1. 1
LAPORAN MAGANG MBKM BUDIDAYA TANAMAN KOPI
(Coffea arabica L) DI DESA CIMBANG, KABUPATEN KARO
MEDAN, SUMATERA UTARA
DISUSUN OLEH :
Thoriq Arya Yudha 1913010197
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNUVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2022
2. 2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG BERSAMA KAMPUS MERDEKA
CIMBANG SINABUNG
Disahkan,
Medan, 15 januari 2022
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Hanifah Mutia ZNA, S.Si., M.Si Imam Syukri Syah Tarigan
Ketua Program Studi
Hanifah Mutia ZNA, S.Si., M.Si
NAMA NPM PRODI
Thoriq Arya
Yudha
1913010197 AGROTEKNOLOGI
3. 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan magang bersama kampus merdeka dapat
diselesaikan dengan tepat waktu di Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan. Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis
hanturkan dengan penuh rasa hormat kepada:
1. Bapak Dr. H. M. Isa Indrawan, SE., MM selaku Rektor Universitas
Pembangunan Panca Budi.
2. Bapak Hamdani, ST.,MT selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Pembangunan PancaBudi.
3. Ibu Hanifah Mutia Z.N.A, S.Si., M.Si, selaku Kepala Program Studi
Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan
Panca Budi.
4. Ibu Hanifah Mutia Z.N.A, S.Si., M.Si selaku Pembimbing yang telah
banyak memberikan masukkan kepada penulis.
5. Kedua Orang tua serta kakak dan adik kami, yang selalu memberikan
doa serta dukungannya untuk mencapai kesuksesan dan cita- cita
kedepannya.
Penulis menyadari proposal ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itupenulis mengharapkan saran dan masukan dari pembimbing maupun pembaca
untuk menyempurnakan proposal ini agar nantinya penelitian yang akan
dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan dengan semestinya, atas perhatian
dan sarannya penulis ucapkan terimakasih.
Medan,Januari 2022
Penulis
4. 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................4
DAFTAR ISI...................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN................................................................................6
1.1 Latar Belakang...........................................................................6
1.2 1.2 Tujuan Praktek Kerja/ Magang .............................................8
1.3 Manfaat Magang/ Pratik kerja ....................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................9
BAB III METODE PELAKSANAAN...........................................................17
3.1 Profil Perusahaan........................................................................17
3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan...................................................18
3.3 Teknik pengumpulan data .......................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................20
4.1 Deskripsi kegiatan....................................................................... 20
4.2 Hasil yang dicapai.......................................................................26
4.3Monitoring dan evaluasi ..........................................................20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................30
5.1.Kesimpulan................................................................................30
5.2.Saran.........................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................32
LAMPIRAN GAMBAR.................................................................................33
5. 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Khusus di Sumatera Utara, jenis kopi arabika juga telah mulai
berkembang, mengingat bahwa kopi arabika memiliki permintaan yang
cukup tinggi di pasar dunia. Kopi arabika yang ditanam di Sumatera Utara
bahkan dinilai memiliki kualitas lebih bagus dibanding kopi yang sama
dari Brazil. Harga kopi jenis arabika di pasar internasional mencapai 3,2
dollar AS per kilogram, sementara kopi robusta hanya separuhnya, yakni
1,5 dollar AS. Beralihnya petani kopi Sumut menanam jenis arabika
membuat ekspor kopi jenis ini meningkat tajam tahun 2006 dibanding
tahun sebelumnya. Dari bulan Januari hingga November 2006 ekspor kopi
jenis arabika dari Sumut mencapai 44,710 ton, sementara untuk periode
yang sama pada tahun 2005 hanya mencapai 36,413 ton (Suyanto, 2008)
Kopi merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama menjadi
tanaman yang dibudidayakan. Tanaman kopi menjadi sumber penghasilan
rakyat dan juga meningkatkan devisa negara lewat ekspor biji mentah
maupun olahan dari biji kopi. Tanaman kopi merupakan tanaman yang
berasal dari Afrika dan Asiaselatan, termasuk famili Rubiaceae dengan
tinggi dapat mencapai 5 meter. Tanaman kopi memiliki panjang daun 5-10
cm dan lebar daun 5 cm dengan bunga kopi berwarna putih dan buah kopi
berbentuk oval berwarna hijau kuning kehitaman. Biji kopi siap dipetik
saat berumur 7 sampai 9 bulan. (Budiman Haryanto, 2012).
6. 6
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki
nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya
dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya
berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan
sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani
kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Kabupaten Karo merupakan daerah perkebunan Kopi Arabika yang
memiliki potensi yang baik apabila dikelola dengan baik dengan
meningkatkan kualitas budidaya tanaman dan luas dari tanaman.
Berdasarkan keterangan tersebut maka Kabupaten Karo dipilih sebagai
daerah penelitian dengan harapan agar daerah tersebut menjadi salah satu
sentra produksi Kopi Arabika di masa yang akan datang.
Kopi Arabika dari Kabupaten Karo ini memiliki ciri khas rasa asam
yang lebih kental dan aroma yang memikat saat dikonsumsi, itulah kenapa
kopi dari Kabupaten Karo ini masi dicari-cari oleh para konsumen terlebih
penggemar Kopi di Sumatera Utara bahkan di Indonesia.
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan tradisional yang
mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Peran tersebut
antara lain adalah sebagai sumber perolehan devisa, penyedia lapangan
kerja daan sebagai sumber pendapatan bagi petani pekebun kopi maupun
pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya, pengolahan
maupun dalam rantai pemasaran.
7. 7
1.2 Tujuan Praktek Kerja/ Magang
1. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktis di lapangan mengenai
seluruh proses tentang kopi arabika karo yaitu dengan botani komoditas ,
pengetahuan tentang bibit, penyemaian, penanaman, pengenalan hama dan
penyakit serta pengendaliannya di desa ujung payung.
2. Mengetahui alur proses dan tata cara proses penanganan panen dan pasca
panen kopi di desa ujung payung.
3. Mengetahui proses fermentasi kopi di desa ujung payung
1.3 Manfaat Magang/ Pratik Kerja
1. Mahasiswa yang sudah mengenal tempat kerja tersebut akan lebih mantab
dalam memasuki dunia kerja dan karirnya.
2. Mahasiswa akan memperoleh pengalaman baik dalam pelaksanaan
Magang/Praktek Kerja/praktek kerja.
3. Melatih keterampilan mahasiswa sesuai bidang ilmu masing-masing
dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari selama proses
perkuliahan.
8. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari hutan pegunungan di
Etiopia, Afrika. Di habitat asalnya, tanaman ini tumbuh di bawah kanopi
hutan tropis yang rimbun dan merupakan jenis tanaman berkeping dua
(dikotil) yang memiliki akar tunggang. Kopi arabika banyak ditumbuh di
dataran dengan ketinggian di atas 500 meter dpl. Kopi arabika akan
tumbuh maksimal bila ditanam di ketinggian 1000- 2000 meter dpl.
Dengan curah hujan berkisar 1200-2000 mm per tahun. Suhu lingkungan
paling cocok untuk tanaman ini berkisar 15-24℃. Tanaman ini tidak tahan
pada suhu dibawah 4℃.
Berikut adalah klasifikasi dari kopi arabika :
Kigdom : Plantae
Subkigdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Cofffea arabica L.
9. 9
Untuk berbunga dan menghasilkan buah, tanaman kopi arabika
membutuhkan periode kering selama 4-5 bulan dalam setahun. Biasanya
pohon arabika akan berbunga di akhir musim hujan. Bila bunga yang baru
mekar tertimpa hujan yang deras akan menyebabkan kegagalan berbuah.
Tanaman ini menyukai tanah yang kaya dengan kandungan bahan organik.
Material organik tersebut digunakan tanaman untuk sumber nutrisi dan
mejaga kelembaban. Tingkat keasaman atau pH tanah yang diinginkan
kopi arabika berkisar 5,5-6 (Nijayanti dan Danarti,2004)
Kopi Arabika berbentuk semak tegak atau pohon kecil yang memiliki
tinggi 5 m sampai 6 m dan memiliki diameter 7 cm saat tingginya setinggi
dada orang dewasa. Kopi Arabika dikenal oleh dua jenis cabang, yaitu
orthogeotropic yang tumbuh secara vertikal dan plagiogeotropic cabang
yang memiliki sudut orientasi yang berbeda dalam kaitannya dengan
batang utama. Selain itu, kopi Arabika memiliki warna kulit abu - abu,
tipis, dan menjadi pecah - pecah dan kasar ketika tua (Hiwot, 2011).
Kopi umumnya tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah
banyak, tetapi menghendaki sinar matahari yang teratur. Sengatan sinar
matahari langsung dan dalam jumlah banyak akan meningkatkan
penguapan dari tanah maupun daun, yang pada gilirannya dapat
mengganggu keseimbangan proses fotosintesis pada musim kemarau.
Dengan demikian untuk mengatur datangnya sinar matahari, biasanya
diantara tanaman ditanami tanaman pelindung (Najiyati dan Danarti,
2004).
10. 10
Menurut Panggabean (2011), jenis kopi yang banyak dibudidayakan
yakni kopi arabika (Coffea Arabica) dan robusta (Coffea canephora).
Sementara itu, ada juga jenis Coffea liberica dan Coffea congensis yang
merupakan perkembangan dari jenis robusta. Menurut Nadjiyati (2004),
ada beberapa sifat penting kopi Arabika yaitu:
1. Menghendaki daerah dengan ketinggian antara 700-1700 m dpl,
dan suhu 16-20ºC
2. Menghendaki daerah yang mempunyai iklim kering atau bulan
kering 3 bulan/tahun secara berturut-turut, yang sesekali mendapat
hujan kiriman.
3. Umumnya peka terhadap serangan penyakit Hemeleia vastatrix,
terutama bila ditanam di dataran rendah 500 mdpl.
4. Rata-rata produksi sedang sekitar 4,5-5 kw/ha/tahun, tetapi
mempunyai kualitas dan harga yang relatif lebih tinggi dari kopi
lainnya. Dan bila dikelola secara intensif produksinya bisa
mencapai 15-20 kw/ha/tahun.
5. Umumnya panen raya terjadi dalam setahun.
Jika dibandingkan dengan varietas biji kopi yang lain misalnya kopi
Robusta, kopi Arabika memiliki kualitas yang lebih tinggi karena biji kopi
ini mempunyai sekitar setengah dari kafein yang ditemukan dalam biji
Robusta. Biji kopi Arabika yang dapat tumbuh di dataran tinggi
melakukan proses panen yang sangat halus karena perawatan yang terus-
menerus dalam fase pertumbuhan, maka kualitas yang dihasilkan yaitu
tingkat keasaman yang seimbang dan cita rasa yang ringan. Kualitas kopi
yang baik diperoleh dari buah kopi yang telah matang dan proses
11. 11
pengolahan yang tepat. Pemanenan buah kopi yang matang mempengaruhi
50% kualitas kopi. Sementara itu pengolahan pasca panen yang tepat
mempegaruhi 50% kualitas kopi. Sehingga penanganan pada masing-
masing proses tersebut harus dikerjakan secara tepat dan selalu diawasi
kualitasnya (Panggabean, 2011).
Dalam setahun kopi arabika mengalami 2 kali masa panen yaitu pada
bulan September-Desember dengan total produksi 8820 kg/ha dan Januari-
Mei dengan total produksi 6000 kg/ha, sedangkan pada Juni-Agustus
terjadi paceklik kopi yaitu hanya menghasilkan 360 kg/ha pada bulan Juni.
Pada bulan Juli dan Agustus tanaman kopi tidak berproduksi. Kopi
dipanen jika biji kopi sudah berwarna merah yang disebut dengan
gelondongan atau cerri. Kemudian biji kopi dimasukkan ke mesin pulper
atau pengupas untuk memisahkan biji kopi dengan kulit buah dan kuli
arinya. Pada umumnya, pulper yang digunakan adalah vis pulper yang
tidak mengikutsertakan proses pencucian sehingga masih perlu dilakukan
proses fermentasi untuk menghilangkan lendir. Fermentasi dilakukan 1
malam dan dilakukan pencucian. Kemudian biji kopi dijemur dibawah
sinar matahari langsung selama 8 jam. Biji kopi yang sudah dijemur ini
disebut gabah. Gabah akan dipisahkan dari kulit tanduk dan kulit arinya
dengan menggunakan huller. Gabah yang sudah dipisahkan dari kulit
tanduk dan kulit arinya ini disebut Universitas Sumatera Utara labu dan
labu akan dijemur sampai memiliki kadar air 18%. Labu yang sudah
memiliki kadar air 18% disebut asalan atau kopi ready.
Kopi arabika adalah jenis tanaman dataran tinggi antara 1250-1850 m
dari permukaan laut. Tanaman ini banyak terdapat di Ethiopia pada garis
12. 12
lintang belahan utara 6°-9o sampai daerah subtropis 24o pada garis lintang
belahan selatan. Sebenarnya jenis arabika ini dapat hidup juga di dataran
rendah sampai dataran yang lebih tinggi lagi, tetapi apabila ditanam di
dataran yang lebih rendah atau lebih tinggi kurang produktif. Sebab jenis
kopi arabika ini jika ditanam di dataran rendah di bawah 1000 m akan
mudah terserang penyakit Hemileia vastatrix. Sebaliknya, jika kopi
arabika ini ditanam di dataran tinggi, yang lebih dari 1850 m, udara akan
terlalu dingin sehingga akan banyak tumbuh vegetatif saja. Dan yang
paling optimal bila tanaman ini ditanam pada ketinggian 1250- 1850 m
dari permukaan laut, dengan suhu sekitar 17°-21o C.
Ciri-ciri umum kopi arabika antara lain:
1. Kopi arabika peka terhadap penyakit karat daun Hemileia vastatrix
2. Kopi arabika hidup di daerah dataran tinggi dan sejuk. (HV),
terutama bila ditanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 m.
3. Bentuk cabang tidak teratur, ruas batang agak pendek, cabang
meliuk-liuk mendominasi.
4. Daun bulat telor dengan ujung runcing, permukaan dan tepi daun
bergelombang.
5. Pohonnya tinggi agak melebar dengan daun rimbun menutupi
batang
6. Buah yang masih muda bentuknya agak memanjang
7. Buah yang masak berbentuknya agak bulat dan warna merah hati
8. Pemasakan buah tidak serentak sehingga perlu dipanen secara
bertahap
9. Memiliki rasa asam yang agak asam.
13. 13
Ciri-ciri rasa kopi Arabika:
1. Rasa kopi arabika lebih lembut.
2. Memiliki rasa pahit yang dominan.
3. Memiliki kekental atau kepadatan saat di mulut.
4. Aromanya wangi kopi arabika seperti perpaduan bunga dan buah
(Herman,2008).
14. 14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Profil Perusahaan
Pasca erupsi pada 27 Agustus 2010 hingga saat ini, Gunung Sinabung
masih fluktuatif dan tak henti-henti nya mengeluarkan letusan lahar
beserta gempa. Berada di ketinggian 2460 meter diatas permukaan laut,
Gunung Sinabung masuk ke dalam Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera
Utara yang memiliki tekstur tanah subur sangat cocok untuk melakukan
kegiatan pertaniaan sayur mayur dan buah- buahan sehingga banyak
penduduk yang tinggal di kaki Gunung Sinabung. Akan tetapi dengan
adanya aktifitas gunung yang meningkat memaksa sekitar 36 ribu
penduduk setempat meninggalkan tempat tinggal dan lahan pertanian
mereka. Akibatnya kegiatan ekonomi masyarakat sekitar terganggu dan
lumpuh terutama di bidang bertani karena mayoritas penduduk di sekitar
kaki Gunung Sinabung bergantung pada sektor pertanian.
Pemerintah merelokasi korban dan salah satu yang terbesar berada di
Siosar, ada sekitar 2300 orang diungsikan. Di sini mereka kembali
memulai hidup baru dengan lahan dan bantuan yang diberikan pemerintah
dan belajar memahami alam baru. Bantuan pemerintah ini tentu sangat
berguna bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitar gunung yang tadinya
hanya tahu mengenai bertani tapi saat ini mereka diajarkan mencari
peluang lain untuk meningkatkan ekonomi mereka. Dengan bantuan
pemerintah dan bekerjasama dengan LSM, masyarakat mencoba
mengembangkan sektor kopi.
15. 15
Cimbang sinabung terletak di desa Cimbang, Payung, Kabupaten Karo,
Sumatera Utara. Dijelaskannya secara intensif pada saat itu, Imam
menuturkan terbentuk kelompok-kelompok tani dimana ada 14 desa wajib
memiliki kelompok tani masing-masing dalam membudidayakan tanaman
kopi dari hulu hingga hilir. “Untuk nama kelompok tani serta brand kami
pertama kali yaitu Kopi Bubuk Sinabung,” tutur Imam sembari membuat
kopi untuk tamu yang silih berganti datang.
Hanya memang untuk mengelola usaha kopi kebanyakan belum
maksimal. Sehingga berganti nama menjadi Kopi Cimbang Sinabung
dengan harapan bisa mengembangkan desa Cimbang yang tadinya
khalayak umum tidak tahu mengenai desa ini akan tetapi dengan adanya
produk kopi tersebut bisa membuat Cimbang semakin terkenal dengan
hasil perkebunan kopi yang subur, inilah yang menjadi salah satu alasan
pemakaian nama Cimbang menjadi brand kopi tersebut.
3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
o Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 04 Oktober 2021 sampai dengan
15 Januari 2022 di beberapa tempat yaitu:
Desa Cimbang, Kec. Payung Kab. Karo Sumatera Utara
Jln. Bunga Herba 5, Sempakata, Kec. Medan Selayang, Kota
Medan
Panribuan Kec. Dolok Silau, Kab. Simalungun
16. 16
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan para mahasiswa melakukan Observasi
langsung ke lapangan. Seperti cara penanaman kopi yang baik dan
langsung mencari informasi lewat petani. Mahasiswa juga belajar cara
pemeliharaan tanaman yang baik dan pemetikan buah saat panen sampai
pasca panen.
17. 17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kegiatan
a. Pengetahuan Botani Komoditas
Dalam kegiatan magang di Cimbang Coffe hal yang pertama kali
dilakukan oleh mahasiswa adalah pengetahuan Botani Komoditas didesa
Cimbang. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengenal komoditas-
komoditas yang ada didesa tersebut yaitu tanaman Kopi. Pada kegiatan ini,
mahasiswa melakukan langsung ke kebun Kopi di dampingi oleh Petani.
Di kebun tersebut mahasiswa diajarkan dan dikenalkan beberapa varietas
kopi dan juga ciri spesifik yang membedakan dari varietas-varietas
tersebut. Diantaranya :
Varietas Komasti
Varietas Sigarar Utang
Andung Sari
b. Pengetahuan tentang Benih dan Bibit
Kegiatan pengetahuan tentang benih dan bibit merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh mahasiswa yang bertujuan untuk mengetahui benih
dan bibit yang digunakan oleh petani di desa Cimbang. Dalam kegiatan ini
mahasiswa juga melihat dan belajar cara pemilihan bibit dan benih yang
baik dan unggul.
18. 18
Ciri-ciri benih yang baik yaitu Saat menjadi chery, buah sudah
pecah/berubah warna. Dalam pemilihan bibit, para mahasiswa melihat dan
mengetahui para petani memilih bentuk dan ukuran bibit yang sama serta
memiliki perakaran yang sempurna.
c. Pengolahan Tanah dan penyemaian
Untuk pengolahan tanah dan penyemaian, mahasiswa diajarkan
oleh para petani desa Cimbang untuk melakukan pengolahan tanah dan
penyemaian secara bersamaan yakni saat benih kopi disemai di polybag
selama 7 bulan para petani menyiapkan lubang untuk pindah tanam. Dan
sebelum pindah tanam, dalam kurung waktu 7 bulan para petani
memberikan pupuk organik kedalam lubang tersebut. Hal ini bertujuan
untuk menyiapkan nutrisi pada tanah yang akan ditanami bibit kopi.
d. Perawatan Tanaman
Dalam perawatan tanaman kopi, para petani menunjukkan dan
mengenalkan bagianbagian yang perlu diperhatikan pada tanaman kopi,
diantaranya : batang primer dan batang sekunder. Dalam perawatan
tanaman kopi ada beberapa tunas yang harus dibuang yaitu tunas ganda
dan tunas air. Hal ini dilakukan pada saat tanaman telah selesai panen.
Perlakuan tersebut bertujuan agar nutrisi pada tanaman tidak terbagi.
e. Pengenalan dan pengendalian Hama dan penyakit
Dikebun kopi desa Cimbang mahasiswa dikenalkan oleh para
petani masalah hama dan penyakit pada tanaman kopi. Yakni salah
satunya yaitu hama yang terdapat pada akar (Nematoda). Cara
pengendalian dari hama tersebut yaitu para petani melakukan pengolahan
19. 19
tanah sebanyak 2-4 kali dalam setiap tahunnya. Selain pada akar, hama
juga terdapat dalam buah yaitu hama penggerek buah. Ciri ciri buah yang
terserang hama ini yaitu terlihat lubang bekas gesekan dibuah dan benang-
benang berwarna putih.
f. Panen dan pasca panen
Buah kopi dikatakan siap panen ketika buah chery pecah warna
atau sudah berganti warna. cara pemanenannya juga terbilang khusus. Para
petani mengajarkan langsung kepada mahasiswa cara memilih dan
memanen buah chery yang baik. Yaitu dengan cara memutar buah chery
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Dalam melakukan pasca panen
biasanya para petani melakukan pengelompokkan pada chery dan
melakukan perlakuan yang berbeda-beda sesuai dengan
pengelompokkannya. Diantaranya wine, honey, semi wash, full wash, dan
natural.
1.Fullwash
Biji kopi dengan proses fullwash memiliki proses pencucian yang cukup
panjang, mula-mula buah kopi yang telah dipetik dimasukkan ke dalam bak berisi
air untuk memisahkan buah kopi yang sudah matang dan belum matang. Buah
kopi yang sudah matang akan tenggelam dan yang belum matang akan
mengapung. Kemudian dilanjutkan dengan memisahkan biji kopi dari buahnya,
proses ini biasanya dilakukan dengan bantuan mesin. Namun setelah memisahkan
biji kopi dari buahnya, masih ada buah kopi yang merekat di biji kopi, sehingga
perlu dilanjutkan dengan proses fermentasi. Proses fermentasi sendiri yaitu bagian
dari cara kerja pengolahan kopi yang memerlukan penanganan secara hati-hati
20. 20
agar tidak mengganggu hasil akhir dari kopi. Setelah proses fermentasi, dilanjutan
dengan proses pencucian biji kopi dengan air agar buah menjadi lunak dan
gampang terpisah dari biji kopi secara total.
2.Semiwash
Semiwash memiliki proses yang lebih sederhana daripada proses fullwash.
Saat menjadi biji kopi mentah (green bean) mungkin sekilas tidak terlihat
perbedaan antara keduanya, tetapi untuk rasa, biji kopi yang diproses dengan
proses semi wash akan menghasilkan rasa yang lebih kuat meskiun secara fisik
memiliki tampilan biji kopi yang mirip dengan proses full wash. Biasanya biji
kopi dengan proses semi wash disajikan untuk espresso.
Di Indonesia proses semi wash lebih dikenal dengan giling basah,
meskipun pada pelaksanaannya justru tidak mengaplikasikan terlalu banyak air.
Buah kopi akan dipisahkan dengan biji kopi dengan menggunakan mesin dan
lendir buah kopi yang masih melekat pada biji kopi akan disimpan beberapa
waktu sebelum masuk ke dalam tahap pengeringan, dan akan dibersihkan dengan
air. Dalam tahap ini, perbedaan penggunaan air dari proses full wash dan semi
wash sangat nampak. proses full wash atau semi wash, lazimnya tergantung dari
permintaan pasar maupun inisiatif dari petani kopi yang menanamnya. Namun
secara garis besar dapat disimpulkan bahwa proses semi wash lebih sederhana
daripada proses full wash yang membutuhkan perhatian khusus dan memiliki
waktu pengerjaan yang sedikit lebih lama.
3.Honey
Proses ini agak mirip dengan pulped alami dan lazimnya digunakan di
banyak negara-negara Amerika Tengah seperti Costa Rica dan El Salvador. Ini
21. 21
proses ini juga semakin populer di Indonesia. Pada honey process, ceri kopi akan
dikupas dengan mesin mekanis, tetapi cara ini menerapkan lebih sedikit air bila
diperbandingkan pulped alami process. Mesin depulper akan dipegang untuk
menentukan seberapa banyak daging buah yang mau konsisten ditinggalkan
menempel dengan biji sebelum dijemur. Kulit daging yang tersisa ini dalam
Bahasa Spanyol diartikan dengan miel yang berarti madu (honey). Singkatnya,
pada honey process ada sedikit lendir—atau mucilage dalam istilah Bahasa
Inggris—yang nampak lengket pada biji kopi. Dari sinilah pelaksanaan ini
kemudian dinamakan honey process.
4.Natural
Proses natural ini juga diketahui dengan dry process. Pengerjaan ini
termasuk teknik paling tua yang ada dalam sejarah cara kerja pengolahan kopi.
Setelah dipanen, ceri kopi akan ditebarkan di atas permukaan alas-alas plastik dan
dijemur di bawah sinar matahari. Beberapa produsen kopi kadang menjemurnya
di selasar bata atau di meja-meja pengering khusus yang memiliki airflow
(pengalir udara) di komponen bawah. Dikala dijemur di bawah sang surya, biji-
biji kopi ini semestinya dibolak-balik secara terprogram agar biji kopi mengering
secara merata, dan untuk menghindari jamur/pembusukan.
Pada pelaksanaan natural, buah kopi yang dikeringkan masih dalam
berbentuk buah/ceri, lengkap dengan segala lapisan-lapisannya. Prosesnya yang
alami dan alami ini akan membikin ceri terfermentasi secara alami pula sebab
kulit luar ceri akan terkelupas dengan sendirinya. Profil rasa lazimnya: Cara alami
ini dianggap kapabel memberi notes ala buah-buahan pada kopi, dengan hints
lazim seperti blueberry, strawberry atau buah-buahan tropis. Kopi malah
22. 22
cenderung mempunyai keasaman (acidity) rendah, rasa-rasa yang eksotis dan
body yang lebih banyak.
5.Wine
Sebetulnya proses wine adalah proses natural yang berlebihan fermentasinya,
akan tetapi, proses ini cukup diminati di Indonesia, belum begitu banyak para
prosesor yang melakukan proses ini, pertama kali di dipopulerkan di Aceh dengan
Kopi Gayo Wine, namun saat ini sudah cukup banyak ditemukan di pulau Jawa,
seperti Puntang Wine dari Jawa Barat.
g. Kewirausahaan
Dalam kegiatan magang di Cimbang Coffe. Para mahasiswa juga
dikenalkan dengan adanya ilmu kewirausahaan yang mana mahasiswa
dapat lebih mengetahui hasil dari kopi tersebut. Di kegiatan kewirausahaan
ini mahasiswa di terjunkan langsung bagaimana caranya tanaman kopi
yang sudah mengalami beberapa proses sampai menjadi siap konsumsi
diantaranya :
Menjadi seorang barista
Mengelola Café
Distributor green bean
23. 23
4.2 Hasil Yang Dicapai
A . Dalam kegiatan ini
mahasiswa mengetahui beberapa varietas yang digunakan oleh desa
cimbang yakni komasti,sigarar utang, dan andung sari.
1. Dari sisi produksi Komasti memiliki produksi rata-rata 1,8 ton biji/ha
dengan potensi tertinggi yang bisa dicapai sekitar 2,1 ton kopi/ha untuk
penanaman 2000 pohon/ha dan sistem pangkas batang tunggal. ini
memiliki ketahanan terhadap penyakit karat daun, namun agak rentan
terhadap serangan nematoda. Sehingga untuk penanamannya
disarankan untuk disambung dengan jenis batang bawah tahan
nematoda. Namun yang menarik dari jenis adalah hasil seduhannya
yang cukup prima. Dari hasil uji cita rasa diperoleh hasil baik (good)
hingga sangat baik (excellent). Sehingga layak dijadikan tanaman
penghasil kopi specialty dengan memperhatikan kesesuaian
lingkungan.
2. Sigarar Utang merupakan salah satu varietas kopi dengan nilai yang
sangat tinggi. Varietas yang tubuh subur pada ketinggian 700 hingga
1700 mdpl ini dapat menciptakan citarasa 'specialty premium' yang
sangat kuat. Sebagai salah satu verietas unggul, Sigarar Utang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Memilik perawakan semi katai (dwarf/kerdil) dengan batang pokok
yang tidak tampak dari luar.
24. 24
• Memiliki warna hijau tua pada daun tua dan cokelat kemerahan
saat daun masih muda.
• Memiliki daun penjang meruncing dengan tepi daun yang
bergelombang.
• Buah muda berwarna hijau sedangkan buah yang telah masak
berwarna merah cerah.
• Memiliki buah dan biji ukuran besar.
3. Tipe pertumbuhan katai, apabila dibandingkan dengan varietas Kartika,
diameter tajuk Andungsari 1 lebih lebar. Dengan sistem pangkasan
batang tunggal, diameter tajuk untuk penanaman di ketinggian > 1000
m dpl + 170 cm. Tinggi tanaman juga lebih tinggi daripada varietas
Kartika. Pada saat berbuah pertama, penanaman di ketinggian > 1000
m dpl tinggi tanaman + 121 cm. Percabangan mendatar, tegak lurus
batang utama, agak lentur, panjang cabang primer 38,9 cm, panjang
ruas produktif 6,2 cm. Daun berbentuk oval agak memanjang, ujung
meruncing dengan ukuran daun lebih besar daripada Kartika 1 dzn
Kartika 2. Helaian daun agak tipis dan lemas dengan tepi daun
bergelombang tegas. Arah duduk daun pada ranting tegak ke atas.
Warna daun tua hijau tua gelap, sedangkan daun muda berwarna hijau
muda. Ciri – ciri tersebut merupakan kunci pembeda antara varietas
Andungsari 1 dengan Kartika.Bunga, jumlah bunga per ruas 7 – 18,
jumlah dompolan bunga per cabang 8 – 13. Jumlah ruas produktif per
cabang + 11, jumlah buah per ruas 10 – 16 dan berat 100 buah masak
merah segar 114 gram. Buah muda berwarna hijau, buah masak
25. 25
berwarna merah hati, buah bebentuk bulat memanjang, diskus kecil
tanpa perhiasan buah. Biji berukuran agak kecil, berbentuk oval, berat
100 butir biji kopi pasar 16,4 gram nisbah biji – buah 14,9, biji normal
80 %, biji gajah 2%, biji bulat 6 %, biji triase 7 % dan biji hampa 5%.
Daya hasil (potensi produksi) 3,0 ton untuk populasi 2500 pohon/ha,
tetapi produktivitas rata-rata selama 5 tahun menghasilkan 2,5 ton kopi
pasar.
B. Pengetahuan Tentang Benih
Bibit Kegiatan pengetahuan tentang benih dan bibit merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bertujuan untuk
mengetahui benih dan bibit yang digunakan oleh petani di desa Cimbang.
Dalam kegiatan ini mahasiswa juga melihat dan belajar cara pemilihan
bibit dan benih yang baik dan unggul. Ciri-ciri benih yang baik yaitu Saat
menjadi chery, buah sudah pecah/berubah warna. Dalam pemilihan bibit,
para mahasiswa melihat dan mengetahui para petani memilih bentuk dan
ukuran bibit yang sama serta memiliki perakaran yang sempurna.
C. Pengolahan Tanah dan penyemaian
Untuk pengolahan tanah dan penyemaian, mahasiswa diajarkan oleh
para petani desa Cimbang untuk melakukan pengolahan tanah dan
penyemaian secara bersamaan yakni saat benih kopi disemai di polybag
selama 7 bulan para petani menyiapkan lubang untuk pindah tanam. Dan
sebelum pindah tanam, dalam kurung waktu 7 bulan para petani
26. 26
memberikan pupuk organik kedalam lubang tersebut. Hal ini bertujuan
untuk menyiapkan nutrisi pada tanah yang akan ditanami bibit kopi.
D. Perawatan Tanaman
Dalam perawatan tanaman petani dan mahasiswa mengerjakan
beberapa pengerjaan yang mendulang keberhasilan tanaman kopi
diantaranya ialah membuang beberapa tunas
1. Tunas ganda adalah tunas yang tumbuh dibatang sekunder tunas ganda
dikarenakan tunas ini dimiliki dua tunas hal inilah yang membuat
pertumbuhan batang dan buah kopi melambat.
2. Tunas Air
Adalah sama halnya dengan tunas ganda tunas ini juga harus
dibuang.tunas air bermunculan terutama pada bagian bawah batang
Utama tanaman kopi ,sehingga dalam waktu singkat tanaman cepat
rimbun dan menghambat pertumbuhan buah.
E. Pengenalan Dan Pengendalian Hama Penyakit
Dalam Hal ini di temukan beberapa hama yang menyerang tanaman
kopi yakni hama penggerek buah serangan ini memiliki Ciri-ciri Buah
yang diserang akan terliat bekas gesekan dan buah akan berwarna putih.
Pengendalian hama tersebut dengan cara menyemprotkan yakni dengan
rusban 1 Ml /Liter Air Pengerjaan nya dilakukan dalam kurun waktu.
27. 27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil magangyang telah dilakukan terkait nilai tambah dan
faktor yang mempengaruhi pendapatan petani kopi arabika dapat
disimpulkan nilai tambah yang diperoleh pada pengolahan kopi arabika
dalam bentuh gabah, greenbean, dan bubuk, dimana nilai tambah
pengolahan dalam bentuk bubuk kopi lebih tinggi atau lebih besar
daripada nilai tambah pengolahan dalam bentuk kopi gabah dan
greenbean. Pendapatan yang diperoleh pada pengolahan kopi arabika
dalam bentuk gabah, greenbean dan bubuk, dimana pendapatan
pengolahan dalam bentuk bubuk kopi lebih tinggi atau lebih besar
daripada pendapatan pengolahan dalam bentuk kopi gabah dan greenbean.
Faktor produksi, biaya bibit, biaya pupuk, biaya upah tenaga kerja, dan
harga jual berpengaruh nyata secara serempak terhadap pendapatan
usahatani kopi arabika. Faktor produksi, upah tenaga kerja, biaya pupuk
dan harga jual berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani kopi
arabika, sedangkan biaya bibit tidak berpengaruh nyata secara parsial
terhadap pendapatan usahatani kopi arabika di daerah penelitian.
28. 28
5.2 Saran
Kepada petani kopi arabika di Kecamatan Payung, Kabupaten Karo
lebih baik mengolah dan menjual kopi arabika dalam bentuk bubuk untuk
memperoleh pendapatan dan nilai tambah yang lebih tinggi dan
diharapkan petani pengolah kopi bentuk bubuk, dapat bekerjasama dengan
baik kepada petani pengolah kopi gabah supaya dapat mengolah gabahnya
menjadi bubuk. Kepada pemerintah, diharapkan dapat membantu petani
kopi arabika dalam meningkatkan kemampuan mengolah kopi, dengan
mengfasilitasi kegiatan pelatihan-pelatihan proses pengolahan serta
bantuan peralatan seperti mesin huller melalui kelompok tani kopi dan
kepala desa di Kecamatan Payung Kabupaten Karo.
29. 29
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Haryanto. 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Herman, Sofyandi. (2008). Manajemen sumber daya manusia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hiwot, H. 2011.Growth and Physiological Response of Two Coffea
Arabica L. Population under Higha and Low Irradiance. Thesis .
Addis Ababa University
Najiyati, Sri dan Danarti. 2004. Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan
Pasca Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
Panggabean E. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta : Agro Media Pustaka
Rahardjo P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Jakarta : Penerbar Swadaya
Roche, D dan Robert, 2007. A Family Album Getting to The Roots of
Coffee’s Plants Heritage.
Suyanto, M. (2008). Penetuan Posisi Berdasarkan Manfaat. Artikel Koran
Dan Majalah Dosen Stmik Amikom Yogyakarta.
Tjokrowinoto, Moeljarto, 2002. “Pengembangan Sumber Daya
ManusiaBirokrasi: Kemelut antara Negara, Masyarakat Sipil, dan
Pasar”,dalam Saiful Arif, (ed.), Birokrasi dalam Polemik, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta