu
ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan
berpikir, marah dan syahwat atau nafsu.
Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani : Akhlak merupakan
sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam diri manusia
yang darinyalah terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan
tanpa berpikir dan direnungkan.
5. 2
Dalam Al-Qur'an surat Al-Qalam ayat 4 dikatakan bahwa :
Artinya : "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti
yang agung".
Dan dalam sebuah hadits dikatakan bahwa :
Artinya : " Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik
itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan
mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti
ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang
ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran
110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju
kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub,
dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan
penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan
berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di
sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni
kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti
mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah
Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(Q.S.
Ar-Ruum).
Seperti yang telah disebutkan di atas Akhlak juga dibagi kedalam 2 jenis yaitu,
Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah. Akhlak mahmudah adalah akhlak
yang baik dan dibenarkan oleh Allah. Sedangkan Akhlak Mazmumah adalah
akhlak yang tidak dibenarkan oleh Allah.1
1
Margiono, 2011, Akidah Akhlak, Jakarta Timur, Erlangga.
6. 3
b. Pengertian Moral
Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang
beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan
(akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan
kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.
Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian
diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang
dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk
kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan,
yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata
susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-
dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti
peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam
praktek kehidupan sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas batas-batasnya.
Kelaziman adalah kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik,
layak, sopan santun, tata krama, dsb. Jadi, kelaziman itu merupakan norma-
norma yang diikuti tanpa berpikir panjang dianggap baik, yang berdasarkan
kebiasaan atau tradisi.
Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai
suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga
hati nurani.
Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran
filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.2
c. Pengertian Etika
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang
berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang
2
https://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral
7. 4
dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian
lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang
mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat
dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Etika juga disebut ilmu
normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma)
dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-
kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan
demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai
kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah
penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia,
melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika
juga merupakan filsafat praxis manusia. Etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu
ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam
pengertian lain tentang moral.
B. Perbedaan dan Persamaan Antara Akhlak, Etika, dan Moral
Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika, dan
moral, sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang
dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut
sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur,
aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya. Objek dari
akhlak, etika, dan moral, yaitu perbuatan manusia, ukurannya yaitu baik dan
buruk .
Sedangkan perbedaan antara akhlak dengan etika, dan moral, dapat kita lihat
pada sifat dan kawasan pembahasannya, di mana etika lebih bersifat teoritis dan
memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral lebih bersifat
praktis, yang ukurannya adalah bentuk perbuatan. Serta sumber yang dijadikan
patokan untuk menentukan baik dan buruk pun berbeda, di mana akhlak
berdasarkan pada al-Qur’an dan al-Sunnah, etika berdasarkan akal pikiran,
sedangkan moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat.
Adapun hubungan antara akhlak dengan etika, dan moral, ini bisa kita lihat dari
segi fungsi dan perannya, yakni sama-sama menentukan hukum atau nilai dari
suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk ditentukan baik dan
buruknya, benar dan salahnya sehingga dengan ini akan tercipta masyarakat yang
baik, teratur, aman, damai, dan tenteram serta sejahtera lahir dan batin.
8. 5
3
C. Sumber Akhlak Dalam Islam
Sumber akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber akhlak
wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Qur’an bukanlah hasil renungan
manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha pandai dam Maha bijaksana.
Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak dapat
dibuat dan ditandingi oleh bikinan manusia. Sumber akhlak yang kedua yaitu al-
Hadits meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah SAW.
Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu:
لَقَقْ ناققَ لكُمقْ ليْ س لوُل قِ ِ ُس قوللٌُ ُسقنقةقٌ لِّقَْ ناققَ ويُْلُقا قِ قا لوقَلْي قَ قُِ ل ي قُقَقر قَ قِ يَُلَرقَ
Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S.al-Ahzab : 21)
Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut yaitu
sabda Nabi:
نقََّمي ُعلرُتُ قكَقَُِّ قاِنقمقَ أق قخلِق لَي
Artinya : “Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan
keluhuran akhlak”.
Jadi telah jelas bahwa al-Qur’an dan hadits adalah pedoman hidup yang menjadi
asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlaqul
karimah.
D. Akhlak Sebagai Moral Sosial Bagi Keberhasilan Hidup Seseorang
Dan tujuan akhir dari akhlak, yaitu memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia,
dan menancapkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT. Maka, tidak ada lagi
sesuatu yang dicintai selain berjumpa dengan dzat ilahi rabbi, dan tidak
menggunakan semua hartanya kecuali karenanya…"
Jelaslah, al-Ghazāli menempatkan kebahagiaan jiwa manusia sebagai tujuan
akhir dan kesempurnaan dari akhlak. Kebahagiaan tertinggi dari jiwa berarti
mengenal adanya Allah tanpa keraguan ( ma’rifatullah).
3 Mukni’ah, 2011, Materi Pendidikan Agama Islam, Jogjakarta, Ar-ruzz media
9. 6
Allah merupakan sumber cinta dalam manusia dan kebenaran yang memuaskan
rohani. Implikasi etis, jiwa manusia meninggalkan segala hal duniawi supaya
mengalami kebahagiaan jiwa. Manusia yang berpegang pada prinsip akhlak akan
mengupayakan hidupnya secara bijak. Semua perbuatannya/amalnya diyakini
keterarahan kepada Allah yang telah menanamkan segala yang baik dalam
ciptaan. Dengan keseimbangan jiwanya, ia tidak membiarkan diri hanyut akan
hal-hal bersifat material sejauh hal itu bisa menambah kesempurnaan akhlak.
Kebahagiaan itu diyakini mampu diwujudkan dalam keutamaan-keutamaan
hidup. Jalan keutamaan itu sendiri perlu dilatihkan dan diterangi dengan prinsip
akhlak di mana terjadi perpaduan anugerah Tuhan dan rasionalitas manusia untuk
terarah pada kebaikan moral. Bahkan, dalam daya jiwa difokuskan suatu
perbuatan mesti diorientasikan pada tindakan yang mengarah pada keadilan dan
memandang kebebasan mutlak setiap individu.
Kesuksesan hakiki akan dapat diraih jika mengikuti konsep 7B, yaitu:
1. Beribadah dengan benar
2. Bertakwa dengan baik
3. Belajar tiada henti
4. Bekerja keras dan ikhlas
5. Bersahaja dalam hidup
6. Bantu sesama dan
7. Bersihkan hati selalu
Dengan 7 konsep tersebut kita dapat mengimplikasikan dalam kehidupan sehari
– hari namun tetap dengan akhlak yang baik maka kesuksesan akan dengan
mudah kita dapat, baik kesuksesan dunia maupun akhirat.
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin
pada hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur”(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).
10. 7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara
spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada
unsur paksaan. ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang
berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara
berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan Akhlak pun memiliki kaitan
erat dengan etika, dan moral.
Pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu akhlak adalah tentang perbuatan-
perbuatan manusia yang mendorong kepada baik atau buruknya. Ilmu akhlak
bukanlah tingkah laku manusia melainkan perbuatan yang dilakukan atas
kemauan manusia itu sendiri yang selalu dilakukannya dan kemudian mendarah
daging dalam diri manusia itu sendiri.
B. Saran
Dari Penulisan ini, yang kami kutip dari referensi-referensi yang kami anggap
terpercaya semoga dapat menambah wawasan, terutama bagi penulis dan bagi
pembacanya, di samping itu semoga penulisan ini dapat membawa kita kepada
berbudi pekerti luhur dan dapat menjadi akhlakul karimah. Dan apabila ada
kesalahan dan kesilapan dalam penulisan ini harap di perbaiki dan kami mohon
kritikan ke arah membangun.
Ahlak Etika Moral
Sumber dari Al-quran
dan hadist.
Masyarakat dan pribadi Masyarakat dan pribadi
Bersifat universal Regional Regional