Program Pembelajaran Individual (PPI) merupakan rencana pembelajaran yang dirancang untuk
satu orang peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). PPI harus merupakan program yang dinamis
artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik, dan disusun oleh sebuah
tim yang paling tidak terdiri dari orang tua/wali murid, guru kelas, guru mata pelajaran, guru
pendidikan khusus/PLB, dan peserta didik yang bersangkutan yang disusun secara bersama-sama.
Idealnya PPI tersebut disusun oleh tim terdiri dari Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Tenaga ahli
dan Profesi terkait, orang tua/wali murid, guru kelas, guru mata pelajaran dan guru pendidikan
khusus/PLB, serta
Sharing Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Zainul Hasan
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-7 SMP Ibrahimy Sistem Layanann Pembelajaran
1. Laporan Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
Zainul Hasan (SMP Ibrahimy 1 Sukorejo)
Materi Pembelajaran Hari Ke-7 15102022
Laporan Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Sistem Layanan Pembelajaran
Program Pembelajaran Individual
Pengantar
Program Pembelajaran Individual (PPI) merupakan rencana pembelajaran yang dirancang untuk
satu orang peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). PPI harus merupakan program yang dinamis
artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik, dan disusun oleh sebuah
tim yang paling tidak terdiri dari orang tua/wali murid, guru kelas, guru mata pelajaran, guru
pendidikan khusus/PLB, dan peserta didik yang bersangkutan yang disusun secara bersama-sama.
Idealnya PPI tersebut disusun oleh tim terdiri dari Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Tenaga ahli
dan Profesi terkait, orang tua/wali murid, guru kelas, guru mata pelajaran dan guru pendidikan
khusus/PLB, serta peserta didik yang bersangkutan.
Alternatif Program Pelayanan
Para guru umum, pada umumnya tidak dipersiapkan untuk mengajar peserta didik berkebutuhan
khusus (PDBK), sehingga seringkali mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan PDBK.
Beberapa alternatif program pelayanan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan peserta didik
di antaranya adalah:
1. Layanan pendidikan penuh,
2. Layanan pendidikan yang dimodifikasi,
3. Layanan pendidikan individualisasi .
Program Tambahan untuk PDBK
Program tambahan yang diperlukan (sesuai kebutuhan)
1. Bimbingan keterampilan khusus sesuai hambatannya dilaksanakan oleh guru kelas,
2. Bimbingan keterampilan khusus sesuai hambatannya dilaksanakan oleh GPK (di kelas/di luar
kelas),
3. Bimbingan akademik di luar kelas (remedial teaching) oleh guru kelas/GPK/ lainnya.
4. Program pengayaan horisontal oleh guru kelas/ GPK
5. Program percepatan belajar oleh guru kelas/bidang studi dengan SKS.
6. Program pengembangan bakat istimewa/ keterampilan vokasional.
7. Program intervensi dengan melibatkan profesi lain.
Merancang Kegiatan Pembelajaran untuk PDBK
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan pembelajaran untuk PDBK pada
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif antara lain seperti di bawah ini.
1. Menetapkan tujuan.
2. Merencanakan pengelolaan kelas; termasuk mengatur lingkungan fisik dan sosial.
3. Menetapakan dan pengorganisasian bahan/materi; topik apa yang ingin diajarkan kepada
peserta didik.
4. Merencanakan strategi pendekatan kegiatan pembelajaran; bagaimana bentuk kegiatannya,
apakah peserta didik mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
5. Merencanakan prosedur kegiatan pembelajaran; bagaimana bentuk dan urutan kegiatannya,
apakah kegiatan itu sesuai untuk semua peserta didik, dan bagaimana peserta didik
mencatat, mendokumentasikan, dan menampilkan hasil belajarnya.
6. Merencanakan penggunaan sumber dan media belajar; sumber belajar mana yang akan
digunakan, media apa yang sesuai dan tidak membahayakan peserta didik.
7. Merencanakan penilaian; bagaimana cara peserta didik telah menyelesaikan tugasnya dalam
suatu proses pembelajaran, dan apa bentuk tindak lanjut yang diinginkan.
Merencanakan Kegiatan Pembelajaran
Merencanakan kegitan pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif yaitu:
1. melaksanakan pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan semua peserta didik termasuk
peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK),
2. memiliki desain pembelajaran yang lebih peka dalam mempertimbangkan keragaman
peserta didik agar pembelajarannya relevan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta
didik,
3. melaksanakan asesmen sebelum pelaksanaan pembelajaran yaitu proses pengumpulan
informasi tentang seorang peserta didik yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan
dan keputusan yang berhubungan dengan peserta didik tersebut,
4. memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), satuan pendidikan memiliki program
pembelajaran individual (PPI) yang disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
2. Laporan Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
Zainul Hasan (SMP Ibrahimy 1 Sukorejo)
5. merancang atau menyusun bahan ajar yang disesuaikan dengan keberagaman peseta didik,
6. mampu menggunakan berbagai pendekatan mengajar yang sesuai dengan kebutuhan semua
peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus,
7. menyediakan layanan program khusus bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus,
termasuk peserta didik yang berkesulitan belajar atau peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.
Konsep Program Pembelajaran Individual
Program Pembelajaran Individual (PPI) adalah sebuah rencana pembelajaran yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan belajar anak (IDEA, Tahun 1990). PPI merupakan bukti keterlibatan orang tua
dalam mengambil keputusan pendidikan bagi anak mereka (Strickland dan Turnbull 1993). PPI
menjadi dokumen yang sangat penting karena tidak hanya bertujuan untuk memastikan bahwa
setiap PDBK mendapatkan program yang sesuai dengan karakteristik unik mereka. Tetapi juga
ketika guru dihadapkan pada orang tua yang memiliki ekspektasi yang tidak sesuai dengan kondisi
anak, maka PPI dapat menjadi dokumen yang membantu guru dalam penyamaan persepsi bagi orang
tua terhadap kemampuan anak saat ini dan target pembelajaran mereka. Secara sederhana PPI
dapat diartikan:
1. PPI merupakan sarana untuk memastikan bahwa PDBK mendapatkan program yang sesuai
kebutuhan dan dievaluasi secara berkala (Bateman 2011)
2. PPI adalah adalah asumsi guru terhadap kemampuan yang mungkin dapat dikuasai oleh PDBK
dalam periode waktu tertentu melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar,
potensi, hambatan, dan karakteristik unik PDBK.
3. PPI adalah rencana guru untuk membelajarkan PDBK.
4. PPI adalah rencana tertulis untuk penyediaan layanan bagi PDBK yangdikembangkan dan
dilaksanakan dengan melibatkan orang tua, guru dan ahli dari interdisipliner yang didasarkan pada
kondisi objektif anak (kebutuhan belajar, potensi, hambatan dan karakteristik unik PDBK) yang
dirancang sehingga memungkinkan PDBK untuk berkembang optimal sesuai kapasitas dan
potensinya.
Penyusunan Program Pembelajaran Individual
a. Prinsip-Prinsip PPI
1. Berorientasi pada peserta didik
2. Sesuai potensi dan kebutuhan anak
3. Memperhatikan kecepatan belajar masing-masing
4. Mengejar ketertinggalan dan mengoptimalkan kemampuan
b. Komponen PPI secara garis besar meliputi:
1. Deskripsi singkat kemampuan peserta didik sekarang,
2. Tujuan jangka panjang (umum) dan tujuan jangka pendek (khusus)
3. Rincian layanan pendidikan khusus dan layanan lain yang terkait, termasuk seberapa besar
peserta didik dapat berpartisipasi di kelas reguler
4. Sasaran
5. Metode
6. Ketercapaian sasaran
7. Evaluasi
c. Langkah-Langkah Penyusunan PPI
1. Pelajarilah hasil asesmen peserta didik yang meliputi kemajuan peserta didik, dan masalah
kontekstual yang ada di lingkungan rumah, dan sekolah.
2. Identifikasi potensi dan hambatan peserta didik saat ini.
3. Tetapkan tujuan jangka panjang bagi PDBK yang bersangkutan.
4. Identifikasi dan prioritaskan hasil pembelajaran yang diharapkan dicapai pada akhir periode
PPI.
5. Identifikasi tujuan spesifik, dapat dicapai, dan terukur yang dibangun diatas kekuatan saat
ini dan mencerminkan langkah-langkah pembelajaran selanjutnya untuk mengatasi area yang
membutuhkan pengembangan.
6. Identifikasi kriteria keberhasilan spesifik untuk setiap tujuan.
7. Susun rencana berkelanjutan untuk mendukung pencapaian tujuan, misalnya adaptasi
lingkungan kelas, bahan ajar, dan strategi pengajaran serta pembedaan isi bahan ajar dan
tanggapan yang diharapkan dari peserta didik.
8. Identifikasi strategi untuk mengatasi hambatan apa pun untuk mencapai tujuan.
9. Memperjelas peran dan tanggung jawab untuk memastikan implementasi penuh dari PPI.
10.Mengevaluasi efektivitas PPI dan meninjau kemajuan sebelum PPI berikutnya.
Pembelajaran Akomodatif
Pengantar
Pengertian akomodasi pembelajaran (Lerner & Kline, 2006) adalah penyesuaian dan modifikasi
program pendidikan untuk memenuhi kebutuhan PDBK. Akomodasi dalam pembelajaran yang
diperuntukkan untuk PDBK tetap mengacu pada dua prinsip pembelajaran. Jadi akomodasi dapat
3. Laporan Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
Zainul Hasan (SMP Ibrahimy 1 Sukorejo)
diartikan sebagai perubahan berupa penyesuaian dan modifikasi yang dibeikan untuk PDBK sesuai
dengan kondisi dan kebutuhannya.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Piaget (dalam Carpendale, Muller,& Bilbok, 2008: 799), berpendapat
bahwa pengetahuan dibangun atas dua proses yakni scheme, proses asimilasi dan proses akomodasi.
Akomodasi adalah proses dimana anak memperluas dan memodifikasi representasi-representasi
mental mereka tentang dunia, pengalaman-pengalaman baru.
Sedangkan Kaufmann dan Hallahan (2006: 57) mengatakan tentang akomodasi, “... changes in the
delivery of instruction, type of student performance, or method of assessment which do not
significantly change the content or conceptual difficulty of the curriculum.” yang bermakna
perubahan dalam metode mengajar, tugas untuk peserta didik, dan metode penilaian yang tidak
merubah secara signifikan konten dan tujuan dalam kurikulum.
Kesiapan Guru untuk Membelajarkan PDBK
Berkenaan dengan kesiapan guru dalam membelajarkan PDBK, Kaufman dan Hallahan (2006: 19)
memberikan poin-poin penting yang baik dilakukan oleh guru, yaitu:
1. Memaksimalkan akomodasi kebutuhan individu peserta didik
2. Evaluasi kemampuan dan ketidakmampuan peserta didik
3. Merujuk pada evaluasi
4. Berpartisipasi dalam pertemuan dengan para ahli
5. Berpartisipasi dalam perancangan program individu
6. Menjalin komunikasi dengan orang tua atau wali
7. Berkolaborasi dengan ahli profesional dalam memaksimalkan kemampuan peserta didik
Aspek yang Diakomodasi
Banyak aspek yang perlu diakomodasi dalam memenuhi kebutuhan PDBK seperti: 1) lingkungan
belajar yang menyenangkan dapat meningkatkan motivasi belajar PDBK, dengan motivasi tinggi
PDBK akan senang untuk belajar dan berusaha untuk memahami materi yang disampaikan, 2) materi
yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan PDBK, 3) penyampaian materi yang menarik
perhatian peserta didik dengan membuat permainan atau kegiatan menyenangkan lainnya, 4)
penyesuaian waktu pembelajaran dan pengerjaan tugas yang disesuaikan dengen kondisi PDBK.
Contoh Akomodasi bagi PDBK
Berikut adalah contoh akomodasi metode untuk PDBK dengan kondisi lamban belajar menurut
Swason (dalam Pujaningsih, 2010):
1. Bertahap, merupakan suatu proses yang dilakukan dengan beberapa langkah atau urutan
peningkatan
2. Drill, meliputi pengulangan dan praktik.Pembelajaran dalam bentuk drill
dilakukan dengan dilakukan pengulangaan setiap hari, pengulangan dalam latihan, dan
pemberian pembahasan materi secara bertahap.
3. Pembagian materi, materi yang diberikan dalam satu pembelajaran tidak diberikan
secara langsung di awal. Namun, dibagi menjadi beberapa bagian. Materi tersebut diberikan kepada
peserta didik satu persatu sehingga dapat membantu peserta
didik untuk memahami sedikit demi sedikit, pada akhirnya materi itu disatukan dan
digabungkan di akhir menjadi satu kesatuan.
4. Pertanyaan dan jawaban langsung, adalah saat dimana guru bertanya kepada peserta didik
slow learner secara langsung dan peserta didik diminta
untuk menjawab pertanyaan tersebut secara langsung. Pertanyaan langsung yang diberikan
guru ke peserta didik dapat memfokuskan peserta didik untuk
tetap memperhatikan materi pelajaran. Selain itu, guru dapat mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik.
5. Kontrol tingkat kesulitan, dapat dilakukan dengan memperhatikan
tingkatan pengetahuan. Tingkat kesulitan dimulai dari tingkat yang paling mudah,
meningkat menuju tingkat yang lebih sulit.
6. Penggunaan teknologi, guru memberikan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran yang ada dengan semaksimal mungkin. Sehingga, dalam pembelajaran peserta
didik terbantu dalam menangkap informasi yang ada.
Teknologi yang dapat digunakan seperti kalkulator, komputer, LCD, OHP, dan lain-lain.
7. Pemberian contoh pemecahan masalah oleh guru,
guru memberikan contoh dan langkah dalam pemecahan
masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan variasi pembelajaran menggunakan
berbagai pendekatan.
8. Pembelajaran pada kelompok kecil, dapat membantu peserta didik untuk
lebih memahami pembelajaran. Tutor sebaya dalam kelompok kecil
dapat saling membantu peserta didik untuk memahami informasi dan
memecahkan masalah yang diberikan. Pembentukan kelompok
memungkinkan kerjasama antar peserta didik dan saling membantu ketika
mengalami kesulitan, selain itu pengelompokkan juga mampu
menigkatkan partisipasi peserta didik.
4. Laporan Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
Zainul Hasan (SMP Ibrahimy 1 Sukorejo)
9. Pemberian isyarat-isyarat tertentu, untuk peserta
didik yang memiliki kebutuhan khusus dalam segi fisik, pemberian isyarat-isyarat tertentu
menjadi suatu hal pokok yang tidak boleh dilupakan.
Akomodasi Evaluasi untuk PDBK
Guru memberi bantuan saat anak mengajarkan tugas atau guru memberikan tugas soal
dengan urutan tingkat kesulitan dari yang rendah ke tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Hal ini
dilakukan secara bertahap. Pemberian tugas dengan peningkatan urutan tingkat kesulitan dapat
menuntun peserta didik dalam membangun konsep yang matang. Dengan konsep yang matang
diharapkan dapat mengupayakan peserta didik dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Alternatif dalam mengevaluasi PDBK dalam kelas reguler dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Evaluasi sesuai dengan standar dan dengan cara yang sama dengan peserta didik lain.
2. Evaluasi sesuai dengan standar namun disertai dengan akomodasi tertentu.
3. Evaluasi ini disesuaikan dengan kebutuhan spesifik anak.
4. Evaluasi alternatif dengan standar kesulitan yang sama dengan peserta didik lain.
5. Evaluasi alternatif dengan standar kesulitan yang disesuaikan dengan kemampuan anak.
Akomodasi dalam proses evaluasi dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1. Penyampaian soal, guru menyampaikan soal dengan mengulang intruksi, membacakan.
2. Cara menjawab soal, misal: peserta didik tidak harus menuliskan jawaban namun ia dapat
menandai jawaban sesuai di buku.
3. Tempat, misal untuk peserta didik dengan perhatian terbatas, dapat mengikuti ulangan di
ruangan terpisah yang agak sepi.
4. Waktu, pemberian waktu yang lebih banyak dengan jeda untuk istirahat.
Kategori Akomodasi untuk PDBK
Thurlow (2005) mengemukakan akomodasi yang diberikan untuk PDBK dapat dikatagorikan
menjadi :
1. Akomodasi penyajian, termasuk pemberian huruf Braille, membaca keras,
reading/re-reading/clarification of directions, dan sign interpretation.
2. Sarana dan prasarana akomodasi seperti peralatan amplifikasi, audio-/video-kaset,
kalkulator, dan peralatan lainnya.
3. Akomodasi respon, termasuk penggunaan komputer, dokumen, pengecekpengucapan, dan
penulisan di lembar tes.
4. Perencanaan dan waktu akomodasi (termasuk perpanjangan waktu, pengulangan tes, tes
pada waktu peserta didik mampu, dan penggunaan jam istirahat).
5. Akomodasi lingkungan (termasuk administrasi individu, pembagian ruangan, administrasi
kelompok kecil, dan administrasi rumah peserta didik).
Penilaian dan Hasil Belajar
Konsep Dasar Penilaian dan Evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasi adalah tiga istilah dalam evaluasi pendidikan. Ketiga istilah
memiliki signifikan khusus dalam konteks pendidikan, dan meskipun banyak orang cenderung
menggunakan istilah tersebut secara bergantian, ada perbedaan jelas antara ketiganya. Dalam
setiap evaluasi selalu melibatkan pengukuran dan penilaian.
Tujuan, Bentuk dan Laporan Penilaian
Tujuan Penilaian
Berdasar Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah disebutkan bahwa penilaian
5. Laporan Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
Zainul Hasan (SMP Ibrahimy 1 Sukorejo)
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar
dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik tersebut dilakukan sesuai dengan tujuan penilaian secara
berkeadilan, objektif, dan edukatif. Yang dimaksud penilaian hasil belajar secara berkeadilan
adalah penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus peserta didik.
Penilaian hasil belajar secara objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada informasi faktual
atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik. Selanjutnya, penilaian hasil belajar
secara edukatif merupakan penilaian yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik,
peserta didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar.
Perumusan tujuan penilaian diharapkan memperhatikan keselarasan dengan tujuan pembelajaran
yang merujuk pada kurikulum yang digunakan satuan pendidikan. Untuk pemilihan dan/atau
pengembangan instrumen penilaian dilaksanakan oleh Pendidik dengan mempertimbangkan
karakteristik kebutuhan peserta didik dan berdasarkan rencana penilaian yang termuat dalam
perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan penilaian sendiri dapat dilakukan sebelum, pada saat,
dan/atau setelah pembelajaran. Sedangkan, untuk pengolahan hasil penilaiannya dilakukan dengan
menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan penilaian yang
berupa angka dan/atau deskripsi.
Bentuk Penilaian
a. Penilaian formatif
Dilaksanakan pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan
menengah. Bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi
pencapaian tujuan pembelajaran. Dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai peserta
didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar dan perkembangan belajar peserta didik.
Informasi tersebut digunakan sebagai umpan balik bagi peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan dalam memonitor proses dan kemajuan belajar sebagai bagian dari keterampilan
belajar sepanjang hayat; dan bagi pendidik untuk merefleksikan dan meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
b. Penilaian sumatif
dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah. Bertujuan untuk
menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik tersebut
dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pelaporan
Pelaporan hasil penilaian dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan kemajuan
belajar berupa laporan hasil belajar yang disusun berdasarkan pengolahan hasil penilaian. Laporan
hasil belajar paling sedikit memuat informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik.
Selain memuat informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik, laporan hasil belajar
untuk pendidikan anak usia dini juga memuat informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan
anak. Laporan hasil belajar sebagaimana dimaksud dituangkan dalam rapor atau bentuk laporan
hasil penilaian lainnya.
Teknik Penilaian
Teknik penilaian
Penilian sikap; Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial.
Penilaian unjuk kerja; merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta
didik ketika melakukan sesuatu.
Penilaian secara tertulis; dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal
dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Penilaian projek; merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu.
Penilaian produk; adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan
kualitas produk, serta proses pembuatan produk tersebut.
Penilaian portofolio; merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Penilaian diri (self assessment); adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Bentuk Instrumen Penilaian Sikap dan Keterampilan
Bentuk Instrumen Penilaian Sikap dan Keterampilan
Instrumen Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang
berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan
6. Laporan Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
Zainul Hasan (SMP Ibrahimy 1 Sukorejo)
juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka
pembentukan karakter peserta didik.
1. Sikap Spiritual Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Sikap Sosial Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara lain:
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara. Berikut disajikan skema Penilaian Sikap.
Instrumen Penilaian Keterampilan
Unjuk kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,
membaca puisi/deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan atau mengoperasikan suatu
alat. Hasil penilaian praktik menggunakan rerata dan/atau nilai optimum.
Instrumen Penilaian Keterampilan-Portofolio
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai), piagam
penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata
pelajaran.
Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai
perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karya
peserta didik, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.
Instrumen Penilaian Keterampilan-Penilaian Diri
Penilaian Diri
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas, berkaitan dengan
kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan
dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan kompetensi afektif, Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan
penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan
atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria atau acuan
yang telah disiapkan.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan dengan cara yang objektif. Oleh karena
itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau
skala rentang.
4. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
5. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya
senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
6. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berkebutuhan khusus
Bentuk Laporan Hasil Belajar bagi PDBK
Bentuk laporan hasil belajar PDBK mengikuti kriteria berikut:
1. Bagi peserta didik yang menggunakan model kurikulum reguler penuh, maka model laporan
hasil belajarnya (rapor) menggunakan model rapor reguler yang sedang berlaku.
2. Bagi peserta didik yang menggunakan model kurikulum yang di modifikasi, maka model
laporan hasil belajarnya (rapor) menggunakan rapor reguler yang dilengkapi dengan deskripsi
(narasi) yang menggambarkan kualitas kemajuan belajarnya.
3. Bagi peserta didik yang menggunakan kurikulum yang diindividualisasikan, maka
menggunakan model rapor kuantitatif yang dilengkapi dengan deskripsi (narasi). Penilaian
kuantitatif didasarkan pada kemampuan dasar (baseline).
4. Model rapor pada pendidikan inklusif pada dasarnya sama dengan sekolah reguler di semua
satuan pendidikan meliputi SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK, perbedaannya terletak pada
jenis satuan pelajaran dan program khusus.
Sumber : gpk.simpkb.id
gpk.gtk.kemdikbud.go.id
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Bimtek Guru Pembimbing Khusus