2. APA ITU KURIKULUM MERDEKA
TOPI 1
Kurikulum adalah program rancangan belajar mengajar yang
dipedomani oleh pendidik dan peserta didik. Dari peran yang sangat
strategis dan fundamental dalam berjalannya pendidikan yang baik
maka kurikulum memiliki peran dalam pencapaian tujuan karena baik
atu tidaknya suatu kurikulum dilihat dari proses dan hasil pencapaian
yang telah ditempuh.
Menurut Ki Hajar Dewantara Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai
dengan kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan
menuntun tumbuhnya kodrat itu.
3. 3 Keunggulan
KURIKULUM MERDEKA
TOPI 2
Mulai tahun 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum
berdasarkan kesiapan masing-masing mulai dari TK B, Kelas I, Kelas IV, VII, dan X. Untuk mengukur
kesiapan satuan pendidikan, pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan
menilai tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan Kurikulum Merdeka. Namun sebelum
memutuskan untuk mengimplementasikan kurikulum Merdeka di satuan pendidikan, mari simak
terlebih dahulu kelebihan dari Kurikulum Merdeka.
1. Lebih sederhana dan mendalam
Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi
peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna,
tidak terburu-buru, dan menyenangkan.
2. Lebih merdeka
Bagi peserta didik khususnya jenjang SMA tidak ada program peminatan di SMA sehingga peserta
didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru juga diharapkan mengajar
sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah pun memiliki wewenang untuk
mengembangkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik.
3. Lebih relevan dan interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik
untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
4. Pembelajaran berdiferensiasi terdiri dari 4 jenis yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk
dan diferensiasi lingkungan belajar.
1. Diferensiasi Konten
Pada aspek diferensiasi konten, guru dapat memodifikasi materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta
didik. Misalnya dalam bentuk video pembelajaran (audio-visual), gambar (visual), podcast (auditory), praktikum
(kinestetik).
2. Diferensiasi Proses
Dalam aspek diferensiasi proses, guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan
pembelajaran dengan variasi sesuai dengan karakteristik mereka. Dalam hal ini, guru harus merencanakan kegiatan
yang terstruktur. Tujuannya, meskipun kegiatan yang dilakukan peserta didik berbeda namun dapat terlaksana
dengan kondusif, efektif dan efisien. Misalnya, variasi yang ditawarkan kegiatan praktikum dan bermain peran.
3. Diferensiasi Produk
Dalam aspek diferensiasi produk, guru memberikan kebebasan pada peserta didik untuk memilih bentuk
pengumpulan tugas sesuai minat masing-masing. Namun, guru harus memiliki rubrik penilaian yang jelas sehingga
dapat menilai dengan objektif meskipun produk yang dihasilkan berbeda. Contohnya yaitu video pendek, maket,
infografis, podcast, dll.
4. Diferensiasi Lingkungan Belajar
Diferensiasi lingkungan belajar meliputi susunan secara personal, sosial, dan fisik. Penerapan diferensiasi
lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan siswa dalam belajar, minat mereka, dan profil belajar
mereka agar mereka memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Lingkungan belajar dalam hal ini tidak hanya
terbatas pada lingkungan sekolah saja, namun juga lingkungan tempat tinggal peserta didik yang dapat dijadikan
sebagai objek pembelajaran.
PEMBELAJARAN BERDIFERENSISASI
PADA KURIKULUM MERDEKA
TOPI 3
5. ASESMEN PADA
KURIKULUM MERDEKA
Asesmen Kurikulum Merdeka merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran di Kurikulum Merdeka. Ada
dua jenis asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka.
Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memberikan informasi atau umpan
balik kepada guru maupun siswa agar dapat memperbaiki proses belajar. Asesmen ini
dilakukan di awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, akhir pembelajaran, maupun
sepanjang pembelajaran berlangsung.
Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan tercapai tujuan
pembelajaran secara keseluruhan. Itulah mengapa, asesmen ini sering dilakukan di akhir
proses pembelajaran, seperti di akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir jenjang
pendidikan.
TOPI 4
6. Program Merdeka Belajar menjadi suatu kebijakan yang dianggap
transformatif di dunia pendidikan, tentu ada berbagai perubahan akan
dirasakan oleh guru. Perubahan yang dirasakan guru ini menghadapkannya
pada berbagai kendala yang perlu diatasi dengan baik. Apa saja sih kendala
guru dalam menghadapi program Merdeka Belajar?
1. Tidak Memiliki Pengalaman dengan Kemerdekaan Belajar
2. Keterbatasan Referensi
3. Akses yang Dimiliki dalam Pembelajaran
4. Manajemen Waktu
5. Kompetensi (Skill) yang Memadai
KENDALA GURU DALAM
MENGHADAPI KURIKULUM MERDEKA
TOPI 5
7. Alasan satuan pendidikan memilih Kurikulum Merdeka :
Lebih Sederhana Tapi Mendalam
Alasan pertama adalah mata pelajaran yang diajarkan hanya mata pelajaran yang esensial saja, sehingga pembelajaran bisa
lebih mendalam dan bermakna. Dengan itu diharapkan bisa meningkatkan kompetensi peserta didik dan menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan.
Lebih Merdeka
Peserta didik di jenjang SMA sudah sepatutnya merasa lebih merdeka. Hal itu karena tidak adanya sistem peminatan seperti
pada kurikulum sebelumnya. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih kelompok mata pelajaran sesuai dengan minat
serta bakatnya. Tidak hanya itu, setiap sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
kondisi dan perkembangan peserta didiknya.
Lebih Relevan dan Interaktif
Salah satu pembelajaran yang ditekankan pada Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek, sehingga
pembelajaran bisa berjalan interaktif. Pembelajaran semacam ini bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik
dan menumbuhkan perilaku yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila.
MENGAPA HARUS KURIKULUM
MERDEKA
TOPI 6
12. REFLEKSI SAYA SEBAGAI KEPALA UPTD SDN 195 BARRU
Implementasi Kurikulum Merdeka
mengedepankan pembelajaran yang esensial dan
sesuai dengan minat atau bakat peserta didik.
sehingga terbentuk ruang belajar yang lebih
positif, di mana guru teach at the right level dan
peserta didik get knowledge at the right level.