Praktikum ini melakukan pengaturan theodolit untuk mengatur sumbu vertikal dan sentering, serta membaca sudut horizontal dan vertikal. Mahasiswa mengatur theodolit di dua titik ukur, mengukur jarak dan sudut ke beberapa target, lalu menganalisis data jarak menggunakan aturan sinus.
1. LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH II
PENGATURAN THEODOLIT
PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN SENTERING
PEMBACAAN SUDUT LINGKAR HORIZONTAL DAN VERTIKAL
Disusun Oleh :
FITRI RAMADHAYANTI
NIM :
3201601068
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN PROGAM
STUDI D3
TEKNIK SIPIL TAHUN
2017
2. i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Ilmu
Ukur Tanah tentang profil Mengikat Kemuka.
Penyusunan laporan ini melihat dan memerhatikan langkah-langkah kerja guna
menunjang praktikum mahasiswa selanjutnya yang akan akrab dengan alat-alat bantu ukur
tanah.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata saya berharap semoga laporan ilmu ukur tanah tentang sifat datar memanjang
terbuka dapat bermanfaat bagi saya dan pihak lainnya.
Pontianak, 20 Februari 2017
Dosen Pembimbing Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Iwan supardi, ST, MT
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang............................................................................................................... 1
1.2 Dasar teori .................................................................................................................... 1
1.3 Maksud dan tujuan........................................................................................................2
1.4 Metode penulisan..........................................................................................................2
BAB II PELAKSANAAN................................................................................................................... 3
2.1 Materi praktikum...........................................................................................................3
2.2 Alat dan bahan .............................................................................................................. 3
2.3 Waktu dan pelaksanaan.................................................................................................3
2.4 Langkah Pelaksanaan.....................................................................................................3
2.5 Hasil dari pengukuran praktikum .................................................................................... 5
2.6 Gambar......................................................................................................................... 6
2.7 Analisa Data.................................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................................................ 8
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada pekerjaan surveying selalu melibatkan pengukuran jarak, sudut, dan arah.
Pengukuran tersebut menggunakan alat khusus dan tidak terlepas dari kesalahan pengukuran,
dan kesalahan tersebut bersumber dari beberapa faktor, seperti: kondisi alat, kondisi alam,
dan kondisi manusia / pengguna alat. Untuk mengurangi kesalahan tersebut mahasiswa harus
dapat mengenali kondisi alat dan cara penggunaannya yang baik dan benar. Untuk faktor alat
dan manusia dapat di atasi jika mahasiswa patuh pada peraturan yang telah ditetapkan. Dan
untuk faktor alam hanya dapat diketahui pada saat praktikum. Maka dari itu mahasiswa harus
patuh pada peraturan dosen agar praktikum berjalan dengan lancar.harus patuh pada
peraturan dosen agar praktikum berjalan dengan lancar.
1.2 Dasar teori
Teori pengaturan alat atau syarat-syarat yang harus dipenuhi pada teodolit secara
detail dapat dibaca dari buku di perkuliahan. Beberapa kesalahan alat ada yang sulit untuk
diatur tanpa peralatan khusus dari pabriknya, tetapi dapat kesalahan tersebut masih dapat
dieliminir (dihilangkan) dengan metode pengukuran tertentu. Beberapa contoh kesalahan
pada alat yang bersumber dari pabriknya a.l:
a) Sumbu I tidak tegak lurus sumbu II. Pada alat model lama kesalahan ini bisa dikoreksi
sebab ada sekrupnya.
b) Kesalahan pada pembagian skala piringan Hz dan vertikal
c) Kesalahan eksentrisitas dan diametral
d) Kesalahan benang silang tidak saling tegak lurus, dll.
Praktikum ini hanya melaksanakan pengaturan/koreksi teodolit untuk kesalahan yang
bisa dikoreksi tanpa peralatan khusus dari pabriknya. Termasuk di dalam praktikum ini
adalah pengaturan alat yang bersifat sementara yaitu sentering alat yang perlu diatur hanya
pada saat alat akan didirikan di suatu titik. Pada saat pengecekan alat apabila ternyata alat
sudah baik, maka tidak perlu dilakukan pengaturan/koreksi pada alat tersebut.
5. 2
1.3 Maksud dan tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui kesalahan pada theodolit
2. Mahasiswa dapat meminimalisir kesalahan pada theodolit
3. Mahasiswa dapat menggunakan theodolit dengan baik dan benar
1.4 Metode penulisan
Penulisan laporan ini menggunakan metode observasi dan praktek.
6. 3
2 BAB II
PELAKSANAAN
2.1 Materi praktikum
Materi yang disampaikan iyalah Profil Mengikat Kemuka .
2.2 Alat dan bahan
1. Theodolit + unting-unting
2. Kompas 1 buah
3. Rambu ukur ( jauh+dekat )
4. Meteran 1 buah
5. Patok kayu 4 buah
6. Palu 1 buah
7. Statif
8. Alat tulis
2.3 Waktu dan pelaksanaan
Praktikum yang pertama pada semester 2 ini dilaksanakan pada hari Kamis, 20 April
2017 di halaman Polnep samping bengkel Teknik Sipil. Pada pukul 07.30-10.00 WIB.
2.4 Langkah Pelaksanaan
1. Dilapangan telah diberikan dua buah patok A dan B dan 4 target.
2. Persiapkan alat Theodolit untuk didirikan pada titik A .
3. Dirikan terlebih dahulu statifnya dan kemudian pasang alat Theodolitnya pada statif.
Gunakan feeling anda lihat dengan mata anda kira-kira permukaan statif apakah sudah
benar-benar datar.
4. Posisi anda harus berada di antara dua kaki stati dan depan anda ada satu kaki statif.
Jadi kaki statif yang satu di depan anda itu anda anggap kaki mati. Artinya kaki
tersebut tidak boleh bergerak geser ke samping sedikitpun. Oleh karena itu kaki
tersebut harus ditancapkan kedalam tanah dan tidak boleh naik atau turun.
5. Tetap pada posisi anda yaitu berada di antara dua kaki. sekarang posisi tangan anda
memegang kaki statif di kanan dan kiri anda kedalam sela kaki statif dan posisi jari
yang lain menempel di pinggir kaki statif. Jadi fungsinya untuk menaik turunkan kaki
statif dengan menggunakan tangan anda.
7. 4
6. Turunkan kedua kaki statif secara perlahan-lahan. Cek kedudukan alat apakah sudah
benar di atas patok dengan melihat teropong pada theodolit yang mengarah ke bawah
atau ke tanah. Jika ternyata tidak ada titik patok maka anda harus membuat gimana
caranya harus kelihatan. Caranya adalah angkat dua kaki statif yang disamping kanan
kiri anda. Angkat sedikit aja yang penting jangan menyenth tanah. Tapi ingat didepan
anda ada satu kaki mati. Kaki mati harus tetap pada posisinya tidak boleh tergeser.
7. Setelah dua kaki statif kanan kiri diangkat kemudian geser ke kanan dan ke kiri
sambil anda melihat lewat teropong (Sentrik Optik) ke bawah. Setelah patok kelihatan
baru kedua kaki statif diturunkan dan ditancapkan ke dalam tanah.
8. Saatnya centering nivo kotak. Centering nivo kotak dengan menggunakan ketiga
sekrup lagi yang berada dibawah Theodolit diputar supaya naik turun dengan
menggunakan jempol dan telunjuk tangan anda tadi. Mulailah dengan sekrup yang
kanan naik turunkan tersebut dan lihat perubahan posisi gelembung udara dalam nivo
kotak. Apabila ternyata tidak langsung masuk kedalam lingkaran nivo kotak. Maka
posisikan gelembung tersebut satu sumbu dengan salah satu sekrup.Untuk centering
nivo tabung caranya dengan menggunakan 3 sekrup di theodolit. demikian semoga
bermanfaat.
9. Setelah alat Theofolit didirikan, kemudian kita arahkan Theodolit kearah utara dengan
sudut Horizontalnya di 0 kan.
10. Lalu dirikan rambu ukur dipatok B, kemudian bidik kearah rambu, pilih salah satu
bacaan benang tengah untuk acuan. Supaya dari posisi biasa untuk menjadi ke posisi
yang luar biasa pada pengukuran lebih gampang karena titik acuan untuk menentukan
benang tengahnya sudah ditentukan, kemudian baca BT,BA, dan BBnya. Setelah itu
kita ukur jarak A ke B setelah itu kita ukur juga tinggi titik A nya. Cara anda merubah
alat biasa menjadi luar biasa dengan cara, pada saat posisi alat biasa sekrup sudah
terkunci kemudian kita longgarkan kedua sekrup tersebut, sekrup teropong dengan
sekrup horizontalnya, setelah itu kita putar teropong itu ke atas atau kebawah dengan
sudut putar 180° dan sekrup sudut Horiontalnya kita putar juga ke kanan atau ke kiri
dengan sudut putar 180° juga. Begitulah cara merubah sudut biasa menjadi luar biasa
pada alat Theodolit.
11. Dilanjutkan dengan membidik kearah titik C yang telah ditentukan yaitu menara
sebagai titik situasi yang pertama lalu mulailah mengarahkan ketitik situasi tersebut
dan mulailah untuk membaca sudut Horizontal dan Vertikalnya. Baca kedua sudut itu
8. 5
pada posisi biasa dan luar biasa. Cara membacanya sama seperti pada alat di bidikan
ke B.
12. Selanjutnya putar lagi alat Theodolite membidik kearah titik D yang telah ditentukan
yaitu penangkal petir sebagai titik situasi yang kedua lalu mulailah mengarahkan
ketitik situasi tersebut dan mulailah untuk membaca sudut Horizontal dan
Vertikalnya. Baca kedua sudut itu pada posisi biasa dan luar biasa. Cara membacanya
sama seperti pada alat di bidikan ke B.
13. Kemudian putar alat lagi ke arah titik E yang sudah dipasang patok dan rambu ukur
lalu baca BT,BA dan BB nya, dan sudut Horizontal dan Vertikalnya dan baca juga
sudut luar biasanya dengan melakukan langkah seperti sebelumnya.
Putar alat ke arah bidik patok F dan lakukan sama seperti titik E.
14. Setelah selesai mengambil data dari titik C,D,E dan F. Lalu kita pindah alat ke titik B
yang sudah di tentukan dan kembali mengambil data seperti pada alat pertama, jangan
lupa juga mengukur tinggi alat di titik B.
15. Saat alat sudah didirikan dititik B, yang pertama kita lakukan iyalah setting sumbu
Horizontal ke (0 00’ 00’’) setelah sudah di atur jangan lupa mengunci perputaran alat
agar saat di putarkan bacaannya sesuai dan benar
16. Langkah selanjutnya sama seperti saat alat didirikan di titik A, sekian dan
terimakasih.
2.5 Hasil dari pengukuran praktikum
DATA
10. 7
2.7 Analisa Data
Dalam analisa data ini yang kami analisis hanyalah data jarak, data yang lainnya di peroleh
melalui praktikum di lapangan seperti yang terlihat dalam tabel.
Pada awalnya kita mencari jarak titik A ke B dengan pita ukur yaitu didapatkan 17,685. Dari
jarak ini kita dapat menentukan jarak dari titik A ke titik-titik lainnya dengan menggunakan
aturan sinus. Namun sebelum itu kita harus mencari terlebih dahulu sudut ABC (αABC), sudut
ACB (αACB), θAE, θBE, θAF, θBF. Berikut perhitungannya :
αABC = 23o01'22"
αCAB = ZAB - ZAC = 176o05’27” – 91o39’02” = 84o26’25”
αACB = 180o - αCAB - αABC = 180o - 84o26’25” – 23o01’22” = 72o32’13”
dAC = dAB × sin ABC ÷ sin ACB = 17,685 m × sin 23o01'22" ÷ sin 72o32’13” = 7,251 m
dBC = dAB × sin BAC ÷ sin BCA = 17,685 m ×sin 84o26’25” ÷ sin 72o32’13” = 18,452 m
θAE = 95o13'03" – 90o = 5o13’03”
dAE = (BA – BB) x cos θAE = (0,326 m – 0,284 m) x cos 5o13’03” = 4,183 m
θBE = 90o – 71o38'57"= 18o21’03”
dBE = (BA – BB) x cos θBE = (2,805 m – 2,575 m) x cos 18o21’03” = 21,830 m
θAF = 90 55' 03" – 90o = 0o55’03”
dAF = (BA – BB) x cos θAF = (1,053 m – 0,947 m) x cos 0o55’03” = 10,599 m
θBF = 90o – 86o03'20" = 3o56’40”
dBF = (BA – BB) x cos θBF = (0,990 m – 0,710 m) x cos 3o56’40” = 27,934 m
11. 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sentering merupakan faktor utama dalam proses rangkaian pengukuran
menggunakan theodolit.
2. Kondisi alat sangat mempengaruhi kelancaran proses sentring dan pembacaan sudut.
3. Ketelitian pembacaan sudut merupakan hal yang sangat penting karena akan
berpengaruh pada data.
3.2 Saran
1. Hendaknya dalam proses pengaturan alat dan pembidikkan dibutuhkan ketelitian agar
meminimalisir kesalahan.
2. Dalam penulisan hasil pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan dan ketelitian
yang tinggi, supaya tidak terjadi kesalahan dan hasilnya maksimal.
3. Kekompokkan team sangat dibutuhkan pada saat praktikum.