2. A. Demensia
Demensia(PIKUN) adalah penurunan
kemampuan mental yang biasanya
berkembang secara perlahan, dimana terjadi
gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian,
dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
3. C. ETIOLOGI
Lima puluh sampai enam puluh persen
penyebab demensia adalah penyakit
Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana
sel syaraf pada otak mati sehingga membuat
signal dari otak tidak dapat di transmisikan
sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004).
Penderita Alzheimer mengalami gangguan
memori, kemampuan membuat keputusan dan
juga penurunan proses berpikir.
4. D. Manifestasi Klinis
Menurunnya daya ingat yang terus terjadi.
Pada penderita demensia, “lupa” menjadi
bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
Gangguan orientasi waktu dan tempat,
misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,
tempat penderita demensia berada
Penurunan dan ketidakmampuan menyusun
kata menjadi kalimat yang benar,
menggunakan kata yang tidak tepat untuk
sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita
yang sama berkali-kali
5. E. PATOFISIOLOGI
Dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak
yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan
daya ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhan
atau asam amino dapat berperan dalam kematian selektif neuron.
Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang
diakibatkan oleh adanya peningkatan calsium intraseluler,
kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal bebas atau
terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik dan Plak
amiloid berasal dari protei yang lebih besar, protein precursor
amiloid (amyloid precursor protein[APP]) dan kekusutan neurofibril
terdapat juga penurunan neurotransmitter tertentu, terutama
asetilkolin dan neuron kortek menghilang dari neuron yang tinggal
menggembung berisi gumpalan fiber dalam sitoplasmanya.
Proses penuaan tidak dapat dihambat, baik penuaan otak maupun
fisik. Otak akan atropi, sel pyramidal neuron di neokortek dan
hipokampus akan mengkerut, pengurangan dendrit dan sinaps,
gerakan dan reaksi akan melambat.
6. SENAM OTAK UNTUK
MENCEGAH DEMENSIA
Membaca
Menekuni hobi baru
Mendengarkan musik atau bermain alat musik
Menjalani hidup dengan cara baru atau mengubah rutinitas
yang dijalani.
Menyukai humor dan cerita lucu sehingga otak tetap fresh.
Bermain teka-teki silang, puzzle, catur, monopoli, dan aneka
games yang dapat melatih daya nalar dan kreativitas otak.
Gemar rekreasi
yoga atau meditasi
Menulis buku harian
Cobalah melakukan senam otak.
8. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1) Riwayat
2) Kaji adanya demensia
3) Singkirkan kemungkinan adanya depresi
4) Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian
keperawatan
5) Wawancarai klien, pemberi asuhan atau
keluarga
9. B. Diagnosa keperawatan
1)Gangguan Proses Pikir: Pikun/Pelupa
2)Risiko Cidera : Jatuh
3) Perubahan pola tidur berhubungan dengan perubahan
lingkungan ditandai dengan keluhan verbal tentang kesulitan
tidur, terus-menerus terjaga, tidak mampu menentukan
kebutuhan/ waktu tidur.
4) Kurang perawatan diri berhubungan dengan intoleransi
aktivitas, menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai
dengan penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-
hari.
5) Risiko terhadap cedera berhubungan dengan kesulitan
keseimbangan, kelemahan, otot tidak terkoordinasi, aktivitas
kejang.
6) Risiko terhadap perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mudah lupa, kemunduran hobi,
perubahn sensori.
10. C.INTERVENSI
Kembangkan lingkungan yang suportif dan hubungan perawat-
klien yang terapeutik.
R/Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan kecemasan pada
klien.
Bantu klien untuk memehami halusinasi.
R/ Meningkatkan koping dan menurunkan halusinasi
Kaji derajat sensori atau gangguan persepsi dan bagaiman hal
tersebut mempengaruhi klien termasuk penurunan penglihatan
atau pendengaran.
R/ )Keterlibatan otak memperlihatkan masalah yang bersifat
asimetris menyebabkan klien kehilangan kemampuan pada salah
astu sisi tubuh. Klien tidak dapat mengenali rasa lapar, haus,
Penerima nyeri eksternal.
Ajarkan strategi untuk mengurangi stress.
R/ Untuk menurunkan kebutuhan akan halusinasi
11. D. Implementasi
I
mplementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan
intervensi.
E. EVALUASI
Evaluasi
1) Mampu beradaptasi pada perubahan lingkungan dan aktivitas.
2) Mampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalani
konsekuensi.
3) Perubahan persepsi sensori tidak terjadi atau terkontrol.
4) Perubahan pola tidur tidak terjadi atau terkontrol.
5) Perawatan diri dapat terpenuhi.
6) Nutrisi klien seimbang
7) Risiko cedera tidak terjadi