Tanaman kakao penting bagi perekonomian Indonesia. Produksi kakao petani menurun akibat serangan hama dan penyakit. Pusat Pembelajaran Kakao Nagekeo menerapkan teknik pemeliharaan P3S (pemangkasan, pemupukan, panen sering, sanitasi) untuk meningkatkan produksi melalui manajemen hama secara alami. Teknik ini terbukti efektif dan perlu ditingkatkan.
Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kakao Melalui Pemangkasan Pemupukan Panen Sering dan Sanitasi (P3S)
1.
2. LATAR BELAKANG
Tanaman Kakao salah satu komoditas perkebunan
yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani di Indonesia,
juga sebagai salah satu komuditas perkebunan
yang memberikan sumbangan devisa yang besar
bagi negara.
• Data Ditjenbun (2010) menunjukkan bahwa selama satu decade
terakhir, luas areal tanam kakao perkebunan rakyat meningkat
hampir 100%, tetapi produksi yang dihasilkan tidak lebih dari
30%.
• Hal ini berarti produktifitas kakao yang di usahakan perkebunan
rakyat mengalami penurunan.
• Salah satu faktor penyebabnya adalah serangan hama dan
penyebab penyakit.
3. LATAR BELAKANG
Atas dasar tersebut, penting bagi penulis untuk mempelajari manajemen
pemeliharaan tanaman kakao melalui pemangkasan, pemupukan, panen sering,
sanitasi.
Metode P3S tersebut selain untuk menangani dan mengendalikan hama dan
penyebab penyakit tanaman juga mampu memperbaiki petumbuhan dan
produksi tanaman kakao (Heliawaty & Nurlina, 2009; Direktorat Jendral
Perkebunan, 2016).
Salah satu solusi tepat terhadap masalah tersebut adalah teknologi P3S, yaitu
manajemen pemeliharaan melalui pemangkasan, pemupukan, panen sering dan
sanitasi, seperti yang diterapkan di Pusat Pembelajaran Kakao atau Cocoa
Learning Center (CLC) Nagekeo.
4. TUJUAN PKL
• Meningkatkan kemampuan teknis dan
manajerial dalam bidang pertanian.
• Meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam berwirausaha
Tujuan
umum
• Mempelajari teknik pemeliharaan
melalui pemangkasan,
pemupukan,panen sering, dan sanitasi
(P3S), pada tanaman kakao di Pusat
Pembelajaran Kakao (CLC) Nagekeo.
Tujuan
khusus
5. MANFAAT PKL
Manfaat umum
• Bahan dan media pembelajaran secara teknis di
lapangan tentang pemeliharaan P3S
(pemangkasan, pemupukan, panen sering, dan
sanitasi) pada tanaman kakao
Manfaat Khusus
• Sumber informasi bagi penulis maupun pihak
yang berkepentingan atau membutuhkan
informasi tentang pemeliharaan tanaman kakao
dengan metode P3S (Pemangkasan,
pemupukan, panen sering, dan sanitas) pada
tanaman kakao.
6. METODOLOGI PKL
Tempat dan waktu
• Kurang lebih 3 bulan di Pusat Pembelajaran Kakao
(CLC), Kota Sodho, Desa Wolokisa, Kecamatan
Mauponggo, Kabupaten Nagekeo
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Data Primer: dikumpulkan melalui diskusi atau
wawancara dan observasi. Hasil wawancara dan hasil
observasi atau catatan lapangan di rekap dalam ‘‘
Buku Merah” yang telah di sediakan sebagai panduan
dalam melakukan kegiatan PKL ini.
• Data Sekunder: diperoleh melalui dokumentasi dan
studi pustaka.
8. PEMANGKASAN TANAMAN
KAKAO
Di Pusat Pembelajaran Kakao Nagekeo (CLC) pemangkasan yang di
lakukan pada tanaman kakao ada tiga cara pemangkasan yaitu:
pemangkas bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan
produksi.
Pemangkasan menggunakan gunting pangkas dan parang.
Dari ketiga bentuk pemangkasan di atas kegiatannya berbeda-beda
yaitu:
•Pemangkasan Bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka dasar dari tanaman kakao
sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
•Pemangkasan Pemeliharaan bertujuan untuk memelihara dan mempertahankan kerangka
tanaman kakao yang telah dibentuk pada pemangkasan bentuk.
•Pemangkasan Produksi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tanaman kakao untuk
membentuk bunga dan buah.
9. PEMANGKASAN BENTUK
Dilakukan dengan cara mengurangi cabang primer yang semula
berjumlah empat atau lebih menjadi hanya 3 (tiga) cabang saja.
Dilakukan pada tanaman kakao muda telah membentuk cabang
primer atau telah membentuk jorget, umur sekitar 1 – 2 tahun
setelah tanam.
Cabang primer yang ditinggalkan yang tumbuhnya sehat dan kuat,
arah pertumbuhannya merata dan mengarah ke atas.
Prinsipnya pemangkasan dengan pendekatan pohon per pohon
(individual). Artinya penentuan cabang primer yang akan dipangkas
dan cabang primer yang ditinggalkan, disesuaikan dengan kondisi
pertumbuhan masing-masing tanaman yang pada kenyataannya
sangat beragam di lapangan.
Waktu pelaksanaan juga beragam, tergantung pada kecepatan
pertumbuhan masing-masing tanaman.
10. PEMANGKASAN
PEMELIHARAAN
Bertujuan untuk memelihara tanaman kakao agar
tanaman tumbuh dengan baik selain itu juga untuk
mengatur tinggi tanaman kakao.
Pemangkasan dilakukan pada cabang-cabang
sekunder yang tumbuh pada jarak 30 – 60 cm dari titik
percabangan (jorget)
Cabang-cabang sekunder berikutnya diatur agar
letaknya tidak saling berdekatan. Pembuangan
sebagian cabang sekunder dilakukan secara bertahap
sesuai kecepatan pertumbuhan cabang-cabang
tersebut.
Jarak antara cabang-cabang sekunder dianjurkan
antara 15 – 25 cm dan diupayakan agar letak cabang
sekunder yang tinggal diatur secara selang seling (zig
zag)
Pemangkasan cabang sekunder dilakukan dengan
11. PEMANGKASAN PRODUKSI
Dilakukan pada tanaman yang telah berproduksi,
umur tanaman kira-kira 3 tahun ke atas untuk
meningkatkan kemampuan tanaman untuk
membentuk bunga dan buah
Obyek pemangkasan dari pemangkasan produksi
adalah daun, namun demikian dalam
pelaksanaannya dilakukan terhadap cabang-
cabang atau ranting-ranting tempat daun kakao
tumbuh.
Pemotongan cabang besar (diameter lebih dari
2,5 cm) perlu dihindari kecuali cabang tersebut
rusak akibat serangan hama dan penyakit atau
rusak karena penyebab fisik seperti patah karena
angin.
12. PEMANGKASAN PRODUKSI
Pemangkasan produksi dilaksanakan dengan
membuang cabang-cabang atau ranting-ranting
sebagai, yang meliputi:
Tunas air dan cabang balik, cabang gantung,
cabang cacing, cabang-cabang yang terlalu rapat
atau sangat berdekatan satu sama lain serta cabang
yang tumbuhnya tidak teratur, cabang-cabang yang
saling tindih baik di dalam individu tanaman itu
sendiri maupun dengan cabang dari tanaman lain
disekitarnya, cabang-cabang rusak baik karena
serangan hama dan penyakit maupun karena
penyebab lainnya, dan puncak tajuk yang
diperkirakan akan menyebabkan ketinggian tajuk
dapat melebihi 4 m atau yang menyebabkan tajuk
tanaman berbentuk payung ganda.
15. PEMUPUKAN PADA TANAMAN
KAKAO
Kegiatan pemupukan di
Pusat Pembelajaran
Kakao Nagekeo (CLC) 2
cara, yaitu melalui tanah
dan melalui daun.
• larikan
• piringan penuh
• piringan setengah penuh,
dan
• tugal
Aplilasi pupuk
diberikan dalam:
16. PEMUPUKAN PADA TANAMAN
KAKAO
Jenis pupuk yang digunakan, yaitu
pupuk organik cair yang dibuat dari
air kelapa, air cucian beras, daun
mimba, isi dalam batang pisang.
• Untuk satu drum pupuk organic cair (500
liter) membutuhkan 250 liter air kelapa muda
(sekitar 100 butir kelapa), 250 liter air cucian
beras, 1 karung daun mimba (karung
berukuran 50 kg), isi dalam batang pisang
sebanyak 2 batang, serta sejenis tanaman
kaktus untuk mempercepat fermentasi.
17. PEMUPUKAN LEWAT
TANAH
Pemupukan pada tanah dilakukan cara
disiramkan pada pada larikan, piringan,dan
tugal, menggunakan ember dengan ukuran 2
liter pupur per ember (15 liter )
• Larikan dibuat diantara barisan tanaman dengan lebar
dengan lebar larikan 25-50 cm dan dalamnya 10 – 20 cm
(Denah lihat gambar)
• Piringan penuh dibuat melingkari tanaman dengan jarak
dari pohon 75 cm
• Piringan setengah penuh yang melingkari setengah
tanaman
• Tugal dibuat beberapa titik dekat dengan pohon kakao
yang mau dipupuk dengan dalam 20 cm, lebar 10-15 cm
20. PEMUPUKAN LEWAT DAUN
• Pemupukan lewat daun dilakukan
dengan cara penyemprotan
menggunakan sprayer punggung
(kapasitas 15 liter).
• Untuk kebun contoh yang ada di
lokasi PKL membutuhkan 10
tangki sekali pemupukan,
dengan ukuran 2 liter pupuk
organic per tangki (15 liter) atau
konsentrasi sekitar 133 ml/liter
air.
• Penyemprotan dilakukan dari bawah
ke atas, diarahkan pada daun-daun
bagian dalam tanaman kakao.
21. PANEN SERING BUAH
KAKAO
Dilakukan pada buah yang masak seminggu atau
maksimal dua minggu sekali secara serentak dan teratur,
akan memutuskan siklus hidup PBK pada tahap larva.
Buah yang rusak akibat serangan hama dan penyakit
harus dihilangkan dari pohon pada setiap panen dan
ditutup plastik bersama kulit buah panen.
Pada umumnya petani sudah memanen buah kakao jika
tingkat kematangannya sekurang-kurangnya sudah B.
Pada Pusat Pembelajaran Kakao Nagekeo (CLC)
Pemetikan buah pada umumnya dilakukan di pagi hari.
Buah-buah dikumpulkan di suatu tempat menunggu untuk
dipecahkan.
Peralatan untuk memanen buah kakao adalah penjolok,
gunting, parang, ember, karung
Buah kakao dipanen dengan cara memotong pada
bagian pangkal buah dengan menggunakan
penjolok/gunting kakao yang tajam tanpa merusak
bantalan buah dan kulit pada batang.
23. SANITASI
Kegiatan sanitasi meliputi kegiatan pembersihan
gulma didalam kebun dan sekitar kebun,
membersihkan sisa-sisa hasil pemangkasan dan
kulit buah kakao hasil panen, dan buah-buah ang
rusak atau terserang hama penyakit.
Di pusat pembelajaran kakao nagakeo kegiatan
sanitasi yang penting adalah melakukan
pembenaman kulit buah dalam lobang rorak
dengan kedalaman sekitar 40 cm dari permukaan
tanah dan ukuran lubang rorak 60 cm x 1 meter.
Pada kebun contoh Pusat Pembelajaran Kakao
(CLC) setiap satu pohon kakao memeiliki satu
lubang rorak.
24. Sanitasi bagian tanaman sisa-sisa pemangkasan dan pembersian gulma
Letak Rorak (R) dalam Kebun kakao
25. PENUTUP
Kegiatan Pemeliharaan tanaman kakao di CLC
Nagekeo mengikuti prinsip-prinsip dasar dalam
teknologi P3S, baik dari segi cara, penggunaan alat,
waktu, dan pemanfaatan bahan organic lokal sebagai
pupuk dan pestisida.
Pelaksanaan P3S dilakukan berdasarkan apa yang
telah ditetapkan dalam perencanaan, diorganisasikan
dengan baik, dilaksanakan sesuai perencanaan, serta
diawasi oleh ketua dan Pembina CLC, dan dievaluasi
secara bersama antara pimpinan dan anggota CLC
selama 2 kali setahun.
Teknologi yang diterapkan di CLC Nagekeo sudah
berjalan dengan baik sehingga perlu dipertahankan
dan ditingkatkan, terutama informasi tentang pupuk
dan pestisida organic serta pengadaan alat pemecah
buah kakao.