SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
DEMOKRASI LIBERAL
OLEH : AHMAD YUSUF
 Demokrasi Liberal adalah kondisi politik yang
melindungi secara konstitusional hak-hak
individu dari kekuasaan pemerintah.
 Ciri demokrasi liberal :
1. Presiden dan wapres tidak dapat diganggu
gugat
2. Presiden berhak membubarkan DPR
3. Menteri bertanggung jawab terhadap
kebijakan
4. Perdana Mentri diangkat oleh Presiden
KABINET NATSIR
(6 September 1950 – 21 Maret 1951)
Dipimpin Oleh : Muhammad Natsir
Program :
 1. Menggiatkan usaha keamanan dan
ketentraman.
 2. Mencapai konsolidasi dan
menyempurnakan susunan pemerintahan.
 3. Menyempurnakan organisasi Angkatan
Perang.
 4. Mengembangkan dan memperkuat
ekonomi rakyat.
 5. Memperjuangkan penyelesaian masalah
Irian Barat.
KABINET SUKIMAN
(27 April 1951 – 3 April 1952)
Dipimpin Oleh: Sukiman Wiryosanjoyo
Program :
 Menjamin keamanan dan ketentraman
 Mengusahakan kemakmuran rakyat dan
memperbaharui hukum agraria agar sesuai
dengan kepentingan petani.
 Mempercepat persiapan pemilihan umum.
 Menjalankan politik luar negeri secara
bebas aktif serta memasukkan Irian Barat
ke dalam wilayah RI secepatnya.
KABINET WILOPO
(3 April 1952 – 3 Juni 1953)
Dipimpin Oleh : Mr. Wilopo
Program :
 Program dalam negeri :
Menyelenggarakan pemilihan umum
(konstituante, DPR, dan DPRD),
meningkatkan kemakmuran rakyat,
meningkatkan pendidikan rakyat, dan
pemulihan keamanan.
 Program luar negeri : Penyelesaian masalah
hubungan Indonesia-Belanda,
Pengembalian Irian Barat ke pangkuan
Indonesia, serta menjalankan politik luar
negeri yang bebas-aktif.
KABINET ALI
SASTROAMIJOYO I
(31 Juli 1953 – 12 Agustus
1955)
 Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI
dan NU.
 Dipimpin Oleh : Mr. Ali Sastroamijoyo
 Program :
 Meningkatkan keamanan dan
kemakmuran serta segera
menyelenggarakan Pemilu.
 Pembebasan Irian Barat secepatnya.
 Pelaksanaan politik bebas-aktif dan
peninjauan kembali persetujuan KMB.
 Penyelesaian Pertikaian politik
KABINET BURHANUDDIN
HARAHAP
(12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
Dipimpin Oleh : Burhanuddin Harahap
Program :
 Mengembalikan kewibawaan pemerintah,
yaitu mengembalikan kepercayaan Angkatan
Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
 Melaksanakan pemilihan umum menurut
rencana yang sudah ditetapkan dan
mempercepat terbentuknya parlemen baru
 Masalah desentralisasi, inflasi,
pemberantasan korupsi
 Perjuangan pengembalian Irian Barat
 Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan
politik luar negeri bebas aktif.
KABINET ALI SASTROAMIJOYO
II
(20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
Dipimpin Oleh : Ali Sastroamijoyo
Program :
 Perjuangan pengembalian Irian Barat
 Pembentukan daerah-daerah otonomi dan
mempercepat terbentuknya anggota-
anggota DPRD.
 Mengusahakan perbaikan nasib kaum
buruh dan pegawai.
 Menyehatkan perimbangan keuangan
negara.
 Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial
menjadi ekonomi nasional berdasarkan
kepentingan rakyat.
KABINET DJUANDA
( 9 April 1957- 5 Juli 1959)
Dipimpin Oleh : Ir. Juanda
Program :
 Programnya disebut Panca
Karya sehingga sering juga disebut
sebagai Kabinet Karya, programnya
yaitu :
 Membentuk Dewan Nasional
 Normalisasi keadaan Republik
Indonesia
 Melancarkan pelaksanaan Pembatalan
KMB
 Perjuangan pengembalian Irian Jaya
 Mempergiat/mempercepat proses
Pembangunan
 Meskipun Indonesia telah merdeka tetapi
Kondisi Ekonomi Indonesia masih sangat
buruk. Upaya untuk mengubah stuktur
ekonomi kolonial ke ekonomi nasional
berjalan tersendat-sendat.
Faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi
tersendat
 Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada
tanggal 27 Desember 1949, Indonesia menanggung
beban ekonomi dan keuangan yang ditetapkan KMB
sebesar 1,5 Triliun rupiah dan utang dalam negeri
sejumlah 2,8 Triliun rupiah.
 Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada
waktu itu sebesar 5,1 Miliar.
 Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor
terutama hasil bumi yaitu pertanian dan perkebunan
sehingga apabila permintaan ekspor dari sektor itu
berkurang akan memukul perekonomian Indonesia.
 Politik keuangan Pemerintah Indonesia tidak di buat
di Indonesia melainkan dirancang oleh Belanda.
 Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang
cukup untuk mengubah sistem ekonomi kolonial
menjadi sistem ekonomi nasional.
 Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi
secara baik, belum memiliki tenaga ahli dan dana
yang diperlukan secara memadai.
 Situasi keamanan dalam negeri yang tidak
menguntungkan berhubung banyaknya
pemberontakan dan gerakan sparatisisme di
berbagai daerah di wilayah Indonesia.
 Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun
1959 belum berhasil dengan baik dan
tantangan yang menghadangnya cukup
berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki
kondisi ekonomi adalah sebagai berikut.
Gunting Syafruddin
 Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya
memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke
atas hingga nilainya tinggal setengahnya.
 Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan
Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan
RIS. Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret
1950 berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal
19 Maret 1950
 Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran
sebesar Rp. 5,1 Miliar.
 Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang
memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang
kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan
ini dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan
pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah
Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp.
200 juta.
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Programnya :
 Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan
bangsa Indonesia.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal
lemah perlu diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
nasional.
Nasionalisasi De Javasche Bank
Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan
menurunkan biaya ekspor, serta melakukan
penghematan secara drastis.
 Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche
Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan
bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember
1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
Sistem Ekonomi Ali-Baba
Tujuan dari program ini adalah :
 Untuk memajukan pengusaha pribumi.
 Agar para pengusaha pribumi Bekerjasama memajukan ekonomi
nasional.
 Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional
pribumi dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
 Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara
pengusaha pribumi dan non pribumi.
Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)
Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung. Pada
tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana
persetujuan Finek, yang berisi :
 Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
 Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas
hubungan bilateral.
 Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang
Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara
kedua belah pihak.
Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan
membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang
disebut Biro Perancang Negara.
Tugas biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir.
Juanda diangkat sebagai menteri perancang nasional.
Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima
Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun
1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958.
Tahun 1957 sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui
Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT
diperkirakan 12,5 miliar rupiah.
Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap)
Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah
rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana
pembangunan yang menyeluruh untuk jangka panjang.
 pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan
baik karena :
 Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
 Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.
 Timbul pemberontakan separatisme seperti PRRI/Permesta.
Pelaksanaan demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
 Latar Belakang dikeluarkan dekrit Presiden :
 Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan
negara belum berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar
Sementara (UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi
liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi kehidupan
masyarakat Indonesia.
 Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar
sehingga membawa Indonesia ke jurang kehancuran sebab
Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.
 Situasi politik yang kacau dan semakin buruk.
Isi Dekrit Presiden adalah sebagai berikut.
 Pembubaran konstituante
 Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
 Pembentukan MPRS dan DPAS
Dampak positif
 Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik
berkepanjangan.
 Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi
kelangsungan negara.
Dampak negatif
 UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen dan
pelaksanaannya hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.
PELAKSANAANnya……
 Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu
dari dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya
kekuasaan Sukarno.
 Disebut Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu
mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno.
 Tugas Demokrasi terpimpin :
Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang
tidak setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal
menjadi lebih mantap/stabil.
 Dampaknya: Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal,
yaitu demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis)
menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden).
Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi
terpimpin dari UUD 1945 adalah sebagai berikut.
 Kedudukan Presiden
 Pembentukan MPRS
 Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR
 Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
 Pembentukan Front Nasional
 Pembentukan Kabinet Kerja
 Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom
 Adanya ajaran RESOPIM
 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
 Penataan Kehidupan Partai Politik
 Arah Politik Luar Negeri
Besarnya kekuasaan Presiden dalam Pelaksanaan
demokrasi terpimpin tampak dengan:
 Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III
serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-
partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai
menteri yang tidak memimpin departemen.
 Pidato presiden yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” pada
tanggal 17 Agustus 1959 yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik
Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN atas usul DPA yang
bersidang tanggal 23-25 September 1959.
 Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian
Indonesia). Sehingga lebih dikenal denganMANIPOL USDEK.
 Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang berarti
sebagai presiden seumur hidup.
SISTEM EKONOMI DEMOKRASI
TERPIMPIN
Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional
Tugas Bappenas :
 Menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan, baik nasional
maupun daerah.
 Mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan.
 Menyiapkan serta menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS.
Penurunan Nilai Uang (Devaluasi)
Tujuan :
 Guna membendung inflasi yang tetap tinggi
 Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat
 Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
Kenaikan laju inflasi
Latar Belakang :
 Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lainnya mengalami
kemerosotan.
 Nilai mata uang rupiah mengalami kemerosotan.
 Anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar.
 Pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada.
Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Tujuan Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional,
demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri
 Pemerintah membangkitkan ekonomi agraris atau pertanian, Hasil
pertanian tersebut diekspor untuk memperoleh devisa yang selanjutnya
digunakan untuk mengimpor berbagai bahan baku/ barang konsumsi yang
belum dihasilkan di Indonesia.

More Related Content

Similar to Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt

demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxdemokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxStepa4
 
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinEkonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinGino Yunanda
 
perekonomian indonesia sebelum orde baru
perekonomian indonesia sebelum orde baruperekonomian indonesia sebelum orde baru
perekonomian indonesia sebelum orde baruAndri Irawan
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi LiberalIsaka Yoga
 
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanPerekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanIndri Lestari
 
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxdemokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxFemiNofita
 
HISTORY DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
HISTORY DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxHISTORY DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
HISTORY DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxDerenJovankenHalim
 
Presentasi kelompok 4 sejarah indonesia_20231030_160153_0000.pptx
Presentasi kelompok 4 sejarah indonesia_20231030_160153_0000.pptxPresentasi kelompok 4 sejarah indonesia_20231030_160153_0000.pptx
Presentasi kelompok 4 sejarah indonesia_20231030_160153_0000.pptxmeyhulu
 
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptxPowerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptxNandaBas
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Mimosa Lambert
 
Demokrasi Terpimpin Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 9
Demokrasi Terpimpin Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 9Demokrasi Terpimpin Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 9
Demokrasi Terpimpin Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 9wxiilland
 
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptxDEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptxAurelAhmadzinky
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaEem Masitoh
 
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalTugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalNining Purwaningsih
 
Sejarah indonesia pertemuan 2
Sejarah indonesia pertemuan 2Sejarah indonesia pertemuan 2
Sejarah indonesia pertemuan 2Mia Amelia
 

Similar to Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt (20)

demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxdemokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
 
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinEkonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Demokrasi Liberal di Indonesia
Demokrasi Liberal di IndonesiaDemokrasi Liberal di Indonesia
Demokrasi Liberal di Indonesia
 
perekonomian indonesia sebelum orde baru
perekonomian indonesia sebelum orde baruperekonomian indonesia sebelum orde baru
perekonomian indonesia sebelum orde baru
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
 
Sistem Demokrasi Parlementer
Sistem Demokrasi ParlementerSistem Demokrasi Parlementer
Sistem Demokrasi Parlementer
 
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanPerekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
 
Sejarah fix
Sejarah fixSejarah fix
Sejarah fix
 
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxdemokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
 
HISTORY DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
HISTORY DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxHISTORY DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
HISTORY DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Presentasi kelompok 4 sejarah indonesia_20231030_160153_0000.pptx
Presentasi kelompok 4 sejarah indonesia_20231030_160153_0000.pptxPresentasi kelompok 4 sejarah indonesia_20231030_160153_0000.pptx
Presentasi kelompok 4 sejarah indonesia_20231030_160153_0000.pptx
 
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptxPowerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
 
Demokrasi Terpimpin Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 9
Demokrasi Terpimpin Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 9Demokrasi Terpimpin Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 9
Demokrasi Terpimpin Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 9
 
Bab 5 b sni 6
Bab 5 b sni 6Bab 5 b sni 6
Bab 5 b sni 6
 
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptxDEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalTugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
 
Sejarah indonesia pertemuan 2
Sejarah indonesia pertemuan 2Sejarah indonesia pertemuan 2
Sejarah indonesia pertemuan 2
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt

  • 2.  Demokrasi Liberal adalah kondisi politik yang melindungi secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah.  Ciri demokrasi liberal : 1. Presiden dan wapres tidak dapat diganggu gugat 2. Presiden berhak membubarkan DPR 3. Menteri bertanggung jawab terhadap kebijakan 4. Perdana Mentri diangkat oleh Presiden
  • 3.
  • 4. KABINET NATSIR (6 September 1950 – 21 Maret 1951) Dipimpin Oleh : Muhammad Natsir Program :  1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.  2. Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan.  3. Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang.  4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat.  5. Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
  • 5. KABINET SUKIMAN (27 April 1951 – 3 April 1952) Dipimpin Oleh: Sukiman Wiryosanjoyo Program :  Menjamin keamanan dan ketentraman  Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbaharui hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan petani.  Mempercepat persiapan pemilihan umum.  Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.
  • 6. KABINET WILOPO (3 April 1952 – 3 Juni 1953) Dipimpin Oleh : Mr. Wilopo Program :  Program dalam negeri : Menyelenggarakan pemilihan umum (konstituante, DPR, dan DPRD), meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan pendidikan rakyat, dan pemulihan keamanan.  Program luar negeri : Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda, Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.
  • 7. KABINET ALI SASTROAMIJOYO I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)  Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan NU.  Dipimpin Oleh : Mr. Ali Sastroamijoyo  Program :  Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan Pemilu.  Pembebasan Irian Barat secepatnya.  Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB.  Penyelesaian Pertikaian politik
  • 8. KABINET BURHANUDDIN HARAHAP (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956) Dipimpin Oleh : Burhanuddin Harahap Program :  Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.  Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan mempercepat terbentuknya parlemen baru  Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi  Perjuangan pengembalian Irian Barat  Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.
  • 9. KABINET ALI SASTROAMIJOYO II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957) Dipimpin Oleh : Ali Sastroamijoyo Program :  Perjuangan pengembalian Irian Barat  Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggota- anggota DPRD.  Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.  Menyehatkan perimbangan keuangan negara.  Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan kepentingan rakyat.
  • 10. KABINET DJUANDA ( 9 April 1957- 5 Juli 1959) Dipimpin Oleh : Ir. Juanda Program :  Programnya disebut Panca Karya sehingga sering juga disebut sebagai Kabinet Karya, programnya yaitu :  Membentuk Dewan Nasional  Normalisasi keadaan Republik Indonesia  Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB  Perjuangan pengembalian Irian Jaya  Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan
  • 11.  Meskipun Indonesia telah merdeka tetapi Kondisi Ekonomi Indonesia masih sangat buruk. Upaya untuk mengubah stuktur ekonomi kolonial ke ekonomi nasional berjalan tersendat-sendat.
  • 12. Faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi tersendat  Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan yang ditetapkan KMB sebesar 1,5 Triliun rupiah dan utang dalam negeri sejumlah 2,8 Triliun rupiah.  Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1 Miliar.  Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama hasil bumi yaitu pertanian dan perkebunan sehingga apabila permintaan ekspor dari sektor itu berkurang akan memukul perekonomian Indonesia.
  • 13.  Politik keuangan Pemerintah Indonesia tidak di buat di Indonesia melainkan dirancang oleh Belanda.  Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.  Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi secara baik, belum memiliki tenaga ahli dan dana yang diperlukan secara memadai.  Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan berhubung banyaknya pemberontakan dan gerakan sparatisisme di berbagai daerah di wilayah Indonesia.
  • 14.  Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan tantangan yang menghadangnya cukup berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi adalah sebagai berikut.
  • 15. Gunting Syafruddin  Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya.  Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS. Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950  Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar.  Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
  • 16. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng Programnya :  Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.  Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
  • 17. Nasionalisasi De Javasche Bank Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara drastis.  Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
  • 18. Sistem Ekonomi Ali-Baba Tujuan dari program ini adalah :  Untuk memajukan pengusaha pribumi.  Agar para pengusaha pribumi Bekerjasama memajukan ekonomi nasional.  Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.  Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara pengusaha pribumi dan non pribumi.
  • 19. Persaingan Finansial Ekonomi (Finek) Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung. Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisi :  Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.  Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.  Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.
  • 20. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Tugas biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat sebagai menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah.
  • 21. Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap) Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka panjang.  pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena :  Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.  Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.  Timbul pemberontakan separatisme seperti PRRI/Permesta.
  • 22.
  • 23. Pelaksanaan demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.  Latar Belakang dikeluarkan dekrit Presiden :  Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan negara belum berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar Sementara (UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia.  Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar sehingga membawa Indonesia ke jurang kehancuran sebab Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.  Situasi politik yang kacau dan semakin buruk.
  • 24. Isi Dekrit Presiden adalah sebagai berikut.  Pembubaran konstituante  Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.  Pembentukan MPRS dan DPAS Dampak positif  Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan.  Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan negara. Dampak negatif  UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen dan pelaksanaannya hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.
  • 25. PELAKSANAANnya……  Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno.  Disebut Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno.  Tugas Demokrasi terpimpin : Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap/stabil.  Dampaknya: Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden).
  • 26. Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945 adalah sebagai berikut.  Kedudukan Presiden  Pembentukan MPRS  Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR  Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara  Pembentukan Front Nasional  Pembentukan Kabinet Kerja  Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom  Adanya ajaran RESOPIM  Angkatan Bersenjata Republik Indonesia  Penataan Kehidupan Partai Politik  Arah Politik Luar Negeri
  • 27. Besarnya kekuasaan Presiden dalam Pelaksanaan demokrasi terpimpin tampak dengan:  Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai- partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen.  Pidato presiden yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” pada tanggal 17 Agustus 1959 yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN atas usul DPA yang bersidang tanggal 23-25 September 1959.  Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal denganMANIPOL USDEK.  Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang berarti sebagai presiden seumur hidup.
  • 28. SISTEM EKONOMI DEMOKRASI TERPIMPIN Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional Tugas Bappenas :  Menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan, baik nasional maupun daerah.  Mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan.  Menyiapkan serta menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS. Penurunan Nilai Uang (Devaluasi) Tujuan :  Guna membendung inflasi yang tetap tinggi  Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat  Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
  • 29. Kenaikan laju inflasi Latar Belakang :  Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lainnya mengalami kemerosotan.  Nilai mata uang rupiah mengalami kemerosotan.  Anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar.  Pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada. Deklarasi Ekonomi (Dekon) Tujuan Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri  Pemerintah membangkitkan ekonomi agraris atau pertanian, Hasil pertanian tersebut diekspor untuk memperoleh devisa yang selanjutnya digunakan untuk mengimpor berbagai bahan baku/ barang konsumsi yang belum dihasilkan di Indonesia.