SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
NAMA SAYA : Dr. SETYO UTOMO, SH.,M.Hum
PEKERJAAN : JAKSA SATSUS PENUNTUTAN JAM PIDSUS
ALAMAT : Limus Pratama Regency F.3 No.9 Cileungsi Bogor
Email : doctorsetyojpu@gmail.com
HP : 0817.2009.73
Tempat dan tanggal lahir :
PATI, JAWA TENGAH
29 NOVEMBER 1973
SISTEM PEMIDANAAN DALAM
HUKUM PIDANA YANG BERBASIS
RESTORATIVE JUSTICE
PIDANA
• Nestapa/derita
• Yang dijatuhkan dengan sengaja oleh
negara (melalui pengadilan)
• Dikenakan pada seseorang
• Yang secara sah telah melanggar
hukum pidana
• Melalui proses peradilan pidana
PEMIDANAAN
Penjatuhan Pidana/sentencing :
• Upaya yang sah
• Yang dilandasi oleh hukum
• Untuk mengenakan nestapa penderitaan
• Pada seseorang yang melalui proses
peradilan pidana
• Terbukti secara sah dan meyakinkan
• Bersalah melakukan suatu tindak pidana.
Teori-Teori Pemidanaan/
Tujuan Pemidanaan menurut doktrin
TeoriAbsolut/Retributif/Pembalasan
(lex talionis):
• Hukuman adalah sesuatu yang harus
ada sebagai konsekwensi
dilakukannya kejahatan;
• Orang yang salah harus dihukum
(E. Kant, Hegel, Leo Polak).
Teori Relatif/Tujuan (utilitarian)
• Menjatuhkan hukuman untuk tujuan tertentu,
bukan hanya sekedar sebagai pembalasan:
• Hukuman pd umumnya bersifat menakutkan,
o.k.i, seyogyanya : Hukuman bersifat
memperbaiki/merehabilitasi  orang yang
“sakit moral” harus diobati.
• Tekanan pada treatment/pembinaan.
• Rehabilitasi, individualisasi pemidanaan.
• Anti punishment, model medis.
Tujuan Pemidanaan :
Berdasarkan Pasal 54 R-KUHP tahun 2008:
• Prevensi umum, mencegah dilakukannya tindak
pidana dengan menegakkan norma hukum demi
pengayoman kepada masyarakat
• Rehabilitasi & Resosialisasi, memasyarakatkan
terpidana, dengan melakukan pembinaan sehingga
menjadi orang yang baik dan berguna.
• Supaya mereka bisa kembali ke masyarakat (
• LP = Lembaga Pemasyarakatan):
• ” Mereka bukan penjahat, hanya tersesat, masih
ada waktu untuk bertobat .. ”
Tujuan Pemidanaan
• Restorasi, menyelesaikan konflik, memulihkan
keseimbangan dan mendatangkan rasa damai.
• Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
• Pemidanaan tidak dimaksudkan utk menderitakan
dan merendahkanmartabat manusia.
• Sampai saat ini Hukum Pidana Indonesia belum
memiliki Sentencing Guidelines (pedoman yang
memuat tentang pemidanaan), tp sudah dirumuskan
dalam Pasal 55 R-KUHP 2008.
Jenis - Jenis
KUHP (UU No. 1/1946)
Pidana
R-KUHP (2008)
Bab II Buku I Pasal 10 Bab III Buku I Pasal 65
A. Hukuman/Pidana Pokok :
1. Hukuman mati (death
penalty/capital punisment)
2. Hukuman penjara
3. Hukuman kurungan
4. Hukuman denda
5. Hukuman tutupan
(khusus utk perbuatan yang
patut dihormati)  UU No. 20/1946
B.Hukuman/Pidana Tambahan:
1. Pencabutan hak-hak tertentu
2. Perampasan barang-barang
tertentu
3. Pengumuman putusan hakim
A. Pidana Pokok :
1.Pidana penjara
2.Pidana tutupan
3.Pidana pengawasan
4.Pidana denda
5.Pidana kerja sosial
B. Pidana Tambahan :
1.Pencabutan hak-hak tertentu
2.Perampasan barang-barang
tertentu dan/atau tagihan
3.Pengumuman putusan hakim
4. Pembayaran ganti kerugian
5. Pemenuhan kewajiban adat
setempat dan/atau kewajiban menurut
hukum yang hidup dalam masyarakat
SISTEM PEMIDANAAN
SISTEM
PEMIDANAAN
FUNGSIONAL
HP
MATERIEL
HP
FORMAL
HK. PELAKS.
PIDANA
SUBSTANTIF
ATURAN
UMUM
ATURAN
KHUSUS
GENERAL
RULES
BUKU I
KUHP
SPECIAL RULES
Bk. II
KUHP
Bk. III
KUHP
UUKHUSUSDI LUARKUHP
STATUTORY RULES
Restorative justice
“…is a form of conflict resolution and seeks to make it clear to
the offender that the behaviour is not condoned (welcomed),
at the same time as being supportive and respectful of the
individual/s.”
(Morrison, 2002)
PRINSIP-PRINSIP
• Menjadikan pelaku tindak pidana bertanggung
jawab memperbaiki kerugian yang ditimbulkan
akibat kesalahannya
• Memberikan kesempatan kepada pelaku tindak
pidana membuktikan kapasitas dan kualitasnya
disamping mengatasi rasa bersalahnya secara
konstruktif
• Melibatkan korban, keluarga dan pihak-pihak
lain dalam hal penyelesaian masalahnya
• Menciptakan forum untuk bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah
• Menetapkan hubungan langsung dan nyata
antara perbuatan yang dianggap salah atau
jahat dengan reaksi sosial yang formal
MEKANISME RESOLUSI KONFLIK
• Mediasi
• Pendekatan Adat
Lokal
• Ombudsman
• Alternative
Dispute
Resolution
• Family/Industrial
Conference
• Confidence
Building
Management
• Rekonsiliasi
• Litigasi
• Negosiasi
• Arbitrase
TUJUAN
“…To create a participatory process that
addresses wrongdoing while offering respect
to the parties involved…”
“…(This is achieved) by facilitating a drift
back to law-supportive identities from law-
neutralising ones.”
(Braithwaite, 1999)
MENGAPA PERLU Restorative Justice
• Pemidanaan membawa masalah
lanjutan bagi keluarga pelaku kejahatan
• Pemidanaan pelaku kejahatan tidak
melegakan/menyembuhkan korban
• Proses formal peradilan pidana terlalu
lama, mahal dan tidak pasti
• Pemasyarakatan, sebagai kelanjutan
pemidanaan, juga berpotensi tidak
menyumbang apa-apa bagi masa depan
narapidana dan tata hubungannya
dengan korban
PERKEMBANGAN ParadigmaPeradilan
• Retributive Justice
• Rehabilitative
Justice
• Alternative Justice
• Transitional Justice
• Restorative Justice
Restorative justice, PERWUJUDAN
• Hadirnya kelembagaan baru
melengkapi lembaga yang sudah
ada
• Cara pandang, semangat, motivasi
yang tumbuh di kalangan
pelaksana peradilan
• Peraturan, regulasi atau manual
yang baru atau khusus
Sebagai proses peradilan pidana, restorative justice,
berpotensi terlihat sejak :
• Fenomena
kejahatan/penyimpang
an diketahui/teramati
– Sebagian dianggap tak
termaafkan, serius dan
berimplikasi besar
– Sebagian lain dianggap
layak memperoleh
diskresi dan sensitivitas
dalam perlakuan
– Oleh polisi dan jaksa
• Posisi & keberadaan
pihak-pihak terkait
dengan kejahatan/
penyimpangan tertentu
telah jelas
– Sebagian ada yang
mendapat ganjaran
– Sebagian lain tidak
mendapat perhatian
– Oleh pengadilan dan LP
Prinsip-Prinsip Implementasi Restorative
Justice dalam konteks LP
• Tidak menderogasi narapidana dalam
bentuk perlakuan tidak manusiawi/sub-
standar
• Mendukung narapidana menjadi orang
yang patuh hukum saat kembali ke
masyarakat
• Menempatkan masa pembinaan sebagai
ajang menyetarakan kembali hubungan
narapidana dan korban
Retributive Justice
• Retributive Justice :
Pemidanaan untuk tujuan pembalasan
• Restorative Justice :
Keadilan yang merestorasi  pelaku harus
mengembalikan kepada kondisi semula;
Keadilan yang bukan saja menjatuhkan sanksi
yang seimbang bagi pelaku namun juga
memperhatikan keadilan bagi korban.
RESTORATIF JUSTICE MODEL RETRIBUTIF JUSTICE MODEL
Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran seseorang
terhadap orang lain, dan diakui sebagai konflik.
Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran terhadap
Negara, hakekat konflik dari kejahatan dikaburkan dan
ditekan.
Titik perhatian pada pemecahan masalah
pertanggungjawaban dan kewajiban pada masa depan.
Perhatian diarahkan pada penentuan kesalahan pada masa
lalu (sesuatu yang sudah terjadi)
sifat normative dibangun atas dasar dialog negosiasi. Hubungan Para pihak bersifat perlawanan, melalui proses
yang teratur dan bersifat normative.
Restitusi sebagai sarana perbaikan para pihak,
rekonsiliasi dan restorasi sebagai tujuan utam.
Penerapan penderitaan untuk penjeraan dan pencegahan
keadilan dirumuskan sebagai hibungan hak, dinilai atas
dasar hasil.
Keadilan dirumuskan dengan kesengajaan dan dengan
proses.
Sasaran perhatian pada perbaikan kerugian social Kerugian social yang satu digantikan oleh yang lain
masyarakat merupakan fasilitator didalam proses
restorative.
Masyarakat berada pada garis samping dan ditampilkan
secara abstrak oleh Negara
Peran korban dan pelaku tindak pidana diakui, baik
dalam masalah maupun penyelesaian hak-hak dan
kebutuhan korban. Pelaku tindak pidana didorong untuk
bertanggungjawab.
Aksi diarahkan dari Negara pada pelaku tindak pidana,
korban harus pasif
Pertanggungjawaban sipelaku dirumuskan sebagai
dampak pemahaman terhadap perbuatan dan untuk
membantu memutuskan yang terbaik.
Pertanggungjawaban sipelaku tindak pidana dirumuskan
dalam rangka pemidanaan.
Tindak pidana dipahami dalam konteks menyeluruh,
moral, social dan ekonomis
Tindak pidana dirumuskan dalam terminology hukum yang
bersifat teoritis dan murni tanpa dimensi moral, social dan
ekonomi.
stigma dapat dihapus melalui tindakan restoratif Stigma kejahatan tak dapat dihilangkan
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to seminar-bphn.ppt

Bab iii-keterbukaan-keadilan-100602081056-phpapp02
Bab iii-keterbukaan-keadilan-100602081056-phpapp02Bab iii-keterbukaan-keadilan-100602081056-phpapp02
Bab iii-keterbukaan-keadilan-100602081056-phpapp02PT. Likers Fice.com
 
3. Prof Topo - Pidana dan Pemidanaan 2023 rev.pdf
3. Prof Topo - Pidana dan Pemidanaan 2023 rev.pdf3. Prof Topo - Pidana dan Pemidanaan 2023 rev.pdf
3. Prof Topo - Pidana dan Pemidanaan 2023 rev.pdfnpr6q8k5pj
 
Keadilan vs Balas dendam
Keadilan vs Balas dendamKeadilan vs Balas dendam
Keadilan vs Balas dendamNurHanifah34
 
(Bp. Y Ambeg) Pidana dan Pemidanaan 2023[1][1].pptx.pdf
(Bp. Y Ambeg) Pidana dan Pemidanaan 2023[1][1].pptx.pdf(Bp. Y Ambeg) Pidana dan Pemidanaan 2023[1][1].pptx.pdf
(Bp. Y Ambeg) Pidana dan Pemidanaan 2023[1][1].pptx.pdfYovanIristian
 
Bab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilanBab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilanRezz Jb
 
Slide pemasyarakatan baru
Slide pemasyarakatan baruSlide pemasyarakatan baru
Slide pemasyarakatan baruKeonk Hawk
 
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]Anissa Carolina
 
T 2 makalah pih
T 2 makalah pihT 2 makalah pih
T 2 makalah pihMelyMely12
 
Sistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaSistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaLisaFlawless
 
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnP. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnyudikrismen1
 
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...Eny Ardhika Putri
 
Keterbukaan dan keadilan
Keterbukaan dan keadilanKeterbukaan dan keadilan
Keterbukaan dan keadilanNadia Tsalisa
 
Harmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila - 2.pptx
Harmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila - 2.pptxHarmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila - 2.pptx
Harmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila - 2.pptxSuyantoMbaco
 
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptxASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptxSukriHakim1
 

Similar to seminar-bphn.ppt (20)

Bab iii-keterbukaan-keadilan-100602081056-phpapp02
Bab iii-keterbukaan-keadilan-100602081056-phpapp02Bab iii-keterbukaan-keadilan-100602081056-phpapp02
Bab iii-keterbukaan-keadilan-100602081056-phpapp02
 
3. Prof Topo - Pidana dan Pemidanaan 2023 rev.pdf
3. Prof Topo - Pidana dan Pemidanaan 2023 rev.pdf3. Prof Topo - Pidana dan Pemidanaan 2023 rev.pdf
3. Prof Topo - Pidana dan Pemidanaan 2023 rev.pdf
 
Keadilan vs Balas dendam
Keadilan vs Balas dendamKeadilan vs Balas dendam
Keadilan vs Balas dendam
 
57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan
57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan
57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan
 
(Bp. Y Ambeg) Pidana dan Pemidanaan 2023[1][1].pptx.pdf
(Bp. Y Ambeg) Pidana dan Pemidanaan 2023[1][1].pptx.pdf(Bp. Y Ambeg) Pidana dan Pemidanaan 2023[1][1].pptx.pdf
(Bp. Y Ambeg) Pidana dan Pemidanaan 2023[1][1].pptx.pdf
 
Penemuan Hukumm
Penemuan HukummPenemuan Hukumm
Penemuan Hukumm
 
Bab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilanBab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilan
 
Slide pemasyarakatan baru
Slide pemasyarakatan baruSlide pemasyarakatan baru
Slide pemasyarakatan baru
 
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
 
Teori pidana tiga
Teori pidana tigaTeori pidana tiga
Teori pidana tiga
 
T 2 makalah pih
T 2 makalah pihT 2 makalah pih
T 2 makalah pih
 
Sistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaSistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di Indonesia
 
penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnP. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
 
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
 
Antropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang rahaAntropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang raha
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Keterbukaan dan keadilan
Keterbukaan dan keadilanKeterbukaan dan keadilan
Keterbukaan dan keadilan
 
Harmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila - 2.pptx
Harmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila - 2.pptxHarmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila - 2.pptx
Harmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila - 2.pptx
 
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptxASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
 

Recently uploaded

DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdfDRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdfosisstekmensi2425
 
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di MedanWA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di MedanKelas Online Pra Nikah Nikah
 
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...ssupi412
 
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdfModul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdfNoviNurazizah3
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...imrotus nur istiqomah
 

Recently uploaded (6)

DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdfDRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
 
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di MedanWA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
 
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
 
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdfModul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
 

seminar-bphn.ppt

  • 2.
  • 3. NAMA SAYA : Dr. SETYO UTOMO, SH.,M.Hum PEKERJAAN : JAKSA SATSUS PENUNTUTAN JAM PIDSUS ALAMAT : Limus Pratama Regency F.3 No.9 Cileungsi Bogor Email : doctorsetyojpu@gmail.com HP : 0817.2009.73
  • 4. Tempat dan tanggal lahir : PATI, JAWA TENGAH 29 NOVEMBER 1973
  • 5. SISTEM PEMIDANAAN DALAM HUKUM PIDANA YANG BERBASIS RESTORATIVE JUSTICE
  • 6. PIDANA • Nestapa/derita • Yang dijatuhkan dengan sengaja oleh negara (melalui pengadilan) • Dikenakan pada seseorang • Yang secara sah telah melanggar hukum pidana • Melalui proses peradilan pidana
  • 7. PEMIDANAAN Penjatuhan Pidana/sentencing : • Upaya yang sah • Yang dilandasi oleh hukum • Untuk mengenakan nestapa penderitaan • Pada seseorang yang melalui proses peradilan pidana • Terbukti secara sah dan meyakinkan • Bersalah melakukan suatu tindak pidana.
  • 8. Teori-Teori Pemidanaan/ Tujuan Pemidanaan menurut doktrin TeoriAbsolut/Retributif/Pembalasan (lex talionis): • Hukuman adalah sesuatu yang harus ada sebagai konsekwensi dilakukannya kejahatan; • Orang yang salah harus dihukum (E. Kant, Hegel, Leo Polak).
  • 9. Teori Relatif/Tujuan (utilitarian) • Menjatuhkan hukuman untuk tujuan tertentu, bukan hanya sekedar sebagai pembalasan: • Hukuman pd umumnya bersifat menakutkan, o.k.i, seyogyanya : Hukuman bersifat memperbaiki/merehabilitasi  orang yang “sakit moral” harus diobati. • Tekanan pada treatment/pembinaan. • Rehabilitasi, individualisasi pemidanaan. • Anti punishment, model medis.
  • 10. Tujuan Pemidanaan : Berdasarkan Pasal 54 R-KUHP tahun 2008: • Prevensi umum, mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi pengayoman kepada masyarakat • Rehabilitasi & Resosialisasi, memasyarakatkan terpidana, dengan melakukan pembinaan sehingga menjadi orang yang baik dan berguna. • Supaya mereka bisa kembali ke masyarakat ( • LP = Lembaga Pemasyarakatan): • ” Mereka bukan penjahat, hanya tersesat, masih ada waktu untuk bertobat .. ”
  • 11. Tujuan Pemidanaan • Restorasi, menyelesaikan konflik, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai. • Membebaskan rasa bersalah pada terpidana. • Pemidanaan tidak dimaksudkan utk menderitakan dan merendahkanmartabat manusia. • Sampai saat ini Hukum Pidana Indonesia belum memiliki Sentencing Guidelines (pedoman yang memuat tentang pemidanaan), tp sudah dirumuskan dalam Pasal 55 R-KUHP 2008.
  • 12. Jenis - Jenis KUHP (UU No. 1/1946) Pidana R-KUHP (2008) Bab II Buku I Pasal 10 Bab III Buku I Pasal 65 A. Hukuman/Pidana Pokok : 1. Hukuman mati (death penalty/capital punisment) 2. Hukuman penjara 3. Hukuman kurungan 4. Hukuman denda 5. Hukuman tutupan (khusus utk perbuatan yang patut dihormati)  UU No. 20/1946 B.Hukuman/Pidana Tambahan: 1. Pencabutan hak-hak tertentu 2. Perampasan barang-barang tertentu 3. Pengumuman putusan hakim A. Pidana Pokok : 1.Pidana penjara 2.Pidana tutupan 3.Pidana pengawasan 4.Pidana denda 5.Pidana kerja sosial B. Pidana Tambahan : 1.Pencabutan hak-hak tertentu 2.Perampasan barang-barang tertentu dan/atau tagihan 3.Pengumuman putusan hakim 4. Pembayaran ganti kerugian 5. Pemenuhan kewajiban adat setempat dan/atau kewajiban menurut hukum yang hidup dalam masyarakat
  • 14. GENERAL RULES BUKU I KUHP SPECIAL RULES Bk. II KUHP Bk. III KUHP UUKHUSUSDI LUARKUHP STATUTORY RULES
  • 15. Restorative justice “…is a form of conflict resolution and seeks to make it clear to the offender that the behaviour is not condoned (welcomed), at the same time as being supportive and respectful of the individual/s.” (Morrison, 2002)
  • 16. PRINSIP-PRINSIP • Menjadikan pelaku tindak pidana bertanggung jawab memperbaiki kerugian yang ditimbulkan akibat kesalahannya • Memberikan kesempatan kepada pelaku tindak pidana membuktikan kapasitas dan kualitasnya disamping mengatasi rasa bersalahnya secara konstruktif • Melibatkan korban, keluarga dan pihak-pihak lain dalam hal penyelesaian masalahnya • Menciptakan forum untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah • Menetapkan hubungan langsung dan nyata antara perbuatan yang dianggap salah atau jahat dengan reaksi sosial yang formal
  • 17. MEKANISME RESOLUSI KONFLIK • Mediasi • Pendekatan Adat Lokal • Ombudsman • Alternative Dispute Resolution • Family/Industrial Conference • Confidence Building Management • Rekonsiliasi • Litigasi • Negosiasi • Arbitrase
  • 18. TUJUAN “…To create a participatory process that addresses wrongdoing while offering respect to the parties involved…” “…(This is achieved) by facilitating a drift back to law-supportive identities from law- neutralising ones.” (Braithwaite, 1999)
  • 19. MENGAPA PERLU Restorative Justice • Pemidanaan membawa masalah lanjutan bagi keluarga pelaku kejahatan • Pemidanaan pelaku kejahatan tidak melegakan/menyembuhkan korban • Proses formal peradilan pidana terlalu lama, mahal dan tidak pasti • Pemasyarakatan, sebagai kelanjutan pemidanaan, juga berpotensi tidak menyumbang apa-apa bagi masa depan narapidana dan tata hubungannya dengan korban
  • 20. PERKEMBANGAN ParadigmaPeradilan • Retributive Justice • Rehabilitative Justice • Alternative Justice • Transitional Justice • Restorative Justice
  • 21. Restorative justice, PERWUJUDAN • Hadirnya kelembagaan baru melengkapi lembaga yang sudah ada • Cara pandang, semangat, motivasi yang tumbuh di kalangan pelaksana peradilan • Peraturan, regulasi atau manual yang baru atau khusus
  • 22. Sebagai proses peradilan pidana, restorative justice, berpotensi terlihat sejak : • Fenomena kejahatan/penyimpang an diketahui/teramati – Sebagian dianggap tak termaafkan, serius dan berimplikasi besar – Sebagian lain dianggap layak memperoleh diskresi dan sensitivitas dalam perlakuan – Oleh polisi dan jaksa • Posisi & keberadaan pihak-pihak terkait dengan kejahatan/ penyimpangan tertentu telah jelas – Sebagian ada yang mendapat ganjaran – Sebagian lain tidak mendapat perhatian – Oleh pengadilan dan LP
  • 23. Prinsip-Prinsip Implementasi Restorative Justice dalam konteks LP • Tidak menderogasi narapidana dalam bentuk perlakuan tidak manusiawi/sub- standar • Mendukung narapidana menjadi orang yang patuh hukum saat kembali ke masyarakat • Menempatkan masa pembinaan sebagai ajang menyetarakan kembali hubungan narapidana dan korban
  • 24. Retributive Justice • Retributive Justice : Pemidanaan untuk tujuan pembalasan • Restorative Justice : Keadilan yang merestorasi  pelaku harus mengembalikan kepada kondisi semula; Keadilan yang bukan saja menjatuhkan sanksi yang seimbang bagi pelaku namun juga memperhatikan keadilan bagi korban.
  • 25. RESTORATIF JUSTICE MODEL RETRIBUTIF JUSTICE MODEL Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran seseorang terhadap orang lain, dan diakui sebagai konflik. Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran terhadap Negara, hakekat konflik dari kejahatan dikaburkan dan ditekan. Titik perhatian pada pemecahan masalah pertanggungjawaban dan kewajiban pada masa depan. Perhatian diarahkan pada penentuan kesalahan pada masa lalu (sesuatu yang sudah terjadi) sifat normative dibangun atas dasar dialog negosiasi. Hubungan Para pihak bersifat perlawanan, melalui proses yang teratur dan bersifat normative. Restitusi sebagai sarana perbaikan para pihak, rekonsiliasi dan restorasi sebagai tujuan utam. Penerapan penderitaan untuk penjeraan dan pencegahan keadilan dirumuskan sebagai hibungan hak, dinilai atas dasar hasil. Keadilan dirumuskan dengan kesengajaan dan dengan proses. Sasaran perhatian pada perbaikan kerugian social Kerugian social yang satu digantikan oleh yang lain masyarakat merupakan fasilitator didalam proses restorative. Masyarakat berada pada garis samping dan ditampilkan secara abstrak oleh Negara Peran korban dan pelaku tindak pidana diakui, baik dalam masalah maupun penyelesaian hak-hak dan kebutuhan korban. Pelaku tindak pidana didorong untuk bertanggungjawab. Aksi diarahkan dari Negara pada pelaku tindak pidana, korban harus pasif Pertanggungjawaban sipelaku dirumuskan sebagai dampak pemahaman terhadap perbuatan dan untuk membantu memutuskan yang terbaik. Pertanggungjawaban sipelaku tindak pidana dirumuskan dalam rangka pemidanaan. Tindak pidana dipahami dalam konteks menyeluruh, moral, social dan ekonomis Tindak pidana dirumuskan dalam terminology hukum yang bersifat teoritis dan murni tanpa dimensi moral, social dan ekonomi. stigma dapat dihapus melalui tindakan restoratif Stigma kejahatan tak dapat dihilangkan