2. 2
Konsep: Abigael W . Ati, Ika Francisca
Penulis: Abigael W . Ati, Ika Francisca, Ewinur Machdar, Asep Mulyana.
Kreatif: Harimawan Latif
Fotografer: Harimawan Latif, Andi Iskandar, Ewinur Machdar, Ika Francisca
Patricia Pope, Abigael W. Ati, Ratih Astati, Asrul Arief.
Data Foto: Ihsanul Hakim
Copyright High Five, Indonesia 2012
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari HighFive
Diterbitkan oleh
High Five
Jl. Hang Lekir X. No. 18
Kebayoran Baru , Jakarta Selatan
Kode Pos 12120
Jakarta, Indonesia
4. 4
MEMPERBAIKI PERILAKU SANITASI DAN
BAB
Sampah
Tinja
Sampah
Diare
Selokan BalitaMedan
Perilaku Septic Tank
Net Map
Septic Tank Sampah Organik
Sanitasi
kompos higiene
Kebersihan Lingkungan Kemitraan
Surabaya Got Mampet
AMPLSSK
Sabun
Air Minum
Jamban Cuci Tangan MCK STBM Klorinasi
Tempat Sampah Tertutup
SODIS
Diare
Makasar Komunal
Kematian Balita
Monitoring
HIGIEN DI KOTA
MENGEJAR KETERTINGGALAN
Bio Ball
Drainase
pemerintah swasta publik masyarakat
5. 5
1 Mari Berkeliling ....
2 Menggulirkan STBM di Perkotaan
3 Mengubah Perilaku,
Mengupayakan Praktik STBM
yang Berkelanjutan
4 Pemantauan dan Pembelajaran
5 Dengan Siapa HighFive Bekerja ?
6 Bagaimana Kita Bisa Bekerja Sama ?
9
23
31
59
63
65
7. 7
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (2007)
di Indonesia(0-59 bulan)
ANGKA KEMATIAN BALITA
44 /1000
DIARE
meski dianggap
tak berbahaya dan
mudah diobati
Salah satu penyebab utama adalah
10. 10
Kampung-kampung di perkotaan sudah
mulai sibuk dengan berbagai kegiatan sejak
dini hari. Pagi ini pagi yang biasa, tidak
hujan tidak basah, matahari bersinar, masih
agak redup. Beberapa warga masyarakat
sibuk bersosialisasi di pinggir selokan,
sambil buang air besar.
10
11. 11
Menurut mereka, perilaku tersebut
adalah perilaku yang biasa dan
sudah diwariskan turun temurun.
“Menurut ahlinya, buang air besar di
selokan berisiko menularkan diare”,
demikian Pak Asmuni bercerita,
“Jadi, harusnya kita buang air besar
dalam WC.”Tetangganya manggut-
manggut dengan takzim.
Di paruh selokan yang lain menjulur
pipa-pipa dari rumah-rumah besar
yang menjadi pelepasan tinja dari WC
pribadi milik beberapa warga. Ini juga
pemandangan yang biasa. Pertanyaannya
adalah, apakah mereka buang air besar
sembarangan? Mungkin tidak, karena
toh mereka buang air besar dalam
WC. Meskipun tak jarang WC tersebut
sengaja dibangun di atas selokan untuk
mempercepat pembuangan tinja.
11
13. 13
Di gang-gang, sudah tampak kesibukan
ibu dan bapak yang bersiap menjalani
kehidupan hari ini. Memandikan anak,
mencuci pakaian, memasak, cuci motor.
Sayangnya banyak gang tidak memiliki
selokan sehingga air buangan tergenang
di sana-sini, menunggu matahari
membuatnya kering.
13
15. 15
Sampah menjadi sorotan di mana-mana.
Banyak penghargaan untuk kawasan yang
berhasil mengelola sampah: Adipura,
Merdeka dari Sampah, Green and Clean.
Tetapi masih juga banyak yang membuang
sampah di mana-mana. Selokan, misalnya,
seringkali mampet karena sampah. Dan
berakhir dengan saling tuduh antar
tetangga, karena tak seorang pun mengaku
membuang sampah sembarangan.
Anak kecil lah yang membuang sampah
sembarangan.
Orang-orang dewasa yang melek huruf
selalu menganggap anak kecil lah yang
membuang sampah sembarangan. Tapi kata
Rofi yang berusia tujuh tahun, ibu nya lah
yang selalu bilang,“Buang saja di selokan,”
ketika dia membawa bungkus jajanan
kesukaannya dalam kantong celana untuk
dibuang di tempat sampah di rumah.“Kata
ibu,‘Ah semua orang juga begitu, kenapa
harus berbeda? Lagak kali pun’.”
15
17. 17
Jajan atau makan di luar menjadi salah satu
kebiasaan keluarga di daerah perkotaan.
Kadang untuk kesenangan saja, kadang karena
sudah menjadi kebutuhan. Kesibukan luar
biasa membuat mereka tidak sempat untuk
menyiapkan makanan untuk keluarga di rumah,
atau bagi yang berkegiatan di luar rumah, tak
ada waktu untuk pulang ke rumah sekedar
menyantap makanan di kala istirahat.
Karena itu warung makan menjadi
salah satu elemen penting dalam
kehidupan masyarakat perkotaan.
Di pojok gang, warung bu Murni
menjadi tujuan utama warga kampung
bila tak sempat masak. Meskipun
seringkali warga mengeluhkan sampah
basah dari warung bu Murni yang
menyumbat selokan.
17
19. 19
Lonceng tanda istirahat terdengar di
sekolah. Wawis (nama kiasan) mengelap
tangannya ke celana coklatnya,
kemudian membuka jajanan yang
dibelinya di kantin, bakmi goreng. Ini
makanan favoritnya, yang meskipun
dimakan tanpa sendok, bahkan tanpa
mencuci tangan, tetap sedap rasanya.
19
20. 20
28%
47.5%
dari air minum yang diperiksa mengandung
bakteri penyebab diare.
28.7% penduduk perkotaan berusia di atas 10 tahun
yang mencuci tangannya memakai sabun
Kebanyakan penduduk di perkotaan di Indonesia telah mengolah
dan menyimpan air minumnya dengan aman, tetapi
penduduk perkotaan di Indonesia
masih buang air besar tidak di WC
53.4%
rumah tangga perkotaan masih
belum menangani sampahnya dengan baik
(Riskesdas 2012)20
21. 21
KUNCI UTAMA
94%
Angka kesakitan
World Health Organization (WHO)
Pengolahan dan penyimpanan
air minum rumah tangga yang aman
Cuci tangan pakai sabun
Perbaikan sanitasi
Peningkatan ketersediaan air
Pembenahan lingkungan
20 40 60 80 100
39 %
45 %
32 %
25 %
94 %
Intervensi untuk penurunan penyakit diare
2012 2013 2014
67
%63.5
%
60
%
21
• Perbaikan lingkungan
• Peningkatan akses air bersih
• Peningkatan perilaku higien &
sanitasi
23. 23
Menggulirkan STBM di Perkotaan
2“Menurunkan Separuh Proporsi
Penduduk Tanpa Akses Terhadap Air
Minum Yang Aman dan Sanitasi Dasar
yang layak serta berkelanjutan” di
tahun 2015
Program High Five merupakan
dukungan terhadap program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM)
yang diluncurkan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dalam
Konferensi Nasional Pengelolaan Air
Minum Rumah Tangga Agustus 2008.
High Five adalah program yang mendorong
perubahan perilaku higien dan sanitasi yang layak
di tingkat rumah tangga dan komunitas. Dikelola
oleh Yayasan Cipta Cara Padu Indonesia yang
bermitra dengan JHU/CCP dengan dukungan
dana dari USAID, program ini sejalan dengan
strategi Pemerintah Indonesia cq. Kementerian
Kesehatan dan target MDG no 7c:
Dengan demikian perubahan perilaku sanitasi dan higien adalah pilihan yang masuk akal untuk mengurangi diare
23
24. 24
INDIKATOR RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
2012 2013 2014
67
%63.5
%
60
%
Presentasi Penduduk yang Memiliki Akses
terhadap Air Minum Berkualitas
Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
Target RPJMN
2012-2014
Target RPJMN 2012-2014
Target RPJMN 2012-2014
Target RPJMN 2012-2014
100 %
95 %
100 %
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM
= 10.000
= 16.000
= 20.000
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
201220132014
67
%63.5
%
60
%
201220132014
67
%63.5
%
60
%
201220132014
67
%63.5
%
60
%
69%
72%
75%
2012 2013 2014
67
%63.5
%
60
%
2012 2013 2014
67
%63.5
%
60
%
2012 2013 2014
67
%63.5
%
60
%
2012 2013 2014
67
%63.5
%
60
%
24
25. 25
1
2
3
Lingkungan yang mendukung
dengan melibatkan mitra
publik dan swasta dalam
mengembangkan dan
menerapkan rencana program
perubahan perilaku STBM
Adopsi perilaku STBM yang
layak melalui pemrograman
yang melibatkan masyarakat,
mitra dan jaringan sosial di
tingkat komunitas
Komunitas yang berdaya dan
sadar STBM untuk menjamin
keberlanjutan
akses dan kebutuhan terhadap
fasilitas higien dan sanitasi yang
layak di tingkat rumah tangga
dan komunitas
Untuk mendorong perubahan perilaku STBM, High Five mengupayakan tiga kondisi penting
untuk dipastikan terjadi, dari tingkat RT sampai tingkat nasional:
25
26. 26
Akses terhadap
air mengalir
untuk menyiram
dan cebok
Buang air besar di jamban
yang terhubung dengan
tangki septic
1 Stop buang air
besar sembarangan
STB
Sanitas
Berbasis M
26
27. 27
Mencuci tangan pakai sabun di lima waktu penting
(setelah BAB, setelah menceboki/ membersihkan
popok anak, sebelum menyiapkan makan, sebelum
menyuapi/ memberi makan anak, sebelum makan)
Ada air mengalir, sabun
dan kain bersih atau
serbet kertas untuk
mengeringkan
BM
si Total
Masyarakat
2 Cuci tangan
pakai sabun
27
28. 28
Mengolah air
minum dengan
benar (merebus,
klorinasi, filter,
SODIS)
Menyimpan air
minum dalam
wadah yang
aman
3 Pengelolaan air minum dan
makanan rumah tangga
STB
Sanitas
Berbasis M
28
29. 29
Buang sampah ke
dalam wadah yang
tertutup
Memilahkan
antara sampah
organik dan
non-organik
Limbah cair rumah
tangga dibuang
melalui selokan/
saluran pembuangan
air limbah
BM
si Total
Masyarakat 4 Pengelolaan sampah
rumah tangga 5 Pengelolaan limbah
cair rumah tangga
29
31. 31
High Five mengambil peran untuk mendorong peningkatan perilaku sanitasi dan higien bersama masyarakat di perkotaan.
Masyarakat perkotaan merupakan ranah yang unik dengan karakteristik yang berbeda dari pedesaan. Masalah-masalah
terkait STBM diperumit dengan jumlah penduduk yang tinggi, sempitnya gang, sesaknya lahan dan kesibukan warga mencari
uang. Pemerintah kota yang belum menempatkan STBM sebagai prioritas dan rendahnya dukungan pihak swasta dan publik
menambah panjang daftar tantangan kami.
Mengubah Perilaku, Mengupayakan Praktik
STBM yang Berkelanjutan
3
3131
32. 32
Sanitasi dan higien bukan merupakan prioritas
dari tiap-tiap kita. Dalam sebuah pertemuan
masyarakat, ketika menjelaskan bahwa
membangun WC membutuhkan dana yang tak
sedikit, Pak Achmad (nama kiasan) menghisap
rokoknya dalam-dalam. Menunda rencana
membeli TV untuk membangun WC bukan hal
yang dapat diterima oleh keluarganya.“Kan
kami juga butuh hiburan dan berita, setelah
bekerja keras sepanjang hari.”
32
34. 34
“Sanitasi dan higien adalah urusan pribadi”, demikian sering kita dengar. Atau, paling tinggi urusan
rumah tangga. Kita lupa bahwa bila satu orang saja lalai membangun tangki yang tidak septik, sumber
air dan tanah di sekitar tercemar kuman E.Coli, terutama dengan kondisi kampung perkotaan yang
miskin ruang dan sesak. Dampaknya menyebar cepat, dan diakhiri dengan wabah --kejadian luar
biasa-- diare atau penyakit berbasis lingkungan lainnya
34
35. 35
kira-kira 252,000 rupiah
per orang per tahun!
56 triliun rupiah
WSP-EAP (2008)
KERUGIAN EKONOMI
Akibat praktik sanitasi dan higiene yang buruk
Pemerintah daerah dinilai paling merugi ketika sanitasi tak memenuhi
syarat. PP no. 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara
pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota menyatakan bahwa urusan
sanitasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah .
35
36. 36
Fasilitas seperti WC yang layak, tempat cuci tangan
yang layak, wadah air minum yang layak memang
merupakan hal yang penting dalam perubahan
perilaku. Tanpa ada WC yang sehat tak mungkin orang
dapat buang air besar“di WC yang sehat”. Sebaliknya,
fasilitas tanpa perubahan perilaku adalah kesia-siaan.
Pengalaman menunjukkan bahwa kepemilikan fasilitas
tidak menjamin perubahan perilaku.
36
37. 37
High Five memandang penting
mengawinkan keduanya untuk
mencapai hasil terbaik,
melalui kolaborasi
tiga pemegang andil utama:
1. masyarakat,
2. mitra swasta
dan publik,
dan 3. pemerintah.
37
39. 39
High Five berkeyakinan bahwa bekerja bersama
masyarakat akan membawa pembelajaran yang
baik bagi masyarakat, pun bagi program dalam
membangun potensi dan kesadaran masyarakat
tentang kebutuhannya. High Five menggunakan
pendekatan tiga langkah penciptaan kebutuhan
yang mendorong keterlibatan masyarakat:
a membangun dialog komunitas
untuk mengidentifikasi dan
mengurai masalah dengan
melakukan penilaian partisipatif
b. membangun kapasitas
masyarakat serta
bersama merencanakan
strategi perubahan perilaku
c. melaksanakan aksi bersama
untuk memastikan adopsi dan
keberlanjutan praktek
lima pilar STBM termasuk
pembangunan fasilitas
sanitasi secara partisipatif
1. Masyarakat sadar STBM yang mampu mengelola
potensi dan menyuarakan pendapatnya
39
40. 40
a. Penilaian partisipatif
Pemetaan sosial ditujukan untuk mendengar
dan memahami persepsi masyarakat mengenai
lingkungannya, tidak hanya yang berkaitan dengan
fasilitas sanitasi dan kebiasaan hidup bersih sehat,
tetapi juga tentang hubungan sosial di antara
mereka. Penyusuran kampung menjadi kegiatan
lanjutan untuk memproses lebih lanjut persepsi
masyarakat: klarifikasi dan penemuan kembali hal-
hal yang terlewat dalam pemetaan. Penyusuran
kampung juga digunakan untuk memperkuat atau
membentuk opini masyarakat untuk mengubah
perilaku STBM, melalui proses pemicuan yang
menekankan penyadaran masyarakat terhadap
kebiasaan sanitasi dan higien yang kurang layak.
40
41. 41
Kedua kegiatan ini selain menyisir masalah sanitasi
dan higien yang ditemui, juga menekankan pada
potensi dan sumber daya yang dimiliki masyarakat
dan perseorangan. Kesadaran tentang potensi
dan sumber daya ini diharapkan akan mengubah
posisi masyarakat, bukan sekedar sebagai penerima
manfaat melainkan pemegang andil utama dalam
upaya perbaikan kualitas hidupnya.
41
43. 43
Peningkatan kesadaran masyarakat
menuntut pengembangan kapasitas mereka
untuk penanganan masalah yang efektif.
High Five mengusahakan peningkatan
kualitas mereka dalam memfasilitasi
perubahan perilaku di lingkungan mereka
melalui pelatihan-pelatihan dan dukungan
terhadap upaya yang mereka lakukan
b. Pengembangan Kapasitas Masyarakat
43
45. 45
Keputusan untuk meningkatkan akses
sanitasi dan higien di masyarakat
diawali dengan pertemuan warga untuk
mengidentifikasi akses sanitasi yang
tersedia serta kondisinya melalui tangga
sanitasi yang dikembangkan High
Five. Dalam pertemuan ini warga juga
membahas bagaimana meningkatkan
akses tersebut supaya lebih sehat dan aman
c. Membangun fasilitas sanitasi secara partisipatif
bagi lingkungan dengan menggunakan
teknologi dan sarana yang paling sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan
mereka. Identifikasi sumber daya yang
tersedia, baik di masyarakat maupun pihak
eksternal, membuka wawasan masyarakat
bahwa kontribusi tidak hanya berupa dana
tunai, tetapi juga tenaga, material, lahan
dan konsumsi. Semua ini tentu saja dalam
rangka menempatkan masyarakat sebagai
mitra yang berdaya serta menguatkan
45
46. 46
Tripikon S merupakan singkatan dari
tri=tiga, kon= konsentris dan S= septik.
Dengan tiga pipa yang berbeda diameter
yang dipasang secara konsentris, tripikon
S menurunkan beban pencemar limbah
tinja hingga 70%. Pengolahan lebih lanjut
berupa peresapan atau anaerob-aerob
biofilter diperlukan agar air buangan
aman untuk disalurkan ke badan
air. Model ini dapat dipasang secara
horizontal ataupun vertical dan sesuai
untuk diterapkan di daerah pasang surut
dan muka air tanah tinggi.
46
47. 47
perubahan perilaku sanitasi dan higien
yang layak.
Dampak negatif pada lingkungan yang
diperkirakan dapat terjadi dari kegiatan
pembangunan sarana sanitasi dan
higien juga diidentifikasi bersama-sama,
termasuk upaya mitigasinya. Rencana
pemeliharaan dan pengoperasian sarana
juga disusun bersama dalam langkah awal
rangkaian kegiatan peningkatan akses
sanitasi dan higien ini.
47
49. 49
Integrasi elemen dalam mikrosistem
merupakan faktor krusial dalam upaya
perubahan perilaku sanitasi dan higien
yang layak. Anak dalam hal ini merupakan
agen penting yang akan membawa perilaku
STBM di sepanjang hidupnya, kemudian
meneruskannya ke generasi yang akan datang.
Alasan ini lah yang mendorong High Five
bekerja untuk mengupayakan perubahan
perilaku STBM di kalangan anak-anak.
d. Peran serta anak dalam promosi higiene dan sanitasi
4949
51. 51
Selama ini banyak pihak memandang
bahwa bisnis sanitasi tak menguntungkan.
Tetapi beberapa program dan organisasi
membuktikan bahwa sebenarnya
ketidaksesuaian antara teknologi sanitasi
yang ditawarkan –baik oleh program
pemerintah maupun pihak swasta—dengan
kebutuhan masyarakat lah yang menjadikan
investasi tersebut tidak menguntungkan.
2. Pihak swasta dan publik sebagai mitra yang responsif
dan mendukung pergerakan positif masyarakat
51
52. 52
Bioball yang berbentuk seperti bola
adalah pengolahan limbah tinja dengan
sistem biofilter. Bola-bola ini menjadi
media lekatan mikroorganisme yang
memanfaatkan air kotor sebagai nutrisi
mereka. Meskipun tanpa resapan,
air buangan yang keluar dari tangki
septik lebih aman untuk lingkungan
karena sudah tidak mengandung bahan
pencemar lagi.
Penggunaan bioball dapat
menghemat tempat dan air
buangan dapat langsung
disalurkan ke badan air. Bioball
dapat dibuat dari bahan alam
(misalnya batu kerikil) maupun
bahan buatan manusia (plastik
dan keramik), yang penting tidak
korosif, ringan, porositas tinggi,
tahan terhadap pembusukan dan
tahan terhadap bahan kimia.
Saat ini mulai banyak dikembangkan
bioball dari plastik yang lebih
terjangkau dan mudah ditemukan,
seperti bakul dan bola-bola plastik,
tutup botol minuman kemasan, gelas/
botol plastik air minum kemasan
dan lainnya. Efektifitas bahan plastik
sedehana ini sama dengan buatan
pabrik dan sudah diterapkan juga
oleh BTKL (Balai Teknologi Kesehatan
Lingkungan) dan POLTEKES (Poli
Teknik Kesehatan) dari Kementerian
Kesehatan.
52
53. 53
Masalah ini menjadi salah satu perhatian
utama High Five, yang melihat STBM
sebagai kesempatan yang luas untuk
mengembangkan bisnis kreatif dan inovatif
serta menciptakan teknologi tepat guna dan
tepat sasaran bersama mitra-mitra publik
dan swasta.
53
55. 55
High Five juga memandang media massa sebagai
salah satu mitra penting dalam perubahan
positif di masyarakat. Media massa merupakan
penggerak utama dalam memberikan informasi
dan membangun kesadaran masyarakat dalam
berbagai hal, sehingga berkolaborasi dengan
media massa untuk menempatkan sanitasi dan
higien sebagai isu mendasar, kompleks dan erat
hubungannya dengan kualitas hidup manusia
secara keseluruhan menjadi penting dalam
mendorong perubahan masyarakat.
55
57. 57
3. Perangkat pemerintahan yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen
untuk mendukung perubahan positif dalam perilaku STBM di masyarakat
Laporan WSP-EAP (2008) menunjukkan bahwa
pengelolaan pembangunan sanitasi di Indonesia
merupakan salah satu sector yang membutuhkan
koordinasi dan kolaborasi yang erat antar aparatur
pemerintahan karena banyaknya kementerian
yang terlibat, ditambah dengan desentralisasi yang
menempatkan pemerintah kota sebagai perumus
dan eksekutor rencana pembangunan kota. Higien
dan sanitasi menjadi sepenuhnya tanggung jawab
pemerintah kota dan tidak serta merta mengikuti
program pemerintah nasional.
Sampai tahun 2011, belum banyak
pemerintah daerah yang mengalokasikan
anggaran untuk pembangunan
infrastruktur dan terlebih lagi untuk
peningkatan praktik STBM, dan menurut
laporan baru 78 dari 497 kabupaten/
kota di Indonesia yang tergabung dalam
AKOPSI[1].
Visi bersama yang mengerucut pada rasa
kepemilikan kebijakan terkait STBM dari
semua institusi adalah hal yang krusial
dalam menguatkan kolaborasi antar mitra.
High Five menggarisbawahi hal ini dalam
strateginya. Sebagai contoh, di tingkat
kota, High Five menjalinkan program
STBM yang dirintis oleh Kementerian
Kesehatan dengan Strategi Sanitasi Kota
yang diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Bappenas.
Dengan demikian, penyediaan
fasilitas [yang sesuai] tidak dapat
dilepaskan dari perubahan perilaku
dan dapat menjawab kebutuhan
masyarakat dan pemerintah
kota secara layak.
57
59. 59
Pemantauan dan Pembelajaran
Untuk memastikan pencapaian tujuan program, High Five melakukan pemantauan
dan evaluasi sepanjang usia program. Di awal program, High Five mengumpulkan
data indikator-indikator yang mencerminkan kondisi sanitasi dan praktik perilaku
sanitasi dan higiene masyarakat melalui survei sebagai pijakan pengukuran
pencapaian program di kelurahan-kelurahan. Survei ini mengacu pada EHRA
(Environmental Health Risk Assessment) yang dikembangkan oleh USDP (Urban
Sanitation Development Program). Studi EHRA merupakan salah satu prasyarat
penyusunan Strategi Sanitasi Kota selain dokumen-dokumen sekunder seperti
data kependudukan, kemiskinan, fasilitas sanitasi, data kelembagaan, keuangan,
dan lainnya. Dengan demikian data dasar dan pemantauan kondisi dan praktik
sanitasi dan higien kelurahan-kelurahan yang bekerja bersama High Five dapat
menjadi bagian dari data pemerintah kota dalam mengembangkan kebijakan
terkait sanitasi dan higien.
4
59
60. 60
High Five juga mendorong
masyarakat untuk ikut serta dalam
melakukan pemantauan dan
evaluasi kegiatan terkait STBM,
melalui pemantauan partisipatif
yang diinisiasi warga masyarakat
sehingga terpenuhi prinsip“dari,
oleh dan untuk masyarakat”.
60
61. 61
Pembelajaran dari perancangan dan
penerapan program menjadi catatan
penting untuk pengembangan model STBM
di daerah perkotaan sepanjang kolaborasi
High Five dengan para mitra. Melalui citizen
journalism, bersama-sama kami berupaya
menggali, menuangkan pembelajaran-
pembelajaran tersebut dan membaginya
melalui media yang mudah diakses,
lintas zona waktu untuk membuatnya
menjadi pembelajaran bersama mengenai
penerapan STBM di perkotaan.
61
62. 62
Kota Medan
Kota Jakarta
e
Kota Surabaya
2. Kelurahan Wonorejo
Kecamatan: Tegalsari
Jumlah penduduk: 25,132 people
Jumlah rumah tangga: 7,979
Jumlah anak dibawah umur 5 tahun: 1,863
Number RW: 11
Fokus RW: RW 4, RW 6 dan RW 7
Kota Makasar
2. Kelurahan Lembo
Kecamatan: Tallo
Jumlah penduduk: 12,209 people
Jumlah rumah tangga: 2,077
Jumlah anak dibawah umur 5 tahun: 2,144
Jumalah RW: 5
Fokus RW: RW 1, RW 2 , dan RW 5
2. Kelurahan TSM III
Kecamatan: Medan Deli
Jumlah Penduduk: 15,316 people
Jumlah rumah tangga: 2,860
Jumlah anak dibawah 5 tahun: 1,148
Jumlah RW: 8
Fokus RW: Lingkungan 2, Lingkungan
5 dan Lingkungan 6
1. Kelurahan Kota Bangun
Kecamatan: Medan Denai
Jumlah Penduduk: 47,888 people
Jumlah rumah tangga: 9,525
Jumlah anak dibawah 5 tahun: 2,519
Jumlah RW: 15
Fokus RW: Lingkungan 4, Lingkungan 5
dan Lingkungan 7
1. Kelurahan Tallo
Kecamatan: Tallo
Jumlah penduduk: 12,209
Jumlah rumah tangga: 2,000
Jumlah anak dibawah 5 tahun: 2,000
Jumlah RW: 5
Fokus RW: RW 2, RW 4, dan RW 5
1. Kelurahan Petemon
Kecamatan: Sawahan
Jumlah penduduk: 41,435 people
Jumlah rumah tangga: 6,255
Jumlah anak dibawah umur 5 tahun: 11,385
Jumlah RW: 18
Fokus RW: RW 9, RW 11, dan RW 13
62
63. 63
Di tingkat nasional, Kementerian Kesehatan sebagai empunya program STBM menjadi
mitra utama High Five. Diikuti dengan institusi lain yang tergabung dalam Kelompok
Kerja (pokja) AMPL: Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perumahan Rakyat. Termasuk
di dalamnya program, LSM dan donor yang bekerja di bidang sanitasi dan higiene.
High Five bekerja bersama mitra di kota Medan, Surabaya dan Makassar. Pokja AMPL/
Sanitasi merupakan mitra utama High Five di tingkat kota, selain mitra dari pihak swasta
dan publik seperti lembaga swadaya masyarakat, organisasi berbasis masyarakat dan
organisasi keagamaan.
High Five juga berkolaborasi dengan masyarakat di dua kelurahan di tiap kota tersebut.
Di Medan, High Five bekerja dengan masyarakat di Kelurahan Kota Bangun dan TSM III.
Di Surabaya dengan Kelurahan Petemon dan Wonorejo. Di Makasar di Kelurahan Tallo
dan Lembo.
Dengan Siapa HIGH FIVE Bekerja ?
5
63
64. 64
Bagaimana Kita Bisa Bekerja Sama?
Mari kita bicara !
Bekerja bersama berbagai organisasi merupakan kehormatan bagi High Five.
Tidak sekedar“terbuka untuk berkolaborasi”, High Five justru mengundang pihak-pihak
yang memiliki kepedulian yang sama untuk bekerja bersama meningkatkan kualitas hidup
masyarakat perkotaan melalui peningkatan perilaku dan akses sanitasi dan higien. Dan tak
hanya terbatas pada keterlibatan dalam kegiatan yang diinisiasi oleh High Five, tetapi juga
mengajak Anda untuk mewujudkan gagasan-gagasan dari berbagai sisi: komunikasi untuk
perubahan perilaku [termasuk advokasi, penguatan masyarakat, pengembangan media]
maupun pengembangan teknologi sanitasi tepat guna, untuk diterapkan sebagai bagian
dari proses yang sedang High Five jalankan atau mitra melakukankan proses tersebut secara
penuh, demi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
64
6
66. 66
CCP Indonesia
Jl. Tebet Dalam IV no 11
Tebet , Jakarta Selatan
Kode Pos 12810 - Indonesia
Phone: 6221-83797380
Fax: 6221-8292680
eMail: info@ccp-indonesia.org