1. Karya Tulis Ilmiah
“MENINGKATKAN PERAN GURU UNTUK MEMBENTUK KARAKTER
ANAK SEKOLAH DASAR”
Disusun Oleh :
Riky Wibowo Pambudi (037117135)
Dosen Pembimbing :
Wildan Mubarok
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN KOTA BOGOR
2017-2018
HALAMAN PENGESAHAN
2. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Meningkatkan Peran Guru Untuk Membentuk
Karakter Siswa Berkebutuhan Khusus” ini telah disahkan dan disetujui sebagai
tugas Bahasa Indonesia Semester 1 Tahun Pelajaran 2017-2018 pada :
Hari :
Tanggal :
Oleh :
Mengetahui
REKTOR FKIP REKTOR PGSD
NIP. NIP.
DOSEN PEMBIMBING
WILDAN MUBAROK
NIP.
HALAMAN PERSEMBAHAN
3. Karya tulis ini kami susun tidak hanya untuk memenuhi Tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2017 / 2018, tetapi juga sebagai sarana untuk
meningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak yang berkebutuhan
khusus dalam berpendidikan . Untuk itu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Meningkatkan Peran Terbaik Guru Untuk Membentuk Karakter Anak
Berkebutuhan Khusus“ kami persembahkan untuk :
1. Bapak .... selaku Kepala Rektor Fakultas Keguruan Ilmu Dan Pendidikan
yang telah memberi motivasi kepada saya.
2. Ibu ........ selaku Kepala PGSD yang telah memberi dukungan doa dan
motivasi di Pgsd.
3. Bapak Wildan Mubarok, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Bahasa Indonesia saya yang selalu membimbing saya sehingga tugas ini
dapat terselesaikan.
4. Ibu Mira, M.Pd, selaku wali pembimbing PGSD yang telah memberi
dukungan kepada saya.
5. Orang tua saya yang selalu memberikan semangat dan restunya, telah
memberikan segalanya, terima kasih yang tak terhingga.
6. Teman – teman kelas 1E PGSD yang telah banyak membantu dan
menghibur saya selama ini.
MOTTO
“SIAPA YANG BERSABAR AKAN SELAMAT DUNIA DAN AKHIRAT”
“Dengan ilmu mampu mengenggam dunia
Abstrak
Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus
dibantu oleh orangtua, keluarga, masyakarta dalam melindungi dirinya.
4. Pendidikan dalam keluarga mempunyai peran yang strategis dan amat
menetukan pencapaian mutu sumber daya manusia. Penyelenggaraan pendidikan
keluarga tidak sekedar berperan sebagai pelaksana yang bersifat rutin dan
alamiah melainkan berperan sebagai pengelola yang bertanggung jawab dalam
meletakan landasan, dan pola kehidupan anak.
Guru adalah seorang pembimbing pelatih, pemimpin yang dapat menciptakan
iklim belahan yang menarik, aman, nyaman, dan kondusif. Selain itu, guru
sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik dan juga memberi bimbingan baik jasmani atau
rohani guna mencapai kedewasaan nanti.
Dalam rangka meningkatan peran guru untuk membentuk karakter anak
berkebutuhan khusus , guru merupakan faktor kedua yang menentukan baik
buruk nya, memunculkan karakter kepada anak SD. Karena seorang guru
berkewajiban atas semua perkembangan anak baik dalam pemikiran, karakter,
maupun perbuatannya, tetapi orang tua lah yang menjadi faktor pertama dan
utama salam membentuk menentukan karakter anak lebih banyak lagi karena
paling banyak menghabiskan waktu bersama nya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………............i
Halaman Pengesahan………………………………………………………................ii
Halaman Persembahan…………………………………………………….................iii
Motto………………………..………………………………………………………....iv
5. Abstrak…………………………………………………………………………….......v
Kata Pengantar………………………………………………………………..…........vi
Daftar Isi…………………………………………………………………………........vii
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang…...............………………………………………………………..........
1.2. Rumusan
Masalah….…………………………………………………….......................
1.3. Tujuan
Penelitian………………………………………………………..........................
1.4. Manfaat
Penelitian…….………………………………………………............................
1.5.
Hipotesa….………………………………………………………………….....................
BAB. II KAJIAN TEORI
2.1. Kajian
Pustaka……..……………………………………….............................................
2.1.1. Pengertian
Pendidikan.............................................................................................
2.1.2. Pengertian
Guru.......................................................................................................
2.1.3. Pengertian
Karakter..................................................................................................
2.1.4. Pengertian Anak SD.................................................................
2.4. Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
..................................................................
2.5. Landasan Pendidikan Sekolah Dasar ................................................................
2.6. Penerapan PAIKEM dalam Pembentukan Karakter
Anak...................................................................................................................................
2.7. Peran Guru Membentuk Karakter Anak SD...............................
6. BAB. III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis
Penelitian……………………………………………………………....................
3.2. Teknik Penyimpulan
Data………………………………………..…….......................
3.3. Teknik Analisa
Data…….…………….……………………………….........................
3.4. Tempat Dan Waktu
Pelaksanaan………………………………….…………………………………...............
...
3.5 Sumber
Data.……………………………………………………………..........................
BAB. IV PENUTUP
4.1.
Kesimpulan......................................................................................................................
4.2
Saran...................................................................………………………………………..
Daftar
Pustaka......................................................................................................................
Lampiran............................................................................................
7. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan karakter anak bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat, baik itu
melalui media cetak, wawancara, dialog dan lain sebagainya. Persoalan yang muncul di
masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan yang terjadi
dimana-mana, sirkulasi ekonomi yang terhambat serta dunia politik yang menuai pro
dan kontra menjadi salah satu topik yang hangat di masyarakat. Berbagai alternatif
penyelesaian masalah ini telah dilakukan seperti peraturan, undang-undang, penerapan
hukum yang lebih kuat.
Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan budaya dan karakter bangsa juga
8. telah menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah telah mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa ini melalui
Departemen Pendidikan Nasional.
Seperti dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kemudian di pertegas dalam Undang-Undang Nomor 141 tahun 2005 tentang penjelasan sistem pendidikan
nasional (sisdiknas) pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Diharapkan pendidikan di Indonesia
mampu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
berahlak dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Elfindri, 2012 : 26).
Dunia pendidikan adalah dunia yang amat komplek, menantang dan mulia. Komplek karena spektrumnya sangat luas, menantang
karena menentukan masa depan bangsa, mulia karena memanusiakan manusia, demikian catatan penting yang disampaikan
Mohammad Nuh selaku menteri pendidikan nasional pada saat menyampaikan pidato Rembuk Nasional Pendidikan 2010, dikantor
pusat pendidikan dan pelatihan kementerian pendidikan nasional (Yoggi, dalam majalah kampus No.5/vol.1/juni 2010: 21).
Tujuan pendidikan Agama adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonensia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
9. Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih
baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintahan ini, maka
usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas bisa terlaksana. Pada intinya pendidikan itu
bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi fenomena
yang terjadi kini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur
keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan Karakter dan budi pekerti anak.
Dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bab III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warganegara mempunyai kesempatan yang sama memperoleh pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa anak berkelainan berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam
pendidikan.
Selama ini, pendidikan bagi anak berkelainan disediakan dalam tiga macam lembaga pendidikan, yaitu Sekolah Berkelainan
(SLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dan Pendidikan Terpadu. SLB.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dibahas dalam kajian teori, antara lain sebagai berikut:
A. Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan pendidik dalam pembentukan karakter anak berkebutuhan di SD ?
B. Metode atau strategi apa yang digunakan oleh guru dalam pembentukan karakter anak SD ?
1.3 Tujuan
A. Sebagai pedoman pendidik dalam mendidik anak dalam pembentukan karakter anak SD..
10. B. Agar pendidik bisa langsung mengajarkan anak SD untuk lebih kreatif dan mengembangkan potensi yang dimiliki dibidangnya
sendiri.
C. Sebagai acuan dalam memberikan pembelajaran untuk anak.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses penerapan ilmu pengetahuan secara internal yang dapat dilakukan oleh seseorang ke orang lain,
baik itu pendidik maupun lingkungan. Pendidikan pada dasarnya adalah proses internalisasi budayamenuju peradaban dan pendidikan
dapat diartikan sebagai pentransferan ilmu kedalam diri seseorang.
Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam artikel Pendidikan Karakter adalah “Hidup haruslah diarahkan pada kemajuan,
keberadaban, budaya, dan persatuan”. Sedangkan menurut Prof. Wuryadi ”Manusia pada dasarnya baik secara individu maupun
kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak dan karakternya yaitu dasar dan ajar.”Maka dari itu dibutuhkan pendidikan yang
berkarakter untuk setiap individu, karena untuk menunjang keberhasilan pendidik dalam pembentukan karakter yang baik bagi anak
itu sendiri.Pendidikan merupakan unsur penting dalam kehidupan, baik itu untuk lahiriah maupun untuk batiniah.Sebab anak yang
berpendidikan baik, cenderung lebih mampu bersaing untuk maju dan menunjukkan kemampuan atau potensi yang telah dimilikinya.
Ada tiga pusat pendidikan, yaitu
11. a) Keluarga / Orang Tua
Keluarga merupakanpendidik yang pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.Sebab keluarga berfungsi untuk
mendidik, mengasuh, mensosialisasikan anak, dan mengembangkan kemampuan anak agar dapat menjalankan fungsinya di
masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dilingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga yang sejahtera.
b) Sekolah / Guru
Sekolah dan guru adalah pusat pendidikan yang kedua dari orang tua, karena guru membantu membentuk watak peserta didiknya.Hal
ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi,
dan berbagai hal terkait lainnya. Kemudian guru juga merupakan manajer kelas yang bertanggung jawab dalam merencanakan,
mengorganisasikan, memotivasi, membimbing, mengawasi dan mengevaluasi proses ataupun hasil belajar.
c) Lingkungan
Lingkungan adalah pusat pendidikan yang alami bagi anak, karena lingkungan yang mengajarkan anak bagaimana untuk
beraktivitas, bergaul/berteman, mengenal hal-hal baru yang belum didapatkannya dari orang tua maupun guru, namun lingkungan
juga merupakan tempat yang dapat membawa dampak buruk bagi pertumbuhan karakter anak.
(Dorothy Law Noltedalam artikel yang berjudul pendidikan berkarakter tahun […] menyatakan bahwa, anak belajar dari
kehidupan lingkungannya.Lengkapnya adalah, sebagai berikut:
– Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
– Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
– Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
12. – Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyeasali diri
– Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
– Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
– Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan
– Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
– Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
– Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan
cinta dalam kehidupan.
2.1.2 Pengertian Guru
Guru bahasa sanskerta yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya yaitu berat. Jadi seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
indonesia guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan
peserta didik . Arti umum guru yaitu pendidik dan pengajar pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Pakar Pendidikan guru yaitu :
A). Sri Atmaka (2004:17) guru yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didik dalam
perkembangan baik jasmani atau rohani.
B). El Muyasa (2003:53) guru yaitu pendidik yang harus memiliki kualitifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat, jasmani, rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
13. 2.1.3 Pengertian Karakter
Arti karakter dari sisi bahasa, antara lain: “character”(Latin) berarti instrument of narking,“charessein” (Prancis) berarti to
engrove (mengukir), “watek”(Jawa) berarti ciri wanci, “watak”(Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah
laku, budi pekerti, tabiat, perangai dan secara terminologi karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri
khas seseorang atau sekelompok orang. Definisi dari “The stamp of individually or group impressed by nature, education or habit.
Dalam encyclopedia. thefreedictionary.com, (2004) dikatakan bahwa karakter sebagai penilaian subyektif terhadap kualitas moral
dan mental, sementara yang lainnya menyebutkan karakter sebagai penilaian subyektif terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya
merubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang.
Pengertian karakter menurut para ahli antara lain :
A). Menurut ahli psikologi perkembangan Latifah (2008), setiap manusia memiliki potensi bawaan yang akan termanisfestasi setelah
dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan karakter atau nilai-nilai kebajikan.
B). Menurut Coon (1983) karakter adalah suatu penilaian subyektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut
kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat.
C). Menurut Megawangi (2003), seseorang yang memiliki karakter baik adalah yang memiliki kualitas karakter yang meliputi
sembilan pilar, yaitu (1) cinta tuhan dan segenap ciptaan-nya; (2) tanggung jawab, disiplin dan mandiri; (3) jujur/amanah dan arif; (4)
hormat dan santun; (5) dermawan, suka menolong, dan gotong-royong; (6) percaya diri, kreatif dan pekerja keras; (7) kepemimpinan
dan adil; (8) baik dan rendah hati; (9) toleran, cinta damai dan kesatuan.
Perkembangan karakter anak dipengaruhi oleh factor bawaan dan factor lingkungan, yang dimana seseorang itu telah memiliki
karakter yang berbeda satu sama lain dan merupakan bawaan sejak lahir.Karakter anak itu biasanya terlihat dari tingkah laku, tutur
kata, pola pikir kreatif dan sudah mampu berimajinasi dengan apa yang ada disekitarnya.
14. 2.1.4 Pengertian anak SD
Dalam (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) dijelaskan pengertian pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana yang tertuang ke dalam tujuan pendidikan nasional dan pendidikan di sekolah dasar yaitu, untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat, dalam berbangsa dan bernegara. Sedangkan Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Kata
pendidikan berasal dari kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, dari devinisi tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa
pendidikan mempunyai arti sebuah cara mendidik siswa atau memotivasi siswa untuk berperilaku baik dan membanggakan. bila
dijelaskan secara spesifik, maka devinisi pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pembelajaran. atau dapat disimpulkan usaha sadar untuk
menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Pengertian pendidikan di sekolah dasar mempunyai makna yang sama dengan devinisi yang terurai di atas, namun saja
letak audience atau siswanya saja yang membedakannya. Artinya, bahwa pendidikan di sekolah dasar titik tekannya terpusat pada
siswa kelas dasar antara kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang ketentuan materi dan pokok bahasannya diatur tersendiri dalam GBPP
(Garis-garis Besar Program Pengajaran). Sehingga pendidikan di sekolah dasar dengan ruang lingkupnya mencakup materi ke SD-an
yang diselenggarakan sepanjang hayat sebagai pendidikan lanjutan dengan tujuan yang sama seperti uraian pada Undang-undang No.
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan.
15. 2.4 Meningkatkan mutu Pendidikan Sekolah Dasar
1.Peningkatan Profesionalisme Guru
Beberapa pelatihan dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru tersebut, yaitu: (1) pelatihan Sistem
Pembinaan Profesionalisme, (2) Pelatihan Guru Pemandu Mata Pelajaran, (3) Pelatihan Tutor. Di dalam Sistem
PembinaanProfesionalisme tercakup: pelatihan menjabarkan kurikulum sehingga guru mampu menganalisis kurikulum dan
menyusun rancangan pengajaran yang siap digunakan di kelas, pelatihan metodologi pembelajaran serta teknik evaluasi, pelatihan
media pembelajaran, pelatihan pembuatan medeia sederhana, dan pelatihan menggunakan media elektronik
2.Pembinaan Manajemen Pendidikan
Dalam kaitan dengan manajemen kelas yang baik seorang guru perlu memahami dengan baik berbagai hal, seperti aspek-
aspek manajemen kelas, tahap-tahap manajemen kelas, penataan dan pengorganisasian kelas.Untuk mewujudkan disiplin di kelas
diperlukan adanya pendekatan dan teknik yang tepat sesuai situasi yang ada.
3.Peningkatan Buku dan Sarana Belajar
16. Buku dan sarana belajar merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam rangka menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
bermutu.
4.Pembinaan Fisik dan Penampilan Sekolah
Lingkungan fisik sekolah cukup besar peranannya dalam menciptakan kondisi dan suasana belajar yang menyenenangkan
bagi siswa. Lingkungan ini akan mengakibatkan siswa menjadi tertantang untuk terus belajar sehingga pada akhirnya membawa
kepada prestasi belajar.
5.Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Masyarakat akan memberikan kontribusinya terhadap peningkatan mutu pendidikan jika mereka tahu apa tujuan dan
pentingnya pendidikan.Oleh karena itu sosialisasi tentang program pengembangan pendidikan perlu terus disampaikan kepada
masyarakat luas.
2.5 Landasan Pendidikan Sekolah Dasar
a.Yuridis
Landasan yuridis memberikan lampu hijau penyelenggaraan lembaga pendidikan di sebuah negara.Di indonesia UU RI No 20
Tahun 2003 tentang sisdiknas: “Setiap warga negara yang berusia 7 s.d 15 Tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6).
Setiap warga yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar (pasal 34)menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.
UU No 2 Tahun 1989 tentang sidiknas pasal 39 menyatakan: Isi kurikulum setiap jenis,jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan pancasilapendidikan agama,pendidikan kewarga negaraan.
17. b.Historis
“Jas Merah”Jangan lupakan sejarah (Bung Karano).Kita tidak bisa melupakan sejarah pendidikan di Indonesia agar tidak
melupakan jati diri kita sebagai warga negara dan menghargai jasa pendahulu kita.
Ada tiga toko pendidikan yang mewarnai pendidikan dinegeri ini.Mohamad Syafei yang mendirikan Sekolah Indonesisch
Nederland school/kayutanan di Sumatra Barat (1926)yang memiliki konsep; mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri dengan
jiwa yang merdeka karena sekolah Hindia Belanda hanya menyiapkan anank-anak menjadi pegawai mereka saja.
Kihajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta (1922) melahirkan falsafa “Tut Wuri Handayani” (mengikuti sambil
mempengaruhi).Mengikuti, namun makannya ialah mengikuti perkembangan sanganak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta
kasih dan tanpa pamrih,tanpa keinginan mengusai dan memaksa ,sedangkan makna Handayani ialah mempengaruhi dalam arti
merangsang,memupuk,membimbing, memberi teladan agarsang anak mengembangkan pribadinya melalui disiplin pribadi.
K.H Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Islam (1912) di Yogyakarta ingin mewujudkan orang muslim yang berakhlak
mulia,cakap,percaya diri sendiri,berguna bagi masyarakat dan negara.
c.Filosofis
Filsafat sangat penting karena,harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tentang setiap aspek kurikulum.Untuk tiap
keputusan harus ada dasarnya.Filsafat adalah cara berpikir yang sedalam-dalamnya,yakni sampai akarnya tentang hakikat sesuatu.
Filsafat pendidikan terdiri darifilsafat tradisionalis yaitu esensialis,parenialis,dan filsafa tradisionalis yaitu
progresivis,eksistensialis,dan rekontuksionis.
Parenialis menghendaki agar pendidikan kembali kepada jiwa yang mengusai abad pertengahan,karena ia telah merupakan jiwa
yang menuntun manusia hingga dapat dimengerti adanya tata kehidupan yang telah ditentukan secara rasional.
Essentialis mengkehendaki pendidikan atas nilai-nilai yang tinggi yang hakiki kedudukannya dalam kebuayaan.Nilai-nilai ini
hendaklah yang sampai kepada manusia melalui sivilisasi dan telah teruji oleh waktu.Tugas pendidikan adalah perantara atau
pembawa nilai-nilai yang ada dalm gudang di luar kedalam jiwa peserta didik hinggga perlu dilatih agar mempunyai kemampuan
absorbi (penrapan) yang tinggi.
18. Progressivism menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif,tujuan pendidikan hendaknya di artikan sebagai
rekonstruksi pengalaman yang terus menerus agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligent dan mampu mengadakan
penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.
Reconstructionsm menghendaki agar peserta didik dapat di bangkitkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri
dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan
teknologi,sehingga peserta didik tetap berada dalam suasana aman dan bebas.
Existentialism menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan peserta didik dalam mencari pilihan-pilihan untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing individu adalah makhluk yang unik dan bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.
d.Psikologis
Mengetahui landasan psikologis dalam penerapan dengan pendidikan sangatlah urgent.Dengan mengetahui psikologis
pendidikan(psikologi perkembangan, psikologi belajar,dan psikologi social) maka pemberian porsi materi serta pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan kependidikan akan pas sesuai dengan tingkat perkembangannya.
e.Sosiologis
Menurut Ibnu Taimiyyah “anak terakhir dalam keadaan fitrah”dalam suatu keadaan kebajikan bawaan & lingkungan sosial itulah
yang mempengaruhi tingkah laku manusia.
Pada tingkat dan skala mikro pendidikan merupakan gejala sosial yang mengandalkan interaksi manusia sebagai sesama (subyek)
yang masing-masing bernilai setara
f.Antropologis
Antropologi pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses transmisi budaya atau pewarisan pengetahuan melalui proses
enkulturasi dan sosialisasi.
19. G.D Spindler berpendirian bahwa kontribusi utama yang bisa diberikan antropologi terhadap pendidikan adalah menghimpun
sejumlah pengetahuan empiris yang sudah diverifikasikan dengan menganalisa aspek-aspek proses pendidikan yang berbeda-beda
dalam lingkungan sosial budayanya.
g.Ekonomi
Pada zaman pasca modrn atau globalisasisekarang ini yang sebagian besar manuisianya cenderung mengutamakan kesejahteraan
materi dibandingkan kesejahteraan rohani membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat beasr.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendididkan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan.bukan berupa modal untuk
dikembangkan bukan untuk mendapatkan keuntungan.
Perkembangan lain yang mengembirakan di bidang pendidikan adalah terlaksanannya sistem ganda dalam pendididikan.Sistim ini
bisa berlangsung pada sejumlah lembaga pendidikan,yaitu kerja sma antara kepala sekolah dengan pihak usahawan dalam proses
belajar mengajar para siswa.
h.Religi
Manusia terdiri dari tiga komponen: “Jasmani,rohani dan akal”ketiga komponen tersebut akhirnya akan kembali pada sang khaliq
untuk mempertanggun jawabkan kinerja ketiga komponen itu.manusia diutus ke dunia sebagai khalifah.
Selain dibekali jasmani,rohani dan akal manusia juga dibekali dengan ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadist.
20. 2.6. Penerapan PAIKEM dalam Pembentukan Karakter Anak
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci
yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang
pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik
diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan
dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan
mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan
yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa.Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah
proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran
hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
21. 2.7. Peran Guru Membentuk Karakter Anak SD
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan
dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan
anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model
baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma
yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka
tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
22. Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam
pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang
dikuasainya.membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah
melaksanakan tugasnya dengan baik
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.Pada umumnya lembaga formal adalh tempat yang paling
memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan masyarakat.
Oleh karena itu apa sebetulnya sekolah itu? Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala
aktifitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum.Tujuan lembaga pendidikan formal adalah sebagai tempat ilmu
pengetahuan,tempat mengembangkan bangsa,tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu panting guna bekal
kehidupan di masyarakat.
Peran guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa,sebagai pengajar dan pendidik dan
sebagai pegawai.Yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik yakni sebagai guru.Berdasarkan
kedudukannya sebagai guru ia harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat.
Sebaliknya harapan – harapan masyarakat tantang kelakuan guru manjadi pedoman bagi guru.Guru-guru memperhatikan
tuntutan masyarakat tentang kelakuan yang layak bagi guru dan menjadikannya sebagai norma kelakuan dalam dalam segala
situasi sosial.Dalam situasi formal guru mendidik dan mengajar anak dalam kelas guru harus sanggup menunjukkan kewibawaan atau
otoritasnya,artinya ia harus mampu mengendalikan ,mengatur,dan mengontrol kelakuan anak.Dengan kewibawaan ia menegakkan
disiplin demi kelancaran dan ketertiban proses belajar-mengajar
23. Apabila kita simak bersama, bahwa dalam pendidikan atau mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, namun lebih
jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih
baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Namun apa yang terjadi di era sekarang? Banyak kita jumpai perilaku para anak didik kita yang kurang sopan, bahkan lebih
ironis lagi sudah tidak mau menghormati kepada orang tua, baik guru maupun sesama. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa
“watak” dengan “watuk” (batuk) sangat tipis perbedaannya. Apabila “watak” bisa terjadi karena sudah dari sononya atau bisa juga
karena faktor bawaan yang sulit untuk diubah, namun apabila “watak” = batuk, mudah disembuhkan dengan minum obat batuk.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas hal ini tidak dapat terlepas adanya perkembangan atau laju ilmu pengetahuan dan teknologi serta
informasi yang mengglobal, bahkan sudah tidak mengenal batas-batas negara hingga mempengaruhi ke seluruh sendi kehidupan
manusia.
Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah
tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas.
Oleh karena itu, membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda,
mulai dari lingklingan rumah tangga, sekolah dan masyarakat dengan meneladani para tokoh yang memang patut untuk dicontoh.
Semoga ke depan bangsa kita lebih beradab, maju, sejahtera kini, esok danselamanya.Maka dari itu guru memiliki peranan yang
penting dalam membangun karakter bangsa.
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan
dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan
anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Tujuan lembaga pendidikan formal adalah sebagai tempat ilmu pengetahu-an,tempat mengembangkan bangsa,tempat untuk
menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu panting guna bekal kehidupan di masyarakat. Di samping itu tidak kalah pentingnya
24. pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan
masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter
Membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda, mulai dari lingklingan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat dengan meneladani para tokoh yang memang patut untuk dicontoh. Semoga ke depan bangsa
kita lebih beradab, maju, sejahtera kini, esok danselamanya.Maka dari itu guru memiliki peranan yang penting dalam membangun
karakter bangsa.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 PENELITIAN DESKRIPSI
Penelitian deskripsi adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting
sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
25. Dalam penelitian ini, penelitian telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan who
dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah
kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau
numerik, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek
penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek
penelitian.
3.1.2 PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitialan kuanlitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian- bagian dan fenomena serta hubungan-
hubungannya. Tujuan penelitian kuanlitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori, dan
hepotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam. Penelitian kuanlitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk
menyajikan suatu fakta, atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan antar variabel. Dan ada pula sifat yang
mengembangkan konsep,mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun
ilmu-ilmu sosial. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti beraspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif
sering digunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kuantitatif.
Metode yang sering digunakan adalah eksperimental, deskripsi, survei, dan menemukan korelasional.penelitian kuantitatif
menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan
dengan jelas. Pada penelitian kuantitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian literatur, pendekatan dijabarkan secara
umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.
26. 3.2 Teknik Penyimpulan Data
Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh respoden tentang pribadinya atau
hal-hal yang diketahuinya. Melalui angket,hal-hal tentang responden dapat diketahui. Misalnya,tentang keadaa atau data dirierupa
pertanyaan-pertanyaan tentang respoden. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirumuskan sedemikia rupa seperti pengalaman,sikap
minat,kebiasaan belajar,dan lain sebagainya. Isi angket dapat dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh jawaban yang
objektif. Juga perlu dijalin kerja sama antar pemberi angket dan responden melalui pengantar angket yang simpatik, sehingga
responden terdorong berkerja sama dan rela mengisinya secara jujur. Pada pokoknya angket dibagi 2 yaitu berdasarkan menjawab
pertanyaan dan bagaimanan jawaban diberikan.
3.3 Teknik Analisa Data
1. a) Penyebaran angket
2. b) Membuat tabel dari jawaban angket
3. c) Membuat diagram atau gambar dari jawaban angket
4. d) Menganalisis setiap pertanyaan
27. 3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. a) Tempat
UNIVERSITAS PAKUAN KOTA BOGOR dan PERPUSTAKAAN UMUM
1. b) Waktu
23 Desember 2017 – 02 Januari 2017
3.5 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi : Anak Sekolah Dasar
3.2.2 Sampel : Anak Sekolah Dasar Khusus Daerah Bogor
3.6 Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu yang diperoleh dari hasil Buku dan media Internet.
28. BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
“Setiap guru pasti mempunyai cita-cita agar kelak anak muridnya mempunyai pribadi yg mulia dan menjadikan
akhlak yang mulia juga, dan menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat.”
4.2 Saran
29. “Mudah mudahan pemerintah bisa memantau sekolah-sekolah yang rusak agar bisa belajar dengan nyaman”
Daftar Pustaka
Abdullah, A.R.S.,(1991), educational theory, A quranic Outlook.
Buku Landasan Pendidikan
www.pendidikansekolahdasar.com
1
11