1. MAKALAH
Studi Akhlak Tasawuf
Tarekat di Indonesia
Dosen Pengampu:
Dr. Haqul Yaqin, M. Ag
Disusun oleh:
Nur Kamila
Nur Izza Kamila
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
2023
2. i
KATA PENGANTAR
الرحيم الرحمن هللا بسم
Puji syukur kami haturkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Motivasi Belajar
Dalam Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Sebagai Bagian Dari Tugas Pembelajaran PAI
(Pendidikan Agama Islam).”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan dalam menyusun makalah ini. Tentunya tidak akan bisa maksimal
jika tidak adanya dukungan dari dosen pengampu.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari menyusun
maupun tata bahasa menyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kraksaan,
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan masalah ..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Macam-macam tarekat di Indonesia.................................................................................2
B. Tokoh-tokoh tarekat .......................................................................................................5
C. Ajaran-ajaran tarekat......................................................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................................8
B. Saran ..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sufisme dan tarekat merupakan wacana dan praktik keagamaan yang cukup
populer di indonesia. Bahkan akhir-akhir ini kecenderungan sufistik telah menjangkau
kehidupan masyarakat kelas menengan maupun masyarakat kelas atas (elite). Dengan
angka yang cukup signifikan terutama didaerah perkotaan.
Rupanya gejala gaya hidup yang ala sufistik mulai digenderungi sebagian
orang yang selama ini dianggap bertentangan dengan kondisi dan gaya hidup mereka(
perkotaan). Gejala ini bisa jadi sebagai bentuk pemenuhan unsur spirituan yang belom
juga terpenuhi oleh ibadah rutin.
Menguatnya gejala sufistik yang terjadi pada semua lapisan masyarakat,
mengidenkasikan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam sufisme dan tarekat secra
psikologi mampu membawa amak ini menuju masyarakat yang lebih bermartabat dan
manusiawi, sehingga tarekat dapat mengatasi sebagian persoalan hidup terutama dalam
bidang moralitas.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Apa saja macam-macam tarekat di Indonesia?
2. Siapa tokoh-tokoh tarekat?
3. Bagaimana ajaran-ajaran tarekat?
C. Tujuan masalah
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk memaparkan pemahaman
tentang :
1. Macam-macam tarekat di Indonesia
2. Tokoh-tokoh tarekat
3. Ajaran-ajaran tarekat
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Macam-macam tarekat di Indonesia
Sebagai bentuk tasawuf yang melembaga, tarikat ini merupakan kelanjutan dari
pengikut-pengikut sufi terdahulu. Perubahan tasawuf kedalam tarikat sebagai lembaga
dapat dilihat dari perseoranngnya, yang kemudian berkembang menjadi tarikat yang
lengkap dengan simbol-simbol dan unsurnya sebagaimana disebutkan diatas.
Terdapat sejumlah nama tarikat yang berkembang di indonesia. Namun yang banyak
mendapat simpati dan banyak pendukungnya adalah: (1) Tarekat Qadariyah (2)
Tarekat Syatariyah (3) khalwatiyah dan (4) Tarekat Alawiyah. Disamping itu tarikat
rifa’iyah, syadziliyyah, wahidiyyah, Naqsabandiyah, sammaniyah, tijaniyyah dan Al
haddad dan khalidiyah di kaitkan sebagai aliran yang berkembang di indonesia.
1. Tarekat Qadariyah
Tarekat qadariyah didirikan oleh” Abdul Alqodir Aljaelani lahir (1077-1166 M).
Dia terkenal dengan kekuatan ma’rifatnya. Dasar-dasar pokoknya adalah tinggi
cita-citannya, menjaga kehormatan, baik pelayanan, kuat pendirian, dan
membesarkan nikmat Tuhan.
Tarekat ini banyak tersebar di dunia Timur, tiongkok, sampai ke pulau jawa.
Pengaruh tarekat ini cukup banyak melekat di hati masyarakat yang dituturkan
lewat bacaan manaqib pada acara-acara tertentu. Naskah asli manaqib ditulis dalam
bahasa Arab, berisi riwayat hidup dan pengalaman sufi syekh Abdul QodirAljaelani
sebanyak empat puluh episode.
Manaqib ini dibaca dengan tujuan agar mendapat berkah dengan sebab
keramatnya.Tarekat qodariyah dikenal luas, yaitu apabila sudah mencapai derajat
syekh murid tidak mempunyai keharusan untuk terus mengikuti tarekat gurunya.
Bahkan dia berhak melakukan modifikasi tarekat yang lain kedalam tarekatnya. Hal
tersebut tampak pada ungkapan syekh Abdul qadir al jaelani” bahwa murid yang
sudah mencapai derajat gurunya dia menjadi mandiri sebagai syekh dan Allah lah
yang menjadi walinya untuk seterusnya.
2. Tarekat Syatariyah
Tarekat ini didirkan oleh Syekh Abdullah al syatar di india. Ia wafat pada tahun
1429 M. Dari india tarekat ini menyebar ke mekah dan dibawa oleh syekh akhmad
al-Qusosi dan syekh ibrahim Al-khurani dari kedua syekh ini tarekat syatariyah
6. 3
diajarkan kepada syekh abdul al ro’uf singkel dari indonesia syekh abdul rouf as-
singkel menyebarkan tarekat syatariyah pertama kali di aceh dan kemudian
menyebar ke selatan sumatra ( minangkabau ) ke jawa barat melalui banten, jawa
tengah dan jawa timur. Penyebaran ke mingkabau dibawa oleh muridnya syeh
burhanudin ulakan, dan kemudian melalui murid-muridnya tarekat ini menyebar ke
daerah daerah lain seperti sumatra, kalimantan, sulawesi dan sekitarnya.
3. Tarekat Khalwatiyah
Tarekat khalwatiyah didirikan oleh Zahiruddin di Khurusan, dan merupakan cabang
dari tarekat suhrawadi yang didirikan oleh abdul qadir suhrawadi (wafat 1167).
Tarekat ini mula-mula tersiar di banten oleh syekh yusuf al khalwati al makasari
pada masa pemerintahan sultan agung tirtayasa. Tarekat ini sangat banyak
pengikutnya di Indonesia, dimungkinkan karena suluk dari tarekat ini sangat
sederhana dalam pelaksanaannya. Untuk membawa jiwa ketingkat yang lebih tinggi
melalui tujuh tingkat yaitu peningkatan dari nafsu amarah, lawwamah, mutmainah,
rodiah, mardiah dan nafsu kamilah .
Dalam perkembangannya di indonesia tarikat inii meempunyai dua cabang.
Keduanya dikenal dengan tarekat khalwatiyah yusuf dan tarekat khalwatiyah
samman. Kedua tarekat ini banyak di anut masyarakat bugis dan makassar di
sulawesi selatan. Menurut statistik yang disusun leh departemen agama pada tahun
2973, pengikut tarekat khalwatiyah yussuf berjumlah 250.000 orang, sedangkan
pengikut tarekat khalwatiyah samman berjumlah 117.435 orang.
4. Tarekat Alawiyah
Tarekat Alawiyah tersebar di indonesia melalui keturunan alawiyin dan murid-
muridnya syekh araniri adalah salah seorang yang diisyaratkan sendiri dalam karya
–karyannya.
5. Tarekat sammaniyah
Tarekat sammaniyah di dirikan oleh syekh abdul al-karim as-saamman di madinah.
Tarekat ini di sebarkan di indonesia oleh syekh abdul as-samand Al-Palimbany. Ia
memperoleh pengajaran tarekaat ini langsung dari pendirinya di madinah. Syekh
abdul as-samand Al-Palimbany menyebarkan tarekat ini ke palembang sampai ke
aceh.
Para pengikut tarekat samaniyah biasa berdzikir dengan suara keras dan
melengking. Sewaktu melantunkan dzikir la illa ha illallah dalam intensitas yang
semakin cepat sehingga yang terdengar dari mulut hanya lafadz”hu” yang artinya”
7. 4
Dia Allah”. Tarekat samaniyah mengajar para pengikutnya untuk memperbanyak
sholat dan dzikir, menolong orang miskin, tidak di perbudak oleh kesenangan
duniawi, menukar akal basyariyyah dengan rabbaniyah, dan beriman secara tulus
hanya kepada Allah.
6. Tarekat syadziliyyah
Pendiri tarekat syadziliyyah adalah abu al-hasan as-sydzili yang terkenal dengan
wirid dan kekuatan ilmunya. Menurut tarekat syadziliyah, takwa bisa di capai
dengan tindakan wara’ dan istiqomah. Seorang bisa berpaling dari dunia dengan
jalan i’tibar dan bertawakal. Seorang bisa mencapai sikap ridho kepaada Allah
qona’ah, pasrah pada waktu senang atau susah.
7. Tarekat rifa’iyyah
Tarekat rifa’iyah di dirikan di irak pada abad ke-6 H oleh Ahmad bin Ali Abdul
Abbas Ar-Rifa’i, seorang tokoh sufi besar yang saleh, ahli hukum islam (faqih), dan
penganut mahdzab syaifi’i. Ia hidup sezaman denagn Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,
Pendiri Tarekat Qadariyah. Ajaran dasar Tarekat Rifai’ah ada tiga, yaitu tidak
meminta sesuatu, tidak menolak, dan tidak menunggu.
Di Indonesia, Tarekat Rifa’ terkenal dengan permainan debus dan rebana yang
dikenal di Aceh dengan nama Rapa’i dan di Sumatra Barat dengan nama Bada
Bu’ih.
8. Tarekat Tijaniyah
Tarekat tijaniyyah di dirikan oleh syekh abu al abbas ahmad ibn muhammad ibn
mukhtar at-Tijani dari al-jazair. Tarekat ini dibawa ke indonesia olehk. Anas buntet
cirebon pada tahun 1921. Ia mendapatkan tarekat ini dari syekh alfa hasyim dan
syekh ali ibn abd Allah Al-Tayyib di madinah.
Kehadiran tarekat tijaniyyah mendapatkan perlawanan yang cukup keras dari para
penganut tarekat lainnya. Pertentangan ini terutama menyangkut ajaran-ajaran dan
ucapan para guru tarekat ini dianggap menyimpang. Namun akhirnya pada
muktamar NU ke-6 dicerebon pada tahun 1931 tarekat tersebut dinyatakan
mu’tabar.
9. Tarekat wahidiyyah
Tarekat ini di dirikan oleh K. Majid Ma’ruf di Kedunglo, Kediri pada tahun 1936.
Secara teoritis tarekat ini sifatnya terbuka. Untuk menjadi anggota tidak perlu
berbaiat, cukup dengan mengamalkan zikir” sholawat wahidiyyah”, maka ia sudah
di anggap sebagai anggota.
8. 5
10. Tarekat Naqsyabandiyah
Tarekat naqsyabandiyah didirikan oleh Muhammad bin Bahaudin Al-Uwais Al-
Bukhari (727-791 H). Ia biasa disebut Naqsyabandi karena keahliannya
memberikan lukisan kehidupan yang ghaib-ghaib sesuai dengan arti kata tersebut
yaitu lukisan. Tarekat ini banyak tersebar disumatra, jawa maupun sulawesi. Ke
daerah sumatra barat, tepatnya daerah minangkabau, tarekat ini dibawa oleh Syekh
Ismail Al-Khalidi Al-kurdi sehingga fikenal dengan sebutan tarekat
Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah.
11. Tarekat Al-Haddad
Tarekat al-Hadad didirikan oleh Sayid Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-
Haddad. Dia lahir di Tarim, sebuah kota yang terletak di Hadralmaut, tanggal 5
Safar tahun 144 H. Dia adalah pencipta ratib haddad yang dianggap sebagai salah
seorang ahli kutub yang arifin dalam ilmu tasawuf. Dia banyak mengarang kitab
dalam ilmu tasawuf, diantaranya: Nasa’i al-Dinniyah (Nasehat-nasehat agama), dan
Al-Mu’awanah fi Suluk Tariq al-Akhiroh (Pandangan Mencapai Hidup di Akherat).
2. Tokoh-tokoh tarekat
Tarekat, dalam konteks Islam, mengacu pada kelompok-kelompok spiritual atau mistik
yang berfokus pada pengembangan spiritualitas dan hubungan pribadi dengan Tuhan.
Di seluruh dunia Muslim, ada banyak tokoh terkenal yang mendirikan tarekat dan
berperan penting dalam mempengaruhi praktik dan pemahaman agama mereka. Tokoh
tarekat adalah individu-individu yang memiliki peran penting dalam sejarah dan
perkembangan tarekat dalam Islam. Tarekat merujuk pada sebuah aliran mistik dalam
agama Islam yang bertujuan untuk mencapai pengalaman spiritual dan kedekatan
dengan Tuhan melalui praktik-praktik asketis dan kontemplatif.
Berikut ini adalah beberapa tokoh tarekat yang terkenal dalam sejarah Islam:
1. Jalaluddin Rumi: Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair, filsuf, dan teolog Persia
yang mendirikan tarekat Mevlevi (tarekat Sufi yang juga dikenal sebagai tarekat
Dervish Wirid atau Tarekat Putaran). Karya-karya Rumi, terutama dalam puisi-puisi
mistisnya yang dikenal sebagai Mathnawi, sangat dihormati dan dihargai oleh banyak
penganut tarekat di seluruh dunia.
2. Al-Junaid: Al-Junaid adalah seorang ahli tarekat Persia yang dianggap sebagai salah
satu bapak sufi. Ia merupakan tokoh yang berpengaruh dalam pengembangan
9. 6
pemahaman tentang konsep tasawuf atau mistisisme Islam. Al-Junaid menekankan
pentingnya penyerahan diri kepada Tuhan dan penekanan atas pengetahuan spiritual.
3. Abu Hasan al-Shadhili: Abu Hasan al-Shadhili adalah pendiri tarekat Shadhiliyah,
salah satu tarekat Sufi yang terkenal. Tarekat Shadhiliyah menekankan pada metode-
metode meditasi dan dzikir dalam mencapai tujuan spiritual. Al-Shadhili memainkan
peran penting dalam mengembangkan dan menyebarkan ajaran-ajarannya di wilayah
Maghreb (Afrika Utara) pada abad ke-13.
4. Abdul Qadir al-Jilani: Abdul Qadir al-Jilani adalah seorang tokoh sufi terkemuka
yang mendirikan tarekat Qadiriyyah. Tarekat ini memiliki banyak pengikut di berbagai
belahan dunia, terutama di wilayah Timur Tengah dan Asia Selatan. Al-Jilani
mengajarkan praktik dzikir, meditasi, dan tata cara spiritual lainnya yang bertujuan
untuk mencapai kesadaran dan kedekatan dengan Tuhan.
5. Ibn Arabi: Ibn Arabi adalah seorang filsuf dan penyair besar yang dikenal dengan
pemikiran mistiknya. Ia menggabungkan konsep-konsep metafisika dengan ajaran-
ajaran sufi dan menghasilkan karya-karya monumental seperti "Fusus al-Hikam" dan
"Al-Futuhat al-Makkiyah." Ibn Arabi dipandang sebagai salah satu tokoh paling
berpengaruh dalam sejarah tasawuf.
Tentu saja, ini hanya beberapa contoh tokoh tarekat yang terkenal. Tarekat Islam
memiliki banyak tokoh penting lainnya yang memberikan kontribusi besar dalam
pengembangan dan penyebaran ajaran-ajaran spiritual di dalamnya.
3. Ajaran ajaran tarekat
Pada mulanya tarekat belum terbentuk sebuah kelompok, melainkan hanya dilakukan
secara individual oleh orang-orang yang ahli dalam keilmuan dan praktisi tasawuf pada
sampai abad 11 M. Para ahli tersebut mempunyai amalan-amalan wirid khusus yang
berasal dari Nabi Muhammad lewat perantara-perantara sahabat-sahabat nabi.
Kemudian muncul ketertarikan dari orang-orang sekitar untuk menjadi murid, yang
semakin lama jumlahnya semakin bertambah. Sehingga kumpulan dari persaudaraan
para sufi tersebut menjadi kelompok tarekat pada abad 12 M hingga saat ini.
Secara umum tarekat mengandung beberapa ajaran, antara lain:
(1) Mempelajari semua pengetahuan yang terkait dengan pelaksanaan semua
perintah37.
(2) Mendampingi guru dan teman tarekat untuk mencari tahu cara beribadat.
(3) Menjauhi segala rukhsah dan ta‟wîl untuk menjaga dan memelihara keutuhan amal.
10. 7
(4) Menghemat dan memanfaatkan waktu serta mengisinya dengan wirid dan do`a,
khusyu` dan hudur serta.
(5) menekan kegembiraan dan melindungi diri dari kesalahan.
Tarekat tidak hanya mengimplikasikan metode praktis, namun juga sebagai kelompok
bimbingan agar menjadi sufi dan ahli tasawuf. Dalam kelompok tersebut, pola
hubungan antara seorang pembimbing (mursyid) dengan yang dibimbing (salik) lambat
laun menjadi ikatan persaudaraan sufi. Mursyid merupakan seseorang yang paling
berpengaruh karena memiliki otoritas yang sangat luas. Mursyid memberikan
bimbingan spiritual kepada salik, sehingga salik diharapkanmemiliki dampak yang
positif akan berubahnya nilai-nilai spiritualitas pada diri seorang salik. Umumnya
dalam tarekat terdapat metode latihan atau amalan wajib (zikir, wirid, muraqabah) yang
berkesinambungan dengan guru sufi terdahulu.
Amalan terakat tersebut dilakukan, sama halnya dengan kewajiban melaksanakan
syariat islam, oleh karena itu sangat krusial jika salik tidak bisa melaksanakan 2 (dua)
kewajiban tersebut.
11. 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tarikat ini merupakan kelanjutan dari pengikut-pengikut sufi terdahulu. Terdapat
sejumlah nama tarikat yang berkembang di indonesia. Namun yang banyak
mendapat simpati dan banyak pendukungnya adalah: (1) Tarekat Qadariyah (2)
Tarekat Syatariyah (3) khalwatiyah dan (4) Tarekat Alawiyah. Disamping itu tarikat
rifa’iyah, syadziliyyah, wahidiyyah, Naqsabandiyah, sammaniyah, tijaniyyah dan
Al haddad dan khalidiyah di kaitkan sebagai aliran yang berkembang di indonesia.
2. Di seluruh dunia Muslim, ada banyak tokoh terkenal yang mendirikan tarekat dan
berperan penting dalam mempengaruhi praktik dan pemahaman agama mereka.
Tokoh tarekat adalah individu-individu yang memiliki peran penting dalam
sejarah dan perkembangan tarekat dalam Islam.
3. Secara umum tarekat mengandung beberapa ajaran, antara lain:
(1) Mempelajari semua pengetahuan yang terkait dengan pelaksanaan semua
perintah37.
(2) Mendampingi guru dan teman tarekat untuk mencari tahu cara beribadat.
(3) Menjauhi segala rukhsah dan ta‟wîl untuk menjaga dan memelihara keutuhan
amal.
(4) Menghemat dan memanfaatkan waktu serta mengisinya dengan wirid dan do`a,
khusyu` dan hudur serta.
(5) menekan kegembiraan dan melindungi diri dari kesalahan.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Jazilus Sakhok and Siswoyo Aris Munandar, “The Sufi Order and Philanthropy:A Case Study
of Philantrophical Activism of the Naqsyabandiyah Al-Haqqani Sufi Order in Indonesia,”
Teosofia 8, no. 1 (2020): 31.
Mark Woodward, “Tariqah Naqshabandi Bayanullah (TNB): Localization of a Global Sufi
Order in Lombok, Indonesia,” Review of Middle East Studies 51, no. 1 (February 1, 2017):
55–65.
Sri Mulyati and Zahrotun Nihayah, “Sufi Healing in Indonesia and Malaysia: An Updated
Study of Rehabilitation Methods Practiced by Qadiriyya Naqshbandiyya Sufi Order,” Esoterik
6, no. 1 (May 29, 2020): 1.
Haidar Bagir, Mengenal Tasawuf (Jakarta Selatan: Noura Books, 2019).
Muhammad Basyrul Muvid, Tipologi Aliran-Aliran Tasawuf, 1st ed. (Yogyakarta: CV. Bildung
Nusantara, 2019).