SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58
  53
POTENSI PEMBANGKIT DAYA TERMOELEKTRIK UNTUK
KENDARAAN HIBRID
Nandy Putra*)
, Raldi Artono Koestoer, M. Adhitya, Ardian Roekettino, dan Bayu Trianto
Laboratorium Perpindahan Kalor, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
*)
E-mail: nandyputra@eng.ui.ac.id
Abstrak
Pembangkit daya termoelektrik TEG (Thermoelectric Generator) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi
listrik di mana ketika perbedaan temperatur terjadi antara dua material semi konduktor yang berbeda, elemen
termoelektrik ini akan mengalirkan arus sehingga menghasilkan perbedaan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan nama
‘efek Seebeck’ yang merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier TEC (Thermoelectric Cooling). Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi
alternatif untuk kendaraan hibrid dengan menggunakan panas buang dari motor bakar. Pengujian dilakukan dengan
variasi susunan peltier yang berbeda, yaitu seri dan pararel. Sumber panas buang disimulasikan dengan menggunakan
pemanas/heater yang divariasikan tegangannya, yaitu 110V dan 220V. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan
dua belas elemen peltier yang disusun secara seri dengan tegangan pemanas 220V, dapat menghasilkan daya ouput
maksimum 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 42,82°C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki
prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik.
 
Abstract
Potency of Thermoelectric Generator for Hybrid Vehicle. Thermoelectric Generator (TEG) has been known as
electricity generation for many years. If the temperature difference occurred between two difference semi conductor
materials, the current will flow in the material and produced difference voltage. This principle is known as Seebeck
effect that is the opposite of Peltier effect Thermoelectric Cooling (TEC). This research was conducted to test the
potential of electric source from twelve peltier modules. Then, these thermoelectric generators were applied in hybrid
car by using waste heat from the combustion engine. The experiment has been conducted with variations of peltier
module arrangements (series and parallels) and heater as heat source for the thermoelectric generator, with variations of
heater voltage input (110V and 220V) applied. The experimental result showed that twelve of peltier modules arranged
in series and heater voltage of 220V generated power output of 8.11 Watts with average temperature difference of
42.82°C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electric source.
Keywords: peltier element, seebeck effect, thermoelectric generator
1. Pendahuluan
Program pengembangan energi alternatif seperti energi
angin, sel matahari (solar cell), OTEC (Ocean Thermal
Energy Conversion), panas bumi dan lainnya perlu
mendapatkan perhatian yang serius baik dari
pemerintah, industri, perguruan tinggi dan masyarakat.
Selain pengembangan energi alternatif, perhatian
mengenai penghematan energi atau konservasi energi
perlu juga mendapat perhatian yang sama karena
dengan menghemat energi atau meningkatkan efisiensi
termal suatu sistem energi dapat memperpanjang
habisnya persediaan bahan bakar yang berasal dari fosil.
Efisiensi pembangkit listrik tenaga gas dan uap atau
sistem termal lainnya hanya sekitar 30-40% saja,
walaupun sudah ada beberapa teknologi yang digunakan
untuk memanfaatkan panas buang tersebut misalnya
dengan system combine cycle. Namun demikian, panas
yang dibuang ke lingkungan masih cukup besar.
Sektor transportasi merupakan sektor penghasilkan
panas buang yang cukup besar dimana efisiensi
kendaraan bermotor masih sekitar 35-40% saja,
sementara sisanya dibuang ke lingkungan begitu saja.
Seperti terlihat pada Gambar 1, rata-rata energi yang
termanfatkan hanyalah 34%, sementara sisanya dibuang
ke lingkungan.
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58
 
54
Gambar 1. Persentase Energi yang Termanfaatkan dan
yang Terbuang
Terdapat beberapa cara atau teknologi untuk
menghemat konsumsi energi pada kendaraan bermotor,
antara lain electronic fuel injection (EFI), Intelligent
Variable valve Timing and lift Electronic Control (i-
VTEC) dan yang saat ini sedang popular, sistem hibrid
(hybrid system). Sistem hibrid pada kendaraan bermotor
adalah gabungan mesin pembakaran dalam dengan
motor listrik. Sumber energi listrik untuk menggerakan
motor listrik diperoleh dari altenantor dan juga dynamic
brake, di mana energi gerak (putaran) diubah menjadi
energi listrik. Pada saat ini, energi panas yang
dihasilkan motor pembakaran dalam dibuang begitu saja
dan belum dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik
untuk sistem kendaraan hibrid ini.
Konsep Seebeck menggambarkan bahwa jika dua buah
material logam (biasanya semi konduktor) yang
tersambung berada di lingkungan dengan dua temperatur
berbeda, maka di material tersebut akan mengalir arus
listrik atau gaya gerak listrik [1]. Konsep ini apabila
diterapkan pada kendaraan bermotor dengan gas buang
pada mesin motor bakar berkisar antara 200-300o
C dan
temperatur lingkungan bekisar antara 30-35o
C, akan
menghasilkan gaya gerak listrik yang kemudian dapat
digunakan untuk menggerakan motor listrik atau
disimpan di dalam baterai. Apabila dapat diterapkan di
kendaraan hibrid, konsumsi bahan bakar pada
kendaraan bermotor akan semakin irit. Berdasarkan
penjelasan ini, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan potensi pembangkit daya termoelektrik
yang memanfaatkan panas gas buang kendaraan
bermotor untuk diterapkan pada kendaraan hibrid. 
Pembangkit termoelektrik (TEG) adalah suatu
pembangkit listrik yang didasarkan pada efek Seebeck,
yang pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh Thomas
Johann Seebeck [1]. Ia menghubungkan tembaga dan
besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua logam
tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi
logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata
bergerak. Hal ini terjadi oleh karena aliran listrik yang
terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan
Gambar 2. Struktur Pembangkit Daya Termoelektrik
magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas
tersebut. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan
efek Seebeck [2, 3].
Gambar 2 menunjukkan struktur TEG yang terdiri dari
suatu susunan elemen tipe-n (material dengan kelebihan
elektron) dan tipe-p (material dengan kekurangan
elektron). Panas masuk pada satu sisi dan dibuang dari
sisi yang lainya, menghasilkan suatu tegangan yang
melewati sambuangan termoelektrik. Besarnya tegangan
yang dihasilkan sebanding dengan gradien temperatur
[1].
Modul termoelektrik adalah sirkuit terintegrasi dalam
bentuk solid yang menggunakan tiga prinsip
termodinamika yang dikenal sebagai efek Seebeck,
Peltier dan Thompson. Konstruksinya terdiri dari
pasangan material semikonduktor tipe-p dan tipe-n yang
membentuk termokopel yang memiliki bentuk seperti
sandwich antar dua wafer keramik tipis. Modul ini dapat
digunakan untuk menghasilkan panas dan dingin di
masing-masing sisinya jika arus listrik digunakan
biasanya diaplikasikan sebagai sistem pendingin [3,4]
misalnya kotak pendingin vaksin [5-8] atau untuk
menghasilkan listrik ketika panas dan dingin digunakan
sebagai perbedaan temperaturnya [3].
Heat sink digunakan untuk membantu meningkatkan
pelepasan kalor pada sisi dingin sehingga meningkatkan
efisiensi dari modul tersebut. Potensi pembangkitan
daya dari modul termoelektrik tunggal akan berbeda-
beda bergantung pada ukuran, konstruksi dan perbedaan
temperaturnya. Perbedaan temperatur yang makin besar
antara sisi panas dan sisi dingin modul akan
menghasilkan tegangan dan arus yang lebih besar.
Modul-modul termoelektrik dapat juga disambungkan
bersama baik secara seri ataupun pararel seperti baterai
untuk menghasilkan tegangan atau arus listrik. Tiap
modul mampu menghasilkan tegangan rata-rata 1-2V
DC dan bahkan sampai 5V DC bergantung pada variasi
delta temperaturnya, tetapi umumnya satu modul
termoelektrik menghasilkan 1,5-2V DC [2].
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58
 
55
Saat ini, aplikasi TEG telah banyak diterapkan di
berbagai bidang, sebuah perusahaan Amerika (Hi-Z
Technology, Inc.) telah berhasil mengembangkan
delapan modul peltier (model HZ-14) yang digunakan
pada glycol generator dan dapat menghasilkan daya
sebesar 60 Watt dengan temperatur ambien 15-30ο
C dan
temperatur operasi berkisar 175-200ο
C [9]. Besarnya
daya yang dihasilkan dikarenakan modul yang
digunakan tersebut adalah khusus pada TEG, bukan
TEC dan perbedaan temperaturnya mencapai 170ο
C.
Perkembangan teknologi termoelektrik dari Hi-Z
mengalami kemajuan yang pesat karena saat ini
teknologi Hi-Z mampu mencapai nilai ZT (figure of
merit) 3,2 walaupun diproduksi masih dalam skala kecil
[9].
Eakburanawat et al. [10] mengembangkan battery charger
berbasis termoelektrik. Sistem yang dikembangkan
menghasilkan daya maksimum sebesar 7,99 Watt.
Penelitian tersebut menggunakan sumber kalor panas
buang dari tungku api dan juga dinding tungku.
Pembangkit termoelektrik ini juga telah dikembangkan
untuk diaplikasikan pada laptop. Pembangkit tersebut
menggunakan panas yang dihasilkan dari gas butan
[10]. Daya yang dihasilkan adalah sekitar 13,35 Watt.
Nuwayhid et al. [11] mengembangkan dan menguji
pembangkit termoelektrik pada tungku api tradisional di
Libanon dengan menggunakan konveksi bebas pada sisi
termoelektrik yang menghasilkan daya sebesar 4,2 Watt.
Daya yang dihasilkan oleh TEG sangat bergantung pada
perbedaan temperatur yang didapatkan. Karena panas
buang kendaraan bersifat fluktuatif, nilai daya yang
dihasilkan dapat berubah-ubah. Namun, selama mesin
dinyalakan nilai dayanya akan terus ada. Hal penting
lainnya adalah bahwa daya keluaran adalah hasil
perbedaan temperatur ke dua sisi modul termoelektrik
[12]. Artinya bukan berarti bagaimana mendapatkan
jumlah kalornya, akan tetapi seberapa besar perbedaan
temperatur yang didapatkan. Semua ini berhubungan
dengan efisiensi dari termoelektrik itu sendiri. Jika
perbedaan temperaturnya semakin besar, maka daya
keluarannya juga makin besar, hingga titik maksimum
efisiensi peltier tersebut. Jadi ada kemungkinan
walaupun perbedaan temperaturnya sangat besar tetapi
daya yang dihasilkannya lebih kecil.
Nilai efisiensi modul termoelektrik dapat ditingkatkan
dengan cara panas didisipasi diatas sisi dingin modul,
seperti penggunaan heat sink, fan, water jacket atau
hanya dengan memberikan temperatur lingkungan
diatas sisi dingin modul untuk menjaga perbedaan
temperatur dengan sisi panasnya.
Kendaraan bermotor menghasilkan energi panas yang
terbuang dari hasil pembakaran pada motor bakar.
Temperatur tertinggi dimulai dari bagian awal exhaust
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Skema Temperatur Manifold Sepeda
Motor Vega-R 110 cc Tahun 2006, (b) Grafik
Temperatur Manifold dari beberapa Titik
manifold dan turun hingga pada ujung muffler. Posisi
termokopel yang dipasang pada exhaust manifold dan
hasil pengukuran temperaturnya serta hasil pengukuran
temperatur pada saluran buang sepeda motor disajikan
pada Gambar 3.
Temperatur saluran buang berkisar antara 150–300ο
C.
Apabila mesin dimatikan, temperatur dinding exhaust
manifold dan muffler turun sampai temperatur menjadi
sama pada setiap titik pengukuran. Meskipun demikian,
temperatur exhaust manifold dan muffler masih lebih
tinggi dari temperatur lingkungan. Hal ini menunjukkan
adanya potensi beda temperatur yang cukup besar antara
dinding saluran pembuangan panas dengan temperatur
lingkungan untuk membangkitkan energi listrik dengan
menggunakan termoelektrik.
2. Eksperimental
Untuk mengetahui kemampuan termolektrik sebagai
pembangkit daya listrik yang dapat diaplikasikan pada
kendaraan bermotor, pada penelitian ini dibangun
pengujian pembangkit daya termoelektrik. Gambar 4
menunjukkan skema pengujian yang dibangun. Balok
alumunium berukuran 40x40x120 mm yang bagian
tengahnya diberi lubang berdiameter 10 mm digunakan
sebagai dudukan termoelektrik. Di dalam lubang
tersebut diletakan pemanas dengan sumber arus AC,
dimana kalor yang dibangkitkan oleh pemanas tersebut
disimulasikan sebagai panas dari gas buang kendaraan
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58
 
56
Gambar 4. Skema Uji Pembangkit Daya Termoelektrik
bermotor. Pemanas tersebut dihubungkan dengan
pengatur tegangan sebagai power supply sehingga
energi listrik yang diberikan ke pemanas dapat diatur
kalor yang dapat dibangkitkan oleh pemanas tersebut.
Pada sisi-sisi balok alumunium dipasang masing-masing
tiga buah termoelektrik dan di atas termolektrik
dipasang sirip-sirip yang terbuat dari alumunium
sebagai sisi dingin termoelektrik. Pada setiap
permukaan termoelektrik dipasang termokopel untuk
mengetahui beda temperaturnya. Termokopel-
termokopel tersebut dihubungkan ke data acquisition
(DAQ) yang sudah tersambung dengan komputer.
Tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh
termoelektrik diukur dan juga disambungkan dengan
lampu pijar untuk membuktikan bahwa energi listrik
dapat dihasilkan dari beda temperatur yang terjadi.
Pengujian menggunakan 12 peltier yang susunannya
memiliki dua variasi, yaitu seri dan paralel. Selama
pengujian, kipas angin dinyalakan untuk memberikan
hembusan angin dari arah depan body aluminium untuk
mensimulasikan gerakan maju sepeda motor.
3. Hasil dan Pembahasan
Pengujian ini menghasilkan data berupa arus ouput,
tegangan output, daya output, temperatur sisi panas
peltier, dan temperatur sisi dingin peltier sebagai fungsi
waktu. Pengujian dilakukan dengan variasi tegangan
input heater 110V dan 220V dengan voltage regulator
AC yang memiliki alat ukur pengatur nilai tegangan
sehingga nilai tegangannya dapat diubah sesuai
 
Gambar 5. Grafik Perbandingan (∆T) dengan Variasi
Tegangan Input Pemanas
kebutuhan. Sedangkan nilai arusnya mengikuti perubahan
nilai tegangan yang diberikan. Waktu pengambilan data
selama 60 menit dengan power supply pemanas
dinyalakan dan 60 menit dimatikan.
Jika tegangan input yang diberikan pada pemanas 110V
dan kipas angin dinyalakan, maka temperatur pemanas
memiliki kisaran antara 30-70°C sedangkan jika
tegangan input yang diberikan pada pemanas 220V,
kisaran temperatur pemanas adalah antara 30-150°C.
Nilai temperatur ini juga dipengaruhi oleh temperatur
lingkungan. Pada Gambar 5 terlihat beda temperatur
yang dihasilkan antara sisi panas dan sisi dingin elemen
peltier. Beda temperatur dengan power supply 110V
memiliki kisaran antara 0-15°C, sedangkan dengan
supply 220V memiliki range beda temperatur (∆T)
0-45°C. Ketika tegangan pada pemanas dimatikan,
perbedaan temperatur antara sisi panas dan sisi dingin
termoelektrik akan turun secara cepat.
Beda temperatur yang dihasilkan dari eksperimen ini
tidak setinggi seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Hal ini disebabkan karena kipas yang digunakan sebagai
simulasi gerakan udara ketika motor berjalan kurang
mampu mendinginkan sirip-sirip alumunium yang
diletakan pada permukaan peltier sehingga dibutuhkan
kipas yang memiliki pressure and air flow yang cukup
besar agar sesuai dengan gerakan udara pada motor
yang sebenarnya.
Gambar 6 memperlihatkan grafik perbedaam temperatur
antara sisi panas dan sisi dingin dengan tegangan yang
diberikan pada pemanas 220V dari 12 keping
termoelektrik yang disusun secara pararel dan seri.
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58
 
57
Tegangan yang dihasilkan oleh TEG meningkat seiring
dengan meningkatnya beda temperatur antara sisi panas
dan sisi dingin TEG (Gambar 6). Perbedaan antara
tegangan yang dihasilkan pada TEG yang disusun
pararel dan seri terlihat cukup signifikan, di mana TEG
yang disusun secara seri memiliki keluaran tegangan
yang lebih besar dibanding dengan TEG disusun
pararel. Tegangan maksimum yang dihasilkan
termoelektrik yang disusun secara pararel dan seri.
Gambar 6. Grafik Karakter Termoelektrik dengan
Tegangan Input Pemanas 220V
Gambar 7. Grafik Karakter Termoelektrik dengan
Tegangan Input Pemanas 110V
Tegangan yang dihasilkan oleh TEG meningkat seiring
dengan meningkatnya beda temperatur antara sisi panas
dan sisi dingin TEG (Gambar 6). Perbedaan antara
tegangan yang dihasilkan pada TEG yang disusun
pararel dan seri terlihat cukup signifikan, di mana TEG
yang disusun secara seri memiliki keluaran tegangan
yang lebih besar dibanding dengan TEG disusun
pararel. Tegangan maksimum yang dihasilkan pada
susunan TEG seri adalah 17-18V sementara pada
susunan pararel hanya 1,4V. Setelah tegangan pada
heater dimatikan, tegangan pada TEG baik susunan seri
maupun pararel juga menurun seiring dengan
menurunnya beda tegangan antara sisi panas dan sisi
dingin TEG.
Gambar 7 memperlihatkan grafik perbedaam temperatur
antara sisi panas dan sisi dingin dengan tegangan yang
diberikan pada pemanas 110V, dan 12 keping
termoelektrik yang disusun secara pararel dan seri. Hasil
pengujian dengan menggunakan tegangan 220V
maupun 110V memberikan hasil yang sama yaitu
penyusunan secara seri memberikan hasil keluaran
tegangan termoelektrik yang lebih besar dibandingkan
dengan penyusunan secara paralel.
Pengujian menunjukan bahwa, daya keluaran terbesar
diperoleh dari kombinasi tegangan pemanas sebesar
220V dan termoelektrik yang disusun seri (Gambar 8
dan 9). Apabila diurutkan masing-masing kombinasi
adalah sebagai berikut:
1. Seri 220V: 8,11 Watt (menit 33), ∆T 42,82o
C
2. Paralel 220V: 2,20 Watt (menit 53), ∆T 42,96o
C
3. Seri 110V: 0,74 Watt (menit 53), ∆T 13,32o
C
4. Paralel 110V: 0,06 Watt (menit 45), ∆T 14,09o
C
Gambar 8. Perbandingan Daya Output dengan Variasi
Susunan Termoelektrik, Input Pemanas pada
220V
Waktu (menit)
Waktu (menit) Waktu (menit)
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58
 
58
Gambar 9. Perbandingan Daya Output dengan Variasi
Susunan Termoelektrik, Input Pemanas 110V
Hasil tersebut sesuai dengan teori efek Seebeck, yaitu
ketika terjadi perbedaan temperatur antara material
semikonduktor yang berbeda, maka akan terjadi beda
potensial listrik. Beda potensial listrik ini meningkat
dengan semakin meningkatnya beda temperatur [7].
 
4. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian karakterisasi termoelektrik
yang dilakukan dapat diambil simpulan bahwa hasil
penelitian karakterisasi termoelektrik generator dengan
dua belas modul termoelektrik yang dipasang di sekitar
sisi-sisinya menghasilkan keluaran daya dari pembangkit
termoelektrik ini sekitar 8 Watt. Susunan termoelektrik
mempunyai peran untuk menghasilkan tegangan atau
kuat arus tententu. Untuk menghasilkan tegangan yang
tinggi peltier harus disusun secara seri, sedangkan untuk
mendapatkan kuat arus yang tinggi, termoelektrik harus
disusun secara paralel. Termoelektrik yang disusun seri
menghasilkan daya yang lebih besar dibandingkan
dengan termoelektrik yang disusun paralel. Secara garis
besar daya yang dihasilkan pembangkit daya
termoelektrik masih cukup kecil. Akan tetapi, hal ini
telah menunjukkan bahwa pembangkit termoelektrik
memiliki prospek yang cerah di masa depan sebagai
alternatif energi listrik. Jadi, dimanapun ada panas
buang, pembangkit termoelektrik dapat mengubah panas
buang tersebut menjadi daya listrik.
Ucapan Terima Kasih
Para penulis mengucapkan terima kasih kepada
Universitas Indonesia yang telah membiayai penelitian
ini melalui skema RUUI 2008.
Daftar Acuan
[1] G. Min, D.M. Roe, Handbook of thermoelectrics,
Peltier devices as generator, CRC Press LLC,
Florida, 1994, p.479.
[2] Thermoelectric Generator, thermo1,
www.thermo1.com, 2008.
[3] S.B. Riffat, X. Ma, Appl. Therm. Eng, 23/8 (2003)
913.
[4] S.B. Riffat, S.A. Omer, X. Ma, Renewable Energy
23/2 (2001) 313.
[5] S. Chatterjee, K.G. Pandey, Appl. Energy 76/4
(2003) 415.
[6] N. Putra, J. Med. Eng. Technol. 33/3 (2009) 232.
[7] N. Putra, H. Hardanu, P.A. Sugiarto, F.N.
Iskandar, Proceedings of 10th
Quality in Research,
Depok, Indonesia, 2007, IMM-28.
[8] N. Putra, A. Oktianto, I. Bariyanto, F. Yusivar,
Jurnal Teknologi, 21/1 (2007) 24 – 31.
[9] HZ-14 Thermoelectric Module, Hi-Z Technology
inc, http://www.hi-z.com/hz14.php, 2008.
[10] J. Eakburanawat, I. Boonyaroonate, Appl. Energy.
83/7 (2006) 687.
[11] R.Y. Nuwayhid, A. Shihadeh, N. Ghaddar, Energy
Convers Manage 46/9-10 (2005) 1631.
[12] J.W. Stevens, Energy Convers. Manage. 42/6
(2001) 709.
Waktu (menit)

More Related Content

What's hot

Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaNur Fitryah
 
Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi Siti Farida
 
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
Materi  fister rekayasa pembangkit listrikMateri  fister rekayasa pembangkit listrik
Materi fister rekayasa pembangkit listrikAdhi Susanto
 
Presentasi cerobong surya dan kolam surya
Presentasi cerobong surya dan kolam suryaPresentasi cerobong surya dan kolam surya
Presentasi cerobong surya dan kolam suryaN'fall Sevenfoldism
 
Energi surya kel.6 (14 06-21)
Energi surya kel.6 (14 06-21)Energi surya kel.6 (14 06-21)
Energi surya kel.6 (14 06-21)kristianmartino
 
Materi sumber energi
Materi sumber energiMateri sumber energi
Materi sumber energiagungkrisdi
 
Pembangkit Listrik Tenaga surya
Pembangkit Listrik Tenaga suryaPembangkit Listrik Tenaga surya
Pembangkit Listrik Tenaga suryaMohammad Wafaiq
 
Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1Dewi Izza
 
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTSUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTameliarizkap
 
3 asnal pembangkit sel surya
3 asnal  pembangkit sel surya3 asnal  pembangkit sel surya
3 asnal pembangkit sel suryaheru.prasetyo
 
Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...
Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...
Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...Wayan Santika
 
Studi pembangunan pltp cangar 2 x55 mw di kabupaten malang jawa timur dan ren...
Studi pembangunan pltp cangar 2 x55 mw di kabupaten malang jawa timur dan ren...Studi pembangunan pltp cangar 2 x55 mw di kabupaten malang jawa timur dan ren...
Studi pembangunan pltp cangar 2 x55 mw di kabupaten malang jawa timur dan ren...Selly Riansyah
 
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )Ady Purnomo
 
Aplikasi Penggunaan Solar Energy
Aplikasi Penggunaan Solar EnergyAplikasi Penggunaan Solar Energy
Aplikasi Penggunaan Solar Energybleed4gain
 
Makalah ilmiah
Makalah ilmiahMakalah ilmiah
Makalah ilmiahwybawa
 
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanUniveristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanInchy Yaa Rfy
 

What's hot (20)

Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya
 
fisika sumber daya energi
fisika sumber daya energifisika sumber daya energi
fisika sumber daya energi
 
Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi
 
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
Materi  fister rekayasa pembangkit listrikMateri  fister rekayasa pembangkit listrik
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
 
Presentasi cerobong surya dan kolam surya
Presentasi cerobong surya dan kolam suryaPresentasi cerobong surya dan kolam surya
Presentasi cerobong surya dan kolam surya
 
Energi surya kel.6 (14 06-21)
Energi surya kel.6 (14 06-21)Energi surya kel.6 (14 06-21)
Energi surya kel.6 (14 06-21)
 
Materi sumber energi
Materi sumber energiMateri sumber energi
Materi sumber energi
 
Pembangkit Listrik Tenaga surya
Pembangkit Listrik Tenaga suryaPembangkit Listrik Tenaga surya
Pembangkit Listrik Tenaga surya
 
Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1
 
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTSUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
 
3 asnal pembangkit sel surya
3 asnal  pembangkit sel surya3 asnal  pembangkit sel surya
3 asnal pembangkit sel surya
 
Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...
Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...
Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...
 
Sumber energi
Sumber energiSumber energi
Sumber energi
 
sumber energi fisika unnes
sumber energi fisika unnessumber energi fisika unnes
sumber energi fisika unnes
 
Studi pembangunan pltp cangar 2 x55 mw di kabupaten malang jawa timur dan ren...
Studi pembangunan pltp cangar 2 x55 mw di kabupaten malang jawa timur dan ren...Studi pembangunan pltp cangar 2 x55 mw di kabupaten malang jawa timur dan ren...
Studi pembangunan pltp cangar 2 x55 mw di kabupaten malang jawa timur dan ren...
 
Energi surya
Energi suryaEnergi surya
Energi surya
 
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
 
Aplikasi Penggunaan Solar Energy
Aplikasi Penggunaan Solar EnergyAplikasi Penggunaan Solar Energy
Aplikasi Penggunaan Solar Energy
 
Makalah ilmiah
Makalah ilmiahMakalah ilmiah
Makalah ilmiah
 
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanUniveristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
 

Similar to POTENSI TEG UNTUK KENDARAAN HIBRID

Sistem refrigerasi thermoelectric
Sistem refrigerasi thermoelectricSistem refrigerasi thermoelectric
Sistem refrigerasi thermoelectricTriandi Walian
 
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdfAfiqPraditio
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1SPADAIndonesia
 
Makalah pembangkit energi listrik komponen-komponen pembangkit
Makalah pembangkit energi listrik   komponen-komponen pembangkitMakalah pembangkit energi listrik   komponen-komponen pembangkit
Makalah pembangkit energi listrik komponen-komponen pembangkitahmadmartakusuma
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1SPADAIndonesia
 
Fuel Cell Hidrogen (Jurusan Kimia Unesa)
Fuel Cell Hidrogen (Jurusan Kimia Unesa)Fuel Cell Hidrogen (Jurusan Kimia Unesa)
Fuel Cell Hidrogen (Jurusan Kimia Unesa)Muhamad Ghadafi
 
55710080 k onversi-mhd
55710080 k onversi-mhd55710080 k onversi-mhd
55710080 k onversi-mhdBagus Prayitno
 
Persentasi jurnal
Persentasi jurnalPersentasi jurnal
Persentasi jurnalPIPINAZRIN
 
Agungmulyono politeknik negerisemarang_pkmkc
Agungmulyono politeknik negerisemarang_pkmkcAgungmulyono politeknik negerisemarang_pkmkc
Agungmulyono politeknik negerisemarang_pkmkconefuture
 
Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge
Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half BridgePemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge
Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridgerezon arif
 
Tugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamikaTugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamikaFatahillah Agung
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energiHamid Abdillah
 
PENGENALAN INDUSTRI MIGAS 1 & PANAS BUMI
PENGENALAN INDUSTRI MIGAS 1  &  PANAS BUMIPENGENALAN INDUSTRI MIGAS 1  &  PANAS BUMI
PENGENALAN INDUSTRI MIGAS 1 & PANAS BUMIYOHANIS SAHABAT
 
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiProposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiGanang Setiawan
 
Program kreativitas mahasiswa_ai_(komang_deliana_putra)_itn_malang
Program kreativitas mahasiswa_ai_(komang_deliana_putra)_itn_malangProgram kreativitas mahasiswa_ai_(komang_deliana_putra)_itn_malang
Program kreativitas mahasiswa_ai_(komang_deliana_putra)_itn_malangkomang deliana putra
 

Similar to POTENSI TEG UNTUK KENDARAAN HIBRID (20)

Sistem refrigerasi thermoelectric
Sistem refrigerasi thermoelectricSistem refrigerasi thermoelectric
Sistem refrigerasi thermoelectric
 
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1
 
Makalah pembangkit energi listrik komponen-komponen pembangkit
Makalah pembangkit energi listrik   komponen-komponen pembangkitMakalah pembangkit energi listrik   komponen-komponen pembangkit
Makalah pembangkit energi listrik komponen-komponen pembangkit
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1
 
Fuel Cell Hidrogen (Jurusan Kimia Unesa)
Fuel Cell Hidrogen (Jurusan Kimia Unesa)Fuel Cell Hidrogen (Jurusan Kimia Unesa)
Fuel Cell Hidrogen (Jurusan Kimia Unesa)
 
55710080 k onversi-mhd
55710080 k onversi-mhd55710080 k onversi-mhd
55710080 k onversi-mhd
 
Persentasi jurnal
Persentasi jurnalPersentasi jurnal
Persentasi jurnal
 
Agungmulyono politeknik negerisemarang_pkmkc
Agungmulyono politeknik negerisemarang_pkmkcAgungmulyono politeknik negerisemarang_pkmkc
Agungmulyono politeknik negerisemarang_pkmkc
 
Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge
Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half BridgePemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge
Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge
 
Tugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamikaTugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamika
 
12
1212
12
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energi
 
makalah-termokopel
makalah-termokopelmakalah-termokopel
makalah-termokopel
 
PENGENALAN INDUSTRI MIGAS 1 & PANAS BUMI
PENGENALAN INDUSTRI MIGAS 1  &  PANAS BUMIPENGENALAN INDUSTRI MIGAS 1  &  PANAS BUMI
PENGENALAN INDUSTRI MIGAS 1 & PANAS BUMI
 
Energy_Storage.pptx
Energy_Storage.pptxEnergy_Storage.pptx
Energy_Storage.pptx
 
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiProposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
 
Program kreativitas mahasiswa_ai_(komang_deliana_putra)_itn_malang
Program kreativitas mahasiswa_ai_(komang_deliana_putra)_itn_malangProgram kreativitas mahasiswa_ai_(komang_deliana_putra)_itn_malang
Program kreativitas mahasiswa_ai_(komang_deliana_putra)_itn_malang
 
Presentasi pengendali suhu
Presentasi pengendali suhuPresentasi pengendali suhu
Presentasi pengendali suhu
 
Pltb
PltbPltb
Pltb
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

POTENSI TEG UNTUK KENDARAAN HIBRID

  • 1. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58   53 POTENSI PEMBANGKIT DAYA TERMOELEKTRIK UNTUK KENDARAAN HIBRID Nandy Putra*) , Raldi Artono Koestoer, M. Adhitya, Ardian Roekettino, dan Bayu Trianto Laboratorium Perpindahan Kalor, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia *) E-mail: nandyputra@eng.ui.ac.id Abstrak Pembangkit daya termoelektrik TEG (Thermoelectric Generator) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi listrik di mana ketika perbedaan temperatur terjadi antara dua material semi konduktor yang berbeda, elemen termoelektrik ini akan mengalirkan arus sehingga menghasilkan perbedaan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan nama ‘efek Seebeck’ yang merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier TEC (Thermoelectric Cooling). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif untuk kendaraan hibrid dengan menggunakan panas buang dari motor bakar. Pengujian dilakukan dengan variasi susunan peltier yang berbeda, yaitu seri dan pararel. Sumber panas buang disimulasikan dengan menggunakan pemanas/heater yang divariasikan tegangannya, yaitu 110V dan 220V. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan dua belas elemen peltier yang disusun secara seri dengan tegangan pemanas 220V, dapat menghasilkan daya ouput maksimum 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 42,82°C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik.   Abstract Potency of Thermoelectric Generator for Hybrid Vehicle. Thermoelectric Generator (TEG) has been known as electricity generation for many years. If the temperature difference occurred between two difference semi conductor materials, the current will flow in the material and produced difference voltage. This principle is known as Seebeck effect that is the opposite of Peltier effect Thermoelectric Cooling (TEC). This research was conducted to test the potential of electric source from twelve peltier modules. Then, these thermoelectric generators were applied in hybrid car by using waste heat from the combustion engine. The experiment has been conducted with variations of peltier module arrangements (series and parallels) and heater as heat source for the thermoelectric generator, with variations of heater voltage input (110V and 220V) applied. The experimental result showed that twelve of peltier modules arranged in series and heater voltage of 220V generated power output of 8.11 Watts with average temperature difference of 42.82°C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electric source. Keywords: peltier element, seebeck effect, thermoelectric generator 1. Pendahuluan Program pengembangan energi alternatif seperti energi angin, sel matahari (solar cell), OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), panas bumi dan lainnya perlu mendapatkan perhatian yang serius baik dari pemerintah, industri, perguruan tinggi dan masyarakat. Selain pengembangan energi alternatif, perhatian mengenai penghematan energi atau konservasi energi perlu juga mendapat perhatian yang sama karena dengan menghemat energi atau meningkatkan efisiensi termal suatu sistem energi dapat memperpanjang habisnya persediaan bahan bakar yang berasal dari fosil. Efisiensi pembangkit listrik tenaga gas dan uap atau sistem termal lainnya hanya sekitar 30-40% saja, walaupun sudah ada beberapa teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan panas buang tersebut misalnya dengan system combine cycle. Namun demikian, panas yang dibuang ke lingkungan masih cukup besar. Sektor transportasi merupakan sektor penghasilkan panas buang yang cukup besar dimana efisiensi kendaraan bermotor masih sekitar 35-40% saja, sementara sisanya dibuang ke lingkungan begitu saja. Seperti terlihat pada Gambar 1, rata-rata energi yang termanfatkan hanyalah 34%, sementara sisanya dibuang ke lingkungan.
  • 2. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58   54 Gambar 1. Persentase Energi yang Termanfaatkan dan yang Terbuang Terdapat beberapa cara atau teknologi untuk menghemat konsumsi energi pada kendaraan bermotor, antara lain electronic fuel injection (EFI), Intelligent Variable valve Timing and lift Electronic Control (i- VTEC) dan yang saat ini sedang popular, sistem hibrid (hybrid system). Sistem hibrid pada kendaraan bermotor adalah gabungan mesin pembakaran dalam dengan motor listrik. Sumber energi listrik untuk menggerakan motor listrik diperoleh dari altenantor dan juga dynamic brake, di mana energi gerak (putaran) diubah menjadi energi listrik. Pada saat ini, energi panas yang dihasilkan motor pembakaran dalam dibuang begitu saja dan belum dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik untuk sistem kendaraan hibrid ini. Konsep Seebeck menggambarkan bahwa jika dua buah material logam (biasanya semi konduktor) yang tersambung berada di lingkungan dengan dua temperatur berbeda, maka di material tersebut akan mengalir arus listrik atau gaya gerak listrik [1]. Konsep ini apabila diterapkan pada kendaraan bermotor dengan gas buang pada mesin motor bakar berkisar antara 200-300o C dan temperatur lingkungan bekisar antara 30-35o C, akan menghasilkan gaya gerak listrik yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakan motor listrik atau disimpan di dalam baterai. Apabila dapat diterapkan di kendaraan hibrid, konsumsi bahan bakar pada kendaraan bermotor akan semakin irit. Berdasarkan penjelasan ini, tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan potensi pembangkit daya termoelektrik yang memanfaatkan panas gas buang kendaraan bermotor untuk diterapkan pada kendaraan hibrid.  Pembangkit termoelektrik (TEG) adalah suatu pembangkit listrik yang didasarkan pada efek Seebeck, yang pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh Thomas Johann Seebeck [1]. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Hal ini terjadi oleh karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan Gambar 2. Struktur Pembangkit Daya Termoelektrik magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas tersebut. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck [2, 3]. Gambar 2 menunjukkan struktur TEG yang terdiri dari suatu susunan elemen tipe-n (material dengan kelebihan elektron) dan tipe-p (material dengan kekurangan elektron). Panas masuk pada satu sisi dan dibuang dari sisi yang lainya, menghasilkan suatu tegangan yang melewati sambuangan termoelektrik. Besarnya tegangan yang dihasilkan sebanding dengan gradien temperatur [1]. Modul termoelektrik adalah sirkuit terintegrasi dalam bentuk solid yang menggunakan tiga prinsip termodinamika yang dikenal sebagai efek Seebeck, Peltier dan Thompson. Konstruksinya terdiri dari pasangan material semikonduktor tipe-p dan tipe-n yang membentuk termokopel yang memiliki bentuk seperti sandwich antar dua wafer keramik tipis. Modul ini dapat digunakan untuk menghasilkan panas dan dingin di masing-masing sisinya jika arus listrik digunakan biasanya diaplikasikan sebagai sistem pendingin [3,4] misalnya kotak pendingin vaksin [5-8] atau untuk menghasilkan listrik ketika panas dan dingin digunakan sebagai perbedaan temperaturnya [3]. Heat sink digunakan untuk membantu meningkatkan pelepasan kalor pada sisi dingin sehingga meningkatkan efisiensi dari modul tersebut. Potensi pembangkitan daya dari modul termoelektrik tunggal akan berbeda- beda bergantung pada ukuran, konstruksi dan perbedaan temperaturnya. Perbedaan temperatur yang makin besar antara sisi panas dan sisi dingin modul akan menghasilkan tegangan dan arus yang lebih besar. Modul-modul termoelektrik dapat juga disambungkan bersama baik secara seri ataupun pararel seperti baterai untuk menghasilkan tegangan atau arus listrik. Tiap modul mampu menghasilkan tegangan rata-rata 1-2V DC dan bahkan sampai 5V DC bergantung pada variasi delta temperaturnya, tetapi umumnya satu modul termoelektrik menghasilkan 1,5-2V DC [2].
  • 3. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58   55 Saat ini, aplikasi TEG telah banyak diterapkan di berbagai bidang, sebuah perusahaan Amerika (Hi-Z Technology, Inc.) telah berhasil mengembangkan delapan modul peltier (model HZ-14) yang digunakan pada glycol generator dan dapat menghasilkan daya sebesar 60 Watt dengan temperatur ambien 15-30ο C dan temperatur operasi berkisar 175-200ο C [9]. Besarnya daya yang dihasilkan dikarenakan modul yang digunakan tersebut adalah khusus pada TEG, bukan TEC dan perbedaan temperaturnya mencapai 170ο C. Perkembangan teknologi termoelektrik dari Hi-Z mengalami kemajuan yang pesat karena saat ini teknologi Hi-Z mampu mencapai nilai ZT (figure of merit) 3,2 walaupun diproduksi masih dalam skala kecil [9]. Eakburanawat et al. [10] mengembangkan battery charger berbasis termoelektrik. Sistem yang dikembangkan menghasilkan daya maksimum sebesar 7,99 Watt. Penelitian tersebut menggunakan sumber kalor panas buang dari tungku api dan juga dinding tungku. Pembangkit termoelektrik ini juga telah dikembangkan untuk diaplikasikan pada laptop. Pembangkit tersebut menggunakan panas yang dihasilkan dari gas butan [10]. Daya yang dihasilkan adalah sekitar 13,35 Watt. Nuwayhid et al. [11] mengembangkan dan menguji pembangkit termoelektrik pada tungku api tradisional di Libanon dengan menggunakan konveksi bebas pada sisi termoelektrik yang menghasilkan daya sebesar 4,2 Watt. Daya yang dihasilkan oleh TEG sangat bergantung pada perbedaan temperatur yang didapatkan. Karena panas buang kendaraan bersifat fluktuatif, nilai daya yang dihasilkan dapat berubah-ubah. Namun, selama mesin dinyalakan nilai dayanya akan terus ada. Hal penting lainnya adalah bahwa daya keluaran adalah hasil perbedaan temperatur ke dua sisi modul termoelektrik [12]. Artinya bukan berarti bagaimana mendapatkan jumlah kalornya, akan tetapi seberapa besar perbedaan temperatur yang didapatkan. Semua ini berhubungan dengan efisiensi dari termoelektrik itu sendiri. Jika perbedaan temperaturnya semakin besar, maka daya keluarannya juga makin besar, hingga titik maksimum efisiensi peltier tersebut. Jadi ada kemungkinan walaupun perbedaan temperaturnya sangat besar tetapi daya yang dihasilkannya lebih kecil. Nilai efisiensi modul termoelektrik dapat ditingkatkan dengan cara panas didisipasi diatas sisi dingin modul, seperti penggunaan heat sink, fan, water jacket atau hanya dengan memberikan temperatur lingkungan diatas sisi dingin modul untuk menjaga perbedaan temperatur dengan sisi panasnya. Kendaraan bermotor menghasilkan energi panas yang terbuang dari hasil pembakaran pada motor bakar. Temperatur tertinggi dimulai dari bagian awal exhaust (a) (b) Gambar 3. (a) Skema Temperatur Manifold Sepeda Motor Vega-R 110 cc Tahun 2006, (b) Grafik Temperatur Manifold dari beberapa Titik manifold dan turun hingga pada ujung muffler. Posisi termokopel yang dipasang pada exhaust manifold dan hasil pengukuran temperaturnya serta hasil pengukuran temperatur pada saluran buang sepeda motor disajikan pada Gambar 3. Temperatur saluran buang berkisar antara 150–300ο C. Apabila mesin dimatikan, temperatur dinding exhaust manifold dan muffler turun sampai temperatur menjadi sama pada setiap titik pengukuran. Meskipun demikian, temperatur exhaust manifold dan muffler masih lebih tinggi dari temperatur lingkungan. Hal ini menunjukkan adanya potensi beda temperatur yang cukup besar antara dinding saluran pembuangan panas dengan temperatur lingkungan untuk membangkitkan energi listrik dengan menggunakan termoelektrik. 2. Eksperimental Untuk mengetahui kemampuan termolektrik sebagai pembangkit daya listrik yang dapat diaplikasikan pada kendaraan bermotor, pada penelitian ini dibangun pengujian pembangkit daya termoelektrik. Gambar 4 menunjukkan skema pengujian yang dibangun. Balok alumunium berukuran 40x40x120 mm yang bagian tengahnya diberi lubang berdiameter 10 mm digunakan sebagai dudukan termoelektrik. Di dalam lubang tersebut diletakan pemanas dengan sumber arus AC, dimana kalor yang dibangkitkan oleh pemanas tersebut disimulasikan sebagai panas dari gas buang kendaraan
  • 4. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58   56 Gambar 4. Skema Uji Pembangkit Daya Termoelektrik bermotor. Pemanas tersebut dihubungkan dengan pengatur tegangan sebagai power supply sehingga energi listrik yang diberikan ke pemanas dapat diatur kalor yang dapat dibangkitkan oleh pemanas tersebut. Pada sisi-sisi balok alumunium dipasang masing-masing tiga buah termoelektrik dan di atas termolektrik dipasang sirip-sirip yang terbuat dari alumunium sebagai sisi dingin termoelektrik. Pada setiap permukaan termoelektrik dipasang termokopel untuk mengetahui beda temperaturnya. Termokopel- termokopel tersebut dihubungkan ke data acquisition (DAQ) yang sudah tersambung dengan komputer. Tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh termoelektrik diukur dan juga disambungkan dengan lampu pijar untuk membuktikan bahwa energi listrik dapat dihasilkan dari beda temperatur yang terjadi. Pengujian menggunakan 12 peltier yang susunannya memiliki dua variasi, yaitu seri dan paralel. Selama pengujian, kipas angin dinyalakan untuk memberikan hembusan angin dari arah depan body aluminium untuk mensimulasikan gerakan maju sepeda motor. 3. Hasil dan Pembahasan Pengujian ini menghasilkan data berupa arus ouput, tegangan output, daya output, temperatur sisi panas peltier, dan temperatur sisi dingin peltier sebagai fungsi waktu. Pengujian dilakukan dengan variasi tegangan input heater 110V dan 220V dengan voltage regulator AC yang memiliki alat ukur pengatur nilai tegangan sehingga nilai tegangannya dapat diubah sesuai   Gambar 5. Grafik Perbandingan (∆T) dengan Variasi Tegangan Input Pemanas kebutuhan. Sedangkan nilai arusnya mengikuti perubahan nilai tegangan yang diberikan. Waktu pengambilan data selama 60 menit dengan power supply pemanas dinyalakan dan 60 menit dimatikan. Jika tegangan input yang diberikan pada pemanas 110V dan kipas angin dinyalakan, maka temperatur pemanas memiliki kisaran antara 30-70°C sedangkan jika tegangan input yang diberikan pada pemanas 220V, kisaran temperatur pemanas adalah antara 30-150°C. Nilai temperatur ini juga dipengaruhi oleh temperatur lingkungan. Pada Gambar 5 terlihat beda temperatur yang dihasilkan antara sisi panas dan sisi dingin elemen peltier. Beda temperatur dengan power supply 110V memiliki kisaran antara 0-15°C, sedangkan dengan supply 220V memiliki range beda temperatur (∆T) 0-45°C. Ketika tegangan pada pemanas dimatikan, perbedaan temperatur antara sisi panas dan sisi dingin termoelektrik akan turun secara cepat. Beda temperatur yang dihasilkan dari eksperimen ini tidak setinggi seperti yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kipas yang digunakan sebagai simulasi gerakan udara ketika motor berjalan kurang mampu mendinginkan sirip-sirip alumunium yang diletakan pada permukaan peltier sehingga dibutuhkan kipas yang memiliki pressure and air flow yang cukup besar agar sesuai dengan gerakan udara pada motor yang sebenarnya. Gambar 6 memperlihatkan grafik perbedaam temperatur antara sisi panas dan sisi dingin dengan tegangan yang diberikan pada pemanas 220V dari 12 keping termoelektrik yang disusun secara pararel dan seri.
  • 5. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58   57 Tegangan yang dihasilkan oleh TEG meningkat seiring dengan meningkatnya beda temperatur antara sisi panas dan sisi dingin TEG (Gambar 6). Perbedaan antara tegangan yang dihasilkan pada TEG yang disusun pararel dan seri terlihat cukup signifikan, di mana TEG yang disusun secara seri memiliki keluaran tegangan yang lebih besar dibanding dengan TEG disusun pararel. Tegangan maksimum yang dihasilkan termoelektrik yang disusun secara pararel dan seri. Gambar 6. Grafik Karakter Termoelektrik dengan Tegangan Input Pemanas 220V Gambar 7. Grafik Karakter Termoelektrik dengan Tegangan Input Pemanas 110V Tegangan yang dihasilkan oleh TEG meningkat seiring dengan meningkatnya beda temperatur antara sisi panas dan sisi dingin TEG (Gambar 6). Perbedaan antara tegangan yang dihasilkan pada TEG yang disusun pararel dan seri terlihat cukup signifikan, di mana TEG yang disusun secara seri memiliki keluaran tegangan yang lebih besar dibanding dengan TEG disusun pararel. Tegangan maksimum yang dihasilkan pada susunan TEG seri adalah 17-18V sementara pada susunan pararel hanya 1,4V. Setelah tegangan pada heater dimatikan, tegangan pada TEG baik susunan seri maupun pararel juga menurun seiring dengan menurunnya beda tegangan antara sisi panas dan sisi dingin TEG. Gambar 7 memperlihatkan grafik perbedaam temperatur antara sisi panas dan sisi dingin dengan tegangan yang diberikan pada pemanas 110V, dan 12 keping termoelektrik yang disusun secara pararel dan seri. Hasil pengujian dengan menggunakan tegangan 220V maupun 110V memberikan hasil yang sama yaitu penyusunan secara seri memberikan hasil keluaran tegangan termoelektrik yang lebih besar dibandingkan dengan penyusunan secara paralel. Pengujian menunjukan bahwa, daya keluaran terbesar diperoleh dari kombinasi tegangan pemanas sebesar 220V dan termoelektrik yang disusun seri (Gambar 8 dan 9). Apabila diurutkan masing-masing kombinasi adalah sebagai berikut: 1. Seri 220V: 8,11 Watt (menit 33), ∆T 42,82o C 2. Paralel 220V: 2,20 Watt (menit 53), ∆T 42,96o C 3. Seri 110V: 0,74 Watt (menit 53), ∆T 13,32o C 4. Paralel 110V: 0,06 Watt (menit 45), ∆T 14,09o C Gambar 8. Perbandingan Daya Output dengan Variasi Susunan Termoelektrik, Input Pemanas pada 220V Waktu (menit) Waktu (menit) Waktu (menit)
  • 6. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 53-58   58 Gambar 9. Perbandingan Daya Output dengan Variasi Susunan Termoelektrik, Input Pemanas 110V Hasil tersebut sesuai dengan teori efek Seebeck, yaitu ketika terjadi perbedaan temperatur antara material semikonduktor yang berbeda, maka akan terjadi beda potensial listrik. Beda potensial listrik ini meningkat dengan semakin meningkatnya beda temperatur [7].   4. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian karakterisasi termoelektrik yang dilakukan dapat diambil simpulan bahwa hasil penelitian karakterisasi termoelektrik generator dengan dua belas modul termoelektrik yang dipasang di sekitar sisi-sisinya menghasilkan keluaran daya dari pembangkit termoelektrik ini sekitar 8 Watt. Susunan termoelektrik mempunyai peran untuk menghasilkan tegangan atau kuat arus tententu. Untuk menghasilkan tegangan yang tinggi peltier harus disusun secara seri, sedangkan untuk mendapatkan kuat arus yang tinggi, termoelektrik harus disusun secara paralel. Termoelektrik yang disusun seri menghasilkan daya yang lebih besar dibandingkan dengan termoelektrik yang disusun paralel. Secara garis besar daya yang dihasilkan pembangkit daya termoelektrik masih cukup kecil. Akan tetapi, hal ini telah menunjukkan bahwa pembangkit termoelektrik memiliki prospek yang cerah di masa depan sebagai alternatif energi listrik. Jadi, dimanapun ada panas buang, pembangkit termoelektrik dapat mengubah panas buang tersebut menjadi daya listrik. Ucapan Terima Kasih Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Indonesia yang telah membiayai penelitian ini melalui skema RUUI 2008. Daftar Acuan [1] G. Min, D.M. Roe, Handbook of thermoelectrics, Peltier devices as generator, CRC Press LLC, Florida, 1994, p.479. [2] Thermoelectric Generator, thermo1, www.thermo1.com, 2008. [3] S.B. Riffat, X. Ma, Appl. Therm. Eng, 23/8 (2003) 913. [4] S.B. Riffat, S.A. Omer, X. Ma, Renewable Energy 23/2 (2001) 313. [5] S. Chatterjee, K.G. Pandey, Appl. Energy 76/4 (2003) 415. [6] N. Putra, J. Med. Eng. Technol. 33/3 (2009) 232. [7] N. Putra, H. Hardanu, P.A. Sugiarto, F.N. Iskandar, Proceedings of 10th Quality in Research, Depok, Indonesia, 2007, IMM-28. [8] N. Putra, A. Oktianto, I. Bariyanto, F. Yusivar, Jurnal Teknologi, 21/1 (2007) 24 – 31. [9] HZ-14 Thermoelectric Module, Hi-Z Technology inc, http://www.hi-z.com/hz14.php, 2008. [10] J. Eakburanawat, I. Boonyaroonate, Appl. Energy. 83/7 (2006) 687. [11] R.Y. Nuwayhid, A. Shihadeh, N. Ghaddar, Energy Convers Manage 46/9-10 (2005) 1631. [12] J.W. Stevens, Energy Convers. Manage. 42/6 (2001) 709. Waktu (menit)