Ketiga lukisan tersebut menggambarkan tema kehidupan manusia dan peristiwa sosial. Lukisan pertama menggambarkan karnaval perayaan keagamaan Cina dengan ekspresi kuat. Lukisan kedua menampilkan seorang wanita yang sedang menunggu dengan goresan ekspresif. Lukisan ketiga menggambarkan seorang gadis yang tampak anggun.
5. S. Sudjojono lahir di Kisaran, Sumatera Utara 14
Desember 1913, dan wafat di Jakarta 25 Maret 1985.
Soedjojono lahir dari keluarga transmigran asal Pulau
Jawa. Ayahnya, Sindudarmo, adalah mantri kesehatan di
perkebunan karet Kisaran, Sumatera Utara, beristrikan
seorang buruh perkebunan. Ia lalu dijadikan anak angkat
oleh seorang guru HIS, Yudhokusumo. Oleh bapak
angkat inilah, Djon (nama panggilannya) diajak ke
Jakarta (waktu itu masih bernama Batavia) pada tahun
1925.
6. Ia menamatkan HIS di Jakarta, lalu melanjutkan SMP di
Bandung, dan menyelesaikan SMA di Perguruan Taman
Siswa di Yogyakarta. Di Yogyakarta itulah ia sempat
belajar montir sebelum belajar melukis kepada R.M.
Pringadie selama beberapa bulan. Sewaktu di Jakarta, ia
belajar kepada pelukis Jepang, Chioji Yazaki. S.
Sudjojono sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai
lulus dari Taman Guru di perguruan yang didirikan oleh
Ki Hajar Dewantara itu.
7. Ia ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah
baru di Rogojampi, Banyuwangi, tahun 1931. Namun ia
kemudian memutuskan untuk menjadi pelukis. Pada tahun 1937,
ia ikut pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya,
Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis, Pada tahun
itu juga ia menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli Gambar
Indonesia (Persagi). Oleh karena itu, masa itu disebut sebagai
tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia. Ia sempat
menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain
sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama
di Indonesia.
9. Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 8 Februari 1930.
Pendidikan formalnya di tempuh di HIS Yogyakarta,
sedangkan SMP dan SMA-nya di Surabaya. Tahun 1952,
kembali ke Yogyakarta mengikuti kuliah di UGM dan juga
ASRI (1954). Selain itu ia juga ikut belajar melukis di
Sanggar Pelukis Rakyat di bawah asuhan Hendra Gunawan
dan Sudarso di tahun 1952, serta berkesempatan pula
selama hampir satu setengah tahun (1968-1970) belajar di
Selandia Baru tentang Art Restoration Technique and
Conservation.
10. Sejak Tahun 1957-1961 bermukim di Bali,
berkawan dengan sejumlah pelukis antara lain
Alimin, Sri Widodo dan O.H. Supono. Pada akhir
tahun 1961 kembali ke Yogyakarta dan mengajar di
ASRI. Sejak 1966 menjadi dosen tetap di ASRI.
Selanjutnya tahun 1967-1983 menjadi Ketua Jurusan
Seni Lukis di alamaternya tersebut. Ia dikenal
sebagai pengajar yang mampu merangsang diskusi
tajam di lingkungan Institut Seni Indonesia,
Yogyakarta.
11. Corak lukisannya beralih dari realisme ke abstrak
di awal tahun 60-an. Pilihannya terhadap lukisan abstrak,
banyak dipengaruhi oleh masa perantauannya di Bali,
yang dianggapnya hanya melukis ‘benda industri’, yang
meskipun indah tak semestinya ditangkap sebagai obyek
representasi. Ia menganggapnya telah menipu dirinya
sendiri, sehingga menciptakan obyek-obyek sendiri
untuk keperluan ekspresi.
14. Analisis Karya
1. Ide Gagasan : Karnaval perayaan keagamaan China.
2. Objek Karya : Manusia dan alam lingkungan.
3. Tema Karya : Kehidupan manusia dan peristiwanya.
4. Makna Karya : Perupa menyampaikan penggambaran
sebuah karnaval dalam perayaan keagamaan
China.
5. Segi Keindahan : Unsur warna dan goresan ekspresif
dengan sedikit bertekstur serat
dominasi bentuk manusia yang tampak kuat sehingga
ada kesatuan yang harmonis.
15. 6. Teknik Karya: Pewarnaan plakat.
7. Bahan Karya : Cat minyak dan kanvas.
8. Fungsi Karya : Ekspresi Pribadi.
9. Aliran Karya : Ekspresionisme
10. Ukuran karya: 73 cm x 51 cm
16. Lukisan Tjap Go Meh ini unik,
karena menggambarkan
sebuah karnaval perayaan
keagamaan Cina dengan
berbagai ekspresi. Perpaduan
warnanya yang pas menambah
keindahan lukisan ini. Dalam
lukisan ini terlihat
spontanitas yang meluap
tinggi. Deformasi orang-
orang dalam arakan dan
warna-warnanya yang kuat
mendukung seluruh ekspresi
yang kurang jelas itu.
Tanggapan Karya
18. 1. Ide Gagasan : Ekspresi kemanusiaan yang mendalam.
2. Objek Karya : Manusia.
3. Tema Karya : Kehidupan manusia dan peristiwanya.
4. Makna Karya : Perupa menyampaikan penggambaran
seorang wanita yang tampil apa adanya
(sederhana) yang sedang menunggu
suaminya.
5. Segi Keindahan : Goresannya bebas dan imajinatif,
sedangkan warnanya kuat tetapi halus
dan tidak menggunakan warna-warna
yang mencolok.
Analisis Karya
19. Unsur warna dan goresan
garis yang ditampilkan
dalam goresan yang
ekspresif dan dominasi
terbentuk manusia yang
tampak kuat, sehingga ada
kesatuan yang harmoni
6. Teknik Karya : Pewarnaan plakat.
7. Bahan Karya : Cat minyak dan kanvas.
8. Fungsi Karya : Ekspresi Pribadi.
9. Aliran Karya : Ekspresionisme.
10. Ukuran karya : 86 cm x 66 cm.
20. Lukisan ini memiliki ciri khas goresan
yang berbeda engan seniman lain,
yaitu ekspresif namun dengan goresan
ekspresifnya ini seniman mampu
menampilkan suasana yang terjadi
pada lukisan tersebut, seperti
suasana kelam karena kesedihan,
kekecewaan, celaan, pertanyaan, dan
kebencian yang ditampilkan dalam
lukisan ini. Kombinasi warna
cenderung pucat dan keseimbangan
lukisan ini sudah bagus.
Tanggapan Karya
23. Analisis Karya
1. Ide Gagasan : Kesederhanaan seorang gadis.
2. Objek Karya : Manusia.
3. Tema Karya : Kehidupan manusia dan peristiwanya.
4. Makna Karya : Perupa menyampaikan penggambaran
seorang gadis yang tampak anggun
5. Segi Keindahan : Unsur warna dan goresan garis yang
ditampilkan dalam goresan yang
ekspresif dengan dominasi wajah
manusia yang tampak kuat, sehingga
tampak harmonis.
24. 6. Teknik Karya : Cat minyak diatas kanvas.
7. Bahan Karya : Cat minyak dan kanvas.
8. Fungsi Karya : Ekspresi Pribadi.
9. Aliran Karya : Realisme
10. Ukuran karya : 47 cm x 38 cm
Analisis Karya
25. Tanggapan Karya
Dalam lukisan ini menghasilkan
keserasian antar warna,
sehingga lukisan tersebut
tampak hdup dan terlihat nyata.
Dengan dominasi gelap terang
yang sesuai menambah
keharmonisan lukisan ini.
27. Analisis Karya
1. Ide Gagasan : Ekspresi kekecewaan seseorang.
2. Objek Karya : Alam benda.
3. Tema Karya : Desain Ekspresif.
4. Makna Karya : Perupa menggambarkan kekecewaannya sebagai
seorang romantis yag kehilangan dunia idealnya.
5. Segi Keindahan : Unsur bangun geometris dengan warna-warna
yang mencolok penuh kesatuan yang harmonis.
6. Teknik Karya : Cat minyak diatas kanvas.
7. Bahan Karya : Cat minyak dan kanvas.
8. Fungsi Karya : Ekspresi Pribadi.
9. Aliran Karya : Kubisme.
10. Ukuran karya : 64 cm x 94 cm
28. TanggapanKarya
Dalam lukisan ini digambarkan
sesuatu yang abstrak,
sehingga sulit ditebak apa
maksud dari lukisan “Dinamika
Keruangan”. Unsur warna yan
gmencolok dari warna dasar
dan warna unsur yang lain
menghasilkan suatu lukisan
yang kaya akan makna.