SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
RESUME
      PERKULIAHAN ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN


HARI, TANGGAL : Kamis, 9 Pebruari 2012                         JAM         : 08.00-10.15
TOPIK                       : Learning 2                       RUANG       : 403




A. SUMMARY MATERI
         Materi yang dibahas dalam diskusi ini ialah teori belajar sosio-kultural dan teori
   belajar konstruktifisme. Peletak dasar teori belajar sosio-kultural ialah Jean Piaget dan
   Vygotsky.
         Menurut Piaget, belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan
   berasal dari individu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya
   dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu utama terjadinya belajar adalah
   individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder.
   Sedangkan bagi Vygotsky Jalan pikiran seseorang dapat dimengerti dengan cara
   menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial (aktivitas dan bahasa yang
   digunakan) yang dilatari sejarah hidupnya. Peningkatan fungsi-fungsi mental bukan
   berasal dari individu itu sendiri melainkan berasal dari kehidupan sosial atau
   kelompoknya. Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan,
   keterampilan dan nilai-nilai sosial budaya.
         Ada beberapa konsep teori belajar sosio-kultural yakni Teori belajar dan pembelajaran
   yaitu genetic law of development, Zona perkembangan proksimal (zone of proximal
   development), dan Mediasi.
         Dalam dunia pendidikan, aplikasi dari teori belajar sosial dapat dirasakan dalam
   berbagai jenjang dan model pendidikan, entah dalam pendidikan informal, nonformal dan
   pendidikan formal. Secara khusus dalam pendidikan formal, pengaruh teori ini merambah
   semua komponen (stake holders) pendidikan. selain itu, komponen-komponen
   pembelajaran juga harus dikembangkan dengan mengedepankan prinsip-prinsip teori
   belajar sosio-kultural.
         Teori belajar sosio-kultural ini tentu memiliki kelebihan tertentu bila dibandingkan
   dengan teori belajar yang lainnya. Beberapa di antaranya ialah Anak memperoleh
   kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau

Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                            Page 1
potensinya melalui belajar dan berkembang; Pembelajaran perlu lebih dikaitkan dengan
   tingkat     perkembangan          potensialnya       daripada   tingkat   perkembangan   aktualnya;
   Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan
   kemampuan intermentalnya daripada kemampuan intramental; Anak diberi kesempatan
   yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajarinya dengan
   pengetahuan prosedural yang dapat dilakukan untuk tugas-tugas atau pemecahan masalah;
   Proses belajar dan pembelajaran tidak bersifat transferal tetapi lebih merupakan ko-
   konstruksi.
         Namun selain kelebihan-kelebihan itu, tentu teori ini juga tak luput dari kelemahan-
   kelemahan. Seperti, Terbatas pada perilaku yang tampak; proses-proses belajar yang
   kurang tampak seperti pembentukan konsep; belajar dari berbagai sumber belajar, dan
   juga Pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung.
         Sementara itu, dalam teori belajar kontruktifisme, pengetahuan merupakan konstruksi
   (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer
   dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa
   yang diketahuinya. Dengan demikian, seseorang yang belajar itu berarti membentuk
   pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus. Boleh dikatakan bahwa
   pengetahuan setiap individu dibangun oleh dirinya sendiri. Teori belajar konsep, teori
   pembelajaran bermakna Ausubel, dan teori skema merupakan pengembangan lanjutan dari
   teori konstruktifisme.
         Dalam konteks pembelajaran, aplikasi dari teori ini tampak dalam penerapan model
   mekanistis dalam pembelajaran, pendekatan empiristik, pendekatan strukturalistik, dan
   realistik. Dalam pembelajaran matematika, konsep ini secara utuh terserap dalam
   pendekatan pembelajaran matematika realistik.


B. ISU DALAM DISKUSI
   •    Perkembangan anak dilihat dari intermental dan intramental, maksudnya? (Puryati)
                  Dalam konteks pembelajaran dewasa ini, anak tidak lagi dianggap sebagai
         kertas kosong yang tidak berisi, tetapi anak adalah pribadi yang sudah memiliki
         pengetahuannya sendiri dan bisa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan.
                  Dalam konsep Vygotsky, perkembangan individu semestinya tidak hanya
         dipengaruhi oleh perkembangan dirinya sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh
         lingkungan sosial.

Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                                    Page 2
Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua
         tataran, yaitu interpsikologis atau intermental dan intrapsikologis atau intramental.
         Pandangan teori ini menempatkan intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor
         primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan
         kognitif seseorang. Sedangkan fungsi intramental dipandang sebagai derivasi atau
         keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap
         proses-proses sosial tersebut.


   •    Bagaimana dengan refleksi dalam teori belajar sosio-kultural dan konstruktifisme?
        (Siti Hanifa)
                   Implikasi praktis dari teori belajar sosio-kultural, bahwa pembelajaran tidak
        hanya terjadi di dalam kelas tetapi juga di luar kelas dengan metode dan media yang
        sesuai. Selain itu juga hal ini diterapkan dalam pendekatan belajar inquiri dan
        discovering, yang mengefektifkan peran siswa sendiri dalam mengkonstruksi dan
        mentrasformasikan informasi guna membentuk pengetahuan yang baru. siswa juga
        diberi     kesempatan        untuk      merefleksi     pengetahuan   yang   dikonstruksi     dan
        ditransformasikannya dan membacanya secara baru sebagai suatu pengetahuan yang
        berarti.


   •    Ada anak yang usia mental dan usia sesungguhnya tidak sejalan. Aspek biologisnya
        berkembang cepat, sedangkan mentalnya sangat lambat, jadi tidak sejalan. Bagaimana
        dengan hal ni (Afrinawati)
                   Perkembangan individu kadang tidak berjalan bersamaan dalam segala aspek.
        Bisa jadi aspek biologis berkembang pesat sedangkan pada aspek lainnya seperti
        dalam kognitif mungkin akan berbeda. Kematangan individu, biologis, kognitif, sosio-
        emosional, sosio-budaya masing-masing individu tentu berbedaa satu sama lain.
                   Secara nyata hal ini bisa ditemukan pada siswa yang mengalami
        keterbelakangan mental. Konsekuensinya dalam pembelajaran, guru harus memahami
        dan mendalami aspek-aspek perkembangan individu.


   •    Masukkan dari Pak Asep:
          Sebelum membahas teori belajar sosio-kultural, mestinya didalami dahulu teori
              belajar sosial. Sosial dan kultural pada galibnya sama yakni berkaitan dengan

Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                                       Page 3
interaksi sosial dengan sesama. Perbedaannya ialah bahwa Social: hanya sekedar
              berinteraksi dengan sesama (yang sosial) sedangkan Kultural: interaksi keluar
              dalam konteks suatu budaya tertentu (kultural tertentu).
          Teori belajar sosial menekankan pentingnya proses sosial (interaksi sosial) dalam
              kegiatan belajar. Belajar dengan mengamati orang lain (learning observation)
              (model). Di sini dapat dilihat bahwa anak lebih menjadi seorang pribadi dari apa
              yang dilihatnya, dan sangat kurang dari apa yang dikatakan atau dinasihati orang
              lain. Tentang modeling, ada empat hal penting yakni Atensi (perhatian), Retensi
              (mengingat: memasukkan data ke dalam memori), Product (hasil dalam bentuk
              prilaku), dan motivation. Lebih lanjut social cognitif theory merupakan teori
              belajar yang menekankan pentingnya proses kognitif dan interaksi sosial dalam
              belajar. Dalam social kognitif learning, Bandura menegaskan bahwa ada
              keterkaitan erat antara personal, behavior, dan environment.
          Dalam diri individu ada juga yang dikenal dengan kemampuan aktula dan
              kemampuan          potensial.      Kemampuan     actual   adalah   kemamuan   untuk
              menyelesaikan suatu tugas dengan sukses dan mandiri. Kemampuan potensial
              ialah Kemampuan yang dimiliki dan mungkin dikuasai tetapi harus dengan
              bantuan dari lingkungan. Kegiatan belajar bisa jadi merupakan usaha individu
              untuk mengefektifkan dua kemampuan ini yang terjadi secara berulang-ulang.


C. REFLEKSI
         Teori belajar sosio-kultural dan teori belajar konstruktivisme merupakan dua dari
   sebagian banyak teori belajar yang merupakan produk dari psikologi pembelajaran. Teori
   belajar sosio-kultural muncul dipengaruhi oleh teori belajar sosial dan teori belajar
   kultural. Menurut teori ini, perkembangan anak dalam belajar sangat dipengaruhi oleh
   lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Sosial dalam artian bahwa perkembangan anak
   dalam belajar selalu dipengaruhi oleh interaksi sosial dengan yang lainnya. Interaksi ini
   terjadi secara umum, dan berlaku bagi semua orang. Sedangkan teori belajar kultural,
   mengindikasikan belajar sebagai interaksi sosial seorang anak dengan sesama dalam
   lingkup budaya (kultur) tertentu.
         Teori belajar konstruktifisme               lebih mengedepankan peran individu dalam
   mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Konstruksi pengetahuan ini tentu tidak terlepas



Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                                Page 4
dari peran masyarakat sosial, pengalaman anak, dan juga tingkat perkembangan anak itu
   sendiri.
         Hemat saya kedua teori belajar ini memberi sumbangan yang berarti bagi pelaksanaan
   pembelajaran, baik dalam lingkup pendidikan formal, nonformal, dan informal. Teori-teori
   ini merupakan jiwa dari pengembangan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan.
   Siswa mencari, menemukan, mengelolah, dan mengkonstruksi serta menstransformasikan
   informasi yang diperolehnya guna menjadi sebuah pengetahuan yang bermakna.
         Namun, yang menjadi persoalan ialah, manakala para pelaku dan pemerhati
   pendidikan tidak memahami dengan jelas tentang penerapan teori-teori itu dalam konteks
   praktis pembelajaran. Boleh jadi, akan menghasilkan suatu pendekatan yang pincang
   dalam pelaksanaan pembelajaran karena mungkin penerapan teori tersebut hanya
   setengah-setengah. Saya pribadi berpendapat bahwa inilah tantangan dunia pendidikan
   yang harus dibaca secara menyeluruh dan mendalam. Upaya membangun pendidikan yang
   bermutu dan bermoral akan terwujud bila semua stake holders pendidikan, khususnya guru
   di sekolah memperhatikan perannya dalam mendidik, membimbing, dan membina
   pebelajar. Strategi dan pendekatan yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi
   pencapaian mutu pendidikan. hal ini akan terwujud bila guru memahami dan mendalami
   dengan benar dan tepat penerapan teori belajar dalam pembelajaran.


Nama              : Alfonsus Sam
No.induk          : 7816110450




Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                         Page 5
RESUME
      PERKULIAHAN ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN


HARI, TANGGAL : Kamis, 9 Pebruari 2012                                JAM           : 10.15-12.15
TOPIK                       : Motivation                              RUANG         : 403




A. SUMMARY MATERI
         Ada banyak definisi tentang motivasi individu. Secara umum, motivasi dipahami
   sebagai suatu dorongan internal, atau suatu situasi psikologis manusia yang menunjukkan
   suatu keinginan, semangat untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Sederhananya,
   motivasi dilihat sebagai sesuatu yang menyebabkan orang bertindak atau melakukan
   sesuatu.
         Motivasi terdiri dari dua bentuk yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
   Motivasi instrinsik merupakan motivasi (keinginan) yang timbul dari dalam diri siswa
   (individu), sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang muncul dari sesuatu di luar
   diri siswa.
         Dalam konteks teori belajar kognitif, motivasi terkait dengan keyakinan, harapan dan
   kebutuhan, kemungkinan dan pemahaman siswa. Dalam konteks teori humanisme,
   motivasi mengisyaratkan hubungan yang baik antara guru dan murid, serta suasana kelas
   yang kondusif. Sedangkan dalam konteks teori belajar behaviorisme, motivasi erat
   kaitannya dengan konsep kontiguity, konsep reinforcement, punishment dan modelling.
         Ada banyak teori tentang motivasi. Di antaranya ialah Teori Maslow, teori Herzberg,
   teori McClellend, teori Vroom, dan teori equaty dan pencapaian tujuan. Semuanya
   bermuara pada pemahaman bahwa motivasi selalu berkaitan dengan kehendak atau
   keinginan individu untuk melakukan sesuatu.
         Menurut       Teori     Humanistis,       ada    beberapa   cara   memotivasi   siswa,   yakni
   memperlakukan siswa sebagai manusia, lalu sebagai anak didik; Hargai dan hormati anak
   didik tanpa syarat ( unconditioned positive regards); Ciptakan suasana kelas yang nyaman;
   Pertimbangankan untuk             penyelenggaraan proses pembelajaran dari perspektif siswa.
         Dalam konteks pembelajaran, motivasi selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa.
   Prestasi belajar akan tercapai dan maksimal bila siswa memiliki motivasi yang tinggi
   dalam belajar. Selain berkaitan dengan prestasi belajar, motivasi juga dapat dilihat sebagai

Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                                      Page 6
salah satu komponen sosial yang amat erat berhubungan dengan konteks sosial budaya,
   motif sosial, hubungan sosial dan konteks sosiokultural.


B. ISU DALAM DISKUSI
   •    Pengertian motivasi bertolak belakang dengan contoh. Sebagaimana diketahui bahwa
        motivasi lebih dipahami sebagai dorongan internal. Lalu ada contoh bahwa pemberian
        hadiah bagi peserta didik merupakan salah satu bentuk motivasi ekstrinsik. Tidakkah
        hal ini bertolak belakang dengan pengertian motivasi? (Alfonsus Sam)
                  Motivasi pada dasarnya merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang.
         Motivasi dikehendaki berasal dari diri siswa sendiri. Namun ini tidak cukup,
         bagaimanapun juga sangat dibutuhkan motivasi dari luar diri siswa. Hadiah disebut
         sebagai motivasi karena memang dengan hadiah yang dijanjikan anak didik akan
         termotivasi untuk belajar. Memang agak susah membedakannya dengan penguatan,
         karena motivasi dan penguatan dapat dibaca dalam satu kesatuan yang saling
         berkaitan. Penguatan juga bahkan merupakan bentuk dari motivasi eksternal.


   •    Ada anak didik yang agak sulit untuk dimotivasi agar belajar dengan giat.
        Bagaimanakah upaya yang bisa ditempuh guru dalam menumbuhkan motivasi intrinsik
        anak seperti itu? (Dityas)
                  Belajar pada teori humanisme, kita dapat menemukan beberapa upaya/usaha
        untuk membangun motivasi intrinsik siswa, seperti:
          Perlakukan siswa pertama-tama dan paling utama sebagai manusia, lalu sebagai
              anak didik.
          Hargai dan hormatilah hak dan kewajiban anak tanpa syarat.
          Ciptakan suasana kelas yang nyaman.
          Pertimbangkan untuk proses pembelajaran dari perspektif siswa.


   •    Variabel-variabel apa sajakah yang menjadi tanda seorang anak termotivasi dalam
        belajar? (Evi Sofia)
                  Ada banyak variabel (indikator) yang menjadi tanda seorang anak termotivasi
        dalam belajar, di antaranya:
          Faktor inteligensi
          Faktor lingkugan sosial
Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                           Page 7
 Faktor keluarga
          Minat anak itu sendiri
          Peran guru dalam membangkitkan minat dan memotivasi siswa
          Peran guru khusus untuk memberikan pendampingan khusus terhadap siswa
              sesuai dengan perkembangannya.


   •    Masukkan dari Pak Asep:
          Istilah motivasi secara sederhana dapat dipahami sebagai sesuatu yang
              menyebabkan orang bertindak atau melakukan sesuatu. Atau juga suatu situasi
              psikologis yang menunjukkan suatu keinginan, semangat, untuk melakukan
              sesuatu.
          Motivasi dibedakan atas dua yakni motivasi intrinsik yang mengarahkan
              seseorang belajar demi belajar; dan motivasi ekstrinsik, yang mengarahkan
              seseorang bahwa belajar bukan demi belajar tetapi demi ijazah, nilai ulangan, nilai
              ujian, dan lain-lain. Selain dua motivasi tersebut, ada satu motivasi yang
              kandungan kebenarannya susah ditebak, yang berwujud keikhlasan. Motivasi ini
              hanyalah bisa diketahui oleh Dia Yang Maha Tahu.
          Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan dan
              positif antara motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik. Siswa yang
              belajar dengan mengedepankan motivasi intrinsik, cendrung lebih berprestasi bila
              dibandingkan dengan siswa yang mengedepankan motivasi belajar ekstrinsik.
              Selain itu ditemukan bahwa motivasi selalu bersifat dinamis.
          Ada beberapa indikator penanda motivasi seseorang: durasi motivasi, frekuensi
              motivasi, presestensi (ketekunan), ketabahan dan ulet, devosi dan pengorbanan
              untuk mencapai tujuan, tigkat aspirasi yang hendak dicapai, tingkat kualifikasi
              produk yang dihasilkan dari kegiatan, dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
          Teori-teori motivasi terdiri dari behavioral motivation, humanistic motivation,
              cognitif motivation, dan socio-cultural motivation.
          Beberapa tindakan praktis memotivasi siswa dalam belajar:
              ∗   Perlakukan murid sebagai manusia lalu anak didik.
              ∗   Membangun relasi yang kuat antara guru dengan murid.



Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                               Page 8
∗   Pertimbangkan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dari perspektif
                  siswa.
              ∗   Hargailah dan hormatilah hak dan kewajiban siswa.
              ∗   Menciptakan situasi kelas yang kondusif.


C. REFLEKSI
         Motivasi mutlak perlu dalam proses belajar dan perkembangan manusia. Saya pribadi
   melihat motivasi semacam roh yang mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia.
   Dengan perkataan lain, motivasi merupakan landasan bagi seseorang untuk melakukan,
   berpikir, dan bertindak sesuai dengan kesadaran dirinya sebagai manusia.
         Motivasi sendiri dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hemat
   saya walaupun ada pembedaan antara model atau bentuk motivasi seorang individu tetap
   mengarah pada perkembangan individu itu sendiri berdasarkan motivasinya sendiri. Boleh
   jadi, motivasi dari luar (ekstrinsik) hanyalah sebagai pendorong untuk menumbuhkan
   motivasi intrinsik siswa. Hal inilah yang mungkin membebankan guru di sekolah dalam
   usaha mendampingi anak-anak agar termotivasi untuk belajar.
         Mungkin harus diakui bahwa sekarang ini, sangat sedikit sekali pebelajar yang
   memiliki motivasi intrinsik dalam belajar. Saya berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh
   globalisasi dan juga sistem dalam pendidikan itu sendiri. Pengaruh globalisasi yang
   menjanjikan banyak pesona, justru menjadi motivasi bagi pebelajar untuk belajar.
         Dalam kaitannya dengan sistem, sistem pendidikan seakan-akan memaksa pebelajar
   untuk belajar demi tujuan tertentu, buka demi belajar itu sendiri. Iming-iming nilai bagus,
   sekadar lulus UN, dan lain-lain. Guru di sekolah menengah dan sekolah dasar, bahkaan
   dosen di perguruan tinggi selalu menekankan hal ini. para pebelajar (khususnya di
   pendidikan dasar dan menengah) dipaksa untuk menguasai banyak materi dengan orientasi
   utama untuk lulus dalam ujian akhir (Ujian Nasional). Akibatnya, para pebelajar selalu
   dihantui oleh rasa takut menghadapi ujian akhir tersebut. Bukan tidak mungkin pada
   gilirannya pebelajar akan kehilangan motivasi intrinsik.
         Memang, untuk mengubah pola dan sistem pendidikan seperti ini tidaklah semudah
   membolak-balikkan telapak tangan. Perlu upaya keras semua pihak yang berkepentingan
   di dalamnya. Sumbangan dari paham humanisme menaruh harapan besar agar mengubah
   sistem pendidikan yang terlalu menekankan motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran.
   Semoga.

Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan                            Page 9
Nama              : Alfonsus Sam
No.induk          : 7816110450




Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan   Page 10

More Related Content

What's hot

Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Teori belajar sosiokultural
Teori belajar sosiokulturalTeori belajar sosiokultural
Teori belajar sosiokulturaltitiwerdhy
 
Teori konstruktivisme kognitif
Teori konstruktivisme kognitifTeori konstruktivisme kognitif
Teori konstruktivisme kognitifNur Liz
 
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Dedi Yulianto
 
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniPenerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniAwal Akbar Jamaluddin
 
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...Cho Shirley
 
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...yulius LYAN
 
Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Mohd Kasman
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulumpapih
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Istna Zakia Iriana
 
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babiiHubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babiiAyu Rinjani
 
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaTeori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaBelum Kerja
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 

What's hot (20)

Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Teori belajar sosiokultural
Teori belajar sosiokulturalTeori belajar sosiokultural
Teori belajar sosiokultural
 
Konstruktivisme
KonstruktivismeKonstruktivisme
Konstruktivisme
 
Teori konstruktivisme kognitif
Teori konstruktivisme kognitifTeori konstruktivisme kognitif
Teori konstruktivisme kognitif
 
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
 
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniPenerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
 
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
kepentingan dan implikasi teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan keberke...
 
Kb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitifKb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitif
 
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
 
Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
 
Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21
 
Teori konstruktive
Teori konstruktiveTeori konstruktive
Teori konstruktive
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
 
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babiiHubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
 
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaTeori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
 
Andragogii
AndragogiiAndragogii
Andragogii
 
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 

Similar to Learning 2

TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptxTEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptxbambang848884
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Perspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptPerspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptssusercc3648
 
nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5Rainne Lee
 
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2一世 一生
 
Tugas Psikolog
Tugas PsikologTugas Psikolog
Tugas Psikologadenridwan
 
landasan pendidikan.pptx
landasan pendidikan.pptxlandasan pendidikan.pptx
landasan pendidikan.pptxrizqi62
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeBun Faris
 
Pembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran KonstruktivismePembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran KonstruktivismeAnas Nataris
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxWAKURSMKUMMA
 
Sosio cultural
Sosio culturalSosio cultural
Sosio culturalDiah Japri
 
Andragogy Pedagogy.pptx
Andragogy Pedagogy.pptxAndragogy Pedagogy.pptx
Andragogy Pedagogy.pptxSuratmiMaula
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxPendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxAdam Superman
 

Similar to Learning 2 (20)

TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptxTEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Perspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptPerspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.ppt
 
Rini Sri Wahyuni
Rini Sri WahyuniRini Sri Wahyuni
Rini Sri Wahyuni
 
nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5
 
Konstruktivisme
KonstruktivismeKonstruktivisme
Konstruktivisme
 
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Tugas Psikolog
Tugas PsikologTugas Psikolog
Tugas Psikolog
 
landasan pendidikan.pptx
landasan pendidikan.pptxlandasan pendidikan.pptx
landasan pendidikan.pptx
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
 
Pembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran KonstruktivismePembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran Konstruktivisme
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
 
Sosio cultural
Sosio culturalSosio cultural
Sosio cultural
 
Andragogy Pedagogy.pptx
Andragogy Pedagogy.pptxAndragogy Pedagogy.pptx
Andragogy Pedagogy.pptx
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Psikologi dalam Pendidikan
Psikologi dalam PendidikanPsikologi dalam Pendidikan
Psikologi dalam Pendidikan
 
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxPendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
 

More from Alfonsus Sam

More from Alfonsus Sam (6)

Teaching (instruction)
Teaching (instruction)Teaching (instruction)
Teaching (instruction)
 
Resume teaching
Resume teachingResume teaching
Resume teaching
 
Learning 1
Learning 1Learning 1
Learning 1
 
Cllassroom management
Cllassroom managementCllassroom management
Cllassroom management
 
Siswa swn
Siswa swnSiswa swn
Siswa swn
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differences
 

Recently uploaded

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

Learning 2

  • 1. RESUME PERKULIAHAN ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN HARI, TANGGAL : Kamis, 9 Pebruari 2012 JAM : 08.00-10.15 TOPIK : Learning 2 RUANG : 403 A. SUMMARY MATERI Materi yang dibahas dalam diskusi ini ialah teori belajar sosio-kultural dan teori belajar konstruktifisme. Peletak dasar teori belajar sosio-kultural ialah Jean Piaget dan Vygotsky. Menurut Piaget, belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Sedangkan bagi Vygotsky Jalan pikiran seseorang dapat dimengerti dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial (aktivitas dan bahasa yang digunakan) yang dilatari sejarah hidupnya. Peningkatan fungsi-fungsi mental bukan berasal dari individu itu sendiri melainkan berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya. Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sosial budaya. Ada beberapa konsep teori belajar sosio-kultural yakni Teori belajar dan pembelajaran yaitu genetic law of development, Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development), dan Mediasi. Dalam dunia pendidikan, aplikasi dari teori belajar sosial dapat dirasakan dalam berbagai jenjang dan model pendidikan, entah dalam pendidikan informal, nonformal dan pendidikan formal. Secara khusus dalam pendidikan formal, pengaruh teori ini merambah semua komponen (stake holders) pendidikan. selain itu, komponen-komponen pembelajaran juga harus dikembangkan dengan mengedepankan prinsip-prinsip teori belajar sosio-kultural. Teori belajar sosio-kultural ini tentu memiliki kelebihan tertentu bila dibandingkan dengan teori belajar yang lainnya. Beberapa di antaranya ialah Anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 1
  • 2. potensinya melalui belajar dan berkembang; Pembelajaran perlu lebih dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensialnya daripada tingkat perkembangan aktualnya; Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada kemampuan intramental; Anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajarinya dengan pengetahuan prosedural yang dapat dilakukan untuk tugas-tugas atau pemecahan masalah; Proses belajar dan pembelajaran tidak bersifat transferal tetapi lebih merupakan ko- konstruksi. Namun selain kelebihan-kelebihan itu, tentu teori ini juga tak luput dari kelemahan- kelemahan. Seperti, Terbatas pada perilaku yang tampak; proses-proses belajar yang kurang tampak seperti pembentukan konsep; belajar dari berbagai sumber belajar, dan juga Pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung. Sementara itu, dalam teori belajar kontruktifisme, pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Dengan demikian, seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus. Boleh dikatakan bahwa pengetahuan setiap individu dibangun oleh dirinya sendiri. Teori belajar konsep, teori pembelajaran bermakna Ausubel, dan teori skema merupakan pengembangan lanjutan dari teori konstruktifisme. Dalam konteks pembelajaran, aplikasi dari teori ini tampak dalam penerapan model mekanistis dalam pembelajaran, pendekatan empiristik, pendekatan strukturalistik, dan realistik. Dalam pembelajaran matematika, konsep ini secara utuh terserap dalam pendekatan pembelajaran matematika realistik. B. ISU DALAM DISKUSI • Perkembangan anak dilihat dari intermental dan intramental, maksudnya? (Puryati) Dalam konteks pembelajaran dewasa ini, anak tidak lagi dianggap sebagai kertas kosong yang tidak berisi, tetapi anak adalah pribadi yang sudah memiliki pengetahuannya sendiri dan bisa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan. Dalam konsep Vygotsky, perkembangan individu semestinya tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan dirinya sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 2
  • 3. Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua tataran, yaitu interpsikologis atau intermental dan intrapsikologis atau intramental. Pandangan teori ini menempatkan intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang. Sedangkan fungsi intramental dipandang sebagai derivasi atau keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap proses-proses sosial tersebut. • Bagaimana dengan refleksi dalam teori belajar sosio-kultural dan konstruktifisme? (Siti Hanifa) Implikasi praktis dari teori belajar sosio-kultural, bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas tetapi juga di luar kelas dengan metode dan media yang sesuai. Selain itu juga hal ini diterapkan dalam pendekatan belajar inquiri dan discovering, yang mengefektifkan peran siswa sendiri dalam mengkonstruksi dan mentrasformasikan informasi guna membentuk pengetahuan yang baru. siswa juga diberi kesempatan untuk merefleksi pengetahuan yang dikonstruksi dan ditransformasikannya dan membacanya secara baru sebagai suatu pengetahuan yang berarti. • Ada anak yang usia mental dan usia sesungguhnya tidak sejalan. Aspek biologisnya berkembang cepat, sedangkan mentalnya sangat lambat, jadi tidak sejalan. Bagaimana dengan hal ni (Afrinawati) Perkembangan individu kadang tidak berjalan bersamaan dalam segala aspek. Bisa jadi aspek biologis berkembang pesat sedangkan pada aspek lainnya seperti dalam kognitif mungkin akan berbeda. Kematangan individu, biologis, kognitif, sosio- emosional, sosio-budaya masing-masing individu tentu berbedaa satu sama lain. Secara nyata hal ini bisa ditemukan pada siswa yang mengalami keterbelakangan mental. Konsekuensinya dalam pembelajaran, guru harus memahami dan mendalami aspek-aspek perkembangan individu. • Masukkan dari Pak Asep:  Sebelum membahas teori belajar sosio-kultural, mestinya didalami dahulu teori belajar sosial. Sosial dan kultural pada galibnya sama yakni berkaitan dengan Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 3
  • 4. interaksi sosial dengan sesama. Perbedaannya ialah bahwa Social: hanya sekedar berinteraksi dengan sesama (yang sosial) sedangkan Kultural: interaksi keluar dalam konteks suatu budaya tertentu (kultural tertentu).  Teori belajar sosial menekankan pentingnya proses sosial (interaksi sosial) dalam kegiatan belajar. Belajar dengan mengamati orang lain (learning observation) (model). Di sini dapat dilihat bahwa anak lebih menjadi seorang pribadi dari apa yang dilihatnya, dan sangat kurang dari apa yang dikatakan atau dinasihati orang lain. Tentang modeling, ada empat hal penting yakni Atensi (perhatian), Retensi (mengingat: memasukkan data ke dalam memori), Product (hasil dalam bentuk prilaku), dan motivation. Lebih lanjut social cognitif theory merupakan teori belajar yang menekankan pentingnya proses kognitif dan interaksi sosial dalam belajar. Dalam social kognitif learning, Bandura menegaskan bahwa ada keterkaitan erat antara personal, behavior, dan environment.  Dalam diri individu ada juga yang dikenal dengan kemampuan aktula dan kemampuan potensial. Kemampuan actual adalah kemamuan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sukses dan mandiri. Kemampuan potensial ialah Kemampuan yang dimiliki dan mungkin dikuasai tetapi harus dengan bantuan dari lingkungan. Kegiatan belajar bisa jadi merupakan usaha individu untuk mengefektifkan dua kemampuan ini yang terjadi secara berulang-ulang. C. REFLEKSI Teori belajar sosio-kultural dan teori belajar konstruktivisme merupakan dua dari sebagian banyak teori belajar yang merupakan produk dari psikologi pembelajaran. Teori belajar sosio-kultural muncul dipengaruhi oleh teori belajar sosial dan teori belajar kultural. Menurut teori ini, perkembangan anak dalam belajar sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Sosial dalam artian bahwa perkembangan anak dalam belajar selalu dipengaruhi oleh interaksi sosial dengan yang lainnya. Interaksi ini terjadi secara umum, dan berlaku bagi semua orang. Sedangkan teori belajar kultural, mengindikasikan belajar sebagai interaksi sosial seorang anak dengan sesama dalam lingkup budaya (kultur) tertentu. Teori belajar konstruktifisme lebih mengedepankan peran individu dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Konstruksi pengetahuan ini tentu tidak terlepas Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 4
  • 5. dari peran masyarakat sosial, pengalaman anak, dan juga tingkat perkembangan anak itu sendiri. Hemat saya kedua teori belajar ini memberi sumbangan yang berarti bagi pelaksanaan pembelajaran, baik dalam lingkup pendidikan formal, nonformal, dan informal. Teori-teori ini merupakan jiwa dari pengembangan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Siswa mencari, menemukan, mengelolah, dan mengkonstruksi serta menstransformasikan informasi yang diperolehnya guna menjadi sebuah pengetahuan yang bermakna. Namun, yang menjadi persoalan ialah, manakala para pelaku dan pemerhati pendidikan tidak memahami dengan jelas tentang penerapan teori-teori itu dalam konteks praktis pembelajaran. Boleh jadi, akan menghasilkan suatu pendekatan yang pincang dalam pelaksanaan pembelajaran karena mungkin penerapan teori tersebut hanya setengah-setengah. Saya pribadi berpendapat bahwa inilah tantangan dunia pendidikan yang harus dibaca secara menyeluruh dan mendalam. Upaya membangun pendidikan yang bermutu dan bermoral akan terwujud bila semua stake holders pendidikan, khususnya guru di sekolah memperhatikan perannya dalam mendidik, membimbing, dan membina pebelajar. Strategi dan pendekatan yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi pencapaian mutu pendidikan. hal ini akan terwujud bila guru memahami dan mendalami dengan benar dan tepat penerapan teori belajar dalam pembelajaran. Nama : Alfonsus Sam No.induk : 7816110450 Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 5
  • 6. RESUME PERKULIAHAN ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN HARI, TANGGAL : Kamis, 9 Pebruari 2012 JAM : 10.15-12.15 TOPIK : Motivation RUANG : 403 A. SUMMARY MATERI Ada banyak definisi tentang motivasi individu. Secara umum, motivasi dipahami sebagai suatu dorongan internal, atau suatu situasi psikologis manusia yang menunjukkan suatu keinginan, semangat untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Sederhananya, motivasi dilihat sebagai sesuatu yang menyebabkan orang bertindak atau melakukan sesuatu. Motivasi terdiri dari dua bentuk yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan motivasi (keinginan) yang timbul dari dalam diri siswa (individu), sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang muncul dari sesuatu di luar diri siswa. Dalam konteks teori belajar kognitif, motivasi terkait dengan keyakinan, harapan dan kebutuhan, kemungkinan dan pemahaman siswa. Dalam konteks teori humanisme, motivasi mengisyaratkan hubungan yang baik antara guru dan murid, serta suasana kelas yang kondusif. Sedangkan dalam konteks teori belajar behaviorisme, motivasi erat kaitannya dengan konsep kontiguity, konsep reinforcement, punishment dan modelling. Ada banyak teori tentang motivasi. Di antaranya ialah Teori Maslow, teori Herzberg, teori McClellend, teori Vroom, dan teori equaty dan pencapaian tujuan. Semuanya bermuara pada pemahaman bahwa motivasi selalu berkaitan dengan kehendak atau keinginan individu untuk melakukan sesuatu. Menurut Teori Humanistis, ada beberapa cara memotivasi siswa, yakni memperlakukan siswa sebagai manusia, lalu sebagai anak didik; Hargai dan hormati anak didik tanpa syarat ( unconditioned positive regards); Ciptakan suasana kelas yang nyaman; Pertimbangankan untuk penyelenggaraan proses pembelajaran dari perspektif siswa. Dalam konteks pembelajaran, motivasi selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar akan tercapai dan maksimal bila siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Selain berkaitan dengan prestasi belajar, motivasi juga dapat dilihat sebagai Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 6
  • 7. salah satu komponen sosial yang amat erat berhubungan dengan konteks sosial budaya, motif sosial, hubungan sosial dan konteks sosiokultural. B. ISU DALAM DISKUSI • Pengertian motivasi bertolak belakang dengan contoh. Sebagaimana diketahui bahwa motivasi lebih dipahami sebagai dorongan internal. Lalu ada contoh bahwa pemberian hadiah bagi peserta didik merupakan salah satu bentuk motivasi ekstrinsik. Tidakkah hal ini bertolak belakang dengan pengertian motivasi? (Alfonsus Sam) Motivasi pada dasarnya merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang. Motivasi dikehendaki berasal dari diri siswa sendiri. Namun ini tidak cukup, bagaimanapun juga sangat dibutuhkan motivasi dari luar diri siswa. Hadiah disebut sebagai motivasi karena memang dengan hadiah yang dijanjikan anak didik akan termotivasi untuk belajar. Memang agak susah membedakannya dengan penguatan, karena motivasi dan penguatan dapat dibaca dalam satu kesatuan yang saling berkaitan. Penguatan juga bahkan merupakan bentuk dari motivasi eksternal. • Ada anak didik yang agak sulit untuk dimotivasi agar belajar dengan giat. Bagaimanakah upaya yang bisa ditempuh guru dalam menumbuhkan motivasi intrinsik anak seperti itu? (Dityas) Belajar pada teori humanisme, kita dapat menemukan beberapa upaya/usaha untuk membangun motivasi intrinsik siswa, seperti:  Perlakukan siswa pertama-tama dan paling utama sebagai manusia, lalu sebagai anak didik.  Hargai dan hormatilah hak dan kewajiban anak tanpa syarat.  Ciptakan suasana kelas yang nyaman.  Pertimbangkan untuk proses pembelajaran dari perspektif siswa. • Variabel-variabel apa sajakah yang menjadi tanda seorang anak termotivasi dalam belajar? (Evi Sofia) Ada banyak variabel (indikator) yang menjadi tanda seorang anak termotivasi dalam belajar, di antaranya:  Faktor inteligensi  Faktor lingkugan sosial Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 7
  • 8.  Faktor keluarga  Minat anak itu sendiri  Peran guru dalam membangkitkan minat dan memotivasi siswa  Peran guru khusus untuk memberikan pendampingan khusus terhadap siswa sesuai dengan perkembangannya. • Masukkan dari Pak Asep:  Istilah motivasi secara sederhana dapat dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan orang bertindak atau melakukan sesuatu. Atau juga suatu situasi psikologis yang menunjukkan suatu keinginan, semangat, untuk melakukan sesuatu.  Motivasi dibedakan atas dua yakni motivasi intrinsik yang mengarahkan seseorang belajar demi belajar; dan motivasi ekstrinsik, yang mengarahkan seseorang bahwa belajar bukan demi belajar tetapi demi ijazah, nilai ulangan, nilai ujian, dan lain-lain. Selain dua motivasi tersebut, ada satu motivasi yang kandungan kebenarannya susah ditebak, yang berwujud keikhlasan. Motivasi ini hanyalah bisa diketahui oleh Dia Yang Maha Tahu.  Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan dan positif antara motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik. Siswa yang belajar dengan mengedepankan motivasi intrinsik, cendrung lebih berprestasi bila dibandingkan dengan siswa yang mengedepankan motivasi belajar ekstrinsik. Selain itu ditemukan bahwa motivasi selalu bersifat dinamis.  Ada beberapa indikator penanda motivasi seseorang: durasi motivasi, frekuensi motivasi, presestensi (ketekunan), ketabahan dan ulet, devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, tigkat aspirasi yang hendak dicapai, tingkat kualifikasi produk yang dihasilkan dari kegiatan, dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan.  Teori-teori motivasi terdiri dari behavioral motivation, humanistic motivation, cognitif motivation, dan socio-cultural motivation.  Beberapa tindakan praktis memotivasi siswa dalam belajar: ∗ Perlakukan murid sebagai manusia lalu anak didik. ∗ Membangun relasi yang kuat antara guru dengan murid. Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 8
  • 9. Pertimbangkan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dari perspektif siswa. ∗ Hargailah dan hormatilah hak dan kewajiban siswa. ∗ Menciptakan situasi kelas yang kondusif. C. REFLEKSI Motivasi mutlak perlu dalam proses belajar dan perkembangan manusia. Saya pribadi melihat motivasi semacam roh yang mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Dengan perkataan lain, motivasi merupakan landasan bagi seseorang untuk melakukan, berpikir, dan bertindak sesuai dengan kesadaran dirinya sebagai manusia. Motivasi sendiri dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hemat saya walaupun ada pembedaan antara model atau bentuk motivasi seorang individu tetap mengarah pada perkembangan individu itu sendiri berdasarkan motivasinya sendiri. Boleh jadi, motivasi dari luar (ekstrinsik) hanyalah sebagai pendorong untuk menumbuhkan motivasi intrinsik siswa. Hal inilah yang mungkin membebankan guru di sekolah dalam usaha mendampingi anak-anak agar termotivasi untuk belajar. Mungkin harus diakui bahwa sekarang ini, sangat sedikit sekali pebelajar yang memiliki motivasi intrinsik dalam belajar. Saya berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh globalisasi dan juga sistem dalam pendidikan itu sendiri. Pengaruh globalisasi yang menjanjikan banyak pesona, justru menjadi motivasi bagi pebelajar untuk belajar. Dalam kaitannya dengan sistem, sistem pendidikan seakan-akan memaksa pebelajar untuk belajar demi tujuan tertentu, buka demi belajar itu sendiri. Iming-iming nilai bagus, sekadar lulus UN, dan lain-lain. Guru di sekolah menengah dan sekolah dasar, bahkaan dosen di perguruan tinggi selalu menekankan hal ini. para pebelajar (khususnya di pendidikan dasar dan menengah) dipaksa untuk menguasai banyak materi dengan orientasi utama untuk lulus dalam ujian akhir (Ujian Nasional). Akibatnya, para pebelajar selalu dihantui oleh rasa takut menghadapi ujian akhir tersebut. Bukan tidak mungkin pada gilirannya pebelajar akan kehilangan motivasi intrinsik. Memang, untuk mengubah pola dan sistem pendidikan seperti ini tidaklah semudah membolak-balikkan telapak tangan. Perlu upaya keras semua pihak yang berkepentingan di dalamnya. Sumbangan dari paham humanisme menaruh harapan besar agar mengubah sistem pendidikan yang terlalu menekankan motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran. Semoga. Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 9
  • 10. Nama : Alfonsus Sam No.induk : 7816110450 Resume perkuliahan Orientasi Baru dalam Psikologi pendidikan Page 10