Buku review ini membahas tentang buku fiqh muamalah yang menjelaskan konsep dan prinsip-prinsip dasar fiqh muamalah secara ringkas namun jelas. Buku tersebut juga membahas lembaga-lembaga fatwa terkemuka baik lokal, nasional maupun internasional yang berperan dalam mengembangkan pemahaman fiqh muamalah yang sesuai dengan zaman.
1. TUGAS REVIEW BUKU
OLEH : AHMAD SATIRI
A. Identitas Buku
Nama Penulis : Muhammad Abdul Wahab Lc
Tahun terbit : 2018
Penerbit : Rumah Fiqh Publishing
Jumlah Halaman : 50
Tahun terbit : 2018
Profil Penulis : Penulis adalah alumni LIPIA, saat ketika buku
tersebut diterbitkan, penulis sedang
mengenyam pendidikan Pascasarjana pada
IIQ Jakarta Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah, penulis berasal dari Tasikmalaya
Jawa Barat dan pernah mengenyam
pendidikan di Pondok Modern Miftahul
Hidayah – Tasimalaya
B. Isi Review
Buku yang membahas tentang fiqh muamalah ini amat menarik untuk dibaca, dengan gaya
bahasa yang lugas, ringkas namun tetap tidak mengurangi kejelasan dari uraian – uraian tiap
bab yang dibahasnya.
Bab bab yang diuraikan dalam buku ini menunjukkan karakter dasar dari fiqh muamalah yang
mempunyai kaidah “bahwa hukum asal dari muamalah adalah boleh, sampai ada dalil yang
menyatakan keharamannya”.
Banyak hal menarik dari buku ini yang dibahas secara ringkas dan terdapat beberapa pemikiran
baru yang berkaitan dengan ekonomi syariah. Diantara hal hal menarik yang perlu dijadikan
catatan konten buku ini yaitu :
Karakteristik Fiqh Muamalah dan ekonomi syariah
Fiqh muamalah merupakan aspek kajian hukum yang membahas mengenai pertukaran harta
antara sesama manusia, baik harta berwujud (tanggible goods) maupun harta / benda yang
tidak berwujud (intangible goods). Memahami fiqh muamalah sangat peting karena secara
prosentase, aktiitas manusia sehari hari lebih banyak mengaplikasikan muamalat ketimbang
aspek yang lain. Sejatinya para ulama berbeda pandangan mengenai muamalah, namun penulis
memilih jalan tengah dengan mengkhususkan muamalalh sebagai interaksi antara sesama
manusia dalam bentuk pertukaran harta benda antara sesama manusia baik berupa benda
maupun non benda.
Selanjutnya penulis menegaskan adanya perbedaan antara fiqh muamalah dengan ekonomi
syariah dalam aspek kajian.
Dalam akar sejarahnya Islam tidak membentuk jenis muamalah baru karena sebelum Islam
datang bangsa Arab telah tebiasa melanksanakan transaksi bisnis. Setelah Islam datang,
2. Rasulullah SAW hanya memberikan ketentuan ketentuan yang diperbolehkan dan yang dilarang
dan ada pula yang beliau setujui dan tidak setujui serta memberikan persyaratan tertentu agar
sesuai dengan hukum syariat. Sehingga muamalah banyak dipengaruhi oleh aspek ‘urf (adat
lebiasaan). Diantara jenis transaksi yang dilarang adalah jual beli hablul habalah, yaitu jual beli
unta yang masih dalam kandungan induknya.
Berikutnya dijelaskan mengenai kaidah hukum dalam fiqh muamalah yang hanya bersifat umum
dan Islam tidak memberikan oetunjuk teknis yang detail, hanya memberikan kaidah umum dan
mendasar yang sifatnye general. Prinsip dasar dalam muamalah di antaranya kewajiban
menghadirkan unsur rela sama rela dalam akad, kewajiban melaksanakan dan memenuhi isi
perjanjian/akad, larangan gharar, larangan riba, larangan maisir, larangan berbuat zalim,
kewajiban berlaku adil dan lain sebagainya.
Dalam bermuamalah harus pula dilandasi akhlak yang baik, selain itu dalam fiqh muamalah
harus difahami selalu berlandaskan kepada maqashid syariah, yaitu mencapai kemaslahatan dan
mencegah kemudharatan dalam kehiduoan ummat manusia. Karenanya Fiqh muamalah terus
berkembang dan bersifat dinamis sepanjang masa. Amaliyah muamalah tidak hanya berdimensi
duniawi (untung dan rugi) akan tetapi juga mengandung dimensi ukhrowi (pahala dan dosa).
Secara umum penulis membagi jenis jenis muamalat berdasarkan karakteristiknya yaitu 1)
mu’awadlat, 2) tabarru’at, 3) isqathat, 4) ithlaqat, 5) taqyidat, 6) musyarakat, 7) taustiqat, dan
istihfazhat.
Referensi Fiqh Muamalah dan Lembaga Fatwa
Fiqh muamalah sebagai satu bentuk amaliyah untuk mendapatkan legitimasinya senantiasa
merujuk kepada dalil dalil Nash baik alQuran dan hadits, ijma’ dan ijtihad serta kitab kitab turats.
Kitab turats
Yang menarik dalam buku ini diuraikan beberapa lembaga fatwa yang saat ini eksis sebagai
bagian dari upaya menemukan formulasi fiqh muamalah kontemporer yang tetap sejalan
dengan kaidah kaidah syariah tanpa menghilangkan preferensi modernitasnya. Lembaga fatwa
ini ada yang sifatnya lokal, nasional seperti Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia,
dan internasional seperti Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah yang dibentuk tahun 1961. Bahkan yang
Lebih spesifik di bidang akuntansi syariah, juga ada organisasi standar akuntansi syariah
internasional yang berfungsi untuk penyeragamaan perlakuan akuntansi lembaga keuangan
syariah global. Organisasi standar akuntansi syariah internasional dikenal AAOIFI (Accounting
and Auditing Organizations for Islamic Financial Institutions) yang didirikan pada tahun 1971.