Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengembangkan kreativitas manusia Indonesia, dimana pada masa kolonial kreativitas bangsa Indonesia telah ditekan sehingga memiliki jiwa budak. Dokumen ini juga menyoroti perlunya pendidikan yang mengembangkan sikap aktif dan kreatif siswa agar dapat menghasilkan manusia yang inovatif dan memiliki jiwa entrepreneurship.
4. Masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah kemiskinan dan kebodohan.
Keadaan tragis ini disebabkan karena manusia Indonesia tidak aktif. Kualitas sumber daya manusia Indonesia terkenal
rendah oleh karena pendidikan yang tidak mencukupi dan penguasaan keterampilan yang
minim.
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 165-166.
Gambar : liputan6.com
5. Kekuasaan kolonialisme telah mematikan sikap aktif dari bangsa Indonesia. Kekuasaan penjajah telah
mematikan kreativitas manusia Indonesia sehingga memiliki jiwa budak. Jiwa budak telah ditanamkan oleh
penguasa kolonial yang telah mematikan kesadaran manusia yang mempunyai hak kebebasan untuk berkarya. Telah
tumbuh sikap mati rasa atau sikap nrimo sehingga menjadi buta untuk melihat kekayaan alam dan budayanya.
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 166.
Gambar : berdikarionline.com
6. 75 Juta pemuda yang berumur antara 15 – 24 tahun menjadi pengangguran. Sekitar 7.4 Juta berada di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena mereka telah mati rasa akan kemerdekaannya sedangkan kerja merupakan salah
satu modal untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 166.
Gambar : photo.kontan.co.id
7. Pendidikan kolonial bukan mengembangkan kreativitas peserta didik, bahkan hanya mencecoki peserta didik dengan
pengembangan intelek tanpa perbuatan. Moh. Syafei berpendapat bahwa belajar bukan hanya mengasah otak,
tetapi kemampuan otak yang dicurahkan ke dalam perbuatan. Ki Hadjar Dewantara melihat manusia sebagai
makhluk yang memiliki kodrat alam yang bebas dalam mewujudkan identitasnya dalam kebudayaanya. Pendidikan
mengasah kebebasan manusia dalam bentuk aktivitas kebebasan yang dibimbing.
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teortis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 167.
Gambar : upload.wikimedia.org
8. “Pendidikan yang mesti kita berikan kepada anak-anak kita, yaitu pendidikan yang tidak diberikan alam kepada kita.
Yaitu pendidikan sikap pribadi yang kuat. Supaya anak-anak itu boleh hidup beruntung dari buah kemampuannya
sendiri. Bukanlah pendidikan yang mengejar diploma dan lalu bergantung kepadanya.” (Disampaikan oleh Moh.
Syafei pada tanggal 17 April 1926 di Padang).
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 173.
Gambar : 3.bp.blogspot.com
9. “Maka itu kemerdekaan harus menjadi alat pengembangan pribadi yang kuat dan segar dalam suasana
perimbangan dan keselarasan dengan masyarakat tertib damai di tempat keanggotaannya.” (Ki Hadjar
Dewantara, Asas-asas dan Dasar-dasar Tamansiswa).
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 174.
Gambar : lebongtercinta.files.wordpress.com
10. Moh. Syafei memberikan julukan kepada sekolahnya si Kayutanam, dengan berpedoman kepada arah aktif. Ki
Hadjar Dewantara dengan menekankan kepada peserta didik untuk mencari sendiri pengetahuannya dan
mengamalkannya untuk keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu, yaitu yang bermanfaat untuk keperluan
lahir dan batin dalam hidup bersama.
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 176.
Gambar : blog.kpi-Indonesia.org dan www.mutiararahmah.info
11. Proses pembelajaran yang bertolak pada peserta didik yang aktif dan kreatif akan melahirkan pribadi yang inovatif atau
seorang inovator. Seorang inovator memiliki kemampuan kognitif berpikir kritis dan kreatif
sehingga dapat menghasilkan berbagai inovasi baru dalam bentuk ide, servis, atau produk baru.
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 178-179.
Gambar : www.anneahira.com
12. Seorang inovator memiliki sifat-sifat entrepreneurship. Sifat-sifat tersebut dalam bentuk motivasi seseorang yang
besar untuk mengadakan perubahan (change) dengan analisis keadaan atau masalah dia mampu mengambil
keputusan yang cepat dan tepat. Dia telah mengverifikasi peluang dalam menemukan dan memecahkan
masalah (problem solving)
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 179.
Gambar : static.bridgereport.edu
13. Seorang inovator adalah seorang yang memiliki kemampuan entrepreneurship dan disebut seorang entrepreneur.
Seorang entrepreneur adalah seorang yang mempunyai sikap dan kemampuan entrepreneurship sehingga inovasi yang
menghasilkan peluang atau perubahan diterima oleh masyarakat
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 179.
Gambar : s3-ap-southeast-1.amazonaws.com
14. - Keberagaman manusia
- Perbedaan individu
- Keragaman budaya
- Kemampuan ekonomi
Pendidikan
Skill yang diinginkan
- Keberagaman manusia
- Perbedaan individu
- Keragaman budaya
- Kemampuan ekonomi
Pendidikan
Skill yang diinginkan
Pendidikan untuk Pekerjaan Terbatas
Menurut Yong Zhao
Pendidikan Berorientasi Enterpreneur
Menurut Yong Zhao
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 180.
15. Identitas. Memiliki harga diri tinggi, percaya diri, dan yakin akan ide-idenya
bermanfaat untuk diri sendiri dan untuk orang lain.
Ketercapaian. Menunjukkan keberhasilan ide-ide atau daya ciptanya.
Reputasi. Pengakuan sosial terhadap karya seseorang.
Menerima dan menanggung risiko. Jika berhasil makan akan mendapatkan
reputasi dan menguatkan identitas, jika gagal menerima dengan besar hati.
Marshall Goldsmith
Sifat Entrepreneur
(Manusia Mojo)
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 187-190.
16. Jujur. Mengakui Identitas ke-Indonesia-an, tidak meniru orang/bangsa lain
Inovatif. Mampu menemukan hal baru dari kesempatan di lingkungan
Tekun. Memiliki ketekunan luar biasa untuk meningkatkan taraf hidup
bangsa Indonesia
Ulet. Berani menantang hambatan-hambatan yang diterima di dalam
kehidupan.
Martha Tilaar
Sifat Entrepreneur
(Manusia JITU)
Sumber : H. A. R. Tilaar, Pedagogik Teoretis Untuk Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2015), hlm. 186-189
20. World Economic Forum (2011) merumuskan entrepreneur adalah kemampuan seorang individu dalam mengubah ide sehingga
seorang bertindak lebih kreatif dan percaya diri dalam tindakannya. Dengan kata lain, seorang entrepreneur mempunyai
keinginan memecahkan persoalan secara kreatif. Sikap entrepreneur adalah kreativitas, ingin tahu, imajinasi, mengambil risiko,
dan kerja sama. Cara utama untuk menjadi manusia entrepreneur adalah mewujudkan ide-ide kreatif untuk menyelesaikan
permasalahan.
Jawaban
22. Manusia Indonesia harus mendapatkan pendidikan kejujuran, yaitu nasionalisme sebagai manusia Indonesia, dan kejujuran dalam melakukan segala
sesuatu, kemudian manusia Indonesia harus dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatu atau
memiliki sifat inovatif, selanjutnya sedini mungkin manusia Indonesia harus dididik untuk tekun dalam melakukan sesuatu, ketekunan ini menunjukkan
bahwa proses lebih penting daripada hasil, dan proses tidak akan mengkhianati hasil, sehingga jika kita tekun dalam proses, maka hasilnya tidak akan
mengecewakan, tetapi tidak berlaku sebaliknya, jika hasilnya baik, belum tentu prosesnya baik. lalu manusia Indonesia juga harus dididik untuk ulet yaitu
sikap berani menanggung dan menghadapi risiko, tidak mudah putus asa dan terus menerus berusaha maksimal.
Jawaban
J I T U
Jujur Inovatif Tekun Ulet
Pendidikan karakter untuk Manusia Indonesia
Di Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
24. Pada hakikatnya semua manusia diciptakan kreatif, yang membuat kita tidak dapat memaksimalkan anugrah ini adalah kita membuat batasan-batasan
sendiri (blocking mind), akibatnya ide-ide kreatif kita tertahan karena kita menganggap ide itu terlalu mustahil. Maksud dari visi melampaui horizon adalah,
seorang entrepreneur memiliki tujuan, pandangan, visi, maupun harapan yang sangat luar biasa, diluar pemikiran orang pada umumnya (think outside the
box). Kita harus menyadari bahwa “ide gila” dikatakan “gila” karena tidak ada orang yang cukup berani untuk mewujudkan ide itu, maka itu adalah peluang
kita jika kita ingin menjadi entrepreneur. Contohlah Albert Einstein, Thomas Alva Edison, dan Leonardo Da Vinci yang “ide gila” nya ditertawakan, namun
sekarang dimanfaatkan di seluruh dunia.
Jawaban
26. Ada beberapa yang masih melestarikan pendidikan colonial, yaitu pendidikan yang hanya mementingkan pengembangan
intelektual tanpa penerapan, namun di Perguruan Tinggi mahasiswa memiliki wadah untuk menerapkan pengetahuan yang
didapat di dalam kelas atau selama proses perkuliahan, wadah tersebut adalah organisasi, yang jadi permasalahan adalah, tidak
semua mahasiswa mau menerapkan pengetahuannya karena mereka masih memiliki jiwa budak dan tidak ingin mengembangkan
kreativitasnya
Jawaban
28. Seharusnya tidak, karena SMK lebih banyak menerapkan pengetahuannya, tetapi sayangnya lulusan SMK hanya
dipersiapkan untuk menjadi pekerja, bukan pembuka lapangan kerja. Meskipun di SMK ada pelajaran kewirausahaan
yang seharusnya mendidik siswanya memiliki jiwa entrepreneur, namun kurang efektif karena yang diberikan
hanyalah teori-teori tanpa adanya penerapan atau kerja nyata.
Jawaban
30. Pemerataan Pendidikan di
seluruh Indonesia
Jawaban
1
2
3
4
Febrika Fitrianti
Jeremmy Natanael
Nurul Kurniawan
Zulsyika Nurfaizah
Memberikan pendidikan
untuk para atlet Indonesia
Membangun Manusia Indonesia
yang memiliki mindset mereka
mampu menciptakan sesuatu
yang bermanfaat untuk semua
orang
Membuat sekolah berbasis
minat dan bakat agar tidak
ada Manusia Indonesia yang
dianggap bodoh.