Rasulullah membangun umat Islam di Madinah dengan tiga langkah utama:
1. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshor
2. Membangun Masjid pertama di Quba' dan Madinah
3. Merumuskan Piagam Madinah untuk mengatur hubungan antar umat beragama
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Perkembangan agama islam di madinah
1. Perkembangan Agama Islam di Madinah
Sejarah Peradaban Islam :
Perkembangan Agama Islam di Madinah - Sebelum membahasa lebih lanjut bisa
membaca PertanyaanSeputarUpah Mengajar.Jika sudahsilahkan membaca Perkembangan Agama
Islam di Madinah.
A.Sejarah Da’wah Rasulullah Priode Madinah
Dakwah Rasulullah yang dilakukan si Mekkah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-
terangan berlangsung selama 13 tahun. Rintangan makin lama makin bertambah karena itu Allah
Menyediakan Tempat yang subur untuk da’wah yaitu Madinah. Disinilah membangun umat untuk
dijadikan duta keseluruh pelosok dunia
Beberapa Peristiwa Penting tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah
Pertama: Tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk Yatsrib (Madinah),
membuatorang-orang kafirQuraisy semakin meningkatkan tekanan terhadap orang-orang Mukmin
di Makkah. Lalu Nabi saw. memerintahkan kaum Mukminin agar hijrah ke kota Madinah. Para
sahabat segera berangkat menuju Madinah secara diam-diam, agar tidak dihadang oleh musuh.
Namun Umar bin Khattab justru mengumumkan terlebih dahulu rencananya untuk berangkat ke
pengungsian kepada orang-orang kafir Makkah. Ia berseru, “Siapa di antara kalian yang bersedia
berpisah dengan ibunya, silakan hadang aku besok di lembah anu, besuk pagi saya akan hijrah.”
Tidak seorang pun berani menghadang Umar.
Kedua:Setelah mengetahuikaumMuslimin yang hijrah keMadinah itu disambutbaikdan mendapat
penghormatan yang memuaskan dari penduduk Yastrib, bermusyawarahlah kaum kafir Quraisy di
Darun Nadwah. Mereka merumuskan cara yang diambil untuk membunuh Rasululah saw. yang
2. diketahui belum berangkat bersama rombongan para sahabat. Rapat memutuskan untuk
mengumpulkan seorang algojo dari setiap kabilah guna membunuh Nabi saw. bersama-sama.
Pertimbangannya ialah, keluarga besar Nabi (Bani Manaf) tidak akan berani berperang melawan
semua suku yang telah mengu¬tus algojonya masing-masing. Kelak satu-satunya pilihan yang
mungkin ambil oleh Bani Manaf ialah rela menerima diat (denda pembunuhan) atas terbunuhnya
Nabi. Keputusan bersama ini segera dilaksanakan dan para algojo telah berkumpul di sekeliling
rumah Nabisaw.Mereka mendapatinstruksi:“Keluarkan Muhammad dari rumahnya dan langsung
pengal tengkuknya dengan pedangmu!”
Ketiga: Pada malam pengepungan itu Nabi saw. tidak tidur. Kepada keponakannya, Ali r.a., beliau
memerintahkan dua hal: pertama, agar tidur (berbaring) di tempat tidur Nabi dan, kedua,
menyerahkan kembali semua harta titipan penduduk Makkah yang ada di tangan Rasulullah saw.
kepada para pemiliknya.
Nabi keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh satu orang pun dari para algojo yang mengepung
rumahnya sejaksenja hari.Nabi saw. pergi menuju rumah Abu Bakar yang sudah menyiapkan dua
tunggangan (kendaraan)lalu segera berangkat.Abu Bakarmenyewa Abdullah bin Uraiqith Ad-Daily
untuk menunjukkan jalan yang tidak biasa menuju Madinah.
Keempat: Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pada hari Kamis tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun
kelima puluh tiga dari kelahiran Nabi saw. Hanya Ali dan keluarga Abu Bakar saja yang tahu
keberangkatanNabisaw.dan Abu Bakarmalamitu menuju Yatsib.Sebelumnya duaanakAbu Bakar,
Aisyah dan Asma, telah menyiapkan bekal secukupnya untuk perjalanan itu. Kemudian Nabi saw.
ditemani Abu Bakar berangkat bersama penunjuk jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga
sampai di Gua Tsur. Nabi dan Abu Bakar berhenti di situ dan penunjuk jalan disuruh kembali
secepatniya guna menyampaikan pesan rahasia Abu Bakar kepada putranya, Abdullah.
Tiga malam lamanya Nabi saw. dan Abu Bakar bersembunyi di gua itu. Setiap malam mereka
ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar yang bertindak sebagai pengamat situasi dan pemberi
informasi.
Kelima: Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan Quraisy hiruk pikuk
mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian
mereka menelusuri jalan Yaman-Madinah. Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di Gua Tsur.
Setibanya tim pelacak itu di sana, alangkah bingungnya mereka ketika melihat mulut gua itu
tertutup jaring laba-laba dan sarang bunung. Itu pertanda tidak ada orang yang masuk ke dalam
gua itu. Mereka tidakdapatmelihatapa yang ada dalamgua,tetapiorang yang di dalamnya dapat
melihat jelasrombongan yangberada diluar.Waktu itulah Abu Bakarmerasa sangatkhawatir akan
keselamatan Nabi. Nabi berkata kepadanya, “Hai Abu Bakar, kita ini berdua dan Allah-lah yang
ketiganya.”
3. Keenam: Kalangan kafir Quraisy mengumumkan kepada seluruh kabilah, “Siapa saja yang dapat
menyerah¬kant Muhammad dan kawannya (Abu Bakar) kepada kami hidup atau mati, maka
kepadanya akandiberikan hadiah yang bernilaibesar.”Bangkitlah Suraqahbin Ja’syammencari dan
mengejar Nabi dengan harapan akan menjadi hartawan dalam waktu singkat. Sungguhpun jarak
antara Gua Tsur dengan rombongan Nabi sudah begitu jauh, namun Suraqah ternyata dapat
menyusulnya.Tatkala sudah begitudekat,tiba-tiba tersungkurlah kuda yang ditunggangi Suraqah,
sementara pedang yang telah diayunkan ke arah Nabi tetap terhunus di tangannya. Tiga kali ia
mengibaskan pedangnya ke arah tubuh Nabi, tetapi pada detik-detik itu pula kudanya tiga kali
tersungkur sehingga tak terlaksanalah maksud jahatnya. Kemudian ia menyarungkan pedangnya
dalam keadaan diliputi perasaan kagum dan yakin, dia benar-benar berhadapan dengan seorang
Nabi yang menjadi Rasul Allah. Ia mohon kepada Nabi agar berkenan menolong mengangkat
kudanya yang tak dapat bangun karena kakinya terperosok ke dalam pasir. Setelah ditolong oleh
Nabi, ia meminta agar Nabi berjanji akan memberinya hadiah berupa gelang kebesaran raja-raja.
Nabi menjawab, “Baiklah.” Kemudian kembalilah Suraqah ke Makkah dengan berpura-pura tak
menemukan seseorang dan tak pernah mengalami kejadian apa pun.
Ketujuh:Rasulullah dan Abu Bakartiba di Madinah pada tanggal12 Rabi’ulAwal.Kedatanganbeliau
telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah. Pagi hari mereka berkerumun di jalanan, setelah
tengah haribarulah mereka bubar.Begitulah penantian mereka beberapa hari sebelum kedatangan
Nabi.Pada harikedatangan Nabidan Abu Bakar,masyarakatMadinah sudah menunggu berjubel di
jalan yang akan dilalui Nabi lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi dan
genderang pun gemuruh diselinginyanyianyang sengaja digubah untukkeperluan penyambutan itu:
“Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita
bersyukur, atas ajakannya kepada Allah. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang
membawa sesuatu yang ditaati.”
Kedelapan:Di tengah perjalanan menuju Madinah,Rasu¬lullah singgah di Quba’, sebuah desa yang
terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana Beliau membangun sebuah Masjid dan merupakan
Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya
meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada Jum’at pagi beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di
perkampungan Bani Salim bin Auf persis pada waktu shalat Jum’at. Lalu shalatlah beliau di sana.
Inilah Jum’at pertama dalam Islam, dan karena itu khutbahnya pun merupakan khutbah yang
petama.Kemudian Nabiberangkatmeninggalkan BaniSalim.Programpertama beliau sesampainya
di Madinah ialah menentukan tempat di mana akan dibangun Masjid. Tempat itu ialah tempat di
mana untanya berhentisetibanyadiMadinah.Ternyata tanah yang dimaksud milik dua orang anak
yatim. Untuk itu Nabi minta supaya keduanya sudi menjual tanah miliknya, namun mereka lebih
suka menghadiahkannya.Tetapibeliau tetap ingin membayarharga tanah itu sebesarsepuluh dinar.
Dengan senang hati Abu Bakar menyerahkan uang kepada mereka berdua. Pembangunan Masjid
segera dimulai dan seluruh kaum Muslimin ikut ambil bagman, sehingga berdiri sebuah Masjid
berdinding bata, berkayu batang korma dan beratap daun korma.
4. Kesembilan: Kemudian Nabi mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Anshar.
Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin sebagai saudara¬nya sendiri, mempersilakannya
tinggal di rumah¬nya dan memanfaatkan segala fasilitasnya yang ada di rumah bersangkutan
Kesepuluh: Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum Muslimin
dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang
dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup tentang perikemanusiaan,
keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain.
Saripatinya adalah sebagai berikut:
Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan.
Persamaan hak dan kewajiban.
Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dan permusuhan.
Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat.
Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik-baiknya, selurusnya dan
sekokoh-kokohnya.
Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan
bantuan kepada mereka.
Melindungisetiap orang yang ingin hidup berdampingandengankaumMuslimin dan tidak boleh
berbuat zalim atau aniaya terhadapnya.
Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak boleh dipaksa masuk
Islam dan tidak boleh diganggu harta bendanya.
Umatyang di luarIslam harusambilbagian dalammembiayainegara, sebagaimana umat Islam
sendiri.
Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam.
Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara
dan ancaman musuh.
Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim.
Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang
membantu musuh negara itu.
Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga
negara baik Muslim maupun bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian.
Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang lain. Hukuman yang
mengenai seseorang yang dimaksud, hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan
keluarganya.
Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara.
Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuat zalim.
Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolong-menolong untuk kebaikan
dan ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan.
5. Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi keimanan
seluruh anggotamasyarakatkepada Allah,keimanan akan pengawasan dan penlindungan-Nya bagi
orang yang baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu kepemimpinan negara yang
tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw
B. Keteladanan Rasul dalam membina umat di Madinah
Setelah sampaidi Madinah beliau mulai membangunumatdenganketeladanan,langkah awal ialah
:
1. Mempersaudaraan kaum muhajirin dan Anshor.
Dalamrangka memperkokoh daulah Islam di Madinah, Nabi Muhammad saw mempersaudarakan
kaummuslimin yang satudengan yang lainnya.Disamping maksud diatas.Juga dimaksudkan untuk
menambah teguhnya persatuan umat Islam dan akrabnya hubungan Muhajirin dan Anshor. Yang
dipersaudaraan oleh diberi contoh oleh Rasul dengan mengangkat tangan Ali bin Thalib dan
menyatakan ”Ini saudaraku” setelah itu diikuti oleh masing- masing mereka memilih saudara
angkatnya sendiri, sebagai berikut :
No Muhajirin Anshor
1 Abu Bakar Khrijah bin Zuhair
2 Umarbin Khatttab Itban bin Malik
3 Bilal bin Rabah Abu Ruwaihah
4 Amir bin Abdillah Sa’ad bin Muadz
5 AbdulRahman bin Auf Sa’ad bin Rabi’
6 Zubairbin Awwam Salamah bin Salamah
7 Usman bin Affan Ausbin Tsabit
8 Thalhah bin Ubaidillah Ka’ab bin Malik
9 Abu Huzaifah bin Utbah Ubbah bin Bisyr
10 Ammarbin Yasir Huzaifah bin Al Yaman
2. Keperwiraan Rasulullah dalam memimpin perang
a. Perang Badar.
Keperwiraan berasal dafri kata ”perwira” artinya gagah berani. Keperwiraan berarti keberanian.
Rasulullah dalam beberapa perang yang diikutinya, memeperlihatkan bahwa Rasulullah sebagai
komandan perang yang gagah berani. Banyak contoh keperwiraan Rasulullah dalam peperangan
melawan orang-orang kafir Quresy, seperti dalam perang Badar, Uhud dan Khandaq.
Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijarah bertepatan 8 Januari 623 Masehi.
Perang ini terjadi didekat sebuat sumur milik Badar, terletak antara Mekkah dan Madinah. Kaum
muslimin berjumlah 314 orang sedangkan kafir Quresy 1000 orang yang lengkap dengan
peralatannya. Sedangkan kaum muslimin dengan senjata seadanya.
Strategi Rasulullah dalam perang Badar, dengan menguasai penampungan air, hal itu sangat
dibutuhkan kedua belah pihak.Sewaktukeduapasukan saling berhadapan, maka tiba-tiba seorang
6. kafir Quresy bernama Aswad bin As’ad . Ia Ingin menghancurkan kolam penampungan air yang
dimiliki kaummuslimin tetapi hal ini dapat digagalkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib dan Aswad
pun tewas dipukul dengan pedang.
Peperangan dimulaidengan perangtanding satu lawan satu daripihakQuresy diwakili3 orang yaitu
: Utbah,Syaibah bin Rabiah dan AlWalid Utbah.Dari kaum Muslimin diwakili Ubaidah bin Harits, Ali
bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketiga pahlawan Quresy ini mati terbunuh.
Dilanjutkan dengan perang masal,dengan iman yang kuat Kaum Muslimin dapat memenangkan
peperangan ini dengan pertolongan Allah.
b. Perang uhud.
Perang Uhud terjadipada pertengahan bulan Sya’ban tahu ke tiga Hijrah bertepatan dengan bulan
Januari tahun 625 Masehi. Peperangan terjadi di gunung Uhud, sebelah utara kota Madinah. Oleh
karena itu peperangan ini dinamai Perang Uhud. Perang ini terjadi karena kaum Quresy ingin
membalas kekalahan di Perang Badar sebelumnya.
Kaummuslimin berkuatan 700 orang sedangakan kaum kafir Quresy berkuatan 3000 orang. Dalam
peperangan ini umat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sedangan kaum Quresy dipimpin
oleh Abu Sufyan bin Harb, yang didampingi isterinya Hindun penyair yang mempunyai suara yang
bagus untuk memberi semangat dan menghibur pasukannya. Peperangan dimulai dengan perang
tanding satu lawan satu dari kaum Muslimin diwakili oleh Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul
Muthalib,Sa,ad bin AbiWaqasdan Ashimbin Tsabit.Orang Quresy diwakilioleh Musafibin Thalhah,
Harits bin Thalhah, Kilab bin Thalhah dan Jallas bin Thalhah. Dalam perang tanding ini semua
pahlawan Quresy mati terbunuh, setelah itu baru dilanjutkan dengan perang massal.
Pada mulanya kaummuslimin sudah menang dan kaum kafir meninggalkan hartanya, disebabkan
kaummuslimin khususnya pasukan pemanah turun dari tempatnya untuk berbagi harta rampasan,
pos kaum muslimin kosong, saat itu Khalid bin Walid pasukan kuda kaum Quresy mendapat
kesempatan menerobos kaum muslimin kaum muslimin kucar kacir. Akhirnya kemenangan sudah
ditangan sebelumnya sekarang menjadi sirna disebabkan oleh godaan dunia yaitu harta rampasan
perang, kemenangan berpindah tangan kepada Kaum Kafir Quresy.
Sebab kekalahan perang ini ialah:
1). Tentara panah yang berjumlah 50 orang taat kepada Rasulullah.
2). Adanya kaummunafiq sebanyak 300 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay yang mundur
tidak mau berperang.
3) Terjadinya perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda tentang tempat peperangan yang
muda ingin di luar kota, sedangkan kaum tua ingin bertahan dalam kota Madinah.
c. Perang Khandaq.
Perang Khandaq atau Ahzah terjadi pada bulan syawal tahun 5 Hijrah, bertepatan dengan bulan
Marettahun 627 Masehi.Perang ini sebelah utara kota Madinah.Perang inidisebut khandaq (parit)
karena kaum muslimin membuat parit pertahanan. Disebut ”perang ahzab” karena kaum Quresy
7. bersekutu dengan penduduk lain yang berada sekitar kota Mekkah. Kaum muslimin berkekuatan
sebanyak 3000 orang sedangakan kaum Quresy berkekutan 10000 orang .
Kaummuslimin dipinpin oleh NabiMuhammad saw didampingiAlibin Abi Tahalib, sedangkan kaum
Quresy dipimpin oleh Abu Sufyan. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin dengan cara
bertahan dibalik parit ayau khandaq.Paritini merupakan ideseorang sahabat Rasul yang bernama
Salman Al Farisi seorang sahabat yang berasal dari Bangsawan Persia yang mengembara mencari
kebenaran.
3. Wafat Rasulullah
Menjelang wafat Rasulullah sewaktu sakitnya makin parah, Rasulullah meminta kepada Isteri-
isterinya yang lain untuk dirawat di rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq, Yang memimpin
sholat Jamaah pada saat itu Abu Bakar Ash Shiddiq, Keadaan itu membuat kaum muslimin cemas
dan khawatir,kalau-kalau Nabiwafat.Sewaktu Nabi mengetahui kecemasan kaum muslimin beliau
ingin menjumpai mereka. Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda:” Wahai manusia!
Saya mendengar bahwa kamu sekalian merasa cemas kalau-kalau Nabimu meninggal dunia,
pernahkah ada seorang Nabi yang hidup selamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat pula hidup
selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan menyusulku.
Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah, bertepatan dengan 8 Juni 632
Masehi, setelah mengalami sakit selama 13 hari dalam usia 63 tahun menurut perhitungan
tahunHijrah. Beliau Meninggal di Rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar dan di kuburkan disana,
Diantara orang yang ikut memandikan beliau ialah : Abbas bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib,
Fadhal bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syuqran.
Reaksi sahabat ketika Rasulullah wafat, banyak diantara sahabat dan kaum muslimin yang tidak
percaya bahwa Rasulullah wafat,Umarbin Khattab sangatmarah sekalimendengarkabarwafatnya
Rasulullah, seraya berkata: ” Ada orang yang telah menyatakan Rasulullah wafat! Sesungguhnya,
demi Allah, beliau tidak wafat, hanya pergi mengahadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun
pernah pergi menghadap Tuhan. Demi Allah, Rasulullah akan kembali.” Tetapi setelah Abu Bakar
membenarkan berita kewafatan Rasulullah itu, disertai membacakan firman Allah dalam surat Ali
Imran ayat 144:
Artinya:”Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barangsiapa yang berbalikkebelakang,maka ia tidakdapatmendatangkanmudharatkepada Allah
sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” ( Ali Imran:144)
Beliau meninggalkan dua pusaka dua pusaka ini tidak akan lekang oleh panas dan tidak akan lapuk
hujan itulah Al-Qur’an dan Hadits dari Nabi Muhammad saw.