Dokumen tersebut membahas pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS) dalam mengurangi risiko penyakit diare. CTPS dapat menurunkan risiko diare hingga 42-53% karena sabun mampu menghilangkan bakteri penyebab diare hingga 90%. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah CTPS yang benar serta persyaratan sarana CTPS.
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
• WHO : Modifikasi lingkungan dapat menurunkan kejadian diare
hingga 94%
• Laston (1992) Pinfold (1994) Curtis (2003) Luby et al (2005) Burton et al (2011) :
“Cuci tangan pakai sabun menurunkan risiko kejadian
diare 42-53% “
• Lanata (1994) Luby et al (2011) Amaliah (2011) Trimulyaningsih (2006) Zakianis
(2003) Alamsyah (2002) Thoyib Kusnadi (1997) :
Perilaku CTPS ibu/pengasuh berhubungan dengan kejadian
diare pada anak.
3. Mengapa pakai sabun ?
• Bakteri penyebab diare ditemukan :
8% mencuci tangan dengan sabun
23% mencuci tangan dengan air saja
44% jika tidak mencuci tangan
(Burton et al, 2011)
Faecal Streptococci mampu dieliminir 90% dengan cuci tangan
pakai sabun dan 52% jika dengan menggunakan air saja (Pinfold,
1994)
4. 5 WAKTUPALING PENTING UNTUKCTPS
1. Sebelum makan
2. Sebelum menghidangkan makanan
3. Sebelum memberi makan bayi/Balita
4. Sesudah Buang Air Besar atau Buang Air Kecil.
5. Sesudah memegang hewan.
Waktu-waktu penting lainnya adalah:
sebelum menyusui bayi, setelah menyeboki bayi/Balita, setelah
batuk/bersin dan membersihkan hidung, setelah membersihkan
sampah; dan untuk anak-anak: setelah bermain di tanah atau di
lantai.
6. LANGKAH-LANGKAHCTPSBENAR
Efektif untuk membersihkan tangan dari kuman.
Mencuci tangan pakai sabun dengan cara yang benar
memerlukan waktu minimal 20 detik.
1. Buka aliran air (atau tuang air dengan gayung)
2. Basahkan tangan dengan sedikit air.
3. Tutup aliran air untuk menghemat air,
4. Gosokan sabun pada kedua telapak tangan dan
kedua punggung tangan pakai sabun.
5. jari-jemari, kedua jempol secara seksama,
6. Dengan mengunakan kuku, bersihkan sela-sela di
bawah kuku
7. Buka aliran air lagi (tuangkan air dari gayung)
dan gosok-gosok kedua tangan dibawah air
mengalir sampai sisa-sisa sabun habis.
8. Tutup aliran air kembali.
9. Keringkan kedua tangan dengan mengibas-
ibaskan kedua tangan di udara sampai kering.
Kalau ada, keringkan pakai kain atau handuk
bersih, atau kertas tisu sekali pakai.
7. CTPS SALAH
-Mencuci tangan hanya pakai air saja –
karena air saja tidak mampu
menghilangkan semua kotoran dan
kuman dari tangan.
-Mencuci tangan dengan air yang
kotor/terkontaminasi atau tercemar –
karena air kotor yang terkontaminasi
akan semakin mengotori tangan.
-Mencuci tangan dengan air bersih yang
tidak mengalir misalnya menggunakan
kobokan, baskom atau ember – karena
air dalam wadah bekas cuci tangan
menjadi semakin kotor dan mengandung
kuman yang mudah dipindahkan dari
tangan ke-tangan.
-Mencuci tangan pakai sabun tetapi
tidak sesuai dengan langkah-langkah
CTPS yang benar – bila kedua tangan
tidak disabuni dengan seksama maka
kemungkinan besar masih tersisa kotoran
ada kuman pada tangan.
Setelah mencuci tangan, mengeringkan
tangan dengan kain/lap yang kotor – bila
lap, kain atau handuk yang dipakai untuk
mengeringkan adalah kotor, tercemar
atau terkontaminasi, maka ada
kemungkinan besar tangan akan kemabli
tercemar kotoran atau kuman.
8. Persyaratan Sarana CTPS
Untuk dapat menunjang langkah-langkah CTPS yang benar sehingga
efektif untuk menghilangkan kotoran dan kuman, maka persyaratan
utama atau persyaratan minimum sarana CTPS yang memenuhi
persyaratan kesehatan adalah tersedianya:
• air bersih yang dapat dialirkan,
• sabun,
• penampungan atau saluran air limbah yang aman.
9. Sarana CTPS
Sarana cuci-tangan tidak perlu terdiri dari kran dan wastafel yang
mewah atau mahal. Sarana CTPS yang sederhana dan yang tepat
guna yaitu dibuat dari bahan/material yang dapat diperoleh
dengan mudah, misalnya: dapat dibuat dari ruas bambu, tempat-
tempat bekas seperti botol plastik besar, jerigen, gentong,.
• Untuk rumah tangga minimum satu sarana CTPS
yang mudah dijangkau oleh semua anggota
keluarga (ruang makan dan dapur) dan yang
mudah dijangkau dari kakus. Sebaiknya di dalam
ruang kakus atau dekat kakus disediakan sarana
CTPS khusus.
• Untuk tempat-tempat umum: sarana CTPS
diletakkan dekat dengan kakus dan dekat dengan
tempat makan.
• Untuk sekolah: ditempatkan di dalam atau luar
tiap ruangan (ruangan kelas, ruangan guru, ruang
perpustakaan dan lain sebagainya.) Kalau
diletakkan di luar ruangan, sebaiknya diletakkan
tidak jauh dari ruang masing-masing.
10. SaranaCTPS non-perpipaan
Sarana CTPS yang suplai airnya tidak dari
sistim perpipaan melainkan dengan
menggunakan wadah penampungan air
sementara, yang setelah dipakai untuk
cuci tangan beberapa kali memerlukan
pengisian ulang secara manual
dikatagorikan sebagai sarana CTPS non-
perpipaan.
11. Sarana CTPS perpipaan
• Sarana CTPS yang suplai airnya disalurkan melalui sistim perpipaan langsung
sampai kepada titik keran dikatagorikan sebagai sarana CTPS perpipaan. Air
perpipaan bisa berupa sistim perpipaan PAM, PDAM, sistim air perpipaan desa,
pompa air listrik dengan tenki penampungan air.
• Di lokasi-lokasi dimana terdapat sarana air bersih yang disalurkan melalui pipa,
maka sarana CTPS dapat dibuat dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan
“Wastafel” pada lampiran atau dibuat sarana CTPS sederhana dengan
memperhatikan ukuran tinggi kran, ukuran bak tampiasan air dan pembuangan
limbah yang memadai.
12.
13. Pendahuluan
• Sanitasi merupakan kebutuhan dasar. Sebagai
konsekuensinya, pemerintah harus mendorong
terpenuhinya kebutuhan tersebut.
• Hingga saat ini akses sanitasi masih belum memadai.
Sementara prasarana dan sarana yang terbangun banyak
yang tidak berfungsi atau tidak meme-nuhi persyaratan
• Saat ini diperkirakan 100.000 anak meninggal setiap
tahunnya karena diare.
• 94% kasus diare disumbang oleh faktor lingkungan yg
terkait dg konsumsi air yg tidak sehat, buruknya sanitasi &
hygiene (WHO Publication 2006)
14. Gambaran Riil Kondisi Sanitasi
Di Indonesia
mencuci dan mandi
di sungai tercemar
MCK yang tidak
berfungsi
selokan tersumbat
BAB sembarangan
Jamban asal-asalan
16. INI MASALAH PERILAKU, BUKAN KARENA TIDAK MAMPU BIKIN JAMBAN ( berapa
harga HP + pulsa + rokok? Coba hitung biaya yg mereka keluarkan tiap bulan....? )
17. Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya hidup bersih
dan sehat (higienitas pribadi), sehingga menyebabkan:
Minimnya kebutuhan terhadap sanitasi
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membangun sarana
sanitasi tanpa bantuan dari pihak luar
Kendala
18. KRITERIA STOP BABs
1. Lubang kloset memiliki tutup agar serangga tidak bisa
menyentuh tinja
2. Jarak pembuangan tinja ke sumur gali > 10 m
3. Tempat jongkok (kloset) terbuat dari bahan yang kuat
4. Tinja bayi atau lansia (jika ada) dibuang kedalam kloset
(WC)
5. Setiap orang di dalam rumah menggunakan WC
6. Terdapat akses untuk membersihkan dubur
7. Tidak ada tinja manusia terlihat di sekitar rumah, kebun,
sungai
19. HASIL YANG DIINGINKAN
STOP BABS, TIDAK ADA MASYARAKAT
YANG BUANG AIR BESAR DI TEMPAT
TERBUKA / SEMBARANG TEMPAT ( DI
KEBUN, SUNGAI, SEMAK2, PANTAI ).
20. Hasil yang Diharapkan
• Kebutuhan masyarakat terhadap pemakaian
jamban meningkat
kebutuhan masyarakat terhadap sarana
sanitasi dapat terpenuhi
Perubahan perilaku dapat menular secara
cepat pada daerah lain (replikasi)