Pan Islamisme awalnya muncul pada abad ke-19 sebagai gerakan yang bertujuan untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam menghadapi penjajahan Barat. Gerakan ini kemudian berkembang dan mempengaruhi gerakan nasionalisme di Asia dan Afrika dalam melawan kolonialisme.
6. PAN ISLAMISME
Pan Islamisme awalnya adalah
paham politik yang lahir saat
perang dunia II (April 1936).
Mengikuti paham yang tertulis
dalam Al-A’mal Al-Kamilah dari
Jamal –Al-Din-Afghani.
Kemudian, berkembang menjadi
gerakan memperjuangkan untuk
mempersatukan umat Islam
dibawah satu negara Islam yang
disebut kekhalifahan.
8. 1. Sayid Jamaludin Al-Afghani (1839-1897)
Menyatakan bahwa dunia Islam sedang
menjadi ajang permainan politik bangsa-
bangsa barat. Pemikiran inilah yang
mendorong Jamaludin menggalang
semangat persatuan dunia islam yang
kemudian terkenal dengan Pan
Islamisme. Gagasan Pan Islamisme
tersebut memperoleh dukungan dari
hampir seluruh pemimpin golongan
intelektual Islam.
9. 2. Sultan Abdul Hamid II (1876-1908)
Sultan Abdul Hamid II menuangkan paham Pan
Islamisme dalam upaya modernisasi yang semakin
gencar dilakukan oleh Kerajaan Turki Usmani
Menurut beliau, Pan Islamisme merupakan suatu
wadah untuk menyatukan umat Islam di seluruh
wilayah Islam, tanpa memandang suku, ras, dan
bahasa untuk mewujudkan kemerdekaan dan
kesejahteraan umat Islam.
10. 3. Rasyid Ridha (1865-1935)
Menurut beliau, khilafah mampu menyatukan
semua aspek, baik geografi politik, ekonomi
sosial, budaya dan bahkan agama. Untuk
mewujudkan kesatuan umat, pada mulanya
meletakkan harapan pada Kerajaan Turki
Usmani, namun harapan itu hilang setelah
Mustafa Kemal berkuasa di Istanbul.
Kemudian, Ridha meletakkan harapannya
kepada Kerajaan Saudi Arabia.
11. 4. Namik Kemal (1840-1888)
Namik Kemal meyakini, bahwa selama ini
pemerintahan Islam yang kuasaan tertinggi
berada ditangan khalifah bersifat mutlak.
Seharusnya khalifah diipilih oleh rakyat dan
harus tunduk pada konstitusi atau syariat. Tapi,
yang terjadi saat itu sebaliknya, khalifah justru
dipilih berdasarkan keturunan, sehingga rakyat
tidak dapat mengontrol khalifah dalam
penerapan hukum.
13. Pan Islamisme ini mendapat
tantangan dari penjajah barat.
Mereka takut diusir dari negeri-
negeri Islam jika dunia Islam
bersatu. Oleh karena itu,
mereka membendung
pemikiran tersebut dengan
berbagai cara, diantaranya
dengan membatasi umat Islam
untuk pergi haji ke Mekah
14. Mereka tahu bahwa pertemuan umat
Islam di Mekah tidak hanya untuk tujuan
ibadah, melainkan juga melaukan tukar
pikiran untuk menyelesaikan
permasalahan yang sedang melanda
negeri-negeri Islam.
15. Hubungan Indonesia dengan
negara-negara muslim tergolong
erat. Salah satu faktor
penyebanya adalah
berkembangnya gerakan Pan
Islamisme yang menginginkan
bersatunya dunia Islam.
16. Secara historis, pemikiran tentang Pan
Islamisme dicetuskan oleh Jamaludin Al-
Afghani pada abad XIX. Konsep Pan Islamisme
merupakan upaya membendung dominasi barat
yang berusaha menguasai dunia islam.
17. Pada abad XIX dunia Islam
mengalami kemunduran sehingga
beberapa negara islam berhasil
dikuasai oleh bangsa barat. Keadaan
ini melahirkan obsesi Jamaludin Al-
Afghani untuk menggabungkan dan
mewujudkan penyatuan dunia islam.
Ide itulah yang selanjutnya disebut
dengan PAN ISLAMISME , yang
dalam bahasa Arab disebut al-
Jami’ah al-Islamiyah.
19. PAN ISLAMISME bertujuan mewujudkan
prinsip-prinsip islam, seperti persatuan dan
kesatuan umat islam diseluruh dunia. Pada
akhir abad XIX dan awal abad XX PAN
ISLAMISME bersentuhan langsung dengan
penjajah
20. Oleh karena itu, Al-Afghani menjadikan
islam sebagai ideologi anti kolonialisme
yang menyerukan aksi politik menentang
penjajahan bangsa-bangsa barat, gagasan
Pan Islamisme berkembang di Mesir
melalui organisasi Ikhwanul Muslimin
yang dibentuk oleh Hasan Albana(1906-
1949).
Melalui Ikhwanul Muslimin, gagasan PAN
ISLAMISME meluas hingga Suriah,
Yordania, Palestina dan Lebanon.