3. Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan
menjadi 2 jenis
• Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk
hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di
semua jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali
Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali
Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species
Loligo sp/cumi-cumi.
• Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh
makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada
seluruh Vertebrata, kecuali Reptilia jenis Kura-
kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada
hewan Invertebrata Phyllum Mollusca, Class
Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
4. Fungsi Rangka
1. Formasi Bentuk Tubuh
2. Formasi Sendi-Sendi
3. Pelekatan Otot-Otot
4. Sebagai Pengungkit
5. Penyokong Berat Badan
6. Proteksi
7. Tempat Pembentukan Sel Darah
8. Fungsi Immunologis
9. Penyimpan Kalsium
13. Tulang Anggota Gerak Atas
1. 2 Tulang Lengan Atas (Humerus)
2. 2 Tulang Pengumpil (Radius)
3. 2 Tulang Hasta (Ulna)
4. 2 x 8 Tulang Pergelangan Tangan (Karpal)
5. 2 x 5 Tulang Telapak Tangan (Metakarpal)
6. 2 x 14 Tulang Jari (Falanges)
14. Tulang Anggota Gerak Bawah
1. 2 tl. Paha (femur)
2. 2 tl. Tempurung lutut (patella)
3. 2 tl. Kering (tibia)
4. 2 tl. Betis (fibula)
5. 2 x 7 tl. Pergelangan kaki (tarsal)
6. 2 x 5 tl. Telapak kaki (metatarsal)
7. 2 x 14 ruas tl. Jari kaki (falanges)
8. Tulang Gelang Panggul
15.
16.
17. Bentuk Tulang
1. Tulang Pipa (panjang)
2. Tulang Pendek
3. Tulang Pipih
4. Tulang Tak Beraturan
18. Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang yang
berbentuk bonggol/membulat,
kemudian bagian tengah tulang yang disebut
diafise. Daerah antara diafise dengan epifise
terdapat cakraepifise tepatnya lebih mengarah
pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari
cartilago yang aktif membelah pada usia
pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise
ini sudah menulang.
Beberapa contoh tulang pipa adalah pada
tulang tangan diantaranya tulang hasta (ulna),
tulang pengumpil (radius) serta tulang kaki
diantaranya tulang paha (femur), dan tulang
kering (tibia).
Tulang Pipa
19. Tulang Pipa
• Bentuknya seperti pipa panjang silindris
(diafise)
• Ujungnya membulat (epifise) tersusun atas
tulang rawan
• Bagian tengah bernama metafise dan berongga
yang berisi sumsum tulang
– Sumsum tulang merah pembentukan eritrosit
– Sumsum tulang kuning pembentukan sel lemak
20. Tulang Pendek
• Dapat bergerak bebas
• Tulang pendek berbentuk
bulat dan pendek tidak
beraturan atau silinder kecil.
• Rongga tulang pendek berisi
sumsum merah.
• Tulang pendek contohnya
tulang pada pergelangan
tangan, pergelangan kaki,
tepalak tangan, telapak kaki
serta ruas-ruas tulang
belakang.
21. Tulang Pipih
• Tulang berbentuk lempengan
pipih yang lebar.
• Fungsi melindungi struktur tubuh
di bagian bawahnya
• Tulang ini tersusun dari 2 buah
lempengan tulang kompak dan
tulang spons. Rongga diantara
kedua lempengan tulang tersebut
terisi sumsum merah.
• Contohnya adalah tulang rusuk
(costa), tulang belikat (scapula),
tulang dada (sternum), dan
tulang tengkorak.
22. Tulang Tak Beraturan
• Tulang bentuk kompleks yang
berhubungan dengan fungsi khusus
• Ditemukan pada tulang rahang, ruas
tulang belakang
23. Jenis Tulang
Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan
penyusunnya dan sifat-sifat fisik, yaitu:
1. Tulang Rawan, dibedakan menjadi:
a. Tulang rawan Hialin
b. Tulang rawan Fibrosa
c. Tulang rawan Elastin
2. Tulang Keras
a. Osteosit (sel tulang dewasa pembentuk
tulang)
b. Matriks (berisi kolagen & mineral)
24. Tulang rawan/tulang muda/cartilago
• Berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise
tulang. Terutama dalam proses osifikasi/penulangan.
• Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi
terutama pada saat proses perkembangan embrio
menjadi fetus (janin). Pembentukan rangka fetus di
dominasi oleh cartilago. Seiring dengan
perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki
usia pertumbuhan serta dewasa, maka cartilago ini
akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak
semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa
yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada
trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian
ujung, ruas-ruas persendian tulang.
25. • Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu
berupa cairan kental yang banyak mengandung
zat perekat kolagen yang tersusun atas protein
dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya
condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada
cartilago. Pada anak-anak cartilago lebih banyak
mengandung sel pembentuk tulang rawan dari
pada matriks, sedangkan pada orang dewasa
berkebalikan.
Tulang rawan/tulang muda/cartilago
26. • Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang
rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang
rawan berawal dari selaput tulang rawan yang
disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi
untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage
karena banyak mengandung pembuluh darah.
Dalam pericondrium banyak mengandung
condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
Tulang rawan/tulang muda/cartilago
27. Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya
dibedakan menjadi:
• Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen
yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan
halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat.
Pada tubuh dapat dijumpai pada organ permukaan
persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi
terutama dinding trachea yang berbentuk cincin.
• Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa
berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa
bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas
tulang belakang, pada tulang tempurung lutut (tendon
dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
28. • Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa
serabut elastic berwarna kuning yang
bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan
tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila
manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai
pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan
daun telinga.
Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya
dibedakan menjadi:
30. Tulang keras terbentuk melalui proses :
Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi
tulang sejati atau tulang keras. Pada peristiwa ini tulang
rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit
zat perekat kolagen sehingga akan membuat tulang sejati
bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah retak
atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi
oleh Calcium dan fosfor (phosphate), hal inilah yang
membuat osteon menjadi keras.
Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa
osifikasi.
Tulang keras/tulang sejati/osteon
31. Proses Pembentukan Tulang
(Osifikasi)
Pada bulan ke-2 dalam kandungan:
1. Jaringan embrional (mesenkim)
membentuk rangka yang berupa tulang
rawan (kartilago).
2. Kartilago dirusak oleh Kondroblas (sel
pembentuk tulang rawan)
3. Terbentuklah rongga yang terisi osteoblas
(sel pembentuk tulang keras)
4. Osteoblas membentuk osteosit (sel tulang
keras)
5. Osteosit membentuk lapisan-lapisan
(lamela) dari dalam ke luar.
32. • Pembentuk sel tulang sejati disebut
osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan
dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang
muda yang nantinya akan membentuk
osteosit/perombak sel-sel tulang.
• Selaput pelindung tulang sejati disebut
periosteum. Kandungan yang terdapat
dalam matriks osteon adalah Calcium
Carbonat atau CaCO3 dan Calcium
Phosphat atau Ca3(PO4)2.
33. Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yang
mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas
terdapat dibagian luar membrane ( periosteum)
Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan
membentuk osteosit.
Osteosit merupakan sel – sel tulang dewasa.
Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari
monosit dan terdapat disekitar permukaan tulang .
fungsi osteoklas untuk perkembangan,
pemeliharaan , perawatan dan perbaikan tulang.
34. Apabila tulang dipotong secara melintang dan
dilihat dengan mikroskop akan tampak
gambaran suatu sistem yang disebut sistem
Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu
suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks
tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan
saraf yang membentuk suatu sistem.
35.
36.
37. Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris
atau lingkaran-lingkaran yang merupakan
kesatuan pembuluh darah dan sel
saraf. Selain itu dalam lamella konsentris
terdapat rongga/cawan tempat sel tulang
berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang
telah mati hanya akan nampak
rongga/lekukannya saja. Antar lakuna
dihubungkan dengan saluran kecil beruapa
kanal yang disebut dengan kanalikuli yang
berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi
sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini
tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.