SlideShare a Scribd company logo
1 of 96
FISIKA STATISTIK
PERLUNYA KONSEP STATISTIK.
Satu/Beberapa partikel :
1. Mekanika Klasik : Hukum Newton
- Sifat deterministik.
2. Mekanika Kuantum : Persamaan Schrodinger
- Sifat tidak deterministik
- Setiap besaran observabel berkaitan dengan operator.
Untuk sistem Makroskopis ?
Untuk Sistem Makroskopik
Perlu Konsep Statistik.
Dasarnya : Most Probable.
Fungsi Distribusi.
Ada 3 Jenis Statistik:
Mawell-Boltzmann
Fermi-Dirac
Bose-Einstein
HIPOTESIS
HIPOTESIS
Sipartikel ini
diasumsikan
mempunyai
“kelakuan tertentu”
PERSAMAAN
MAKROSKOPIK
FISIKA STATISTIK
Dari kelakuan tertentu ini
dibangunlah bentuk makroskopik
menggunakan Fisika Statistik. Hasil
akhirnya adalah Persamaan
Makroskopik
1. Statistik Maxwell-Boltzmann
• Keadaan Pendekatan Klasik → Ideal.
Artinya berlaku untuk Sistem Klasik ( Sistem
partikel identik yang jaraknya cukup berjauhan
sehingga satu sama lain dapat dibedakan ).
• Temperatur cukup tinggi.
• Kerapatan rendah.
2. Statistik Fermi-Dirac
• Partikel : elektron, proton → Fermion.
Sistem partikel dengan fungsi gelombang
banyak bertumpangan, sehingga satu sama
lain tidak dapat dibedakan.
• Fungsi gelombang partikel bersifat
antisimetrik. → ψ 𝟏, 𝟐 = − ψ 𝟐, 𝟏
• Contoh : Digunakan pada pembahasan
kapasitas panas zat padat.
3. Statistik Bose-Einstein
• Partikel : foton, fonon → Boson.
Sistem partikel dengan fungsi gelombang banyak
bertumpangan, sehingga satu sama lain tidak
dapat dibedakan.
• Fungsi gelombang partikel bersifat simetrik.
→ ψ 𝟏, 𝟐 = ψ 𝟐, 𝟏
• Contoh : Digunakan pada pembahasan kapasitas
panas zat padat.
BEBERAPA PERMASALAHAN:
1. Tulis fungsi gelombang sistem dua partikel
bose(boson) dan fermi (fermion). Dengan
memakai fungsi gelombang tersebut, tunjukkan
bahwa dua boson dapat berada pada keadaan
kuantum yang sama, tetapi dua fermion tidak
mungkin berada pada keadaan kuantum yang
sama.
2. Suatu tingkat energi tertentu mempunyai 3
buahstatus dan 2 partikel. Jelaskan bagaimana
pola pengaturan partikel ke dalam status-status
tersebut.
SOLUSI :
1. Kalau dikatakan zarahnya identik maka apabila terjadi
pertukaran elektron, tentunya energi totalnya tidak
berubah, sehingga bisa dituliskan dua keadaan berikut :
Hoop ψ(1,2) = E ψ(1,2)
Hoop ψ(2,1) = E ψ(2,1)
Memberikan eigen value yang sama yaitu: E
Pertukaran elektron secara dua kali memberikan:
ψ(2,1) = c ψ(1,2) = c2 ψ(2,1)
Pertukaran satu kali membuat ψ(1,2) dan ψ(2,1) hanya
berbeda satu tetapan (yaitu c).
Pertukaran secara dua kali:
Tentunya : c2 = 1 atau c = ±1.
Kesimpulan :
Jadi dua boson dapat berada pada keadaan kuantum
yang sama, sedangkan dua fermion tidak mungkin
berada pada keadaan kuantum yang sama.
Tinjau Struktur Ikatan Zat Padat (Logam)
• Atom Na bebas.
– Na (11) : 1s22s22p63s1
elektron valensi (extended state)
teras atom/ ion core
( localized state )
• Logam Na ( Kristal Na ).
– Tersusun atas atom2 Na sejumlah 1023 atom.
• Zat padat :
– Kisi ( yang ditempati ion-ion logam ).
– Elektron Konduksi ( yang bergerak disepanjang kisi ).
• Czat padat (logam)=Ckisi/fonon/isolator+ Celektron
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK FERMI-DIRAC
Penerapan Konsep Statistik
Model/Hipotesis → Persamaan
Makroskopik
Eksperimen
Verifikasi
FI
FISIKA
STATISTIK
BERIKUTNYA UNTUK MENURUNKAN FUNGSI
DISTRIBUSI FERMI-DIRAC.
Tinjau partikel bebas dengan massa m dalam
ruangan yang volumenya V.
# Bahaslah gerak partikel tersebut berdasarkan
mekanika kuantum.
- Dengan menggunakan prinsip dualisme gelombang-
partikel didalam mekanika kuantum, partikel yang
digambarkan sebagai gelombang, karena terbatas
geraknya dalam ruang akan berupa gelombang
tegak.
- Untuk mudahnya gelombang tegak ini diandaikan
ada dalam kotak satu dimensi yang tegar yang
berjarak L :
j nx ny nz nj2 Ej gj
j nx ny nz nj2 Ej gj
1 1 1 1 3 3E0 1
j nx ny nz nj2 Ej gj
1 1 1 1 3 3E0 1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
6 6E0 3
j nx ny nz nj2 Ej gj
1 1 1 1 3 3E0 1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
6 6E0 3
3
2
2
1
2
1
2
1
2
2
9 9E0 3
j nx ny nz nj2 Ej gj
1 1 1 1 3 3E0 1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
6 6E0 3
3
2
2
1
2
1
2
1
2
2
9 9E0 3
4
3
1
1
1
3
1
1
1
3
11 11E0 3
j nx ny nz nj2 Ej gj
1 1 1 1 3 3E0 1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
6 6E0 3
3
2
2
1
2
1
2
1
2
2
9 9E0 3
4
3
1
1
1
3
1
1
1
3
11 11E0 3
5 2 2 2 12 12E0 1
j nx ny nz nj2 Ej gj
1 1 1 1 3 3E0 1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
6 6E0 3
3
2
2
1
2
1
2
1
2
2
9 9E0 3
4
3
1
1
1
3
1
1
1
3
11 11E0 3
5 2 2 2 12 12E0 1
6
3
3
2
2
1
1
2
1
3
1
3
2
1
2
1
3
2
3
14 14E0 6
# Tingkat energi paling bawah : hanya memiliki satu
status energi.
# Tingkat energi berikutnya : memiliki enam status
energi.
Dan seterusnya.
# Dikenal istilah Derajad degenerasi : jumlah status
energi pada satu tingkatan energi (yang mempunyai
harga energi yang sama) ⇒ Bobot pita (weight of sheet)
notasi gj →nomor pita (sheet number)
Lihat : A.J. Pointon
“An Introduction to Statistical Physics for
Students”
# Bagaimana pembahasan gerak partikel
berdasarkan mekanika klasik ?
Setelah partikel mencapai x = 0 kembali partikel akan
menumbuk dinding menyebabkan partikel bergerak
dari x = 0 ke x = L demikian seterusnya.
STATISTIK
FERMI-DIRAC
• Andaikan elektron-elektron dalam logam padat tsb
adalah gelombang-gelombang yang jumlahnya
banyak dalam ruangan :
Dengan membuat distribusi energi sudah
merupakan pengelompokan secara umum :
- Dengan membuat nomor pita (sheet number) :
1,2,3,……,i,…….r
- Energi pita (sheet energy) :
E1,E2,E3,……,Ei,……Er
- Jumlah hunian = Jumlah partikel yang bisa
menempati (occupation number) :
N1,N2,N3,……,Ni,……Nr
- Bobot pita = Jumlah status energi yang mempunyai
harga energi yang sama (weight of sheet) :
g1,g2,g3,……,gi……gr
Dengan cara ini dapat dituliskan :
- Jumlah total partikel : N=ΣNi
- Energi total : E=ΣNiEi
Permasalahan berikutnya adalah menentukan
konfigurasi yang mempunyai peluang terbesar dari
distribusi fermion (most probable).
Peluang terbesar dari distribusi Berkaitan dengan Bobot
Konfigurasi Maksimum (W maksimum).
Langkah kita yang pertama mencari bentuk umum dari W
→ Weight of Configuration
(Bobot Konfigurasi = Jumlah cara
menempati).
Jadi untuk menentukan distribusi fermion maka
-LANGKAH I : Merumuskan Bobot Konfigurasi
Total W (Bentuk umum dari bo-
bot konfigurasi) sebagai :
W=ΠWi
Jumlah cara pengaturan Ni sistem
ke gi status pada pita ke i = Jumlah cara membagi gi
status menjadi Ni status yang isi partikel dan (gi-Ni)
status yang kosong :
𝒘𝒊 =
𝒈𝒊!
𝑵𝒊! 𝒈𝒊−𝑵𝒊 !
Jumlah penempatan (hunian) pada satu status hanya
boleh 0 atau 1 (masing-masing status satu sistem).
Contoh : 3 sistem ditempatkan pada 5 status
- 3 status selalu penuh
- 2 status selalu kosong
Susunan ?
Dari hal ini kita bisa merumuskan Bobot
Konfigurasi Total atau bentuk umum dari Bobot
Konfigurasi
W = 𝝅
𝒈𝒊!
𝑵𝒊! 𝒈𝒊−𝑵𝒊 !
-LANGKAH II : Langkah berikutnya adalah me-
nentukan Bobot Konfigurasi
Maksimum.
Berkaitan dengan nilai Bobot Konfigurasi Maksimum
kita bisa menuliskan Konfigurasi yang paling mungkin
:
(i). Yaitu dengan memaksimumkan Bobot Kon-
figurasi W : dengan menggunakan metode
variasi yaitu :
dW= Σ
𝝏𝑾
𝝏𝑵𝒊
dNi = 0
Kemudian untuk memaksimumkan lebih mudah
melalui lnW daripada W, sehingga :
dlnW =
𝝏𝒍𝒏𝑾
𝝏𝑵𝒊
dNi = 0
(ii). Kemudian dengan menggunakan metode
pengali Lagrange kita bisa menambahkan
parameter berikut untuk memperhitung-
kan kekekalan jumlah partikel dan keke-
kalan energi :
- Karena jumlah sistem N=konstan, maka:
ΣNi=N=konstan, dan berarti
ΣdNi=dN=0
-Bila energi juga konstan, maka :
ΣEiNi=E=konstan
ΣEi dNi=dE=0
-Gunakan pengali Lagrange untuk mema-
sukkan kondisi-kondisi di atas :
dlnW+α dN+β dE=0
α, β : pengali tak tentu Lagrange
𝜕𝑙𝑛𝑊
𝜕𝑁𝑖
dNi+α ΣdNi+β ΣEi dNi=0
𝜕𝑙𝑛𝑊
𝜕𝑁𝑖
+ 𝛼 + 𝛽𝐸𝑖 dNi=0 →Konfigurasi
paling mungkin
Karena dNi≠0, maka :
𝜕𝑙𝑛𝑊
𝜕𝑁𝑖
+ α + β Ei = 0 ……………………………………..(1)
(*)
* Dari distribusi fermion dapat ditentukan Fungsi
Distribusi Fermi-Dirac:
f(E) = 1
e(E-Eo)/kT+1
* Untuk mengerti pentingnya energi Fermi. Kita akan
melihat fungsi ini, karena fungsi ini memiliki sifat-
sifat yang khas.
Pada T=0 kita akan periksa isi keadaan yang
energinya kurang dari Eo dan yang energinya lebih
dari Eo, maka :
Untuk E»Eo : (E-Eo)/kT = +∞
f(E) = 1
e∞+1
f(E) = 0
Untuk E«Eo : (E-Eo)/kT = -∞
f(E) = 1
e-∞ +1
f(E) = 1
*Fungsi distribusi Fermi-Dirac apabila digambarkan
sebagai berikut :
f(E) T2>T1>0oK
T2 T1
1
T=0oK
⅟2
0 E
Eo(0)
*Dari lukisan sifat-sifat fungsi fermi pada T=0oK {f(E)}
tersebut, kita bisa menafsirkan secara kualitatif apa
arti besaran energi fermi Eo :
- Semua status yang berkaitan dengan E<Eo(0)
ditempati elektron.
-Semua status yang berkaitan dengan E>Eo(0)
kosong.
*Jadi pada E<Eo(0) pada temperatur T=0oK
Semua fermion menempati status energi terendah.
* Jadi kesimpulannya :
Eo(0) adalah tingkat energi tertinggi yang dihuni
elektron.
* Selanjutnya bagaimana cara menentukan
perhitungan energi fermi Eo(0) ?
- Gunakan definisi dari jumlah total partikel :
∞
N = ΣNi = N(E) dE
o Jumlah total partikel yang berenergi
antar (E;E+dE)
Jumlah hunian (occupation number)
N(E) = f(E) . g(E)
fungsi distribusi fermi-dirac
rapat keadaan (density of state) = dN
dE
Bagaimana cara menentukan g(E)?
* Untuk perhitungan g(E).
Dimulai dari persamaan energi yang sudah diturun-
kan sebelumnya :
Enx, ny, nz = h2 (nx
2 + ny
2 + nz
2)
2m V⅔
artinya elektron itu bergerak dalam
kubus dengan rusuk :
⅟2
h2
2m V⅔
Maka qx, qy dan qz harus memenuhi :
⅟2
qx = h2
2m V⅔
⅟2
⅟2 qz = h2
qy = h2 2m V⅔
2m V⅔
• Hal ini dapat digambarkan dalam ruang q :
qz
qy
⅟2
qx h2
2m V⅔
• Dalam ruang q termaksud, setiap status
direpresentasikan dengan volume sebesar :
3
⅟2
Ω = h2
2m V⅔
Ω = h3
V (2m)3/2
• Semua status dengan energi elektron sebesar :
Enx, ny, nz = qx
2 + qy
2 + qz
2
Enx, ny, nz = q2........................................(*)
terletak pada permukaan bola dengan jari-jari q yang memenuhi :
q2 = Enx, ny, nz
• Semua status dengan energi antara E dan E+dE terletak dalam kulit
bola dengan jari-jari antara q dan (q+dq), volume elemen itu
dalam ruang q adalah :
4πq2dq
Sehingga jumlah status elektron adalah :
#. Buat ruang p. Tinjau sebuah kulit bola dengan
jari-jari p dan tebal dp :
Volume elemen = ???
#.
Volume elemen
= Volume kulit bola luar – Volume kulit bola dalam
=
𝟒
𝟑
ᴨ 𝒑 + 𝒅𝒑 𝟑
-
𝟒
𝟑
ᴨ p3
=
𝟒
𝟑
ᴨ (p3 +3p2 dp+3p dp2 +dp3 ) -
𝟒
𝟑
ᴨ p3
=
𝟒
𝟑
ᴨp3 + 4ᴨp2 dp+ 4ᴨp dp2 +
𝟒
𝟑
ᴨ dp3 -
𝟒
𝟑
ᴨ p3
≅ 𝟒 ᴨ p2 dp , karena dp adalah elemen yang sangat
kecil, sehingga suku-suku yang mengandung dp2 dan
dp3 dapat diabaikan.
#.
Volume elemen
≅ 𝟒 ᴨ p2 dp , karena dp adalah elemen yang sangat
kecil, sehingga suku-suku yang mengandung dp2 dan
dp3 dapat diabaikan.
#. Kalau kita ganti dengan ruang-q, maka :
Volume elemen ≅ 𝟒 ᴨ q2 dq.
dN = 4πq2 dq
Ω
Dengan melakukan diferensiasi terhadap
persamaan (*) diperoleh
dE = 2q dq
dq = dE
2q
dq = dE
2 E⅟2
Jadi : dN = 4πq2 dq = 4π (q2) (dq)
Ω Ω
dN = 4π (E) dE
Ω 2 E⅟2
dN = 2π E⅟2 dE
Ω
Sehingga : g(E) = dN = 2π E⅟2
dE Ω
g(E) = 2π E⅟2 1
h3 V (2m)3/2
g(E) = 2πV (2m)3/2 E1/2
h3
Apabila diperhitungkan spin elektron, maka :
g(E) = 2 2πV (2m)3/2 E1/2
h3
Jumlah total partikel (elektron) :
∞ ∞
N = N(E) dE = f(E) . g(E) dE
0 0
Pada suhu T=0oK elektron-elektron hanya akan men-
duduki status-status energi dimulai dari yang paling
bawah sampai tingkatan energi Fermi Eo. Karena itu
jumlah total partikel menjadi :
Eo
N = f(E) . g(E) dE
0
Pada T=0oK maka : f(E) = 1
g(E) = C . E1/2
Sehingga :
Eo
N = 1 . C E1/2 dE
0
N = 2 C . (Eo)3/2
3
Jadi besarnya energi Fermi adalah
Eo(0) = h2 3N 2/3
2m 8πV
• Energi Fermi dan Temperatur Fermi :
Dimana energi Fermi dan temperatur Fermi
dihubungkan oleh persamaan :
Eo(0) = k TF
k = konstanta Boltzmann = 1,381 x 10
-23 J/K
k = konstanta Boltzmann = 8,617 x 10-5 eV/K
GAS Eo(0) eV TF(oK)
Helium 0,94 x 10-3 10
Elektron Li 4,7 54.000
Elektron Potassium 2,1 24.000
# BEBERAPA PERMASALAHAN.
1. Diketahui untuk logam natrium diperkirakan ada
2,6 x 1022 elektron konduksi/cm3 , yang
berperilaku sebagai gas elektron bebas. Dari fakta
ini, hitunglah nilai energi Fermi dalam natrium ?
Solusi :
1. -Diket. :
𝑵
𝑽
= 2,6 x 1022 elektron konduksi/cm3
= 2,6 x 1028 elektron konduksi/m3
h = konstansta Planck = 6,6 x 10-34 J.s
melektron = 9,1 x 10-31 kg
-Dit. : Energi Fermi E0(0)= ?
-Jawab :
Gunakan perumusan energi Fermi :
E0(0) =
𝒉𝟐
𝟐𝒎
𝟑𝑵
𝟖𝝅𝑽
𝟐
𝟑
E0(0) =
𝒉𝟐
𝟐𝒎
𝟑𝑵
𝟖𝝅𝑽
𝟐
𝟑
E0(0) =
𝟔,𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟑𝟒 𝟐
𝟐 𝒙 𝟗,𝟏 𝒙 𝟏𝟎−𝟑𝟏
𝟑
𝟖 𝒙 𝟑,𝟏𝟒
𝒙 𝟐, 𝟔 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟖
𝟐
𝟑
E0(0) =
𝟒𝟑,𝟓𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔𝟖
𝟏𝟖,𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟑𝟏 𝟎, 𝟑𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟖
𝟐
𝟑
E0(0) = 2,3934 x 𝟏𝟎−𝟑𝟕
𝟑, 𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟕
𝟐
𝟑
E0(0) = 2,3934 x 10-37 𝟑, 𝟏
𝟐
𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟕 𝒙 𝟐
𝟑
E0(0) = 2,3934 x 10-37 𝟐, 𝟏𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟏𝟖
E0(0) = 5,05 x 10-19 Joule.
Gunakan hubungan berikut :
1 eV = 1,6 x 10-19 Joule
1 Joule =
𝟏
𝟏,𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟏𝟗 eV
Sehingga :
E0(0) = 5,05 x 10-19 Joule.
E0(0) = 5,05 x 10-19 x
𝟏
𝟏,𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟏𝟗 eV
E0(0) ≅ 3,2 eV.

More Related Content

What's hot

Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1APRIL
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuFani Diamanti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombangayu purwati
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Atom hidrogen
Atom hidrogenAtom hidrogen
Atom hidrogenjacksfive
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikMerah Mars HiiRo
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullahPetrus Bahy
 
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitamFisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitamjayamartha
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetikPrinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetikKhaeroel Ansory
 

What's hot (20)

Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktu
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Sifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglieSifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglie
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Ppt kelahiran mekanika kuantum..
Ppt kelahiran mekanika kuantum..Ppt kelahiran mekanika kuantum..
Ppt kelahiran mekanika kuantum..
 
Atom hidrogen
Atom hidrogenAtom hidrogen
Atom hidrogen
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrik
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
 
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitamFisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
Fisika Kuantum (1) radiasi benda hitam
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Rumus medan magnet
Rumus medan magnetRumus medan magnet
Rumus medan magnet
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Hukum I termodinamika
Hukum I termodinamikaHukum I termodinamika
Hukum I termodinamika
 
teori atom dan cahaya
teori atom dan cahayateori atom dan cahaya
teori atom dan cahaya
 
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetikPrinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
 

Similar to FISIKA STATISTIK.pptx

Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik boseMengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik boseIda Sonie
 
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdfPertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdfPutraPratama208800
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Kalderizer
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracAyuShaleha
 
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomBab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomJajang Sulaeman
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiSinta Sry
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01sanoptri
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBayu Ariantika Irsan
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia wafiqasfari
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiamfebri26
 
Efti kurniawati (a1f011031)konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem...
Efti kurniawati (a1f011031)konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem...Efti kurniawati (a1f011031)konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem...
Efti kurniawati (a1f011031)konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem...eftikurnia
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentationhafizona
 
2 dinamika-relativitas
2 dinamika-relativitas2 dinamika-relativitas
2 dinamika-relativitasAs Infw
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikujangsupiandi
 

Similar to FISIKA STATISTIK.pptx (20)

Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik boseMengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
 
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdfPertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
 
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomBab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron Atom
 
Atom Berelektron Banyak
Atom Berelektron BanyakAtom Berelektron Banyak
Atom Berelektron Banyak
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
 
Atom berelektron banyak
Atom berelektron banyakAtom berelektron banyak
Atom berelektron banyak
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
 
Efti kurniawati (a1f011031)konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem...
Efti kurniawati (a1f011031)konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem...Efti kurniawati (a1f011031)konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem...
Efti kurniawati (a1f011031)konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem...
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
 
2 dinamika-relativitas
2 dinamika-relativitas2 dinamika-relativitas
2 dinamika-relativitas
 
Listrik statis kelas ix smp
Listrik statis kelas ix smpListrik statis kelas ix smp
Listrik statis kelas ix smp
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodik
 
Dinamika relativitas
Dinamika relativitasDinamika relativitas
Dinamika relativitas
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

FISIKA STATISTIK.pptx

  • 2. PERLUNYA KONSEP STATISTIK. Satu/Beberapa partikel : 1. Mekanika Klasik : Hukum Newton - Sifat deterministik. 2. Mekanika Kuantum : Persamaan Schrodinger - Sifat tidak deterministik - Setiap besaran observabel berkaitan dengan operator. Untuk sistem Makroskopis ?
  • 3. Untuk Sistem Makroskopik Perlu Konsep Statistik. Dasarnya : Most Probable. Fungsi Distribusi. Ada 3 Jenis Statistik: Mawell-Boltzmann Fermi-Dirac Bose-Einstein
  • 4. HIPOTESIS HIPOTESIS Sipartikel ini diasumsikan mempunyai “kelakuan tertentu” PERSAMAAN MAKROSKOPIK FISIKA STATISTIK Dari kelakuan tertentu ini dibangunlah bentuk makroskopik menggunakan Fisika Statistik. Hasil akhirnya adalah Persamaan Makroskopik
  • 5. 1. Statistik Maxwell-Boltzmann • Keadaan Pendekatan Klasik → Ideal. Artinya berlaku untuk Sistem Klasik ( Sistem partikel identik yang jaraknya cukup berjauhan sehingga satu sama lain dapat dibedakan ). • Temperatur cukup tinggi. • Kerapatan rendah.
  • 6. 2. Statistik Fermi-Dirac • Partikel : elektron, proton → Fermion. Sistem partikel dengan fungsi gelombang banyak bertumpangan, sehingga satu sama lain tidak dapat dibedakan. • Fungsi gelombang partikel bersifat antisimetrik. → ψ 𝟏, 𝟐 = − ψ 𝟐, 𝟏 • Contoh : Digunakan pada pembahasan kapasitas panas zat padat.
  • 7. 3. Statistik Bose-Einstein • Partikel : foton, fonon → Boson. Sistem partikel dengan fungsi gelombang banyak bertumpangan, sehingga satu sama lain tidak dapat dibedakan. • Fungsi gelombang partikel bersifat simetrik. → ψ 𝟏, 𝟐 = ψ 𝟐, 𝟏 • Contoh : Digunakan pada pembahasan kapasitas panas zat padat.
  • 8. BEBERAPA PERMASALAHAN: 1. Tulis fungsi gelombang sistem dua partikel bose(boson) dan fermi (fermion). Dengan memakai fungsi gelombang tersebut, tunjukkan bahwa dua boson dapat berada pada keadaan kuantum yang sama, tetapi dua fermion tidak mungkin berada pada keadaan kuantum yang sama. 2. Suatu tingkat energi tertentu mempunyai 3 buahstatus dan 2 partikel. Jelaskan bagaimana pola pengaturan partikel ke dalam status-status tersebut.
  • 9. SOLUSI : 1. Kalau dikatakan zarahnya identik maka apabila terjadi pertukaran elektron, tentunya energi totalnya tidak berubah, sehingga bisa dituliskan dua keadaan berikut : Hoop ψ(1,2) = E ψ(1,2) Hoop ψ(2,1) = E ψ(2,1) Memberikan eigen value yang sama yaitu: E Pertukaran elektron secara dua kali memberikan: ψ(2,1) = c ψ(1,2) = c2 ψ(2,1) Pertukaran satu kali membuat ψ(1,2) dan ψ(2,1) hanya berbeda satu tetapan (yaitu c). Pertukaran secara dua kali: Tentunya : c2 = 1 atau c = ±1.
  • 10.
  • 11.
  • 12. Kesimpulan : Jadi dua boson dapat berada pada keadaan kuantum yang sama, sedangkan dua fermion tidak mungkin berada pada keadaan kuantum yang sama.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Tinjau Struktur Ikatan Zat Padat (Logam) • Atom Na bebas. – Na (11) : 1s22s22p63s1 elektron valensi (extended state) teras atom/ ion core ( localized state ) • Logam Na ( Kristal Na ). – Tersusun atas atom2 Na sejumlah 1023 atom. • Zat padat : – Kisi ( yang ditempati ion-ion logam ). – Elektron Konduksi ( yang bergerak disepanjang kisi ). • Czat padat (logam)=Ckisi/fonon/isolator+ Celektron STATISTIK BOSE-EINSTEIN STATISTIK FERMI-DIRAC
  • 20.
  • 21. Penerapan Konsep Statistik Model/Hipotesis → Persamaan Makroskopik Eksperimen Verifikasi FI FISIKA STATISTIK
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. BERIKUTNYA UNTUK MENURUNKAN FUNGSI DISTRIBUSI FERMI-DIRAC. Tinjau partikel bebas dengan massa m dalam ruangan yang volumenya V. # Bahaslah gerak partikel tersebut berdasarkan mekanika kuantum.
  • 33. - Dengan menggunakan prinsip dualisme gelombang- partikel didalam mekanika kuantum, partikel yang digambarkan sebagai gelombang, karena terbatas geraknya dalam ruang akan berupa gelombang tegak. - Untuk mudahnya gelombang tegak ini diandaikan ada dalam kotak satu dimensi yang tegar yang berjarak L :
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. j nx ny nz nj2 Ej gj
  • 40. j nx ny nz nj2 Ej gj 1 1 1 1 3 3E0 1
  • 41. j nx ny nz nj2 Ej gj 1 1 1 1 3 3E0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 6 6E0 3
  • 42. j nx ny nz nj2 Ej gj 1 1 1 1 3 3E0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 6 6E0 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 9 9E0 3
  • 43. j nx ny nz nj2 Ej gj 1 1 1 1 3 3E0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 6 6E0 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 9 9E0 3 4 3 1 1 1 3 1 1 1 3 11 11E0 3
  • 44. j nx ny nz nj2 Ej gj 1 1 1 1 3 3E0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 6 6E0 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 9 9E0 3 4 3 1 1 1 3 1 1 1 3 11 11E0 3 5 2 2 2 12 12E0 1
  • 45. j nx ny nz nj2 Ej gj 1 1 1 1 3 3E0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 6 6E0 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 9 9E0 3 4 3 1 1 1 3 1 1 1 3 11 11E0 3 5 2 2 2 12 12E0 1 6 3 3 2 2 1 1 2 1 3 1 3 2 1 2 1 3 2 3 14 14E0 6
  • 46. # Tingkat energi paling bawah : hanya memiliki satu status energi. # Tingkat energi berikutnya : memiliki enam status energi. Dan seterusnya. # Dikenal istilah Derajad degenerasi : jumlah status energi pada satu tingkatan energi (yang mempunyai harga energi yang sama) ⇒ Bobot pita (weight of sheet) notasi gj →nomor pita (sheet number) Lihat : A.J. Pointon “An Introduction to Statistical Physics for Students”
  • 47. # Bagaimana pembahasan gerak partikel berdasarkan mekanika klasik ?
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51. Setelah partikel mencapai x = 0 kembali partikel akan menumbuk dinding menyebabkan partikel bergerak dari x = 0 ke x = L demikian seterusnya.
  • 53. • Andaikan elektron-elektron dalam logam padat tsb adalah gelombang-gelombang yang jumlahnya banyak dalam ruangan : Dengan membuat distribusi energi sudah merupakan pengelompokan secara umum : - Dengan membuat nomor pita (sheet number) : 1,2,3,……,i,…….r - Energi pita (sheet energy) : E1,E2,E3,……,Ei,……Er - Jumlah hunian = Jumlah partikel yang bisa menempati (occupation number) : N1,N2,N3,……,Ni,……Nr
  • 54. - Bobot pita = Jumlah status energi yang mempunyai harga energi yang sama (weight of sheet) : g1,g2,g3,……,gi……gr Dengan cara ini dapat dituliskan : - Jumlah total partikel : N=ΣNi - Energi total : E=ΣNiEi Permasalahan berikutnya adalah menentukan konfigurasi yang mempunyai peluang terbesar dari distribusi fermion (most probable).
  • 55. Peluang terbesar dari distribusi Berkaitan dengan Bobot Konfigurasi Maksimum (W maksimum). Langkah kita yang pertama mencari bentuk umum dari W → Weight of Configuration (Bobot Konfigurasi = Jumlah cara menempati). Jadi untuk menentukan distribusi fermion maka -LANGKAH I : Merumuskan Bobot Konfigurasi Total W (Bentuk umum dari bo- bot konfigurasi) sebagai :
  • 56. W=ΠWi Jumlah cara pengaturan Ni sistem ke gi status pada pita ke i = Jumlah cara membagi gi status menjadi Ni status yang isi partikel dan (gi-Ni) status yang kosong : 𝒘𝒊 = 𝒈𝒊! 𝑵𝒊! 𝒈𝒊−𝑵𝒊 ! Jumlah penempatan (hunian) pada satu status hanya boleh 0 atau 1 (masing-masing status satu sistem).
  • 57. Contoh : 3 sistem ditempatkan pada 5 status - 3 status selalu penuh - 2 status selalu kosong Susunan ? Dari hal ini kita bisa merumuskan Bobot Konfigurasi Total atau bentuk umum dari Bobot Konfigurasi W = 𝝅 𝒈𝒊! 𝑵𝒊! 𝒈𝒊−𝑵𝒊 !
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62. -LANGKAH II : Langkah berikutnya adalah me- nentukan Bobot Konfigurasi Maksimum. Berkaitan dengan nilai Bobot Konfigurasi Maksimum kita bisa menuliskan Konfigurasi yang paling mungkin : (i). Yaitu dengan memaksimumkan Bobot Kon- figurasi W : dengan menggunakan metode variasi yaitu : dW= Σ 𝝏𝑾 𝝏𝑵𝒊 dNi = 0
  • 63. Kemudian untuk memaksimumkan lebih mudah melalui lnW daripada W, sehingga : dlnW = 𝝏𝒍𝒏𝑾 𝝏𝑵𝒊 dNi = 0 (ii). Kemudian dengan menggunakan metode pengali Lagrange kita bisa menambahkan parameter berikut untuk memperhitung- kan kekekalan jumlah partikel dan keke- kalan energi : - Karena jumlah sistem N=konstan, maka:
  • 64. ΣNi=N=konstan, dan berarti ΣdNi=dN=0 -Bila energi juga konstan, maka : ΣEiNi=E=konstan ΣEi dNi=dE=0 -Gunakan pengali Lagrange untuk mema- sukkan kondisi-kondisi di atas : dlnW+α dN+β dE=0 α, β : pengali tak tentu Lagrange
  • 65. 𝜕𝑙𝑛𝑊 𝜕𝑁𝑖 dNi+α ΣdNi+β ΣEi dNi=0 𝜕𝑙𝑛𝑊 𝜕𝑁𝑖 + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑖 dNi=0 →Konfigurasi paling mungkin Karena dNi≠0, maka : 𝜕𝑙𝑛𝑊 𝜕𝑁𝑖 + α + β Ei = 0 ……………………………………..(1) (*)
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 69.
  • 70.
  • 71. * Dari distribusi fermion dapat ditentukan Fungsi Distribusi Fermi-Dirac: f(E) = 1 e(E-Eo)/kT+1 * Untuk mengerti pentingnya energi Fermi. Kita akan melihat fungsi ini, karena fungsi ini memiliki sifat- sifat yang khas. Pada T=0 kita akan periksa isi keadaan yang energinya kurang dari Eo dan yang energinya lebih dari Eo, maka :
  • 72. Untuk E»Eo : (E-Eo)/kT = +∞ f(E) = 1 e∞+1 f(E) = 0 Untuk E«Eo : (E-Eo)/kT = -∞ f(E) = 1 e-∞ +1 f(E) = 1
  • 73. *Fungsi distribusi Fermi-Dirac apabila digambarkan sebagai berikut : f(E) T2>T1>0oK T2 T1 1 T=0oK ⅟2 0 E Eo(0)
  • 74.
  • 75. *Dari lukisan sifat-sifat fungsi fermi pada T=0oK {f(E)} tersebut, kita bisa menafsirkan secara kualitatif apa arti besaran energi fermi Eo : - Semua status yang berkaitan dengan E<Eo(0) ditempati elektron. -Semua status yang berkaitan dengan E>Eo(0) kosong. *Jadi pada E<Eo(0) pada temperatur T=0oK Semua fermion menempati status energi terendah.
  • 76. * Jadi kesimpulannya : Eo(0) adalah tingkat energi tertinggi yang dihuni elektron. * Selanjutnya bagaimana cara menentukan perhitungan energi fermi Eo(0) ? - Gunakan definisi dari jumlah total partikel : ∞ N = ΣNi = N(E) dE o Jumlah total partikel yang berenergi antar (E;E+dE) Jumlah hunian (occupation number)
  • 77. N(E) = f(E) . g(E) fungsi distribusi fermi-dirac rapat keadaan (density of state) = dN dE Bagaimana cara menentukan g(E)? * Untuk perhitungan g(E). Dimulai dari persamaan energi yang sudah diturun- kan sebelumnya :
  • 78. Enx, ny, nz = h2 (nx 2 + ny 2 + nz 2) 2m V⅔ artinya elektron itu bergerak dalam kubus dengan rusuk : ⅟2 h2 2m V⅔
  • 79. Maka qx, qy dan qz harus memenuhi : ⅟2 qx = h2 2m V⅔ ⅟2 ⅟2 qz = h2 qy = h2 2m V⅔ 2m V⅔
  • 80. • Hal ini dapat digambarkan dalam ruang q : qz qy ⅟2 qx h2 2m V⅔
  • 81. • Dalam ruang q termaksud, setiap status direpresentasikan dengan volume sebesar : 3 ⅟2 Ω = h2 2m V⅔ Ω = h3 V (2m)3/2
  • 82. • Semua status dengan energi elektron sebesar : Enx, ny, nz = qx 2 + qy 2 + qz 2 Enx, ny, nz = q2........................................(*) terletak pada permukaan bola dengan jari-jari q yang memenuhi : q2 = Enx, ny, nz • Semua status dengan energi antara E dan E+dE terletak dalam kulit bola dengan jari-jari antara q dan (q+dq), volume elemen itu dalam ruang q adalah : 4πq2dq Sehingga jumlah status elektron adalah :
  • 83. #. Buat ruang p. Tinjau sebuah kulit bola dengan jari-jari p dan tebal dp : Volume elemen = ???
  • 84. #. Volume elemen = Volume kulit bola luar – Volume kulit bola dalam = 𝟒 𝟑 ᴨ 𝒑 + 𝒅𝒑 𝟑 - 𝟒 𝟑 ᴨ p3 = 𝟒 𝟑 ᴨ (p3 +3p2 dp+3p dp2 +dp3 ) - 𝟒 𝟑 ᴨ p3 = 𝟒 𝟑 ᴨp3 + 4ᴨp2 dp+ 4ᴨp dp2 + 𝟒 𝟑 ᴨ dp3 - 𝟒 𝟑 ᴨ p3 ≅ 𝟒 ᴨ p2 dp , karena dp adalah elemen yang sangat kecil, sehingga suku-suku yang mengandung dp2 dan dp3 dapat diabaikan.
  • 85. #. Volume elemen ≅ 𝟒 ᴨ p2 dp , karena dp adalah elemen yang sangat kecil, sehingga suku-suku yang mengandung dp2 dan dp3 dapat diabaikan. #. Kalau kita ganti dengan ruang-q, maka : Volume elemen ≅ 𝟒 ᴨ q2 dq.
  • 86. dN = 4πq2 dq Ω Dengan melakukan diferensiasi terhadap persamaan (*) diperoleh dE = 2q dq dq = dE 2q dq = dE 2 E⅟2
  • 87. Jadi : dN = 4πq2 dq = 4π (q2) (dq) Ω Ω dN = 4π (E) dE Ω 2 E⅟2 dN = 2π E⅟2 dE Ω Sehingga : g(E) = dN = 2π E⅟2 dE Ω
  • 88. g(E) = 2π E⅟2 1 h3 V (2m)3/2 g(E) = 2πV (2m)3/2 E1/2 h3
  • 89. Apabila diperhitungkan spin elektron, maka : g(E) = 2 2πV (2m)3/2 E1/2 h3 Jumlah total partikel (elektron) : ∞ ∞ N = N(E) dE = f(E) . g(E) dE 0 0 Pada suhu T=0oK elektron-elektron hanya akan men-
  • 90. duduki status-status energi dimulai dari yang paling bawah sampai tingkatan energi Fermi Eo. Karena itu jumlah total partikel menjadi : Eo N = f(E) . g(E) dE 0 Pada T=0oK maka : f(E) = 1 g(E) = C . E1/2 Sehingga :
  • 91. Eo N = 1 . C E1/2 dE 0 N = 2 C . (Eo)3/2 3 Jadi besarnya energi Fermi adalah Eo(0) = h2 3N 2/3 2m 8πV
  • 92. • Energi Fermi dan Temperatur Fermi : Dimana energi Fermi dan temperatur Fermi dihubungkan oleh persamaan : Eo(0) = k TF k = konstanta Boltzmann = 1,381 x 10 -23 J/K k = konstanta Boltzmann = 8,617 x 10-5 eV/K GAS Eo(0) eV TF(oK) Helium 0,94 x 10-3 10 Elektron Li 4,7 54.000 Elektron Potassium 2,1 24.000
  • 93. # BEBERAPA PERMASALAHAN. 1. Diketahui untuk logam natrium diperkirakan ada 2,6 x 1022 elektron konduksi/cm3 , yang berperilaku sebagai gas elektron bebas. Dari fakta ini, hitunglah nilai energi Fermi dalam natrium ?
  • 94. Solusi : 1. -Diket. : 𝑵 𝑽 = 2,6 x 1022 elektron konduksi/cm3 = 2,6 x 1028 elektron konduksi/m3 h = konstansta Planck = 6,6 x 10-34 J.s melektron = 9,1 x 10-31 kg -Dit. : Energi Fermi E0(0)= ? -Jawab : Gunakan perumusan energi Fermi : E0(0) = 𝒉𝟐 𝟐𝒎 𝟑𝑵 𝟖𝝅𝑽 𝟐 𝟑
  • 95. E0(0) = 𝒉𝟐 𝟐𝒎 𝟑𝑵 𝟖𝝅𝑽 𝟐 𝟑 E0(0) = 𝟔,𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟑𝟒 𝟐 𝟐 𝒙 𝟗,𝟏 𝒙 𝟏𝟎−𝟑𝟏 𝟑 𝟖 𝒙 𝟑,𝟏𝟒 𝒙 𝟐, 𝟔 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟖 𝟐 𝟑 E0(0) = 𝟒𝟑,𝟓𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟔𝟖 𝟏𝟖,𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟑𝟏 𝟎, 𝟑𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟖 𝟐 𝟑 E0(0) = 2,3934 x 𝟏𝟎−𝟑𝟕 𝟑, 𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟕 𝟐 𝟑 E0(0) = 2,3934 x 10-37 𝟑, 𝟏 𝟐 𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟐𝟕 𝒙 𝟐 𝟑 E0(0) = 2,3934 x 10-37 𝟐, 𝟏𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟏𝟖 E0(0) = 5,05 x 10-19 Joule.
  • 96. Gunakan hubungan berikut : 1 eV = 1,6 x 10-19 Joule 1 Joule = 𝟏 𝟏,𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟏𝟗 eV Sehingga : E0(0) = 5,05 x 10-19 Joule. E0(0) = 5,05 x 10-19 x 𝟏 𝟏,𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟏𝟗 eV E0(0) ≅ 3,2 eV.