Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perkembangan.docx
1. i
MAKALAH
Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya Dalam
Pendidikan Dan Perkembangan
Dosen Pengampu:Sollah Sholehuddin M.Pd
Disusun oleh:
Saiful Anwar (0419)
Zahratul Azizah (0440)
Sylfiya Annafisah (0436)
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN- PROBOLINGGO
2023
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kepada Allah yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan
hidahnya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tugas memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah "PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN”,yang berjudul” Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta
Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Pembelajaran”.
Dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Namun
terlepas dari itu kami menyadari makalah ini tidak sempurna,sehingga kami
mengharap saran dan kritik agar supaya kami bisa membuat makalah ini dengan
lebih baik lagi.
Kraksaan,13 Maret 2023
4. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang paling penting.
Mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya melihat dari satu
aspek saja, pemberian nutrisi atau gizi pada anak, tetapi lebih dari itu tumbuh
kembang anak juga harus dilihat dari berbagai aspek, seperti faktor keturunan,
kejiwaan, aturan dalam keluarga dan proses pembelajaran termasuk didalamnya
pendidikan keluarga dan agama. Dalam hal ini perhatian orang tua lebih
difokuskan pada pertumbuhan secara fisik dan Stimulasi psikososial di sini
sangat berperan dalam pembentukan perkembangan anak. Stimulasi psikososial
merupakan perkembangan anak yang ditinjau dari aspek psikososial, bahwa
pada masa ini anak dalam perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan
social. Kebutuhan stimulasi (asah) ini sangat membantu dalam proses
pembelajaran dan pencapaian dalam pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal. Stimulasi ini dapat berupa latihan atau bermain. Pembentukan
kecerdasan ini harus ada interaksi dengan lingkungan sejak dini. Kecerdasan
terbentuk dari interaksi antara faktor internal dengan lingkungan. Faktor
lingkungan termasuk di dalamnya lingkungan dalam keluargan dan luar keluarga
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pertumbuhan dan perkembangan anak?
2. Apa saja karakteristik anak didik SD?
3. Bagaimana hubungan perkembangan pendidikan dan pembelajaran?
4. Apa yang dimaksud dengan masa remaja dan perkembangannya?
5. Apa saja karakteristik perkembangan social anak?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Untuk mengetahui karakteristik anak SD
3. Untuk mengetahui hubungan perkembangan pendidikan dan pembelajaran
anak
4. Untuk mengetahui masa remaja dan perkembangannya
5. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan social anak
5. 2
BAB 11
PEMBAHASAN
A.Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
Menurut Sunarto (1999), dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi
secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini
berlangsung secara interpendensi, artinya saling bergantung satu sama lain.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan “kuantitatif” yang menyangkut
peningkatkan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan tidak berproses secara
bebas, tetapi dipengaruhi oleh aspek-aspek lain. Pertumbuhan yang menyangkut
perubahan sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek lain. Aspek-aspek adalah sebagai
berikut:
1. Anak Sebagai Keseluruhan
Anak secara keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan nteraksi dari setiap aspek
yang ia miliki. Intelek anak berkaitan dengan kesehatan jasmaninya.
Kesehatan jasmani sangat dipengaruhi oleh emosi-emosinya. Sedangkan
emosi-emosinya dipengaruhi oleh keberhasilan ana di sekolah, kesehatan
jasmaninya, dan kapasitas mentalnya. Pertumbuhan anak,baik fisik,
intelektual,maupun sosial,sangat ditentukan oleh latar belakang
keluarganya, latar belakang pribadinya,dan aktivitas sehari-hari.1
2. Umur mental anak mempengaruhi pertumbuhannya
Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas anak
menentukan prestasi belajarnya. Penelitian tentang hubungan antara prestasi
belajar dengan pertumbuhan anak pada umumnya telah dilakukan. Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar
dan pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.2
3. Permasalahan Tingkah Laku Sering Berhubungan Dengan Pola-Pola
Pertumbuhan.
1
Jane Johnston and John Halocha,Early Childhood and Primary Education:Readings and
reflections (London:Open University Press,2010),hlm.9
2
Jhon W.Santrock,Educational Psychology,5th
edition(New York:McGraw-Hill
Companies,2011),hlm. 2
6. 3
Yang harus disadari adalah bahwa pertumbuhan sendiri menimbulkan
situasi-situasi tertentu yang menimbulkan masalah-masalah pengajaran.
Anak-anak yang pertumbuhannya cepat,lambat,atau tidak teratur sering
menimbulkan masalah-masalah pengajaran.
4. Penyesuaian Pribadi dan Sosial Mencerminkan Dinamika Pertumbuhan.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah
dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat, terutama harapan-
harapan orang tua, guru-guru, dan teman-teman sebaya, tercermin di dalam
penyesuaian sosialnya. Jika pertumbuhan anak berjalan kurang normal,
maka ada hal-hal lain yang mengganggunya. Dalam hal ini beberapa
kemungkinan yang menjadi faktor-faktor penyebabnya, yaitu faktor-faktor
yang terjadi sebelum anak dilahirkan, faktor yang dialami bayi sesudah
lahir, dan faktor psikologis.
B.Karakteristik Anak Didik SD
Usia masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang
berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas atau duabelas tahun, usia ini
ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru
dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap dan tingkah lakunya. Guru
mengenal masa ini dengan Masa Sekolah, karena pada usia inilah anak untuk
pertama kalinya menerima pendidikan formal. Tetapi bisa juga dikatakan bahwa
masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar maupun masa matang untuk
sekolah. Disebut masa sekolah,karena anak sudah menamatkan taman kanak-kanak
sebagai lembaga persiapan. Disebut masa matang untuk belajar,karena anak sudah
berusaha mencapai sesuatu,tetapi perkembangan aktivitas bermain yang hanya
bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktivitas itu
sendiri. Pada masa keserasian pendidikan ini secara relative anak-anak lebih mudah
dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini menurut Suryobroto
dapat diperinci menjadi dua fase,yaitu:
1) Masa kelas-Rendah Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah seperti yang
disebutkan dibawah ini:
7. 4
a. Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan
permainan yang tradisional.
c. Adanya tren memuji sendiri.
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal
itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal,maka soal itu
dianggapnya tidak penting
f. Pada masa ini anak mengehendaki nilai yang baik,tanpa
mengingatkan apakah prestasinya memang pantas diberi nila baik
atau tidak.
2) Masa Kelas-Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang
konkret,hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang prakris.
b. Amat realistic,ingin tahu,dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus,yang oleh para ahli direncanakan sebagai mulai
menonjolkannya faktor-faktor.
d. Sampai kira-kira umur 11tahun anak membutuhkan guru atau orang
dewasa lainnya.
e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok
sebaya,biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam
permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan
yang tradisional,mereka membuat sendiri.
C.Hubungan Dan Perkembangan Pendidikan Dan Pembelajaran Anak
Dalam belajar yang terlihat bukan hanya kegiatan fisik, tetapi diikuti oleh proses
mental. Kegiatan fisik mempunyai arti penting dalam kegiatan belajar.
Keberhasilan anak melewati fase pertumbuhan fisik membuat anak menjadi orang
yang siap secara fisik. Proses perkembangan fisik anak berlangsung kurang lebih
8. 5
selama dua dekade (dasawarsa) sejak ia lahir. Lonjakan perkembangan terjadi pada
masa anak menginjak usia remaja antara 12 atau 13 tahun hingga 21 atau 22 tahun.
Pada saat perkembagan berlangsung,beberapa bagian jasmani seperti kepala dan
otak yang pada waktu dalam Rahim berkembangan tidak seimbang (tidak secepat
badan dan kaki).mulai menunjukkan perkembangan yang cukup berarti bagian-
bagian lainnya menjadi matang. Seiring dengan meningkatkanya usia anak,gerakan
anak pun semakin lincah. Anak sudah mampu memanfaatkan anggota tubuhnya
untuk mempelajari keterampilan-keterampilan tertentu. Keterampilan indrawi-
jasmani adalah satu keterampilan yang memerlukan koordinasi dan organisasi
psikofisik anak,misalnya keterampilan menggambar,diterapkan agar anak tidak
hanya menggambar saja tetapi juga menggambar apa yang ada pada imajinasi atau
ide masing-masing. Selain perkembangan fisik yang mempengaruhi belajar anak,
yang tidak kalah penting mempengaruhi belajar anak adalah perkembangan
kognitif. Istilah kognitif berasal dari kata cognition yang padanannya knowing
berarti mengetahui,dalam arti luas kognitif adalah perolehan,penataan dan
penggunaan pengetahuan. Sebagian besar psikolog,terutama psikolog kognitif
berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung
sejak ia baru lahir. Bekal dan modal dasar perkembangan manusia, yaitu kapasitas
motor dan kapasitas sensori sampai batas tertentu dipengaruhi oleh kognitif.
Berdasarkan hasil-hasil riset kognitif disimpulkan bahwa semua bayi sudah
berkemampuan menyimpan informasi-informasi yang berasal dari
penglihatan,pendengaran dan informal-informal lain yang diserap melalui indra-
indranya,asalkan otaknya tidak cacat atau berkelainan otak. Melalui pancaindra
anak melakukan aktivitas kognitif untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sosialnya. Kesan dari pengalaman langsung itu
tidak akan hilang dari ingatan meski anak sudah meninggalkan objek sebenarnya.
Ini artinya anak dapat menyimpan objek yang telah hilang dan menggantikannya
dalam bentuk representasi mental. Inilah yang menurut Jean Piaget (18961-980),
seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif dan psikolog anak yang
disebut object permanence (ketetapan benda), yaitu anggapan bahwa sebuah benda
akan tetap ada walaupun sudah ditinggalkan atau tidak dilihat menjadi penghalang
dalam pembentukan struktur-struktur mental berikutnya. Skema dari Piaget ini
9. 6
dapat disejajarkan dengan istilah “struktur kognitif”, yaitu mengingat pengetahuan
mengenai mata pelajaran yang cenderung diorganisasi atau disusun secara berturut
dan hierarki,apa yang telah diketahui anak dan sejauh mana anak mengetahuinya
jelas mempengaruhi kesiapan anak mempelajari hal-hal baru. Dalam belajar,
semakin baik struktur kognitif yang dilakukan oleh anak, maka semakin mapanlah
penguasaan anak atas bahan pelajaran yang telah dikuasai. Agar struktur kognitif
dapat dibentuk dengan baik di dalam memori, anak dapat menggunakan “jembatan
logika” dalam belajar. Kemampuan berpikir anak dipengaruhi kapasitas inteligensi
sebagai potensi yang bersifat bawaan. Kualitas inteligensi anak mempengaruhi
kemampuan anak untuk membentuk struktur kognitif.lagi.
D.Masa Remaja Dan Perkembangannya
Masa perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang
lebih antara 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat
perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan masa
remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan
berintegrasidengan perubahan permualaan remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai
umur 16 tahun. Remaja akhir yang kira-kira berumur 18 tahun sampai 20 tahun
ditandai dengan transisi untuk bertanggung jawab,membuat pilihan,dan
berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa. Masa remaja mempunyai tempat yang
tidak jelas dalam perkembangan seseorang, beda halnya dengan masa anak, masa
dewasa dan masa tua yang mendapatkan posisi dan tempat yang jelas. Seorang anak
masih belum selesai perkembangannya, seorang dewasa dapat dianggap sudah
berkembang penuh dan pada masa tua umumnya terjadi kemunduran terutama
kemunduran fisik dan fungsi organ. Namun, remaja dikenal sebagai masa pencarian
identitas diri. Kekaburan identitas diri menyebabkan remaja berada di
persimpangan jalan, itu sebabnya remaja tidak bisa dibilang sebagai anak-anak
apalagi orang dewasa atau orangtua. Remaja berada diantara masa anak dengan
masa dewasa.
Meskipun diakui bahwa anak remaja masih belum mampu menguasai fungsi-
fungsi fisik juga psikisnya, namun mereka membutuhkan adanya pengakuan dan
penghargaan atas sesuatu hal tentang dirinya. Tidak seperti pada masa anak-anak,
10. 7
masa remaja perkembangan sosialnya semakin luas. Anak remaja umumnya tidak
memperhatikan apakah pergaulannya itu menimbulkan dampak positif atau negatif,
sehingga kerap kali anak remaja mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif. Mulai
dari kehidupan modern bahkan daya tarik seksual terhadap lawan jenis.
Dari segi perkembangan kemampuan pikir remaja, terdapat bukti-bukti hasil
penelitian yang menyimpulkan bahwa pola dan cara berpikir remaja cenderung
mengikuti orang dewasa. Pendidikan remaja dapat didekati dengan pendidikan
rasioanal,tidak seperti halnya pendidikan anak-anak. Berikut ini beberapa aspek
yang berkembang saat remaja:
a) Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11
atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit,
remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan
abstrak dari realitas.3
b) Aspek social
Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada
lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan
perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah,
berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang
terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti:
mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain.4
c) Aspek Bahasa
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit
banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa
remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam
kelompok sebaya.
3
Desmita,Psikologi Perkembangan,Cet.8,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2013),hlm.40.
4
Ibid 43.
11. 8
d) Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati
tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi
terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan
timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Pada
tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran,
keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus
sesuai dengan tuntunan norma-norma sosoal.
e) Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan
berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan
keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan.
E.Karakteristik Perkembangan Sosial Anak
Karakteristik perkembangan sosial anak usia dini dapat dibagi menjadi
beberapatahap periode,diantaranya: 5
1. Periode bayi
Usia 1-2 bulan, anak belum mampu untuk membereskan objek dan benda.
Usia 3-4 bulan, mata sudah kuat melihat orang/objek, tersenyum kepada
orang lain.
Usia 5-6 bulan, bereaksi berbeda terhadap suara, terkadang agresif,
memegang, melihat, mengikuti suara dan tingkah laku yang sederhana.
Usia 12 bulan, mengenal larangan
Usia 24 bulan, anak sudah membantu melakukan aktivitas sederhana.
2. Periode Prasekolah
Membuat kontak sosial dengan orang di luar rumahnya.
Mulai dapat bermain bersama
Mulai menujukkan tingkat laku sosial, seperti:
5
Masnipal,Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD
Profesional,(Jakarta:Gramedia,2013),hlm.110.
12. 9
a) Pembangkangan (negativisme): merupakan tingkah laku yang terjadi
sebagai reaksi terhadap segala bentuk penerapan disiplin dan tuntutan orang
tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan anak. Tingkah laku
ini muncul pada anak yang berusia 18 bulan sampai tiga tahun, dan mulai
menurun pada usia 4 – 6 tahun.
b) Agresi (aggression): perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal)
dan katakata (verbal). Agresi merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap
rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan dan
keinginannya). Biasanya bentuk ini ditunjukkan dengan perilaku
menyerang seperti mencubit, menggigit, menendang, dan memukul.
c) Berselisih (arrguing): merupakan suatu sikap yang terjadi jika anak
merasa tersinggung atau terganggu dengan sikap atau perilaku orang lain.
d) Menggoda (teasing): merupakan serangan mental terhadap orang lain
dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) maupun nonverbal
(perbuatan yang bertujuan untuk mengganggu atau usil) yang menimbulkan
marah pada orang yang digodanya.
e) Persaingan (rivaly): keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu
didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia 4 tahun, yaitu
persaingan prestise dan pada usia 6 tahun semangat bersaing ini semakin
baik.
f) Kerja Sama (cooperation). Sikap ini mulai muncul pada usia tiga tahun
atau wal empat tahun, pada usia enam tahun hingga tujuh tahun sikap ini
semakin berkembang dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan anak yang
ingin bermain bersama serta mengerjakan sesuatu bersama.
g) Tingkah Laku Berkuasa (ascendent behavior): tingkah laku untuk
menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari
sikap ini adalah memaksa, meminta, menyuruh, mengancam, dan
sebagainya.
h) Mementingkan Diri Sendiri (selfishness): sikap egosentris dalam
memenuhi interest atau keinginannya. Wujud dari sikap ini adalah anak
yang acuh dan ingin menang sendiri.
13. 10
i. Simpati (syimpaty): sikap emosional yang mendorog individu untuk
menaruh perhatian terhadap oranglain agar mau mendekati atau bekerja
sama dengan dirinya.
14. 11
BAB 111
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan tidak berproses secara bebas, namun dipengaruhi oleh
beberapa aspek yaitu: anak sebagai keseluruhan, umur mental anak
mempengaruhi pertumbuhannya, permasalahan tingkah laku sering
berhubungan dengan pola-pola pertumbuhan, serta penyesuaian pribadi dan
sosial mencerminkan dinamika pertumbuhan.
Karakteristik Anak Didik SD/MI pada masa keserasian bersekolah ini secara
relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya.
Dalam kehidupan sekolah anak akan mengenal sebagai tempat berkumpulnya
anak-anak dari berbagai latar belakang kehidupan. Anak yang sebelumnya
belum saling mengenal, beberapa hari kemudian akan saling mengenal satu
sama lain, terutama anak-anak yang berada dalam satu kelas. Begitulah
perubahan pergaulan anak di sekolah. Mayarakat umum mengenal inteligensi
sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun
kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi. Gambaran tentang
anak yang berinteligensi tinggi adalah gambaran mengenai siswa yang pintar,
siswa yang selalu naik baik atau siswa yang jempolan di kelasnya.
B. SARAN
Demikian penulisan makalah yang berjudul”Pertumbuhan dan
perkembangan anak serta pengaruhnya dalam pendidikan dan
perkembangan”,ini masih banyk kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu,besar harapan penulis untuk para pembaca mengkritik makalah ini baik dari
segi isi maupun dari segi penulisan makalah.
Selanjutnya mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan
dimanfa’atkan. Atas kritik dan saran dari pembaca,penulis ucapkan terima
kasih.
15. 12
DAFTAR PUSTAKA
Johsnson,Jane dan John Halocha,Early Childhood and Primary
Education:Readings and reflections,London:Open University Press,2010.
Masnipal. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta:Media
Komputindo,(2013).
Desmita,Psikologi Perkembangan,Cet.8,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2013).