1. i
ABSTRAK
REZA WIBOWO NIM. 6111511028. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Passing Bawah Bola Voli Melalui Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada
Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 04 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
(Pembimbing : SAMSUDDIN SIREGAR)
Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2015
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 04 Medan Tahun
Ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus
berisikan tindakan berupa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan gaya
mengajar inklusi yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Populasi dalam
penelitian ini adalah kelas VIII SMP Muhammadiyah 04 Medan Tahun Ajaran
2014/2015 dengan subjek penelitian sebanyak 31 orang. Metode penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research). Untuk
memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I dan tes
hasil belajar II yang berbentuk aplikasi teknik dasar passing bawah sebanyak dua
kali pertemuan.
Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil
analisisnya : (1) Pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa dari 31
orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 20 orang
siswa (67,74%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya
yaitu 11 orang siswa (32,25%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata –
rata yang diperoleh hanya mencapai 7,3. (2) Pada siklus II dapat dilihat bahwa
ternyata dari 31 orang siswa, terdapat 27 orang siswa yang tuntas (%) yang sudah
memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 4 orang siswa (%) belum
memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai
81,11. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
menggunakan penerapan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar
passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 04 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmad dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana
pendidikan di Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi, bahasa, maupun dari teknik penulisannya. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan, saran dan
relevan dari bapak/ibu Dosen demi kesempurnaan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan FIK Unimed.
3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd selaku Pembantu Dekan I FIK Unimed.
4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes AIFO selaku Pembantu Dekan II FIK Unimed.
5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku Pembantu Dekan III FIK Unimed.
6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes selaku Ketua Jurusan PJKR.
7. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PJKR.
8. Bapak M.Irfan, S.Pd, M.Or selaku Ketua Prodi PKR FIK Unimed
9. Bapak Samsuddin Siregar, S.Pd, M.OR selaku Dosen Pembimbing Skripsi
Penulis yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan
arahan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.
10. Para Dosen dan Asisten Dosen, Staff Administrasi, Staff Perpustakaan dan
Perlengkapan dilingkungan FIK Universitas Negeri Medan.
11. Terimakasih Kepada Kepala SMP Muhammadiyah 04 Medan yang telah
memberikan izin melakukan penelitian di sekolah tersebut.
12. Terima Kasih Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 04
Medan.
13. Terkhusus buat Ayah tercinta Bambang Kristanto dan Ibu Ranti tercinta yang
telah mengasuh, membesarkan dan membimbing serta mendoakan penulis
sehingga dapat menyelesaikan studi ini..
3. iii
14. Untuk adik tercinta Noni dan Andre Peruza yang selalu memberikan dorongan
dan semangat serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan studi
ini.
15. Untuk seluruh Staf perpustakaan FIK UNIMED dan Administrasi
16. Untuk sahabat- sahabatku.
17. Buat Semua teman- teman PJKR dan terkhususnya buat M. Fadly, M.Fahrur
Rozi, Alan Alfiansyah, Ahmad husein, Amir Hamzah, Deni Rizwan, Fajran
dan teman- teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang memberikan
semangat dan dukungan sehingga penulisan ini dapat selesai.
18. Rekan-rekan seperjuangan lainnya yang telah banyak membantu secara moril
maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pembaca, terutama bagi
pihak sekolah dan juga bagi penulis sendiri. Akhir kata, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan dari pembaca budiman sebagai masukan
untuk menutupi kekurangan yang ada pada skripsi ini dan dapat bermanfaat bagi
seluruh Civitas Akademi Universitas Negeri Medan, khususnya pada jurusan
PJKR/ PKR FIK UNIMED.
.Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, penulis
tidak dapat membalasnya kiranya tiada kata lain untuk penulis ucapkan selain
berserah diri kepada ALLAH SWT dan melimpahkan kuasa Nya untuk kita
semua, Amin.
Medan, JUNI 2015
Penulis
REZA WIBOWO
NIM. 6111511028
4. iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ......................................................... 7
D. Rumusan Masalah ............................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORITIS ....................................................... 10
A. Kajian Teoritis ................................................................... 10
1. Hakikat Pendidikan Jasmani ....................................... 10
2. Hakikat Hasil Belajar .................................................. 13
3. Hakikat Permainan Bola Voli ..................................... 15
4. Hakikat Passing Bawah Bola Voli ............................. 22
5. Hakikat Gaya Mengajar................................................ 28
6. Hakikat Gaya Mengajar Inklusi .................................. 29
B. Kerangka Berpikir ............................................................. 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 47
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 47
B. Subjek Penelitian ............................................................... 47
C. Metode Penelitian ............................................................. 47
D. Desain Penelitian ............................................................... 48
E. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 49
F. Instrumen Penelitian ......................................................... 60
G. Teknik Analisis Data ......................................................... 64
5. v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 67
A. Deskripsi Data Penilaian .................................................... 67
B. Hasil Penelitian .................................................................. 70
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 83
A. Kesimpulan ........................................................................ 83
B. Saran ................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 85
6. vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Keunggulan dan Kelemahan Gaya Inklusi.............................................. 39
2. Lembar Portofolio ................................................................................. 62
3. Kriteria Ketuntasan Minimum .............................................................. 65
4. Deskripsi Data Penelitian Gerakan Passing Bawah ............................. 67
5. Deskripsi Hasil Tes Awal Bawah Dalam Permainan Bola Voli............. 68
6. Deskripsi hasil belajar siklus I Passing Bawah .................................... 72
7. Peranan guru pada pembelajaran dengan gaya mengajar inklusi ......... 75
8. Deskripsi hasil belajar siklus II Passing Bawah ................................... 78
9. Deskripsi Perbandingan Tes Awal, Hasil Belajar I dan II Passing Bawah 79
7. vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lapangan Bola Voli .............................................................................. 17
2. Net Bola Voli ........................................................................................ 18
3. Bola Voli ............................................................................................... 18
4. Pukulan Passing Bawah ........................................................................ 24
5. Sikap Persiapan Pukulan Passing Bawah ............................................. 26
6. Sikap Saat Perkenaan Pukulan Passing Bawah .................................... 26
7. Gerak Lanjutan Pukulan Passing Bawah .............................................. 27
8. Tingkatan 1 Dalam Tugas ..................................................................... 40
9. Tingkatan 2 Dalam Tugas ..................................................................... 41
10. Tingkatan 3 Dalam Tugas ..................................................................... 42
11. Tingkatan 4 Dalam Tugas ..................................................................... 43
12. Tingkatan 5 Dalam Tugas ..................................................................... 44
13. Skema Penelitian Tindakan Kelas ......................................................... 49
14. Deskripsi hasil belajar tes awal ............................................................. 73
15. Deskripsi hasil belajar tes siklus I Passing Bawah ............................... 77
16. Deskripsi hasil belajar siklus II Passing Bawah ................................... 79
17. Deskripsi Hasil Belajar Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II..................... 80
18. Bagian depan sekolah SMP Swasta Muhammadiyah 04 ...................... 120
19. Siswa berbaris dan akan melakukan pemanasan ................................... 120
20. Siswa melakukan gerakan shadow passing bawah dengan arahan guru. 121
21. Foto bersama peneliti, guru penjas, siswa dan personalia penelitian ... 121
8. viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penjas Siklus I ......................... 86
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penjas Siklus II ....................... 92
3. Lembar Penilaian Tes Siklus ............................................................. 98
4. Nilai Tes Awal Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli .................. 101
5. Nilai Tes Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Siklus I .............. 105
6. Lembar proses observasi proses pembelajaran Siklus I .................... 109
7. Nilai Tes Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Siklus II ............. 111
8. Lembar proses observasi proses pembelajaran Siklus II. .................. 115
9. Perkembangan Hasil Belajar Siklus I dan II ..................................... 117
10. Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data Penelitian .......................... 119
11. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 120
9. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan
dimanapun berada. Pendidikan sangat penting, artinya tanpa pendidikan manusia
akan sulit untuk berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian
pendidikan harus benar-benar diarahkan dan menghasilkan manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan
moral yang baik.
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di ukur dari keberhasilan
siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan ini dapat dilihat dari tingkat
pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar siswa. Semakin tinggi
pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula
tingkat keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan yang didalam
pengajarannya menekankan aktivitas gerak dan jasmani serta usaha yang
dilakukan secara sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan siswa untuk tampil sebagai insan yang sehat baik dalam bertindak,
tingkah laku, pikiran dan mental. Tujuan dari pendidikan jasmani yaitu
mengembangkan keterampilan gerak. Gerak tersebut terbagi tiga yaitu:
lokomotor, non lokomotor, dan manipulasi.
10. 2
Permainan bola voli merupakan salah satu jenis permainan beregu, dimana
prinsip utama dalam permainan beregu adalah kerja sama satu regu dengan tujuan
mencapai kemenangan. Untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan kepada setiap
pemain di tuntut terlebih dahulu mengetahui teknik dalam permainan bola voli.
Pembelajaran bola voli merupakan pembelajaran yang didalamnya
terdapat beberapa teknik dasar permainan bola voli. Teknik dasar permainan bola
voli yaitu: passing atas, passing bawah, servis, block dan smash. Dimana teknik
dasar tersebut harus terlebih dahulu dikuasai untuk dapat bermain bola voli
dengan baik secara beregu.
Guru merupakan pelaksanaan pembelajaran dan sumber utama bagi siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang harus bisa menciptakan kondisi
belajar yang dapat merangsang siswa agar belajar efektif. Guru pendidikan
jasmani secara sadar akan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai
dengan kurikulum dan harus mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Agar tujuan
pendidikan jasmani dapat tercapai dengan baik, maka guru harus menciptakan
suasana pembelajaran yang efektif dan variatif serta menyenangkan. Untuk
mencapai hal tersebut, guru pendidikan jasmani harus dapat menggunakan gaya
pembelajaran agar siswa dapat mencapai hasil pembelajaran sesuai yang
diharapkan.
Dewasa ini dalam menerapkan materi pembelajaran sekolah mulai
menggunakan pendekatan dengan gaya mengajar yang bervariasi dan tidak
monoton. Pada pendekatan dengan gaya mengajar yang bervariasi ini siswa tidak
akan merasa capat bosan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani
11. 3
karena anak tidak hanya belajar dan duduk mendengarkan guru meberikan materi,
tetapi siswa dapat terlibat langsung dalam berbagai materi pembelajaran yang
membawa pada aktivitas tertentu dalam hasrat bergerak, semua potensi yang ada
secara pribadi oleh setiap siswa dapat dioptimalkan sehingga siswa benar-benar
menikmati suasana belajar yang menyenangkan dan gembira tanpa ada rasa yang
tidak mampu dalam diri setiap siswa, sehingga tingkat keterlibatan dan intensitas
gerak dasar anak dapat dioptimalkan.
Dalam hal ini peneliti melakukan gaya mengajar inklusi dalam belajar
melakukan teknis dasar passing bawah permainan bola voli, karena menurut
peneliti dengan gaya ini dapat mengoptimalkan kemampuan secara pribadi yang
dimiliki oleh siswa yang berbeda-beda, sehingga dalam tujuan memperbaiki
teknik dasar passing bawah dalam permainan bola voli dapat terlaksana dengan
maksimal dan dengan sesuai yang diharapkan.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Muhammadiyah 04 Medan
Helvetia, dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran pendidikan jasmani
kurang efektif. Hal ini disebabkan kurang maksimal hasil belajar serta kurangnya
variasi belajar.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan serta wawancara dengan guru
pendidikan jasmani diSekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Muhammadiyah
04 Medan Helvetia 24 Febuari 2015 peneliti melihat bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani pada materi permainan bola voli pada
teknik dasar passing bawah siswa kurang dapat melakukan teknik dasar tersebut,
terkesan kurang baik dan merasa kesulitan dalam melakukan teknik dasar
12. 4
tersebut, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal, hal ini
dapat dilihat dari hasil nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan KKM yang harus
dicapai. Dimana nilai ketuntasan minimum (KKM) yang harus dicapai siswa
tersebut adalah 78, sementara dalam melakukan praktek passing bawah bola voli
tersebut pada siswa kelas VIII yang berjumlah 31 orang terdapat 9 orang yang
tuntas, sementara 21 siswa tidak mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa tergolong rendah dan
perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani materi passing
bawah dalam permainan bola voli.
Implementasi proses belajar mengajar yang di SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan Helvetia cenderung pasif. Hal lain yang menjadi
faktor penghambat keberhasilan pembelajaran datang dari siswa-siswi itu sendiri
seperti kurangnya kesadaran serta minat dan keseriusan siswa dalam mengikuti
proses belajar karena kurangnya juga variasi bermain untuk tidak cenderung
bosan dalam pelajaran. Faktor lain yang menyebabkan pembelajaran pendidikan
jasmani teknik dasar passing bawah permainan bola voli tidak berjalan dengan
maksimal adalah karena tingkat kecerdasan siswa berbeda-beda, hal inilah yang
sering abaikan namun sangat berguna bagi siswa dalam melakukan pembelajaran
jasmani khususnya dalam menguasai teknik dasar passing bawah permainan bola
voli. Dimana tidak bisa memberikan tingkat pembelajaran yang sama kepada
setiap siswa, sehingga siswa yang memiliki tingkat motorik lebih rendah tidak
dapat mengikuti pembelajaran yang menyebabkan pembelajaran teknik dasar
passing bawah bola voli tidak berjalan dengan baik.
13. 5
Dalam pada saat pembelajaran siswa tidak berani mengungkapkan
pendapat mereka yang mana mereka belum dapat melakukan teknik dasar yang
diberikan. Dan siswa belum dapat menilai kemampuannya sendiri sampai dimana
sehingga mereka hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru. Padahal
siswa ada beberapa permasalahan siswa dalam passing yaitu kurang tepatnya
perkenaan bola ditangan, posisi badan yang kurang tepat pada teknik passing
bawah. yang Sehingga pada kenyataannya banyak siswa yang tidak dapat
melakukan teknik dasar passing bawah dalam permainan bola voli yang
diajarkan.
Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa sehingga banyak siswa yang
remedial atau mengulang pada saat ujian praktek teknik dasar passing bawah
permainan bola voli tersebut. Melihat kondisi ini ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola
voli sehingga siswa dapat melakukan passing bawah dengan baik dan hasil belajar
yang akan dicapai berhasil. Salah satunya adalah dengan penerapan gaya
mengajar inklusi yang dapat diterapkan dalam pemberian materi sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa secara pribadi dan tidak memberikan tugas yang sama,
sehingga siswa dapat belajar sekaligus dan dapat mengetahui sampai dimana
tingkat kemampuan mereka masing-masing dalam melakukan pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya teknik dasar passing bawah permainan bola voli.
Gaya mengajar inklusi adalah suatu teknik pembelajaran yang digunakan
oleh guru dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci menawarkan
tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara berurutan, yang bertujuan agar
14. 6
siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari suatu keterampilan
gerak, yang mana siswa diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan pada
tingkat kesulitan mana ia belajar suatu gerakan, dalam mempelajari teknik
gerakan dalanm setiap pertemuan.
Pembelajaran dengan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan pola
pikir anak/siswa sehingga siswa menjadi kreatif dalam melaksanakan suatu tugas
yang diberikan. Selain itu gaya mengajar inklusi juga merupakan sebuah
pemberian tugas dengan cara melihat kemampuan siswa secara pribadi terlebih
dahulu sehingga siswa itu dapat melakukan tugas dengan baik tanpa harus
disamakan secara merata dan tingkat kesulitan yang sama sehingga hal ini
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah permainan bola voli
siswa.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Melalui
Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas VIII SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015”.
15. 7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada masalah latar belakang diatas,
Maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1. Kurangnya minat belajar siswa kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04
Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Kurangnya variasi gaya mengajar penjas pada siswa di kelas VIII SMP
Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Kurang disiplinnya siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas pada SMP
Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.
4. Hasil belajar passing bawah permainan bola voli yang kurang baik pada
siswa kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun
Ajaran 2014/2015.
5. Siswa banyak bermain – main pada saat guru menjelaskan materi di VIII
SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana
dan kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah. Ada pun
pembatasan masalah yang di bahas dalam penelitian ini adalah meningkatkan
hasil belajar passing bawah bola voli melalui penerapan gaya mengajar inklusi
siswa kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran
2014/2015.
16. 8
D. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan
diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yakni:
“Bagaimanakah Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli
Melalui Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas VIII SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar passing bawah bola voli melalui gaya mengajar inklusi pada siswa
kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia tahun ajaran
2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru pendidikan jasmani untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang
gaya mengajar dalam mencapai tujuan belajar.
2. Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat melakukan passing bawah bola
voli dengan benar sehingga hasil belajar dapat dicapai dengan baik.
3. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih metode gaya mengajar
yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
17. 9
4. Bagi siswa, agar lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran yang di berikan
oleh guru dalam menerima materi yang diajarkan disekolah dan dapat
menyenangi cabang olahraga khususnya olahraga bola voli.
5. Sebagai masukan bagi peneliti lain bila meneliti tentang gaya mengajar inklusi
di sekolah.
18. 10
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Hakekat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan siswa sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk social, dari
pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan
mentalnya.
Dauer dan Pangrazi (Ega Trisna Rahayu, 2013: 3) Mengemukakan bahwa
pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang
memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan
dan perkembangan secara utuh untuk tiap siswa. Pendidikan jasmani didefinisikan
sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara
yang tepat agar memiliki makna bagi siswa. Pendidikan jasmani merupakan
program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan
memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan
afektif.
19. 11
Menurut Ega Trisna Rahayu (2000:18) Pendidikan Jasmani itu adalah
wahana untuk mendidik anak. Pendidikan Jasmani itu adalah wahana untuk
mendidik anak. Menurut Jesse Feiring Williams (1999; dalam Freeman, 2001),
pendidikan merupakan “alat”untuk membina anak muda agar kelak mampu
membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan
menjalani pola hidup sehat. Jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi
yang terpilih dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Selanjutnya, dalam buku ajar psikologi pendidikan, tim Dosen FIP
Unimed (2013 : 7) mengemukakan bahwa: “Pendidikan pada hakikatnya adalah
pemolaan pengaruh terhadap peserta didik. Pemolaan ini dapat perlangsung secara
sistematis dan tidak sistematis. Pembelajaran yang di lakukan di sekolah
merupakan salah satu bentuk pemolaan pengaruh yang sistematis. Pergaulan
sehari-hari yang berlansung antara pendidik dan peserta didik merupakakan
pemolaan yang berlangsung spontan atau alamiah.”
Dalam menempatkan posisi pendidikan jasmani, diyakini pula bahwa
kontribusi pendidikan jasmani hanya akan bermakna ketika pengalaman-
pengalaman gerak (aktivitas jasmani) dalam pendidikan jasmani berhubungan
dengan proses kehidupan seseorang secara utuh di masyarakat. Dengan
demikian,manakala pengalaman dalam pendidikan jasmani tidak memberikan
kontribusi pada pengalaman kependidikan lainnya, maka pasti terdapat kekeliruan
dalam pelaksanaan program pendidikan jasmaninya.
20. 12
Pendidikan jasmani memusatkan diri pada semua bentuk kegiatan aktivitas
jasmani yang mengaktifkan otot-otot besar (gross motorik), memusatkan diri pada
gerak fisikal dalam permainan, olahraga, dan fungsi dasar tubuh manusia.
Menurut Ega Trisna Rahayu (2013:19). Yang menjadi tujuan
pembelajaran pendidikan jasmani adalah sebagai berikut :
a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam
pendidikan jasmani
b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial
dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran
Pendidikan Jasmani
d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani
e. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi
berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas
ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education)
f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani
g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan dirisendiri dan
orang lain.
Seperti lazim kita lakukan dalam merumuskan tujuan instruksional,
rumusannya selalu dalam bentuk kalimat dan ungkapan perilaku yang spesifik,
21. 13
dibandingkan menampilkan rumusan yang bersifat umum. Menurut Ega Trisna
Rahayu (2013: 20) Secara umum, dari berbagai versi perumusan tujuan
pendidikan jasmani, tujuan yang paling lazim diketengahkan oleh para ahli
dinyatakan sebagai berikut :
a. Perkembangan Organik : Tujuan ini mencakup kesegaran jasmani dan
komponen dasar yang meliputi kekuatan, power dan daya tahan
kardiovaskuler dan otot.
b. Perkembangan Neuromuskular : Tujuan ini mencakup perkembangan dan
keterampilan dan keterampilan olahraga termasuk keseimbangan,
fleksibilitas, agilitas, koordinasi dan kecepatan.
c. Perkembangan Interpretif : Tujuan ini mencakup perkembangan domain
kognitif, kemampuan intelektua Perkembangan Sosial dan Emosional :
Tujuan ini mencakup sifat-sifat psikologis yang dipandang penting, seperti
pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan tanggung
jawab,moral, sportivitas dan lainnya.
2. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan, pengetahuan, sikap,
keterampilan (Dimyati dan Mujion, 2009 : 3). Selanjutnya menurut Bloom (2009 :
22) hasil belajar secara garis besar dapat dikelasifikasikan menjadi tiga ranah
yaitu :
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual meliputi
pengetahuan,pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.
22. 14
2) Ranah efektif berkenaan dengan sikap meliputi penerimaan, jawaban,
penilaian,organisasi dan internalisasi.
3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak meliputi gerak reflex, keterampilan dasar,
ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan gerakan ekspresif dan
interaktif.
Dari pengertian diatas perubahan pada siswa akibat proses belajar bukan
hanya berkaitan pada bidang intelektual saja, tetapi meliputi sikap dan
keterampilan. Dari berbagai aspek yang ada, aspek kognitif dan intelektual yang
paling banyak dinilai guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menguasai bahan pelajaran.
Perubahan-perubahan kearah yang lebih baik merupakan keberhasilan
belajar yang diorientasikan pada prestasi belajar Selanjutnya menurut
Seodijanto mendefenisikan, tentang hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
(http://latifah04.wordpress .com/2008/04/03/ptk).
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui
kegiatan belajar. Seperti yang diungkapkan Dimyanti dan Mudjino (2006:200)
bahwa : “Hasil belajar merupakan penetuan nilai belajar siswa melalui kegiatan
penilaian dan pengukuran dari proses belajar”.
Dengan adanya hasil belajar, guru dapat melihat dan mengetahui tingkat
kemajuan yang dicapai siswa setelah melakukan aktifitas belajar, seperti yang
diungkapkan Dimyati dan Mudjiono (2006:200): “ Tujuan utama dari hasil belajar
adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah
menikuti suatu kegiatan pembelajaran”.
23. 15
Dari beberapa pengertian diatas menurut penulis dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa
setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar yang merupakan bentuk
perubahan-perubahan kearah yang lebih baik yang diorientasikan pada prestasi
belajar. Dimana prestasi belajar merupakan gambaran hasil belajar siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang yang diikutinya.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
dalam pelajaran pendidikan jasmani yaitu diperoleh dari hasil pembelajaran
passing bawah dalam permainan bola voli melalui penerapan gaya mengajar
inklusi yang diberikan kapada sampel. Dalam hasil tes tersebut biasanya
dikatakan hasil belajar baik bila tes yang diperoleh siswa tinggi, sebaliknya jika
hasil tes rendah maka hasil belajarnya rendah.
3. Hakikat Permainan Bola Voli
Pendidikan jasmani merupakan suatu bidang studi yang sangat penting
bagi siswa didalam sekolah. Dimana dengan melakukan suatu olahraga yang
berupa pendidikan jasmani dapat meningkatkan pola berpikir dan motorik siswa
dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Didalam bidang studi
pendidikan jasmani, banyak cabang olahraga yang dapat diberikan atau dapat
diperaktekkan oleh siswa. Khususnya dalam permainan bola besar yaitu bola voli,
sepak bola, dan bola basket. Didalam melakukan permainan bola besar siswa
dapat mendapat nilai-nilai yang terkadung didalamnya terkhusus permainan bola
voli. Didalam materi permainan bola besar disekolah, khususnya bola voli
24. 16
diharapkan siswa dapat menganailisis dan menampilkan keterampilan gerak dan
memperbaiki keterampilan yang ada terutama didalam gerak dasar dalam
menguasai teknik dasar permainan bola voli.
Didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), pendidikan jasmani
merupakan suatu mata pelajaran yang ada didalam kurikulum tersebut dan harus
diadakan dalam kgiatan belajar mengajar. Dimana didalam proses pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) pendidikan jasmani merupakan hal yang wajib
dilaksakan karena mengandung aspek yang dapat meningkatkan pola gerak siswa
sehingga siswa dapat lebih kreatif dan aktif dalam pembelajaran. Didalam
kurikulm tingkat satuan pendidikan (KTSP) permainan bola voli merupakan salah
satu olahraga permainan bola besar selain dari bola baskte dan sepakbola yang
akan dipelajari didalam semester genap pada kelas VIII SMP. Didalam
pembelajaran bola voli yang ada di kelas VIII SMP yang masuk dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan memiliki standar kompetensi (SI) yang harus dicapai
yakni mempraktikkan berbagai keterampilan dasar permainan olahraga dengan
teknik dan taktik, dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Dan memiliki
Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai adalah mempraktikkan keterampilan
bermain salah satu permainan olahraga beregu bola besar serta nilai kerjasama,
kejujuran, kerja keras, dan percaya diri.
Permainan bola voli merupakan permainan yang tidak mudah untuk
dilakukan setiap orang. Dalam permainan ini dibutuhkan koordinasi gerak yang
baik yang dapat digunakan secara efektif dan efisien dan tentunya sangat
mendukung bagi tim saat permainan berlangsung.
25. 17
Menurut Suharno Hp (2007: 9) permainan bola voli merupakan permainan
yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oeh setiap orang.Sebab, dalam
permainan voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan
untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli.
Adapun alat-alat yang dibutuhkan dalam permainan bola voli adalah:
a) Lapangan Permainan Bola Voli
Lapangan permainan bola boli berbentuk empat persegi dengan ukuran
panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Lapangan dikelilingi oleh daerah bebas
selebar 3 meter dengan suatu penghalang setinggi 7 meter dari permukaan
lapangan permainan, (Asep kurnia nenggal dan Irwansyah, 2013:142).
Gambar 1. Lapangan Bola Voli (http://images.google.com)
b) Net Bola Voli
Lebar net 1 meter dan panjang netnya adalah 9,50 meter dipasang secara
vertikal diatas garis tengah (poros) lapangan (Asep kurnia nenggal dan Irwansyah,
2013:142). Mata jala dari net berukuran 10 cm persegi dan berwarna hitam. Pada
tepi atas net diberi pita selebar 5 cm. Pita tersebut terbuat dari kanvas putih.
26. 18
Tinggi net untuk putra adalah 2,43 meter dan tinggi net untuk putri adalah 2,24
meter (Suharno Hp, 2007:5). Tinggi net harus diukur dari tengah-tengah lapangan.
Gambar 2. Net bola voli (sumber: http://images.google.com)
c) Bola Voli
Bola voli terbuat dari kulit lunak dan lentur atau bahan kulit sintetis dan
sejenisnya. Penggunaan bahan sintetis harus mendapat persetujuan atau
pengesahan dari FIVB. Beberapa ketentuan mengenai bola voli adalah : warna
harus seragam dan terang, keliling 165-167cm, berat 200-280gram, tekenan udara
0,30-0,325 kg/cm² atau 294,3-318,82 mbar (Asep kurnia nenggal dan Irwansyah,
2013:143).
Gambar 3. Bola Voli (http://.images.google.com)
27. 19
Didalam permainan bola voli, terdapat beberapa teknik dasar yang harus
dikuasai sehingga dapat dikatakan mampu bermain dengan baik apabila sudah
menguasai semua teknik dasar dengan baik.
Menurut Dieter Beutelstahl (2009 : 8) Teknik adalah prosedur yang telah
dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu
problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna.
Menurut Suharno Hp (2007: 8) teknik adalah cara untuk melakukan atau
melaksanakan sesuatu untuk mencari tujuan tertentu secara efektif dan efesien.
Teknik dasar dalam permainan bola voli mempunyai arti yaitu suatu proses
melihatkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik
mungkin untuk menyesuaikan tugas dalam permainan bola voli.
Menurut Suharno Hp (2007: 9) Melakukan teknik dasar dalam permainan
bola voli adalah suatu proses melatihkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu
praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
cabang permainan bola voli. Di samping itu, agar permainan berlangsung dengan
baik, lancar, dan teratur maka teknik dasar permainan bola voli harus dikuasai
dengan baik. Selanjutnya, (Suharno Hp 2007: 9) menyatakan bahwa teknik dasar
permainan bola voli meliputi: (a) servis, (b) passing, (c) umpan (set-up), (d)
smash (spike), (e) bendungan (block).
a. Servis
Servis pada zaman sekarang bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan
atau sekedar menyajikan bola, tetapi sebagai suatu serangan pertama bagi regu
yang melakukan servis. Servis terdiri dari servis bawah dan servis atas
28. 20
Service ada beberapa macam :
Service atas adalah service dengan awalan melemparkan bola ke atas
seperlunya. Kemudian Server melompat untuk memukul bola dengan ayunan
tangan dari atas.
Service bawah adalah service dengan awalan bola berada di tangan yang tidak
memukul bola. Tangan yang memukul bola bersiap dari belakang badan
untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah.
Service mengapung adalah service atas dengan awalan dan cara memukul
yang hampir sama. Awalan service mengapung adalah melemparkan bola ke
atas namun tidak terlalu tinggi ( tidak terlalu tinggi dari kepala ). Tangan
yang akan memukul bola bersiap di dekat bola dengan ayunan yang sangat
pendek.
Yang perlu diperhatikan dalam service antara lain :
Sikap badan dan pandangan.
Lambung keatas harus sesuai dengan kebutuhan.
Saat kapan harus memukul bola.
b. Passing
Passing Bawah ( Pukulan / pengambilan tangan kebawah )
o Sikap badan jongkok lutut agak ditekuk.
o Tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
o Gerakan tangan disesuaikan dengan keras / lemahnya kecepatan bola.
Passing atas ( Pukulan / pengambilan tangan keatas )
o Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
29. 21
o Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari - jari terbuka membentuk
lengkungan setengah bola.
o Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
o Penyentuhan pada semua jari - jari dan gerakannya meluruskan kedua
tangan
o Menggunakan gerakan kaki untuk menambah power.
c. Umpan (Set Up)
Umpan adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang
kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan kedaerah lawan dalam
bentuk smash.
d. Smash( Spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada di
atas jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik
perlu memperhatikan faktor -faktor berikut : awalan, tolakan, pukulan dan
pendaratan. Teknik smash Menurut Muhajir Teknik dalam permainan bola voli
dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai
dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang
optimal (Suharno Hp, 2007:21).
e. Membendung ( blocking )
Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan / menghalangi
bola yang datang dari daerah lawan. Sikap memblok yang benar adalah:
Jongkok, bersiap untuk melompat.
Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus ke atas
30. 22
Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi kesempatan
pada kawan satu regu untuk bergantian melakukan block.
4. Hakikat Passing Bawah Bola Voli
Menurut Suharno Hp (2007: 15) Passing adalah upaya seorang pemain
dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang
dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri.
Passing bawah merupakan teknik dasar memainkan bola dengan
menggunakan kedua tangan, yaitu perkenaan bola pada kedua lengan bawah,
passing bawah merupakan teknik passing yang sering digunakan untuk menerima
bola servis atau smash. Gerhard Durrwatcher (1990: 52) berpendapat, “Untuk
bola-bola servis atau smash, teknik passing bawah lebih aman jika dibandingkan
dengan teknik passing atas yang memerlukan sikap dan jari-jari yang khusus”.
Passing bawah pada dasarnya digunakan untuk menerima bola-bola liar
tidak terkendali seperti servis, smash atau bola memantul dari net. Ditinjau dari
permainan bola voli pada umumnya passing bawah biasanya menjadi teknik
pertama yang digunakan tim yang menerima servis dari tim lawan. Upaya
melakukan passing bawah dengan baik dan benar harus menguasai teknik passing
bawah.
Prinsip pokok passing bawah menurut Sugiyanto, Soedarwo dan Sunardi
(1994: 24) yaitu, “ Sentuhan bola dengan permukaan kedua lengan bawah (2/3
bagian ujung) yang bertautan di depan badan”. Sedangkan Amung Ma’mum dan
Toto Subroto (2001: 56) berpendapat, “Pada umumnya passing dari bawah bola
31. 23
menyentuh bagian di atas pergelangan tangan, bisa dilakukan dengan satu atau
dua tangan”.
Dan Suharno Hp (2007 :16) berpendapat, passing bawah merupakan
memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah suatu teknik bermain yang
cukup penting. Kegunaan teknik lengan bawah antara lain :
1. Untuk penerimaan bola servis
2. Untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa serangan/smash
3. Untuk pengambilan bola setelah terjadi blok atau bola dari pantulan net
4. Untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh diluar
lapangan permainan
5. Untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datanganya.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa passing
bawah merupakan cara memainkan bola menggunakan kedua lengan yang saling
bertautan atau dengan satu lengan. Perkenaan bola pada passing bawah yaitu
diatas pergelangan tangan.Kemampuan seorang pemain bola voli melakukan
passing bawah dengan baik dan benar banyak manfaat yang diperolehnya,
terutama untuk menerima bola-bola yang keras dan tajam seperti servis atau
smash. Hal ini dikarenakan passing bawah merupakan teknik passing yang sangat
efektif untuk menerima bola-bola keras seperti servis dan smash.Untuk menerima
bola-bola servis atau smash, passing bawah lebih sederhana dan lebih aman dan
tidak memerlukan sikap tangan serta jari tangan secara khusus seperti passing
atas.
32. 24
Proses gerakan secara keseluruhan dalam passing bawah dapat diuraikan
sebagai berikut: Sikap awalan melakukan passing bawah. Sikap permulaan.Pada
sikap permualaan sikap siap normal, kaki dibuka selebar bahu, lutut ditekuk
dengan salah satu kaki serong kedepan dengan kedua lengan rieks disamping
tubuh, kedua lengan lurus, saat bola datang lengan menyambut datangnya
bola.Kedua kaki lurus dengan mengayunkan lengan.
Perkenaan bola pada lengan, saat perkenaan bola posisi kedua lengan
lurus. Perkenaan bola terletak pada lengan bawah agar lebih mudah mengarahkan
bola kearah yang diinginkan. Penggerakan ini harus berlangsung dengan lancar
kontinyu tanpa terputus-putus, dilanjutkan dengan gerak mengayun lengan kearah
yang diinginkan
Gambar 4. Pukulan passing bawah (Asep kurnia nenggala dan Irwansyah ;2013 :
144)
Setelah berhasil dipukul pemain menjaga keseimbangan badan agar lebih
mudah mengatur posisi apabila bola datang kembali.Perlu diperhatikan bahwa
33. 25
saat menjaga keseimbangan setelah menerima bola kedua kaki dalam keadaan
lentur (mengeper). Untuk dapat melakukan passing bawah dengan baik disamping
teknik dasar juga harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun persyaratan
tersebut adalah :
1. Arahkan passing bawah pada saat penerimaan bola pertama ketempat pemain
yang mengumpan bola.
2. Arahkan bola ketempat yang mudah dijangkau oleh teman.
3. Pemain yang menguasai passing bawah harus menguasai lapangan, jangan
sampai terdapat ruang kosong.
Teknik passing bawah banyak digunakan oleh pemain pemula, karena
teknik passing bawah ini paling mudah untuk dipelajari dan merupakan dasar
bagi pemain untuk mengembangkan teknik passing bawah yang lainnya. Itulah
alasan penulis mengapa memilih passing bawah sebagai objek penelitian.
Analisis gerak passing bawah meliputi :
Sikap Permulaan
Menurut Asep kurnia nenggala dan Irwansyah (2013 :144), Sikap
permulaan : Ambil sikap siap normal dalam permainan bola voli yaitu : Kedua
lutut ditekuk dengan badan menumpu pada telapak kaki bagian depan, berat badan
menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan suatu
keseimbangan labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak kesegala
arah. Kedua tangan saling berpegangan yaitu punggung tangan kanan diletakkan
diatas telapak tangan kiri, kemudian saling berpegangan.
34. 26
Gambar 5. Sikap persiapan pukulan passing bawah (Asep kurnia nenggala dan
Irwansyah ;2013 : 144)
Gerakan Pelaksanaan
Menurut Asep kurnia nenggala dan Irwansyah (2013 : 145), Gerakan
pelaksanaan : Ayunkan kedua lengan kearah bola, dengan sumbu gerak pada
persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus. Perkenaan bola pada
bagian prosimal dari lengan, diatas dari pergelangan tangan dan pada waktu
lengan membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan bahu dan badan, lengan
diayunkan dan diangkat hampir lurus.
Gambar 6. Sikap saat perkenaan pukulan passing bawah (Asep kurnia nenggala
dan Irwansyah 2013 : 145)
35. 27
Gerak Lanjutan
Menurut Asep kurnia nenggala dan Irwansyah (2013 : 146), Gerak
lanjutan : Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah lurus
kedepan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk passing
bawah kedepan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan bahu/badan.
Gambar 7. Gerak lanjutan pukulan passing bawah (Asep kurnia nenggala dan
Irwansyah 2013 : 146)
Pada passing bawah dalam bola voli, koordinasi sangat dibutuhkan guna
melihat datangnya bola dengan gerakan tangan dan kaki menyentuh dan
mengangkat bola , disamping itu koordinasi gerak juga berguna menentukan arah
gerakan yang cepat dalam mengambil posisi tubuh sesuai dengan datangnya bola.
Gerakan tangan dilakukan dengan meluruskan siku kedepan sedangkan gerakan
kaki berfungsi sebagai pengatur jarak bola dengan badan. Dengan demikian siswa
yang memiliki koordinasi yang baik tidak hanya mampu menampilkan
keterampilan yang baik saja akan tetapi siswa juga dapat dengan cepat
mengantisipasi bola yang muncul secara tidak terduga.
36. 28
5. Hakikat Gaya Mengajar
Gaya mengajar dapat diartikan teknik atau strategi dalam belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar”.
Gaya mengajar pada umumnya diartikan sebagai segala sesuatu cara atau
strategi dalam menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Gaya adalah segala sesuatu cara yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan dan informasi. Gaya juga diartikan sebagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar
(http://www.edu-articles.com/mengenal-gaya-mengajar/2005).
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat
belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak
menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan
berhasil jika siswa secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru
tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah
belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang
sedang mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan
menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang
merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya.
Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar.
Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa
dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada.
37. 29
Menurut rusli (2000) menyatakan bahwa ”Perencanaan gaya mengajar dan
isi pelajaran sama pentingnya. Bila gaya mengajar tidak direncanakan maka guru
pendidikan jasmani akan menghadapi kesukaran dalam penyampaian materi’’.
Gaya atau teknik mengajar adalah usaha-usaha yang dilakukan guru
dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta
sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Sebagai penyaji dan penyalur pesan, gaya mengajar dalam hal-hal tertentu
bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa
(http://www.bpkpenabur.or.id/pendayagunaan-gaya-pembelajaran/2003).
Pemilihan gaya atau model harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti
tujuan, kompetensi guru. Gaya yang lebih menunjang tercapainya tujuan
pengajaran tentunya akan lebih diperhatikan, sedangkan gaya yang kurang
menunjang tercapainya tujuan pengajaran tentunya tidak dipergunakan
6. Hakikat Gaya Mengajar Inklusi
Metode mengajar inklusi/cakupan pada prinsipnya adalah memberikan
materi yang sama dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Gaya mengajar inklusi
merupakan yang kelima dari spektrum gaya mengajar dari Mosston (2000:116),
dimana gaya mengajar ini memperkenalkan berbagai tingkat tugas. Siswa diberi
tugas yang berbeda- beda sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki, dalam
gaya ini siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya dan
memberikan kesempatan untuk menganalisis dan sintesis tugas.
38. 30
Dalam upaya mencapai hasil belajar yang baik, dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, khususnya pembelajaran teknik dasar
passing bawah dalam permainan bola voli, maka guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan perlu mengupayakan model pembelajaran yang efektif dan
atraktif. Untuk itu guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus
berusaha seoptimal mungkin untuk mempengaruhi siswa dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, yaitu dengan cara
menyajikan bentuk-bentuk pembelajaran keterampilan gerak yang baik dan benar,
agar dapat mendorong siswa untuk memahami, mengerti, dan mampu
melakukannya. Peran guru dalam proses pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di antaranya adalah menentukan dan memilih gaya mengajar yang tepat
dan efektif agar siswa dapat mengerti dan memahami materi pembelajaran yang
disajikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kemampuan guru memilih dan
menyajikan materi pembelajaran ditentukan oleh kemampuan dan pengalamannya
dalam pembelajaran. Sehubungan dengan itu, maka untuk melakukan proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dipilih gaya mengajar
yang tepat dan mudah diterapkan kepada siswa, sehingga berbagai aktivitas gerak
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat dikuasai dengan baik dan benar.
Gaya mengajar tersebut adalah gaya mengajar inklusi.
Gaya pembelajaran inklusi merupakan teknik pembelajaran yang jarang
dipergunakan oleh guru dalam praktek pembelajaran pendiddikan jasmani di
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Padahal gaya mengajar ini sangat cocok
diterapkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menuntut
39. 31
perkembangan kreativitas, fisik dan mental yang optimal.
Gaya mengajar inklusi, adalah suatu teknik pembelajaran yang
digunakan oleh guru, dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara
rinci dan menawarkan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara
berurutan, yang bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan
dalam mempelajari suatu keterampilan gerak, juga siswa diberi kebebasan
untuk memilih dan menentukan pada tingkat kesulitan mana ia memulai
belajar suatu gerakan. Serta diberi kebebasan dan keleluasaan pula untuk
menentukan berapa kali siswa harus mengulangi gerakan, dalam
mempelajari suatu teknik gerakan dalam setiap pertemuan
(http://educare.e-fkipunla.net Generated: January, 2011).
Gaya mengajar inklusi menekankan pada pemberian kebebasan yang lebih
luas pada siswa. Kebebasan itu berupa penilaian terhadap kemajuan belajarnya
oleh dirinya sendiri. Kemudian atas dasar penilaian itu siswa membuat keputusan
sendiri untuk melanjutkan atau mengulang gerakan atau pokok bahasan yang lebih
lanjut. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa keputusan yang harus dibuat
oleh siswa itu harus berkenaan dengan pelaksanaan tugas gerak atau pokok
bahasan, penilaian hasil oleh dirinya sendiri, dan laju proses belajar itu sendiri.
Gaya mengajar inklusi bertujuan untuk melibatkan semua siswa,
menyesuaikan terhadap perbedaan individu, memberi kesepatan untuk memulai
tugas pada tingkat kemampuan sendiri, memberi kesepatan untuk memulai tugas
dengan tugas-tugas yang lebih ringan dan dilanjutkan ketingkat tugas yang lebih
sulit (secara berjenjang) sesuai dengan tingkat kemampuan tiap siswa, belajar
melihat hubungan antara kemampuan merasa dan tugas apa yang dapat dilakukan
oleh siswa, individualisasi dimungkinkan karena memilih diantara alternatif
tingkat usaha yang telah disediakan.
40. 32
Gaya inklusi/cakupan pada prinsipnya adalah memberikan materi yang
sama dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Guru menentukan tugas
pembelajaran yang memiliki target/kriteria yang berbeda kesulitannya dan siswa
diberi keleluasaan untuk menentukan tugas apa yang sesuai dengan
kemampuannya. Gaya mengajar inklusi memperkenalkan beberapa tingkat tugas.
Dalam gaya ini siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya.
Tujuan gaya mengajar inklusi/cakupan:
1. Melibatkan semua siswa
2. Penyesuaian terhadap perbedaan individu
3. Memberi kesempatan untuk memulai pada tingkat kemampuan sendiri
4. Memberi kesempatan untuk mulai kerja dengan tugas-tugas yang ringan
ke berat, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
5. Belajar melihat hubungan antara kemampuan merasa dengan tugas apa
yang dapat dilakukan oleh siswa
6. Individualisasi dimungkinkan, karena memilih diantara alternatif tingkat
tugas yang telah disediakan
(Mosston dan ashwort 1994)
Husdarta dan Saputra (2000: 30), mengatakan bahwa tujuan dari gaya ini
adalah untuk membelajarkan siswa pada level kemampun masing-masing. Setiap
siswa diharuskan terlibat dalam proses pembelajaran ini, karena siswa dapat
memilik aktivitas yang mereka anggap mampu untuk melakukannya.
Seperti yang dikemukakan oleh Davies (1991 : 52) pengajaran yang baik
adalah pengajaran yang memperhatikan kepentingan pribadi /individu siswa.
Kelebihan-kelebihan siswa dari gaya mengajar inklusi sebagai berikut:
1. Siswa lebih aktif dalam mengembangkan aspirasi atau ide-ide yang
akan dikembangkan sesuai dengan kemampuan
41. 33
2. Siswa lebih mandiri menilai kemampuan mereka sendiri, apakah siswa
sudah dapat melakukannya dengan hasil yang maksimal atau tidak.
Sedangkan kekurangan-kekurangan dari gaya mngajar inklusi adalah :
1. Yang banyak berperan dalm hal ini adalah siswa, peranan guru dalam
hal ini bisa dikatakan lepas tanggung jawab
2. Penggunaan waktu yang tersedia relatif kurang untuk tingkat
penguasaan materi yang disajikan karena siswa lebih banyak belajar
dari pada siswa.
Menurut Hamdani (1993: 278) ’’Gaya mengajar merupakan gaya
mengajar cakupan dengan memperkenalkan berbagai tingkat tugas’’. Peranan
siswa adalah mencoba melakukan gerakan untuk setiap tingkatan kesulitan. Siswa
dapat memilih gerakan yang mereka anggap mampu. Siswa dapat melanjukan
aktivitas pada level yang lebih sukar apabila di anggap mampu. Sementara itu
peranan guru adalah mempersiakan tugas gerak yang akan dilakuakn siswa dan
menentukan tingkat kesukaran didalam tugas-tugas tersebut. Guru harus
mempersiapkan kriteria untuk masing-masing tahapan tugas.
Pada gaya mengajar inklusi guru berperan sebagai pembuat keputusan-
keputusan sebelum pertemuan, merencanakan perangkat tugas-tugas dalam
berbagai tingkat kesulitan yang sesuai dengan perbedaan individu serta
memungkinkan siswa untuk berpindah dari tugas yang mudah ke tugas yang
sukar. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mengambil keputusan, dimana
keputusan itu didasarkan pada tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru
pembimbing.
42. 34
Kemudian siswa melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas
awalnya, serta melakukannya. Selanjutnya siswa menentukan untuk mengulang
tugas-tugas, apabila pelaksanaannya belum mantap/sesuai dengan kreteria,
kemudian selanjutnya memilih tugas yang lebih sulit atau yang lebih mudah
berdasarkan berhasil atau tidaknya tugas awal.
Gaya mengajar “Inklusi” (cakupan) memperkenalkan berbagai tingkat
tugas. Sementara gaya komando sampai dengan gaya periksa sendiri
menunjukkan suatu standar tunggal dari penampilan, maka gaya ”inclusion”
memberikan tugas yang berbeda-beda. Dalam teknik ini, siswa didorong untuk
menentukan tingkat penampilannya.
Suatu contoh yang menggambarkan contoh dari gaya ini dapat dilihat pada
penguasaan teknik dasar bola voli contohnya passing bawah. Jika siswa yang
masih memulai belajar dan disuruh langsung bermain kelapangan pasti tidak akan
bisa melakukan teknik dengan baik walaupun sudah dijelaskan tetapi belum diberi
contoh yang benar. Namun jika diberikan contoh dan dipraktekkan satu persatu
tingkatan yang harus dipelajari mulai dari gerakan tanpa bola hingga
menggunakan bola pasti nantinya akan dapat melakukan teknik passing bawah
dengan baik. Akan tetapi keberhasilan ini tidak diperoleh semua siswa dengan
tingkat kesulitan yang sama. Namun walaupun ada yang yang sudah baik dalam
melakukan gerakan tanpa bola bukan berarti siswa juga akan langsung bagus dan
baik melakukan teknik passing bawah dengan menggunakan bola.
Jika menggunakan bola yang sebenarnya, maka akan memiliki tingkat
43. 35
kesulitan yang berbeda dengan melakukan teknik gerakan tanpa bola, karena
kesulitan dalam menguasai tekniknya akan meningkat dan akhirnya akan
menyebabkan makin sedikit jumlah siswa yang akan berhasil dalam
penampilannya. Ini berarti kita telah memberikan suatu standar tunggal bagi
semua siswa, dan banyak siswa yang akan dikeluarkan dengan menaikkan tingkat
kesulitan dari pembelajaran tersebut.
Sasaran gaya inklusi adalah a) melibatkan semua siswa, b) Penyesuaian
terhadap perbedaan individu, c) Memberi kesempatan untuk memulai sesuai
dengan kemampuan sendiri, d) Memberi kesempatan untuk mulai bekerja dengan
tugas yang ringan ke tugas yang berat, sesuai dengan tingkat kemampuan tiap
siswa, e) Belajar melihat hubungan antara kemampuan untuk merasakan dan tugas
apa yang dapat dilakukan oleh siswa.
f) Individualisasi dimungkinkan karena memilih di antara alternatif tingkat tugas
yang telah disediakan.
Implikasi gaya inklusi adalah :
1. Salah satu keuntungan yang sangat penting dari gaya ini adalah
memperhatikan perbedaan individu, dan memperhatikan kemungkinan
untuk lebih maju dan berhasil.
2. Memungkinkan siswa untuk melihat ketidaksamaan antara aspirasi atau
pengetahuan mereka dengan kenyataan. Mereka akan belajar untuk
mengurangi kesenjangan antara kedua hal ini.
3. Fokus perhatian ditujukan kepada individu dan apa yang dapat
dilakukannya daripada membandingkannya dengan yang lain.
44. 36
4. Siswa mengembangkan konsep mereka sendiri, yang berkaitan dengan
penampilan fisik.
Keuntungan-keuntungan yang di peroleh dari gaya mengajar inklusi antara
lain: membina kemandirian dan mengembangkan kemampuan membuat
keputusan berdasarkan pertimbangan sendiri. Memberikan kesempatan belajar
berdasarkan tempo dan irama belajar atau ketepatan belajar dirinya sendiri, dan
mengandung pembinaan motivasi diri siswa (Mosston, 1994: 120).
Mosston dan ashwort (1994 : 118), ada beberapa hal yang perlu diperlukan
dalam gaya mengajar inklusi yaitu:
1. Anatomi Gaya Inklusi :
a. Peranan guru
1. Membuat keputusan-keputusan pra-pertemuan
2. Merencanakan seperangkat tugas-tugas dalam berbagai tingkat
kesulitan, yang disesuaikan dengan perbedaan individu dan
mengmungkinkan siswa untuk beranjak dari tugas yang mudah
ketugas yang lebih sulit.
b. Keputusan-keputusan siswa
1. Memilih tugas yang tersedia
2. Melakukan penapsiran sendiridan memilih tugas awalnya
3. Siswa mencoba tugasnya
4. Siswa menentukan untuk mengulang, memilih tugas yang lebih
sulit atau lebih mudah, bedasaerkan berhsil atau tidaknya dari
tugas awal.
45. 37
5. Mencoba tugas berikutnya
6. Siswa menilai/menafsir hasil-hasilnya
7. Proses dilanjutkan
2. Sasaran Gaya Inklusi
a. Melibatkan semua siswa
b. Penyesuaian terhadap individu
c. Memberi kesempatan untuk memulai sesuai dengan kemampuan
sendiri
d. Memberi kesempatan untuk mulai bekerja dengan tugas yang
ringan ke tugas yang berat, sesuai dengan tingkat kemampuan si
Memberi kesempatan untuk memulai swa
e. Belajar melihat hubungaan antara kemampuan untuk merasakan
dan tugas apa yang dapat dilakukan siswa
f. Individulisme dimungkinkan karna memilih diantara alternative
tingkat tugas yang telah disediakan
3. Pelaksanaan Gaya inklusi
a. Menjelaskan gaya ini kepada siswa
b. Siswa disuruh memulai dan melakukan
c. Memberikan umpan balik kepada siswa tentang peranan siswa
dalam pengambilan keputusan, dan bukan penampilan tugas
4. Keuntungan Gaya Mengajar Inklusi
a. Salah satu keuntungan dari gaya ini adalah memperlihatkan
kemungkinan untuk lebih maju dan lebih berhasil
46. 38
b. Mengmungkinkan siswa untuk melihat ketidaksamaan antara
aspirasi atau pengetahuan mereka dengan kenyataan. Mereka akan
belajar untuk mengurangi kesenjangan antara kedua hal ini
c. Fokus perhatian ditujukan kepada individu dan apa yang dapat
dilakukannya dari pada membandingkannya dengan yang lain
d. Siswa mengembangkan konsep mereka sendiri, yang berkaitan
dengan penampilan fisik
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar
inklusi sangat sesuai diterapkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
terutama disaat proses pembelajaran pendidikan jasmani yakni pada materi
pembelajaran bola voli terutama pada saat mempelajari teknik dasar passing
bawah. Siswa akan termotivasi untuk mengembangkan kemampuannya ke
tingkatan yang lebih tinggi. Karena dalam gaya mengajar inklusi hanya menuntut
sebagian besar kreativitas siswa dan mendorong siswa untuk menentukan
tingkatan penampilan yang mereka miliki sehingga siswa akan lebih memahami
materi-materi yang diberikan sehingga proses pembelajaran itu tetap dapat
berjalan dengan baik dan semaksimal mungkin.
Mosston (1994: 126), menjelaskan dari segi proses pengajaran gaya
inklusi yang digunakan memiliki keunggulan dan kelemahan disaat guru
mempraktekkannya dalam proses pembelajaran, yakni :
47. 39
Tabel 1. Keunggulan dan Kelemahan Gaya Inklusi
No Gaya mengajar Inklusi
Keunggulan Kelemahan
1 Sangat efektif untuk membina
kemandirian siswa.
Membutuhkan ketelitian guru dalam
menetukan level/tingkatan siswa.
2 Mengembangkan kemampuan
siswa membuat keputusan
berdasarkan pertimbangan sendiri
Membutuhkan waktu yang lebih
banyak
3 Penggunaan alat pelajaran lebih
efisien karena dapat bergilir
Menuntut pengetahuan guru yang
banyak dari bahan ajarnya
4 Meningkatkan motivasi belajar
siswa untuk belajar lanjutan atau
secara ekstra
Sering mematikan motivasi untuk
belajar lanjutan atau secara ekstra
Berdasarkan dari tujuan metode mengajar inklusi diatas, Mosston (1994 :
121) menggambarkan anatomi dari metode mengajar inklus, sebagai berikut :
Metode Inklusi
Pra – Pertemuan (Guru)
Selama Pertemuan (Siswa)
Pasca Pertemuan (Siswa)
Berikut ini merupakan bentuk tingkatan tugas yang akan dilakukan oleh
siswa dalam meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli
melalui gaya mengajar inklusi :
48. 40
1. Tingkatan 1
Gambar 8. Tingkatan 1 dalam tugas
Keterangan gambar :
Didalam tingkatan pertama, siswa melakukan rangkaian gerakan passing
bawah dengan bola dipegang teman (merasakan perkenaan bola). Siswa
melakukan shadow/gerakan passing bawah dalam permainan bola voli dengan
bola diletakkan diperkenaan bola ditangan (dipergelangan tangan) agar
memudahkan siswa dalam melakukan passing bawah bola voli karena bola yang
diletakkan diperkenaan bola ditangan akan mengingatkan siswa letak perkenaan
pada teknik passing bawah, hal ini diharapkan memudahkan siswa untuk
melakukan passing bawah. Siswa melaksanakan tugas selama 9 menit, dan setelah
9 menit guru menghentikan tugas siswa dan mengevaluasi dan memberikan
masukan kepada siswa. Dan setelah siswa diberikan masukan oleh guru,
selanjutnya siswa dapat berpindah ke bentuk tugas yang lain atau masih tetap di
bentuk tingkatan tugas yang pertama.
49. 41
2. Tingkatan 2
Gambar 9. Tingkatan 2 dalam tugas
Keterangan gambar :
Didalam gambar tingkatan kedua, siswa diberikan tugas dengan
melakukan Siswa melakukan shadow/gerakan passing bawah dalam permainan
bola voli passing bawah dengan menggunakan bola tetapi melakukannya tidak di
passing melainkan dilempar ketemannya tetapi melempar dengan teknik ayunan
passing bawah. Seperti didalam gambar tingkatan kedua pertama Siswa
memegang bola lalu dilemparkan ketemannya tidak mematikan atau menjatuhkan
bola selama waktu yang ditentukan oleh guru. dan ada satu orang berjaga yang
berusaha menyentuh bola, jika tersentuh maka bergantian berjaga. Dalam hal ini
siswa diharapkan mampu memahami dan merasakan teknik ayunan dalam
melakukan teknik passing bawah. Kegiatan ini berlangsung selama 9 menit, dan
setelah 9 menit berlangsung siswa diberhentikan dan diberikan masukan oleh
guru, dan memberikan kebebasan kepada siswa apakah siswa masih tetap
ditingkatan tugas yang sama atau berpindah ketingkatan tugas yang lainnya
50. 42
3. Tingkatan ketiga
Gambar 10. Tingkatan 3 dalam tugas
Keterangan gambar :
Dalam tingkatan ketiga, siswa melakukan passing menggunakan bola,
dalam tingkatan ketiga siswa melakukan gerakan passing bawah dengan satu
temannya melempar bola. Lalu siswa bergantian melakukan passing bawah
dengan temannya kembali bertugas melempar bola. Didalam tingkatan ini
diusahakan bola melambung dengan gerakan parabola kearah pelempar bola.
Kegiatan ini berlangsung selam 9 menit, dan setelah 9 menit melaksanakan tugas
yang diberikan, guru menghentikan kegiatan untuk mengevaluasi dan
memberikan masukan kepada siswa mengenai tugas yang telah dilakukan oleh
siswa.
51. 43
4. Tingkatan keempat
Gambar 11. Tingkatan 4 dalam tugas
Keterangan gambar :
Dalam tingkatan keempat masih melakukan passing bawah menggunakan
bola, tetapi melakukannya secara berpasangan. Didalam tingkatan ini diusahakan
bola melambung dengan gerakan parabola kearah pasangan passing bawah dan
kembali di passing bawah oleh pasangannya dengan gerakan yang sama. Kegiatan
ini berlangsung selam 9 menit, dan setelah 9 menit melaksanakan tugas yang
diberikan, guru menghentikan kegiatan untuk mengevaluasi dan memberikan
masukan kepada siswa mengenai tugas yang telah dilakukan oleh siswa.
52. 44
5. Tingkatan kelima
Gambar 12. Tingkatan 5 dalam tugas
Keterangan gambar :
Dalam tingkatan kelima masih melakukan passing bawah menggunakan
bola melakukannya secara berpasangan tetapi dengan teman lebih dari 2-3 orang.
Dalam tingkatan ini kembali bola melambung dengan gerakan parabola kearah
teman yang lain, diharapkan siswa tidak hanya mampu melakukan passing bawah
kesatu arah tetapi bisa kearah lain dengan gerakan bola tetap para bola. Kegiatan
ini berlangsung selam 9 menit, dan setelah 9 menit melaksanakan tugas yang
diberikan, guru menghentikan kegiatan untuk mengevaluasi dan memberikan
masukan kepada siswa mengenai tugas yang telah dilakukan oleh siswa.
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan yang didalam
pengajarannya menekankan aktivitas gerak dan jasmani serta usaha yang
dilakukan secara sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan siswa untuk tampil sebagai insan yang sehat baik dalam bertindak,
53. 45
tingkah laku, pikiran dan mental. Tujuan dari pendidikan jasmani yaitu
mengembangkan keterampilan gerak. Gerak tersebut terbagi tiga yaitu:
lokomotor, non lokomotor dan manipulasi.
Guru merupakan pelaksana pembelajaran dan sumber utama bagi siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang harus menciptakan kondisi belajar
yang dapat merangsang siswa agar belajar efektif. Guru pendidikkan jasmani
secara sadar akan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan
kurikulum dan harus mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Agar tujuan
pendidikkan jasmani dapat tercapai dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai
dengan baik, maka guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang efektif
dan variatif serta menyenangkan.
Permainan bola voli adalah suatu jenis olah raga permainan. Permainan
ini dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan yang masing-masing regu
terdiri dari enam pemain, setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan
menjatuhkan bola ke dalam lapangan melewati di atas jaring atau net dan
mencegah pihak lawan dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam
lapangannya. Permainan bola voli merupakan permainan yang masuk dalam
kurikulum pendidikan jasmani. Dalam permainan bola voli, terdapat beberapa
teknik dasar.Namun teknik dasar passing bawah, merupakan teknik yang sering
salah dan tidak benar dilakukan siswa. Sehingga dilakukan tindakan berupa
mengajarkan teknik dasar passing bawah melalui penerapan gaya mengajar
inklusi.
54. 46
Gaya mengajar inklusi, adalah suatu teknik pembelajaran yang digunakan
oleh guru, dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci dan
menawarkan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara berurutan, yang
bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari
suatu keterampilan gerak, juga siswa diberi kebebasan untuk memilih dan
menentukan pada tingkat kesulitan mana ia memulai belajar suatu gerakan. Serta
diberi kebebasan dan keleluasaan pula untuk menentukan berapa kali siswa harus
mengulangi gerakan, dalam mempelajari suatu teknik gerakan dalam setiap
pertemuan.
Melalui gaya mengajar inklusi dalam mengajarkan teknik dasar passing
bawah dalam permainan bola voli, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat
melakukan gerakan namun siswa juga akan mengetahui sejauh mana tingkatan
hasil yang telah didapatnya dalam melakukan tugas yang diberikan. Dan dengan
penerapan gaya mengajar inklusi, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan.
Penerapan gaya mengajar inklusi ini diharapkan memberikan kontribusi
yang baik bagi siswa dalam guru yang menerapkannya. Dimana melalui gaya
mengajar inklusi guru dituntut untuk lebih kreatif lagi untuk menentukan
tingkatan tugas yang akan diberikan kepada siswa yang akan melakukannya. Dan
didalam pembelajaran penjas yang dilaksanakan melalui penerapan gaya mengajar
inklusi ini siswa juga lebih mudah untuk memilih tugas yang akan
dilaksanakannya terlebih dahulu dan dari tingkatan kesulitan tugas yang ada.
55. 47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMP Swasta Muhammadiyah 04
Medan Helvetia.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama 2 minggu dimulai pada bulan Mei
Tahun 2015.
B. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 31
orang, yang terdiri dari 19 orang siswa putra dan 12 orang siswa putri.
C. Metode Penelitian
Pada setiap penelitian dalam ilmu pengetahuan umumnya bertujuan untuk
menemukan dan mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu ilmu
pengetahuan. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti untuk
mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tidakan kelas (Classroom Action Research).
56. 48
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action
Research). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang berguna
untuk mengungkapkan kesulitan belajar siswa dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani serta cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut.
Menurut Kunandar, (2007:41) menyatakan bahwa secara garis besar dalam
tiap siklus itu terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing) dan refleksi (reflecting).
Pada setiap penelitian dalam ilmu pengetahuan umumnya bertujuan untuk
menemukan dan mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu ilmu
pengetahuan. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti untuk
mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Menurut Agus Kristiyanto (2010:32) “PTK dalam pendidikan jasmani
dan kepelatihan olahraga adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari
tindakan-tindakan guru/pelatih dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta
memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran pendidikan
jasmani/kepelatihan olahraga tersebut dilakukan, dimulai dari adanya
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan untuk setiap siklusnya.
D. Desain Penelitian
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian diperlukan desain penelitian
sebagagi rancangan ataupun desain Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari
beberapa tahapan yang berupa siklus dengan skema sebagai berikut :
57. 49
Gambar 13: Skema Penelitian Tindakan Kelas
Sumber : Kunandar, dkk (2007 : 91)
E. Pelaksanaan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas maka
penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yang berupa siklus sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan I disusun untuk mengatasi permasalahan yang dialami
siswa dalam penguasaan materi passing bawah dalam permainan bola voli.
Pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran
sesuai yang sudah direncanakan dalam RPP.
Refleksi PelaksanaanSiklus I
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
PelaksanaanRefleksi Siklus II
Pengamatan
?
58. 50
Adapun langkah-langkah yang ditempuh para rencana tindakan I adalah :
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjaskes.
b. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu passing bawah bola voli.
c. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam siklus PTK, yaitu passing
bawah bola voli.
d. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
e. Menjelaskan tindakan yang direncanakan kepada siswa pada materi
pembelajaran passing bawah dalam permainan bola voli melalui penerapan
gaya mengajar inklusi.
f. Menyusun alat evaluasi belajar.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai
berikut:
1) Membariskan siswa
Seluruh siswa melakukan barisan yang diarahkan oleh guru.
2) Berdoa
Setiap siswa melakukan doa bersama yang dipimpin oleh guru.
59. 51
3) Melakukan pemanasan
Guru memberikan contoh gerakan pemanasan dan siswa mengikuti setiap
gerakan yang digerakkan oleh guru dan seluruh siswa menghitung tiap
gerakan mulai dari satu sampai delapan, pemanasan tersebut dilakukan
mulai dari kepala sampai kaki.
4) Guru menerangkan materi
Guru menerangkan materi bola voli mulai dari menjelaskan pengertian
dari permainan bola voli, selanjutnya guru menjelaskan secara rinci
tentang teknik dasar bola voli terutama dalam melakukan gerakan teknik
dasar passing bawah.
5) Guru mempraktekkan gerakan teknik passing bawah tanpa bola
Guru memberikan/mencontohkan gerakan passing bawah tanpa bola
secara rinci mulai dari posisi siap dari kaki hingga selesai melakukan
gerakan passing dilakukan.
6) Siswa melakukan gerakan passing bawah tanpa bola
Dengan ada arahan dari guru penjas siswa melakukan gerekan passing
bawah tanpa bola dengan membuat bagian-bagian hitungan yang
diarahkan oleh guru penjas. Siswa melakukanya mulai dari gerakan siap,
ayunan tangan dan gerekan lanjutan dalam melakukan gerakan passing
bawah dalam permainan bola voli.
7) Guru menyimpulkan gerakan
Guru menyimpulkan tiap gerakan yang telah dilakukan siswa dan
memperbaiki gerakan yang masih belum benar dengan menjelaskan
60. 52
kembali kepada siswa teknik gerakan yang benar dalam melakukan
passing bawah bola voli.
8) Guru menjelaskan dan mempraktekkan passing bawah bola voli
dengan menggunakan bola
Guru menerangkan bagaiman cara yang benar dalam melakukan gerakan
passing bawah bola voli dengan menggunakan bola yang sebenarnya.
Mulai dari gerakan siap, perkenaan bola dengan tangan dan hingga gerak
lanjutan sehingga kembali pada posisi siap kembali.
9) Guru menggunakan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa
Guru menggunakan gaya mengajar inklusi dalam pembelajaran yang
berlangsung, dilakukan dengan cara :
Pertama, guru membariskan siswa kembali. Kemudian menjelaskan
tentang gaya mengajar inklusi yang akan digunakan. Guru
menjelaskan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh murid pada saat
pembelajaran.
Tugas-tugas tersebut berisikan tiga tingkatan bentuk latihan dalam
meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli yang secara
bebas dapat dipilih oleh siswa saat dalam melaksanakannya, yakni didalam
tingkatan pertama, siswa melakukan rangkaian gerakan passing bawah dengan
bola dipegang teman (merasakan perkenaan bola). Siswa melakukan
shadow/gerakan passing bawah dalam permainan bola voli dengan bola
diletakkan diperkenaan bola ditangan (dipergelangan tangan) agar memudahkan
61. 53
siswa dalam melakukan passing bawah bola voli karena bola yang diletakkan
diperkenaan bola ditangan akan mengingatkan siswa letak perkenaan pada teknik
passing bawah, hal ini diharapkan memudahkan siswa untuk melakukan passing
bawah. Siswa melaksanakan tugas selama 9 menit, dan setelah 9 menit guru
menghentikan tugas siswa dan mengevaluasi dan memberikan masukan kepada
siswa. Dan setelah siswa diberikan masukan oleh guru, selanjutnya siswa dapat
berpindah ke bentuk tugas yang lain atau masih tetap di bentuk tingkatan tugas
yang pertama. Didalam tingkatan kedua, siswa diberikan tugas dengan melakukan
Siswa melakukan shadow/gerakan passing bawah dalam permainan bola voli
passing bawah dengan menggunakan bola tetapi melakukannya tidak di passing
melainkan dilempar ketemannya tetapi melempar dengan teknik ayunan passing
bawah. Seperti didalam gambar tingkatan kedua pertama Siswa memegang bola
lalu dilemparkan ketemannya tidak mematikan atau menjatuhkan bola selama
waktu yang ditentukan oleh guru. dan ada satu orang berjaga yang berusaha
menyentuh bola, jika tersentuh maka bergantian berjaga. Dalam hal ini siswa
diharapkan mampu memahami teknik ayunan dalam melakukan teknik passing
bawah. Kegiatan ini berlangsung selama 9 menit, dan setelah 9 menit berlangsung
siswa diberhentikan dan diberikan masukan oleh guru, dan memberikan
kebebasan kepada siswa apakah siswa masih tetap ditingkatan tugas yang sama
atau berpindah ketingkatan tugas yang lainnya. Dalam tingkatan ketiga, siswa
melakukan passing menggunakan bola, dalam tingkatan ketiga siswa melakukan
gerakan passing bawah dengan satu temannya melempar bola. Lalu siswa
bergantian melakukan passing bawah dengan temannya kembali bertugas
62. 54
melempar bola. Didalam tingkatan ini diusahakan bola melambung dengan
gerakan parabola kearah pelempar bola. Kegiatan ini berlangsung selam 9 menit,
dan setelah 9 menit melaksanakan tugas yang diberikan, guru menghentikan
kegiatan untuk mengevaluasi dan memberikan masukan kepada siswa mengenai
tugas yang telah dilakukan oleh siswa. Dalam tingkatan keempat masih
melakukan passing bawah menggunakan bola, tetapi melakukannya secara
berpasangan. Didalam tingkatan ini diusahakan bola melambung dengan gerakan
parabola kearah pasangan passing bawah dan kembali di passing bawah oleh
pasangannya dengan gerakan yang sama. Kegiatan ini berlangsung selam 9 menit,
dan setelah 9 menit melaksanakan tugas yang diberikan, guru menghentikan
kegiatan untuk mengevaluasi dan memberikan masukan kepada siswa mengenai
tugas yang telah dilakukan oleh siswa. Dalam tingkatan kelima masih melakukan
passing bawah menggunakan bola melakukannya secara berpasangan tetapi
dengan teman lebih dari 2-3 orang. Dalam tingkatan ini kembali bola melambung
dengan gerakan parabola kearah teman yang lain, diharapkan siswa tidak hanya
mampu melakukan passing bawah kesatu arah tetapi bisa kearah lain dengan
gerakan bola tetap para bola. Kegiatan ini berlangsung selam 9 menit, dan setelah
9 menit melaksanakan tugas yang diberikan, guru menghentikan kegiatan untuk
mengevaluasi dan memberikan masukan kepada siswa mengenai tugas yang telah
dilakukan oleh siswa.
Selanjutnya guru mengatur barisan dan menyuruh siswa melakukan
tugas yang akan dilakukannya, yakni pembelajaran dalam
63. 55
meningkatkan passing bawah dalam permainan bola voli dengan
menggunakan gaya mengajar inklusi.
Guru memberikan tiga kali kesempatan kepada siswa dalam
melakukan tugas yang diberikan, kesempatan yang pertama diberikan
kepada siswa dalam waktu 10 menit, dan setelah 10 menit guru
mengoreksi tugas siswa. Guru mengoreksi tugas siswa selama 10
menit.
Dan selanjutnya, guru memberikan kesempatan yang kedua dan masih
saja siswa bebas dalam pemilihan tugas yang diberikan sesuai dengan
lembar kriteria tugas yang telah dibagikan selama 10 menit. Disni
siswa bebas memilih tingkatan tugasnya jika mereka sudang mampu
melakukan tugas, contohnya jika siswa yang tadinya melakukan
tingkatan tugas yang pertama, pada kesempatan yang kedua siswa
tersebut bebas memilih dan pindah ke tingkatan tugas yang selanjutnya
jika mereka sudah mampu untuk melakukannya.
Dan setelah kesempatan yang kedua berlangsung selama 10 menit,
guru mengoreksi hasil siswa dan memberikan arahan dalam
memperbaiki tugas yang dilaksanakan siswa.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan yang ketiga kepada siswa
dalam melakukan tugas yang harus dilaksanakan, dan tetap siswa
bebas memilih tugas yang mana yang akan dikerjakannya sesuai
dengan lembar kriteria yang telah diberikan. Dan guru juga ikut
membantu siswa dalam memilih tugas yang harus dilakukan siswa
64. 56
pada kesempatan ketiga ini jika siswa kurang mengerti lagi untuk
memilih tingkatan tugasnya.
Kegiatan ini berlangsung selama jam pembelajaran berlangsung dan
dengan selalu ada arahan dari guru.
10) Guru melakukan evaluasi hasil belajar
Guru mengumpulkan para siswa dan memberi pujian atas kemampuan
siswa dalam melakukan passing bawah dengan gaya mengajar yang
digunakan guru. Dan mengevaluasi hasil belajar yang didapat siswa.
c. Observasi dan evaluasi
Pada tahap ini dilakukan tahap observasi terhadap pelaksanaan tindakan
yang telah dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi dan
mengevaluasi siswa dengan lembar portofolio yang telah disusun. Guru bidang
studi penjas yang bertugas sebagai pengamat mengisi lembar observasi untuk
melihat apakah pembelajaran teknik dasar passing bawah bola voli dengan
menggunakan gaya mengajar inklusi yang diperaktikkan dilapangan sudah
terlaksana sesuai program pengajaran ketika tindakan dilakukan.
65. 57
d. Tahap Refleksi I
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisa dan data observasi dilapangan
tentang aktivitas pembelajaran oleh peneliti. Refleksi ini dilakukan untuk mencari
perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan untuk menganalisa
dan memberikan makna terhadap data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan
dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai
dasar untuk perencanaan jika ada siklus selanjutnya.
Setelah dilaksanakan siklus dan hasil belum sesuai terhadap tingkat
penguasaan yang telah ditetapkan dan hasil belum tercapai, maka dalam hal ini
dilaksanakan siklus II. Apabila sudah jelas terlihat apa hasil siklus I, maka
selanjutnya baru ditetapkan rencana berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan I disusun untuk mengatasi permasalahan yang dialami
siswa dalam penguasaan materi passing bawah dalam permainan bola voli pada
pelaksanaan siklus I. Pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan
melaksanakan pembelajaran sesuai yang sudah direncanakan dalam RPP.
66. 58
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pemberian tindakan di siklus II telebih dahulu peneliti membuat alternatif
pemecahan masalah untuk menguasai kesulitan siswa dalam pembelajaran passing
bawah bola voli, terutama dalam teknik awalan dan pelaksanaan. Perencanaan ini
dilakukan khususnya kepada siswa yang masih memperoleh nilai rendah, dan
siswa yang memiliki nilai rendah diberikan kesempatan melakukan gerakan secara
lebih diperhatikan.
Pemberian tindakan II dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari SiklusI.
Pada pertemuan siklus ke II ini siswa diarahkan untuk lebih memahami rangkaian
pelaksanaan tekhnik passing bawah dalam permainan bola voli. Siklus II diawali
dengan mengulang secara singkat pelajaran sebelumnya. Tetap mengarahkan
siswa ke lapangan dan melakukan pemanasan. Guru menjelaskan kembali tehnik
passing bawah yang benar dan mengarahkan siswa agar lebih mendengarkan guru
menjelaskan. Guru mengulang kembali penjelasan mengenai tingkatan tugas yang
ada di siklus I. Siswa kembali mengulang tugas yang diberikan pada saat di siklus
I dan melanjutkan dengan tugas yang telah dijelaskan di siklus II, setelah selesai
melaksanakan tugas siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum mereka pahami. Kemudian siswa kembali melakukan tugas dengan
bebas memilih tingkatan mana yang akan mereka laksakan. Sama halnya pada
siklus I, untuk mengetahui hasil belajar siswa maka dilakukan tes hasil belajar
siklus II. Selanjutnya pengamat juga menganalisis kembali keberhasilan dan
kelemahan siklus II sebagai acuan untuk tindakan selanjutnya.
67. 59
c. Observasi
Sama halnya pada siklus I, observasi atau pengamatan dibantu oleh guru
kelas VIII SMP Muhammadiyah 04 Medan mulai dari awal pelaksanaan tindakan
pembelajaran melalui penerapan gaya mengajar inklusi sebagai peningkatan hasil
belajar siswa pada materi passing bawah dalam permainan bola voli.
Pada tahap ini dilakukan tahap observasi terhadap pelaksanaan tindakan
yang telah dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi dan
mengevaluasi siswa dengan lembar portofolio yang telah disusun. Guru bidang
studi penjas yang bertugas sebagai pengamat mengisi lembar observasi untuk
melihat apakah pembelajaran teknik dasar passing bawah bola voli dengan
menggunakan gaya mengajar inklusi yang diperaktikkan dilapangan sudah
terlaksana sesuai program pengajaran ketika tindakan dilakukan.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisa dan data observasi dilapangan
tentang aktivitas pembelajaran oleh peneliti. Refleksi ini dilakukan untuk mencari
perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan untuk menganalisa
dan memberikan makna terhadap data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan
dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai
dasar untuk perencanaan jika ada siklus selanjutnya. Setelah dilaksanakan siklus
dan hasil belum sesuai terhadap tingkat penguasaan yang telah ditetapkan dan
hasil belum tercapai, maka dalam hal ini dilaksanakan siklus II.
68. 60
F. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah berupa lembar
penilaian portofolio tes hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli.
Tes hasil belajar diberikan setelah pengajaran dengan menggunakan penerapan
gaya mengajar inklusi. Dalam tes ini siswa diminta untuk melakukan rangkaian
teknik passing bawah dalam permainan bola voli (sikap permulaan, gerak
pelaksanaan, gerak lanjutan), dan peneliti menilai setiap proses pelaksanaan
rangkaian teknik passing bawah dalam permainan bola voli yang dilakukan siswa.
Tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar passing
bawah pada permainan bola voli akan meningkat setelah diberikan perlakuan
dalam pembelajaran dengan penerapan gaya mengajar inklusi.Untuk memperoleh
melakukan penilaian terhadap hasil tes passing bawah bola voli dilakukan dengan
parameter penilaian sebagai berikut :
a. Alat-alat yang digunakan :
1. Lapangan bola voli
2. Kapur atau serbuk untuk membuat lingkaran tes.
3. Stopwatch
4. Bola voli
5. Net
6. Pluit
7. Portofolio dan alat tulis
69. 61
Yang menjadi personalia dalam penelitian adalah :
a) 1 orang sebagai dokumenter.
Disini satu orang dokumenter bertugas untuk mendokumentasikan
setiap kegiatan yang sedang berlangsung pada saat penelitian didalam
pembelajaran jasmani berlangsung dengan cara memoto dan mengambil
videonya.
b) 3 orang sebagai tim penilai.
Tugas dari tim penilai disini adalah untuk menilai siswa pada saat
dilakukan tes. Setiap satu orang penilai menilai satu indikator yang
terdiri dari sikap permulaan, sikap perkenaan, dan sikap akhir.
b. Pelaksanaan tes :
1. Siswa dibariskan terlebih dahulu dengan diberikan aba-aba dari guru
dan melakukan pemanasan.
2. Siswa bersiap dan memasuki lingkaran tempat tes.
3. Siswa melakukan teknik passing bawah didalam lingkaran.
4. Kegiatan tes ini dilakukan selama durasi waktu 20 detik/siswa.
c. Cara menghitung skor :
Penilaian terhadap hasil belajar passing bawah sampel dilakukan oleh
seorang yang kompeten dalam olahraga bola voli, dengan cara sampel atau
siswa melakukan gerakan passing bawah kedinding selama 20 detik. Dan
dilakukan penilaian melalui lembaran portofolio dengan parameter sebagai
berikut:
70. 62
Tabel 2. Lembar Portofolio
Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli
Siswa Kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan
Aspek Yang Dinilai
Indikator Deskriptor
Kualitas
Gerak
( √ )
Jumlah
Sikap
Permulaan
1. Kedua lutut ditekuk berat badan
menumpu pada telapak kaki bagian
depan.
2. Kedua tangan saling berpegangan.
3. Tangan berpegangan dengan punggung
tangan kanan diletakkan diatas telapak
tangan kiri.
Gerak
Pelaksanaan
1. Diayunkan kedua tangan ke arah bola,
dengan sumbu gerak pada persendian
bahu.
2. Kedua siku betul-betul dalam keadaan
lurus dan rapat.
3. Perkenaan bola pada bagian prosimal
lengan, yaitu diatas dari pergelangan
tangan
4. Pada waktu lengan membentuk sudut
sekitar 450 dengan bahu dan badan,
lengan diayunkan dan diangkat hampir
lurus.
Gerak
Lanjutan
1. Ayunan lengan kedepan tidak melebihi
900 dari bahu dan saat melakukan
passing bola harus selalu dalam control
2. Bola melambung minimal satu jengkal
diatas kepala
3. Setelah tangan mengenai bola, kaki
belakang melangkah kedepan untuk
mengambil posisi siap kembali.
Jumlah
Total Rata-rata
(Sumber Asep Kurnia Nenggala dan Irwansyah, 2013: 148)
Keterangan :
Nilai 4 : Sangat Baik
Nilai 3 : Baik
Nilai 2 : Sedang
Nilai 1 : Kurang Baik
71. 63
Keterangan Parameter Penilaian :
Apabila 4 deskriptor dilakukan maka nilainya 4
Apabila 3 deskriptor dilakukan maka nilainya 3
Apabila 2 deskriptor dilakukan maka nilainya 2
Apabila 1 deskriptor dilakukan maka nilainya 1
Menurut Asep Kurnia Nenggala dan Irwansyah (2013: 148), kurikulum
tingkat satuan pendidikan berdasarkan standart kopetensi lulusan (SKL) dan
standart isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh badan
standart nasional pendidikan (BNSP) untuk penelitian terhadap kualitas uji kerja
peserta ujian dengan rentang nilai 1 sampai 4
Jadi, untuk memperoleh nilai digunakan rumus :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Skor yang diperoleh
Jumlah seluruh indikator
x100
d. Prosedur pelaksanaan tes
1. Tes awal/free-test adalah tes sebelum siswa mendapatkan latihan.
Siswa harus terlebih dahulu mengetahui tentang tata tertib pelaksanaan
tes, dan memahami tugas yang akan dilaksanakannya.
2. Tes akhir/post-test adalah tes setelah siswa mendapatkan latihan.
Pelaksanaannya sama dengan pada saat siswa melakukan tes awal.
Para siswa ditekankan untuk melakukan tes dengan sungguh-sungguh
agar hasil yang dicapai benar-benar merupakan gambaran kemampuan
belajar motorik dan keterampilan passing bawah dalam permainan
bola voli yang optimal.
72. 64
G. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Reduksi data
Proses reduksi data dilakukan dengan menyeleksi,
menyederhanakan dan mentransformasikan data yang telah disajikan
dalam bentuk catatan lapangan. Kegiatan reduksi ini bertujuan untuk
melihat kesalahan siswa dalam melaksanakan praktek belajar pada
pelajaran pendidikan jasmani dan tindakan apa yang dilakukan untuk
memperbaiki kesalahan tersebut.
2. Menyajikan data
Data kesalahan siswa dalam pelaksanaan praktek belajar yang telah
direduksi kemudian disajikan dalam bentuk paparan kesalahan siswa.
Kegiatan analisis berupa paparan data adalah sebagai kumpulan informasi
yang terorganisir dan terkategorikan sehingga memungkinkan adanya
kesimpulan. Data yang dianalisis untuk mendeskrisikan ketuntasan belajar
siswa yaitu diperoleh dari nilai akhir dari setiap siklus.
Dalam kegiatan ini data yang diperoleh dari hasil belajar siswa
dipaparkan dalam bentuk tabel dengan buku Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) mata pelajaran tingkat SMP seperti yang diterangkan dibawah ini.
73. 65
Tabel 3. Kriteria Ketuntasan Minimum
Penilaian Keterampilan Gerak
Penilaian Proses
Perolehan
Nilai
Nilai Akhir Keterangan
Sikap Permulaan
(Skor 3)
Gerakan Pelaksanaan
(Skor 4)
Gerakan Lanjutan
(Skor 3)
Jumlah Skor Maksimum= 10
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi
dan untuk peserta didik sedang, maka KKM nya adalah :
𝐾𝐾𝑀 =
B
N
x 100
Ket :
B: Skor yang diperoleh
N: Skor Maksimal
Dengan kriteria-kriteria keetuntasan belajar :
8.50 = Sangat Baik = Tuntas
8.00-8.49 = Tinggi = Tuntas
7.80-7.99 = Sedang = Tuntas
< 7.80 = Rendah = Belum Tuntas
(Sumber : SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan)
74. 66
Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang belum tuntas belajar dan
siswa yang sudah tuntas dalam belajar secara individu. Selanjutnya dapat juga
diketahui apakah ketuntasan belajar secara klasikal dapat tercapai, dilihat dari
perrsentase siswa yang sudah tuntas dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑃𝐾𝐾 =
m
n
x 100
Keterangan :
PKK : Persentase Ketuntasan Klasikal
m : Banyaknya siswa yang KKM ≥ 78
n : Banyaknya siswa
(Suryosubroto 1997 : 129)
Secara kelompok (klasikal) ketuntasan belajar dinyatakan telah tercapai
jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa yang ada dalam kelompok bersangkutan
telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum perindividu sebesar ≥ 78%.
75. 67
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMP Swasta Muhammadiyah 04
Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pelajaran di kelas VIII yang menjadi subjek penelitian. Permasalahan yang
dialami siswa adalah siswa belum paham dan tidak serius dalam pembelajaran
passing bawah bola voli. Pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan dalam dua
siklus, pada setiap siklus dilakukan dengan pemberian media alat bantu
pembelajaran. Berikut ini adalah deskripsi data hasil penelitian yang dimulai dari
tes awal, tes siklus I dan tes siklus II. Adapun deskripsi data penelitian yang
diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Deskripsi Data Penelitian Gerakan Passing Bawah
No Hasil Tes Jumlah
Awalan Pelaksanaan Akhir
1 Observasi
Awal
∑
73
2,4
74
2,4
63
2,0
210
6,8
2 Test Siklus
I
∑
87
2,8
82
2,6
58
1,9
227
7,3
Test Siklus
II
∑
88
2,8
86
2,8
69
2,2
244
7,9
67
76. 68
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kondisi awal jumlah nilai
indikator gerakan passing bawah bola voli dari 31 siswa yaitu, untuk sikap awalan
berjumlah 73, sikap pelaksanaan 74, dan sikap akhir 63 dan masing-masing nilai
rata-rata setiap teknik yaitu 2,4 untuk sikap awalan, 2,4 untuk pelaksanaan, dan
2,0 untuk sikap akhir. Sedangkan pada post-test siklus I nilai indikator passing
bawah bola voli keseluruhan berjumlah 227, untuk sikap awalan berjumlah 87,
sikap pelaksanaan 82, dan sikap akhir 58, masing-masing nilai rata-rata setiap
teknik yaitu 2,8 untuk awalan, 2,6 untuk sikap pelaksanaan, dan 1,9 untuk sikap
akhir. Selanjutnya pada post-test siklus II jumlah nilai indikator passing bawah
bola voli keseluruhan siswa 244, untuk sikap awalan berjumlah 88, sikap
pelaksanaan 87, dan sikap akhir 69. Masing-masing nilai rata-rata setiap teknik
yaitu 2,8 untuk sikap awalan, 2,8 untuk sikap pelaksanaan, dan 2,2 untuk sikap
akhir.
Tabel. 5 Deskripsi Hasil Tes Awal Bawah Dalam Permainan Bola Voli
No Hasil Tes Jumlah Siswa Persentase
1 < 78 (Tidak tuntas) 20 64,51%
2 ≥ 78 (Tuntas) 11 35,48%
Berdasarkan tabel deskripsi hasil tes awal passing bawah di atas dapat
dilihat bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaranpassing bawah dalam
77. 69
permainan bola voli masih tergolong rendah. Dari 31 siswa yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, ternyata hanya 11 siswa (35,48%) yang memiliki ketuntasan
belajar, sedangkan selebihnya 20 orang siswa (64,51%) belum memiliki
ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 6,8 Untuk
lebih jelas dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
Gambar 14. Deskripsi Hasil Tes Awal Passing Bawah Siswa
35%
65%
Persentase
tuntas
tidak tuntas
78. 70
B. Hasil Penelitian
1.Pelaksanaan Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan I
Rencana tindakan I disusun untuk mengatasi permasalahan yang dialami
siswa dalam penguasaan materi l passing bawah bola voli. Pemecahan masalah
yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang
sudah direncanakan dalam RPP.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh pada rencana tindakan I adalah :
1. Mempersiapkan dan menyusun nama-nama siswa.
2. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, sebagai
upaya untuk menyelesaikan permasalahan I.
3. Memberikan perlakuan proses pembelajaran melalui model pembelajaran
metode inklusi pada materi passing bawah bola voli. Selanjutnya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih tingkatan yang ditentukan.
4. Mempersiapkan tes hasil belajar I.
b. PelaksanaanTindakan I
Pemberian tindakan I dilakukan berdasarkan masalah yang ada.
Pembelajaran difokuskan pada proses belajar yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran gaya mengajar inklusi.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan penelitian adalah:
1. Menjelaskan teknik pelaksanaan passing bawah bola voli melalui model
pembelajaran gaya mengajar inklusi.
79. 71
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal vang
belum mereka pahami dan guru akan menjawab pertanyaan yang ditanyakan.
3. Mengarahkan siswa untuk mengganti baju olahraga
4. Mengajak siswa kelapangan lalu pemanasan
5. Siswa melaksanakan passing bawah bola voli melalui model pembelajaran
gaya mengajar inklusi
6. Melaksanakan tes hasil belajar I
c.Observasi I
Dari hasil observasi ini dapat dilihat bahwa kegiatan pembelajaran
telahberlangsung dengan baik. Observasi dan evaluasi dilakukan mulai dari awal
pelaksanaan pembelajaran sampai akhir pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
dilakukan melalui model pembelajaran gaya mengajar inklusi sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi passing bawah bola voli.
Pada saat siswa diberikan waktu untuk melakukan tugas siswa terlihat
aktif. Dan proses pelaksanaan pemberian materi yang telah diberikan guru
pendidikan jasmani sudah hampir direspon oleh sebagian siswa sehingga mereka
dapat menganalisis gerakan dalam teknik melakukan passing bawah yang
sebenarnya. Namun, ada juga siswa yang belum begitu memperhatikan pada saat
guru menjelaskan, masih ada siswa yang bercerita, dan pada saat proses
pelaksanaan tugas siswa masih bingung melakukan permainan karena belum
memahami bentuk tugas yang sudah dijelaskan guru sehingga siswa hanya
mengutamakan hasil saja tanpa tekhnik yang benar.