SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
TIPOLOGI BIOLOGIS
HANS J.EYSENCK
Nawang Setyoningrum, M.Psi
BIOGRAFI
Hans Jurgen Eysenck lahir di Berlin, pada tanggal 4 Maret 1916. Eysenck
merupakan anak tunggal dari keluarga yang berkecimbung didalam teater.
Saat dia berusia 18 tahun Eysenck menetap di Inggris dan melanjutkan
belajarnya di Universitas of London jurusan psikologi yang dia pilih karena
faktor kebetulan depatermen psikologi universitas tersebut berporos pada
pro-Freudian dan penekanan yg kuat pada psikometri Charles Spearman.
Eysenck mendirikan Departemen Psikologi Klinis di Universitas of London
dan menjadi professor psikologi pada tahun 1959. Pada tahun 1983 Eysenck
pensiun sebagai profesor di University of London dan Psikiater di Maudsley
and Betlehem Royal Hospital. Kemudian Eysenck meninggal pada tanggal 4
September 1997.
PANDANGAN TEORI
Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari
keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Namun dia juga berpendapat bahwa
semua tingkahlaku dipelajari dari lingkungan. Menurutnya kepribadian adalah
keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme,
sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan.
Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional
dari 4 sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku, yaitu :
Sektor Kognitif (Intelligence)
Sektor Konatif (Character)
Sektor Afektif (Temperament)
Sektor Somatik (Constitution)
HIRARKI FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN
1.Hirarki Tertinggi: Tipe, kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait
dalam suatu dimensi yang luas.
2.Hirarki kedua : Trait, kumpulan kegiatan, kumpulan respon yg saling
berkaitan/mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian
yg penting dan permanen
3.Hirarki ketiga : Kebiasaan tingkah laku/berfikir (Habit), kumpulan respon
spesifik tingkahlaku/fikiran yg muncul kembali untuk merespon kejadian yg
mirip
4.Hirarki terendah : Respon spesifik, tingkahlaku yg dapat diamati yg
berfungsi sebagai respon trhdp suatu kejadian
3 DIMENSI TIPE
Eysenck menemukan 3 dimensi tipe
Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada
27 trait.
Berikut Table >>
Ekstraversi
Neurotisisme
Psikotisme
TABEL 1.
TIPE EKSTRAVERSI, NEUROTISME, PSIKOTISME &
TRAIT MASING-MASING
EKSTRAVERSI (E) NEUROTISME (N) PSIKOTISME (P)
Sosiabel Cemas Agresif
Lincah Tertekan Dingin
Aktif Berdosa Egosentrik
Asertif Harga diri rendah Tak Pribadi (Impersonal)
Mencari sensasi Tegang Impulsif
Riang Irasional Antisosial
Dominan Malu Tak Empati (Tdk empati)
Bersemangat Murung Kreatif
Berani Emosional Keras hati (Tough-minded)
TIPE
Eysenck menemukan dan mengelaborasi 3 tipe : Ektraversi (E), Neurotisme (N),
dan Psikotisme (P). Menurutnya neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat
patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian,
semuanya bersifat bipolar dan memiliki sifat saling asing.
Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal,
artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi. Orang
yang memiliki skor tinggi pada 3 dimensi tersebut memiliki kecenderungan
melakukan kriminalitas.
Ekstraversi >< Introversi
Neurotisisme >< Stabilita
Psikotisme >< Fungsi Superego
EKSTRAVERSI
Ekstraversi memiliki 9 sifat sebagaimana ditunjukkan oleh trait-trait, dan
introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni :
Ekstraversi Introversi
Sosiabel Tidak sosial
Lincah Pendiam
Aktif Pasif
Asertif Ragu
Mencari sensasi Banyak berfikir
Riang Sedih
Dominan Penurut
Bersemangat Pesimis
Berani Penakut
Penyebab utama perbedaan
Ekstraversi – Introversi adalah tingkat
keterangsangan korteks (CAL : Cortical
Arousal Level) kondisi fisiologis yang
sebagian besar bersifat keturunan.
EKSTRAVERSI
CAL adalah gambaran bagaimana korteks mereaksi stimulasi indrawi.
 CAL rendah artinya korteks tidak peka, reaksi lemah.
 CAL tinggi korteks mudah terangsang untuk beraksi.
 Orang ekstravers CAL-nya rendah, sehingga dia banyak membutuhkan
rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya.
 Orang introvers CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit
untuk mengaktifkan korteksnya.
Jadi orang yang introvers menarik diri, menghindar dari riuh-rendah situasi
disekililing yang dapat membuatnya kelebihan rangsangan.
EKSTRAVERSI
TABEL 3. RINGKASAN
EKSTRAVERSI INTROVERSI
CAL-nya rendah CAL- nya tinggi
Membutuhkan banyak rangsangan untuk
mengaktifkan korteksnya
Membutuhkan sedikit rangsangan untuk
mengaktifkan korteksnya
Suka ikut berpartisipasi dalam berbagai
aktivitas
Menarik diri, menghindari situasi ramai,
situasi yang menyebabkan ketegangan
terlalu tinggi, aktifitas yg menantang,
memimpin suatu perkumpulan, dan
melakukan keisengan
NEUROTISISME
Neurotisisme – Stabiliti mempunyai komponen hereditas yang kuat. Trait
dari neurosisme : cemas, tertekan, berdosa, harga diri rendah dll. Dasar
biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom (ANS
= Autonomic Nervous System).
Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi lingkungan wajar
sekalipun sudah merespon secara emosional jadi gampang mengalami
gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi bisa digabung dalam
hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan
setiap orang pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat
ekstraversi dan neurotisismenya.
NEUROTISISME
SUBJEK DIMENSI CAL ANS SIMPTOM
(A) Introversi - Neurotik Tinggi Tinggi Gangguan psikis tingkat pertama
(B) Ekstraversi - Neurotik Rendah Tinggi Gangguan psikis tingkat kedua
(C) Introversi - Stabilita Tinggi Rendah Normal introversi
(D) Ekstraversi - Stabilita Rendah Rendah Normal ekstraversi
PSIKOTISME
Skor Psikotisme - Tinggi Skor Psikotisme - Rendah
Agresif Merawat/baik hati
Dingin Hangat
Egosentrik Penuh perhatian
Tak Pribadi (Impersonal) Akrab
Impulsif Tenang
Antisosial Sangat sosial
Tak Empati (Tdk empati) Empatik
Kreatif Kooperatif
Keras hati (Tough-
minded)
Sabar
 Seperti ekstraversi dan
neurotisisme, psikotisme
mempunyai unsur genetik yang
besar. Secara keseluruhan 3
dimensi kepribadian itu 75%
bersifat keturunan, dan hanya
24% yang menjadi fungsi
lingkungan.
 Pria memiliki skor lbh besar
disbanding wanita dalam
dimensi psikotisme karena
hormone progesteron pria lbh
besar daripada wanita.
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Teori kepribadian Eysenck menekankan peran hereditas sebagai faktor
penentu dalam perolehan trait-trait ekstraversi, neurotisisme, dan psikotisme
(juga kecerdasan). Sebagian didasarkan pada bukti hubungan kolerasional
antara aspek biologis, seperti CAL dan ANS dengan dimensi kepribadian.
Selain menekankan pentingnya faktor genetik, Eysenck juga mendukung
terapi perilaku, atau pengobatan perilaku abnormal sesuai dengan prinsip
teori belajar. Secara logika, jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar,
tingkah laku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model
terapi tingkah laku dalam mengubah tingkah laku maladaptive.
APLIKASI
ASESMEN KEPRIBADIAN
Ada empat inventori yang dipakai untuk melakukan penelitian atau untuk
memahami klien.
1. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N dan kolerasi antara
keduanya
2. Eysenck Personality Inventory (EPI), alat tes ini memiliki skala kebohongan (lie-
L) untuk mendeteksi kepura-puraan (faking) yg terpenting dlm tes ini yaitu
untuk mengukur E dan N secara independen dengan kolerasi yang hamper
nol antara E dan N.
3. Eysenck Personality Questionnaire (EPQ), mengukur E,N,P (Merupakan revisi
dari EPI, tetapi EPI yang hanya mengukur E dan N masih tetap dipublikasikan)
4. Eysenck Personality Questionnaire-revised (EPQ-R) revisi dari EPQ. Mempunyai
versi dewasa dan anak-anak
CATATAN
NEUROSIS/NEUROTIK : Istilah berbagai gangguan psikologis yang
melibatkan obsesif-kompulsif, depresi, kecemasan atau post traumatic stress
disorder (PTSD).
NEUROTISISME : Sifat kepribadian dengan kecenderungan untuk berada
dalam keadaan emosional yang negative.
NEUROTISISME, ada keseragaman antara orang kembar-identik lebih dari
kembar-fraternal dalam hal jumlah tingkahlaku antisosial & asocial seperti
kejahatan orang dewasa, tingkahlaku menyimpang pada anak-anak,
homoseksual & alkoholisme.
CATATAN
Gangguan psikis tingkat pertama : Orang introvert-neurotik (ekstrim introvers
dan ekstrim neurotisisme). Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton
kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, disebut mengidap
gangguan psikis tingkat pertama (Disorders Of The First Kind).
Ganggaun psikis tingkat kedua : Orang ekstravers-neurotik. Orang itu
cenderung psikopatik, kriminal, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua
(disorders Of The Second Kind)
Inventori : Semacam tes/alat ukur yg terdiri dari bbrp pertanyaan yg disusun
secara khusus untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin diketahui tentang
seseorang

More Related Content

What's hot

Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Barna Yudha SutanMudo
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
Andhika Pratama
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
Munna Hab
 
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
atone_lotus
 
9. psikologi individual
9. psikologi individual9. psikologi individual
9. psikologi individual
onnel_91
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Afra Balqis
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
atone_lotus
 

What's hot (20)

Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Teori Peran dalam Psikologi Sosial Pendidikan (PPt)
Teori Peran dalam Psikologi Sosial Pendidikan (PPt)Teori Peran dalam Psikologi Sosial Pendidikan (PPt)
Teori Peran dalam Psikologi Sosial Pendidikan (PPt)
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
 
Perkembangan emosi
Perkembangan emosiPerkembangan emosi
Perkembangan emosi
 
9. psikologi individual
9. psikologi individual9. psikologi individual
9. psikologi individual
 
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial pptManusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
PPT Perkembangan psikologi di indonesia
PPT Perkembangan psikologi di indonesiaPPT Perkembangan psikologi di indonesia
PPT Perkembangan psikologi di indonesia
 
Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 

Similar to Tipologi biologis- Hans J Eysenck.pdf

Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personaliti
fong kai hung
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
febedwi
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
amandayu
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
febedwi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Uwins Ae
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Uwins Ae
 
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriPowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
febedwi
 
1 psikologia zientzia 2010 2011
1 psikologia zientzia 2010 20111 psikologia zientzia 2010 2011
1 psikologia zientzia 2010 2011
etxebazter
 
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Muhammad Nuroni
 

Similar to Tipologi biologis- Hans J Eysenck.pdf (20)

Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personaliti
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikGangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
 
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptxPSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
 
Ppt etnopsikiatri
Ppt etnopsikiatriPpt etnopsikiatri
Ppt etnopsikiatri
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcjnbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari FungsionalismeCabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
 
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriPowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.pptPPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
 
1 psikologia zientzia 2010 2011
1 psikologia zientzia 2010 20111 psikologia zientzia 2010 2011
1 psikologia zientzia 2010 2011
 
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
 

More from Nawang Setyoningrum (6)

Teori Medan- Kurt Lewin.pdf
Teori Medan- Kurt Lewin.pdfTeori Medan- Kurt Lewin.pdf
Teori Medan- Kurt Lewin.pdf
 
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdfTerpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
 
Personologi-Henry Murray.pdf
Personologi-Henry Murray.pdfPersonologi-Henry Murray.pdf
Personologi-Henry Murray.pdf
 
Keunikan kepribadian - Allport.pdf
Keunikan kepribadian - Allport.pdfKeunikan kepribadian - Allport.pdf
Keunikan kepribadian - Allport.pdf
 
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdfPsikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
 
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdfFaktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

Tipologi biologis- Hans J Eysenck.pdf

  • 2. BIOGRAFI Hans Jurgen Eysenck lahir di Berlin, pada tanggal 4 Maret 1916. Eysenck merupakan anak tunggal dari keluarga yang berkecimbung didalam teater. Saat dia berusia 18 tahun Eysenck menetap di Inggris dan melanjutkan belajarnya di Universitas of London jurusan psikologi yang dia pilih karena faktor kebetulan depatermen psikologi universitas tersebut berporos pada pro-Freudian dan penekanan yg kuat pada psikometri Charles Spearman. Eysenck mendirikan Departemen Psikologi Klinis di Universitas of London dan menjadi professor psikologi pada tahun 1959. Pada tahun 1983 Eysenck pensiun sebagai profesor di University of London dan Psikiater di Maudsley and Betlehem Royal Hospital. Kemudian Eysenck meninggal pada tanggal 4 September 1997.
  • 3. PANDANGAN TEORI Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Namun dia juga berpendapat bahwa semua tingkahlaku dipelajari dari lingkungan. Menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari 4 sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku, yaitu : Sektor Kognitif (Intelligence) Sektor Konatif (Character) Sektor Afektif (Temperament) Sektor Somatik (Constitution)
  • 4. HIRARKI FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN 1.Hirarki Tertinggi: Tipe, kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas. 2.Hirarki kedua : Trait, kumpulan kegiatan, kumpulan respon yg saling berkaitan/mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yg penting dan permanen 3.Hirarki ketiga : Kebiasaan tingkah laku/berfikir (Habit), kumpulan respon spesifik tingkahlaku/fikiran yg muncul kembali untuk merespon kejadian yg mirip 4.Hirarki terendah : Respon spesifik, tingkahlaku yg dapat diamati yg berfungsi sebagai respon trhdp suatu kejadian
  • 5. 3 DIMENSI TIPE Eysenck menemukan 3 dimensi tipe Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait. Berikut Table >> Ekstraversi Neurotisisme Psikotisme
  • 6. TABEL 1. TIPE EKSTRAVERSI, NEUROTISME, PSIKOTISME & TRAIT MASING-MASING EKSTRAVERSI (E) NEUROTISME (N) PSIKOTISME (P) Sosiabel Cemas Agresif Lincah Tertekan Dingin Aktif Berdosa Egosentrik Asertif Harga diri rendah Tak Pribadi (Impersonal) Mencari sensasi Tegang Impulsif Riang Irasional Antisosial Dominan Malu Tak Empati (Tdk empati) Bersemangat Murung Kreatif Berani Emosional Keras hati (Tough-minded)
  • 7. TIPE Eysenck menemukan dan mengelaborasi 3 tipe : Ektraversi (E), Neurotisme (N), dan Psikotisme (P). Menurutnya neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian, semuanya bersifat bipolar dan memiliki sifat saling asing. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi. Orang yang memiliki skor tinggi pada 3 dimensi tersebut memiliki kecenderungan melakukan kriminalitas. Ekstraversi >< Introversi Neurotisisme >< Stabilita Psikotisme >< Fungsi Superego
  • 8. EKSTRAVERSI Ekstraversi memiliki 9 sifat sebagaimana ditunjukkan oleh trait-trait, dan introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni : Ekstraversi Introversi Sosiabel Tidak sosial Lincah Pendiam Aktif Pasif Asertif Ragu Mencari sensasi Banyak berfikir Riang Sedih Dominan Penurut Bersemangat Pesimis Berani Penakut Penyebab utama perbedaan Ekstraversi – Introversi adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL : Cortical Arousal Level) kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan.
  • 9. EKSTRAVERSI CAL adalah gambaran bagaimana korteks mereaksi stimulasi indrawi.  CAL rendah artinya korteks tidak peka, reaksi lemah.  CAL tinggi korteks mudah terangsang untuk beraksi.  Orang ekstravers CAL-nya rendah, sehingga dia banyak membutuhkan rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya.  Orang introvers CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit untuk mengaktifkan korteksnya. Jadi orang yang introvers menarik diri, menghindar dari riuh-rendah situasi disekililing yang dapat membuatnya kelebihan rangsangan.
  • 10. EKSTRAVERSI TABEL 3. RINGKASAN EKSTRAVERSI INTROVERSI CAL-nya rendah CAL- nya tinggi Membutuhkan banyak rangsangan untuk mengaktifkan korteksnya Membutuhkan sedikit rangsangan untuk mengaktifkan korteksnya Suka ikut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas Menarik diri, menghindari situasi ramai, situasi yang menyebabkan ketegangan terlalu tinggi, aktifitas yg menantang, memimpin suatu perkumpulan, dan melakukan keisengan
  • 11. NEUROTISISME Neurotisisme – Stabiliti mempunyai komponen hereditas yang kuat. Trait dari neurosisme : cemas, tertekan, berdosa, harga diri rendah dll. Dasar biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom (ANS = Autonomic Nervous System). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional jadi gampang mengalami gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi bisa digabung dalam hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat ekstraversi dan neurotisismenya.
  • 12. NEUROTISISME SUBJEK DIMENSI CAL ANS SIMPTOM (A) Introversi - Neurotik Tinggi Tinggi Gangguan psikis tingkat pertama (B) Ekstraversi - Neurotik Rendah Tinggi Gangguan psikis tingkat kedua (C) Introversi - Stabilita Tinggi Rendah Normal introversi (D) Ekstraversi - Stabilita Rendah Rendah Normal ekstraversi
  • 13. PSIKOTISME Skor Psikotisme - Tinggi Skor Psikotisme - Rendah Agresif Merawat/baik hati Dingin Hangat Egosentrik Penuh perhatian Tak Pribadi (Impersonal) Akrab Impulsif Tenang Antisosial Sangat sosial Tak Empati (Tdk empati) Empatik Kreatif Kooperatif Keras hati (Tough- minded) Sabar  Seperti ekstraversi dan neurotisisme, psikotisme mempunyai unsur genetik yang besar. Secara keseluruhan 3 dimensi kepribadian itu 75% bersifat keturunan, dan hanya 24% yang menjadi fungsi lingkungan.  Pria memiliki skor lbh besar disbanding wanita dalam dimensi psikotisme karena hormone progesteron pria lbh besar daripada wanita.
  • 14. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN Teori kepribadian Eysenck menekankan peran hereditas sebagai faktor penentu dalam perolehan trait-trait ekstraversi, neurotisisme, dan psikotisme (juga kecerdasan). Sebagian didasarkan pada bukti hubungan kolerasional antara aspek biologis, seperti CAL dan ANS dengan dimensi kepribadian. Selain menekankan pentingnya faktor genetik, Eysenck juga mendukung terapi perilaku, atau pengobatan perilaku abnormal sesuai dengan prinsip teori belajar. Secara logika, jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, tingkah laku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku dalam mengubah tingkah laku maladaptive.
  • 15. APLIKASI ASESMEN KEPRIBADIAN Ada empat inventori yang dipakai untuk melakukan penelitian atau untuk memahami klien. 1. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N dan kolerasi antara keduanya 2. Eysenck Personality Inventory (EPI), alat tes ini memiliki skala kebohongan (lie- L) untuk mendeteksi kepura-puraan (faking) yg terpenting dlm tes ini yaitu untuk mengukur E dan N secara independen dengan kolerasi yang hamper nol antara E dan N. 3. Eysenck Personality Questionnaire (EPQ), mengukur E,N,P (Merupakan revisi dari EPI, tetapi EPI yang hanya mengukur E dan N masih tetap dipublikasikan) 4. Eysenck Personality Questionnaire-revised (EPQ-R) revisi dari EPQ. Mempunyai versi dewasa dan anak-anak
  • 16.
  • 17. CATATAN NEUROSIS/NEUROTIK : Istilah berbagai gangguan psikologis yang melibatkan obsesif-kompulsif, depresi, kecemasan atau post traumatic stress disorder (PTSD). NEUROTISISME : Sifat kepribadian dengan kecenderungan untuk berada dalam keadaan emosional yang negative. NEUROTISISME, ada keseragaman antara orang kembar-identik lebih dari kembar-fraternal dalam hal jumlah tingkahlaku antisosial & asocial seperti kejahatan orang dewasa, tingkahlaku menyimpang pada anak-anak, homoseksual & alkoholisme.
  • 18. CATATAN Gangguan psikis tingkat pertama : Orang introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme). Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, disebut mengidap gangguan psikis tingkat pertama (Disorders Of The First Kind). Ganggaun psikis tingkat kedua : Orang ekstravers-neurotik. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders Of The Second Kind) Inventori : Semacam tes/alat ukur yg terdiri dari bbrp pertanyaan yg disusun secara khusus untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin diketahui tentang seseorang