Makalah ini membahas tentang bangunan tahan gempa. Terdapat empat bab yang membahas pengertian bangunan tahan gempa, syarat-syarat agar termasuk kategori bangunan tahan gempa, prinsip-prinsip konstruksi bangunan tahan gempa, dan struktur rumah penahan gempa seperti struktur pondasi, dinding, dan atap.
1. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 1
MAKALAH TUGAS AKHIR
ILMU UKUR TANAH
“BANGUNAN TAHAN GEMPA”
Disusun Oleh:
Heriyanto
15.4110.4982
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
2016
2. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 2
KATA PENGANTAR
Segala puji akan kehadirat Allah SWT atas berkah dan hidayahNya sehingga kami
dapat melaksanakan tugas akhirsemester ini mengenai mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
tentang “Bangunan Tahan Gempa”.
Disini tak lupa sampaikan juga banyak – banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan andil dalam tugas ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tak lupa saya sampaikan juga banyak–banyak terimakasih kepada
bapak M. Afif Salim,ST.MT.selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah, karena banyak dari penjelasan beliau tugas ini dapat terselesaikan dan bisa
digunakan untuk semestinya dan fungsinya.
Kami mohon maaf atas kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyepurnan makalah ini.
Semarang, 26 Desember 2016
Penulis
Heriyanto
3. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 3
DAFTAR ISI
Judul........................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHUAN
LatarBelakang............................................................................................. 4
Rumusan Masalah............................................................................... 4
Tujuan................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Dari Bangunan Tahan Gempa .......................................... 5
syarat Bangunan agar termasuk kategori Bangunan Tahan Gempa... 5
Prinsip Utama Kontruksi Bangunan Tahan Gempa ........................... 10
Struktur Rumah Penahan Gempa ....................................................... 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulandan Saran ....................................................................... 17
4. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gempa bumi merupakan bencana alam yang paling menakutkan bagi manusia, karena
bencana alam ini terjadi secara tiba-tiba, tidak dapat diprediksi kapan terjadinnya. Hal
ini akibat kita selalu mengandalkan tanah tempat kita berpijak di bumi sebagai landasan
yang paling stabil yang bisa selalu dalam keadaan diam dan menopang kita. Begitu
terjadi gempa bumi, kita tiba-tiba menyadari bahwa tanah yang kita pijak tersebut
ternyata bisa kehilangan stabilitasnya sehingga dapat merusak lingkungan dan bangunan
yang ada di atas lapisan permukaan tanah, dan mampu menelan korban.Wilayah
Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat resiko gempa yang tinggi
diantara beberapa daerah gempa diseIuruh dunia. Data-data terakhir yang berhasil
direkam menunjukkan bahwa rata-rata setiap tehun terjadi sepuluh kegiatan gempa
bumi yang mengakibatkan kerusakan yang cukup besar di Indonesia. Sebagian terjadi
pada daerah lepas pantai dan sebagian lagi pada daerah pemukiman. Pada daerah
pemukiman yang cukup padat, perlu adanya suatu perlindungan untuk mengurangi
angka kematian penduduk dan kerusakan berat akibat goncangan gempa. Dengan
menggunakan prinsip teknik yang benar, detail konstruksi yang baik dan praktis maka
kerugian harta benda dan jiwa menusia dapat dikurangi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari Bangunan Tahan Gempa?
2. Apa Syarat Bangunnan agar termasuk kategori Bangunan Tahan Gempa?
3. Apa Saja Prinsip-prinsip Utama Konstruksi Bangunan Tahan Gempa?
4. Bagaimana Struktur Rumah Penahan Gempa.?
C. Tujuan
Tujuan utama dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Bangunan Tahan Gempa?
2. Untuk mengetahui Syarat Bangunnan yang termasuk Bangunan Tahan
Gempa?
3. Apa Saja Prinsip-prinsip Utama Konstruksi Bangunan Tahan Gempa?
4. Bagaimana Struktur Rumah Penahan Gempa?
5. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bangunan Tahan Gempa
Membangun bangunan yang dapat menahan beban gempa adalah tidak
ekonomis. Oleh karena itu prioritas utama dalam membangun bangunan
tahan gempa adalah terciptanya suatu bangunan yang dapat mencegah
terjadinya korban, serta memperkecil kerugian harta benda. Dari hal
tersebut pengertian bangunan tahan gempa adalah:
1). Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami
kerusakan baik pada komponen non-struktural maupun pada komponen
strukturalnya.
2). Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan
pada komponen non-strukturalnya (plafond runtuh, dinding retak) akan
tetapi komponen struktural (kolom, balok, sloof) tidak boleh rusak.
3). Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik
pada komponen non-struktural maupun komponen strukturalnya, akan
tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan
runtuh masih cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar.
2. Persyaratan agar bangunan kita termasuk dalam kategori bangunan tahan gempa,
menurut Kementrian PU-Badan Penelitian dan Pengembangan Permukiman
adalah sbb:
1. Bangunan harus terletak di atas tanah yang stabil (kering, padat dan merata
kekerasannya).
Karena getaran akibat yang bersumber dari pusat gempa akan diteruskan ke
permukaan tanah oleh partikel-partikel tanah tersebut. Semakin keras dan padat,
partikel tanah akan mengalami gerak yang semakin kecil, sehingga getaran pada
permukaan tanah juga akan semakin kecil.
2. Denah bangunan sebaiknya sederhana , simetris, atau seragam.
6. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 6
Apabila terpaksa harus membuat bangunan dengan bentuk denah U, T, L, dll
yang tidak simetris, maka bisa dilakukan pemisahan struktur (dilatasi) seperti
pada gambar berikut:
Penempatan dinding-dinding penyekat dan lubang-lubang pintu/jendela
diusahakan sedapat mungkin simetris terhadap sumbu-sumbu denah bangunan,
seperti contoh:
Bidang-bidang dinding sebaiknya membentuk kotak-kotak tertutup, seperti
contoh:
7. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 7
Atap sedapat mungkin dibuat yang ringan:
3. Pondasi:
Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila kondisi tanah kurang baik maka
harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Sebaiknya pondasi terletak lebih
dari 45 cm dari tanah asli:
8. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 8
Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi
dinding-dinding penyekat juga dibuat menerus. Pondasi-pondasi setempat perlu
diikat kuat satu sama lain dengan memakai balok pengikat (sloof) sepanjang
pondasi tersebut.
Sedangkan Pondasi, sloof dan kolom praktis harus saling terikat antar satu
dengan yang lainnya.
9. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 9
4. Pada setiap luasan dinding 12 m2 , harus dipasang kolom, bisa menggunakan
bahan kayu, beton bertulang, baja, plester ataupun bambu.
5. Harus dipasang balok keliling yang diikat kaku dengan kolom
6. Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat dengan kokoh dan kaku
7. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kuda-kuda, pilih bahan atap yang
seringan mungkin, dan ikat kaku dengan konstruksi kuda-kuda.
8. Bahan dinding pilih yang seringan mungkin, papan, papan berserat, papan
lapis, bilik, ikat bahan dinding dengan kolom.
9. Bila bahan dinding menggunakan pasangan bata/batako, bahan tidak patah dan
berbunyi nyaring jika diadukan. Pada setiap jarak vertikal 30 cm, pasangan diberi
angker yang dijangkarkan ke kolom, panjang angker 50 cm, diameter 6mm.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen,
mempunyai sifat khusus. Sebaiknya perbandingan campuran mengikuti standar
yang ada.
10. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 10
11. Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara
satu dengan yang lainnya, baik antara komponen struktural maupun non
struktural.
3. Prinsip-prinsip Utama Konstruksi Bangunan Tahan Gempa
Berikut perinsip-perinsip utama rumah tahan gempa.
1). Denah yang sederhana dan simetris
2). Bahan bangunan harus seringan mungkin
3). Perlunya sistim konstruksi penahan beban yang memadai
4. . Struktur Rumah Penahan Gempa.
1). Struktur Pondasi
Struktur pondasi berperanan penting untuk memindahkan beban gempa
dari dinding ke tanah. Pertama, pondasi harus dapat menahan gaya tarik vertikal
dan gaya tekan dari dinding. Ini berarti sloof menerima gaya geser dan momen
lentur sebagai jalur Iintasan gaya terakhir sebelum gaya-gaya tersebut mencapai
tanah. Akhirnya sloof memindahkan gaya-gaya datar tersebut ke pada tanah
yang ditahan oleh daya dukung tanah dan tekanan tanah lateral. Rumah yang
terbuat dari kayu dengan lantai kayu dan pondasi kayu ini memerlukan batang
pengaku untuk mencegah keruntuhan.
2. Struktur Dinding
Gaya-gaya aksiaI dalam ring balok harus ditahan oleh dinding. Pada
dinding bata gaya-gaya tersebut ditahan oleh gaya tekan diagonal yang diuraikan
menjadi gaya tekan dan gaya tarik. Gaya aksiaI yang bekerja pada ring balok
juga dapat menimbulkan gerakan berputar pada dinding. Putaran ini ditahan oleh
berat sendiri dinding,berat atap yang bekerja diatasnya dan ikatan sloof ke
pondasi. Jika momen guling lebih besar dari momen penahannya maka panjang
dinding harus diperbesar.Kemungkinan lain untuk memperkaku dinding adalah
11. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 11
sistim diafragma dengan menggunakan plywood, particle board atau sejenisnya,
atau pengaku diagonal kayu untuk dinding bilik. Penggunaan dinding diafragma
lebih dianjurkan karena sering terjadi kesulitan untuk memperoleh sambungan
ujung yang lebih pada sistim pengaku diagonal. Beban gempa yang bekerja pada
arah Y ditahan dengan cara yang sama dengan arah X Sebagal sistem struktur
utama yang mana dinding harus mampu menahan beban gempa yang searah
dengan bidang dinding, dinding juga harus mampu menahan gempa dalam arah
yang tegak lurus bidang dinding. Dengan alasan ini maka dinding bata (tanpa
tulangan) harus diperkuat dengan kolom praktis dengan jarak yang cukup dekat.
Sebagai pengganti kolom praktis ini dapat dipakai tiang kayu. Pondasi dinding
juga dibuat menerus. Pondasi-pondasi setempat perlu diikat kuat satu sama lain
dengan memakai balok pengikat (sloof) sepanjang pondasi tersebut dan seperti
contoh gambar dibawah ini:
Gambar Struktur dinding
12. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 12
Gambar Kolom Dinding
Pada setiap luasan dinding 12 m2, harus dipasang kolom, bisa
menggunakan bahan kayu, beton bertulang, baja, plester, ataupun bambu.
Penempatan dinding-dinding penyekat dan lubang-lubang pintu/jendela
diusahakan sedapat mungkin simetris terhadap sumbu-sumbu denah
bangunan,seperti contoh di bawah ini:
Gambar Pintu Dan Jendela
Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat dengan kokoh dan harus
dipasang balok keliling yang diikat kaku dangan kolom. Gunakan kayu kering
sebagai konstruksi kuda-kuda, pilih bahan atap yang seringan mungkin, dan ikat
13. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 13
kaku dengan konstruksi kuda-kuda. Untuk bahan dinding dipilih yang seringan
mungkin, papan, papan berserat, papan lapis, bilik, ikat bahan dinding dengan
kolom. Bila bahan dinding menggunakan bata/batako, bahan tidak patah dan
berbunyi nyaring jika diadukan, pada jarakvertikal 30 cm, pasangan diberi
angker yang dijangkarkan ke kolom, panjang angker 50 cm, dan diameter 6 mm.
Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen, mempunyai
sifat khusus sebaiknya perbandingan campuran mengikuti standar yang ada.
Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara satu
dengan yang lainnya, baik antara komponen structural maupun nonstructural.
Gambar Bidang Dinding Kotak
3). Struktur Atap
a. Pengertian Struktur Atap
Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya
berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah
diperhitungkan dan harus mendapat perhatian yang khusus dari si perencana
(arsitek). Karena dilihat dari penampakannya ataplah yang paling pertama kali
terlihat oleh pandangan setiap yang memperhatikannya. Untuk itu dalam
merencanakan bentuk atap harus mempunyai daya arstistik. Bisa juga dikatakan
bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah. Atap sebagai
penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari
panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan. Atap merupakan bagian
dari struktur bangunan yng berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari
panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi
penggunan bangunan.
Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu :
struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan
didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk
14. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 14
dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom
dan atau balok. Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi
udara dengan baik. Sudah sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap
rumah merupakan bagian dari bangunan yang befungsi sebagai penutup atau
pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan, sehingga memberikan
kenyamanan bagi pengguna bangunan.Atap rumah merupakan bagian penting
pada konstruksi bangunan rumah karena berada di atas untuk menutupi seluruh
bagian bangunan. Untuk konstruksi atau struktur, pada umumnya, atap terdiri
dari tiga bagian utama yaitu struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-
kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari
kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam
fondasi melalui kolom dan atau balok. Struktur atap pada umumnya juga dibuat
dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan denah atau bentuk keseluruhan
bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua lantai, struktur atap
dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua.
Gambar Atap ringan
2. Pembagian Struktur Atap
a). Komponen Penyusun Atap
Tiga komponen penyusun atap:
1. struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap);
2. penutup atap (genteng,polikarbonat);
3. pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang).
1. Struktur Atap
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan
beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang
rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap
sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara
vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi
15. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 15
inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat
menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap
tertentu.Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk
segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka
atap,fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas
kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya
dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah. Secara
umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu:
1. struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu.
2. kuda-kuda dan rangka kayu.
3. struktur baja konvensional.
4. struktur baja ringan.
Atap dan bagian-bagiannya:
1. jurai dalam
Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut
bangunan kedalam.
2. jurai luar
Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke
luar.
3. bubungan (nok)
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya
menentukan arah bangunan.
4. Gording
Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording
juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.
5. Kasau
Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.
6. Reng
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya.
Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap
(genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap
genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran
genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng,semakin sedikit reng
sehingga biaya pun lebih hemat.
2. Penutup Atap
Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan
sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada
berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua
faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor
keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor
keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah
kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari penutup
16. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 16
atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi kuda-
kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.
3. Komponen pelengkap
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
a). Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah
disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian
dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
b). Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak
berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-
batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser.
Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap
berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau
yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan
atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
3. Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim Dan tahan terhadap gempa
Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan
awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam
merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan. Keberadaan atap pada rumah
sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi sisi rumah
dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh karena itu,sebuah atap harus
benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung
atap. Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap yang baik ditentukan 3
faktor, yakni jenis material,bentuk/ukuran,dan teknik pengerjaan.
17. [Type the companyname] | BANGUNAN TAHAN GEMPA 17
BAB III
PENUTUP
1. kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, struktur bangunan sangat
berpengaruh dalam mencegah kerusakan bangunan akibat gempa bumi, terutama
kekenyalan struktur sehingga dapat meminimalisir kerugian. Gaya gempa hanya
dapat ditahan oleh sistem struktur yang menerus (jalur lintasan gaya yang menerus)
dari puncak bangunan sampai ke tanah.
2. Saran.
Waspadailah bencana alam, salah satunya gempa bumi, karena kita tidak
dapat mengetahui kapan gempa bumi itu datang dan dapat merugikan jiwa dan harta
kita, maka dari itu dalam membangun suatu bangunan tempat tinggal haruslah
menggunakan prinsip Teknik yang benar.