SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
MAKALAH
ADMINISTRASI KEUANGAN
Dosen Pengampu:Popy Rahman M.Pd
Disusun Oleh:
Novel Ramadhani (0411)
Siti Halimah (0424)
Sylfiya Annafisah (0436)
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN-PROBOLINGGO
2023
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana
berkat rahmat dan hidayat nya kita bisa di berikan kesehatan wal’afiat.
Sholawat serta salam tak upa kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.Yang
mana berkat beliau kita dapat membedakan mana yang Haq dan mana yang batil. Dengan
waktu yang singkat ini kami akan membahas tugas mata kuliah tentang mata
kuliah”ADMINISTRASI KEUANGAN”,yang berjudul “Teori Motivasi”.
Dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Namun terlepas
dari itu kami menyadari makalah ini tidak sempurna,sehingga kami mengharap saran dan
kritik agar supaya kami bisa membuat makalah ini dengan lebih baik lagi.
Kraksaan,25 April 2023
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG…………………………………………………..1
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………..2
3. TUJUAN………………………………………………………………...3
BAB 11 PEMBAHASAN
1. Konsep Pembiayaan Pendidikan………………………………………...4
2. Jenis Biaya Pendidikan………………………………………………….5
3. Model-Model Pembiayaan Pendidikan………………………………….6
4. Biaya Dan Mutu Pendidikan…………………………………………….7
BAB 111
KESIMPULAN………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi keuangan adalah penentuan kebijakan dalam pengadaaan dan
penggunaan keuangan untuk mewujudkan organisasi kerja yang berupa
perencanaan,pengaturan,pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan.
Pelaksaan administrasi keuangan merupakan suatu proses yang membantu
kebujakan segala pencatatan keluar masuknya uang dalam rangka membiayai
kegiatan sekolah. Kegiatan administrasi keungan berupa penataan pembukaan
keungan,bukti pengeluaran yang sah dan di pertanggungjawabannya.
The Liang Gie,mengatakan administrasi keuangan adalah suatu proses
perencanaan dan penyediaan serta penggunaan uang dalam perusahaan atau
organisasi,administrasi keuangan merupakan kegiatan dalam bentuk penataan
keuangan,yang mencakup penyusunan subuah anggaran belanja dan penentuan
sumber dana serta cara pemakaian hingga pembukuan.
Pelaksaan administrasi keuangan yang baik dapat berdampak positif pada
prodiktivitas dan suasana kerja dalam sebuah perusahaan,maka pengelolaan
keuangan di suatu perusahaan akan tertata dengan baik dan dapat mengahasilkan
output yang lebih baik bagi setiap perusahaan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep pembiayaan pendidikan?
2. Apa saja jenis-jenis biaya pendidikan?
3. Apa saja model-model pembiayaan pendidikan?
4. Apa yang dimaksud dengan biaya dan mutu pendidikan?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui konsep pembiayaan pendidikan
2. Untuk mengetahui jenis biaya pendidikan
3. Untuk mengetahui model-model pembiayaan pendidikan
4. Untuk mengetahui biaya mutu pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pembiayaan Pendidikan
Biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme penganggaran.
Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu
organisasi yang akan mencapai tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan
kegiatan yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan kegiatan
tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif. Pembiayaan pendidikan adalah segenap
kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber,penggunaan,dan pertanggungjawaban
biaya di sekolah atau lembaga pendidikan. Menurut Tiaar,konsep biaya adalah keseluruhan
biaya dan upaya yang diserahkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan
dalam kenyataan bahwa kegiatan pendidikan merupakan bentuk pelayanan masyarakat.
Dapat dikatakan behwa biaya pendidikan merupakan tanggung jawab masyarakat dalam
erluasan dan fungsi dari system pendidikan.1
Mulyono mengutip pernyataan Cohn, Jone, dan Thomas bahwa dalam arti luas biaya
pendidikan meliputi dua buah komponen, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak
langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa, yaitu berupa pembelian alat-
alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh
pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sementara biaya tidak langsung berupa
keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang
(opportunity cost) yang dikorbangkan oleh siswa selama belajar.2
Secara eksplisit kewenangan dan alokasi biaya pendidikan ini disebutkan dalam UU
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 29: “Biaya pendidikan selain
gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negera (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).3
1
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, cetakan pertama, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal. 82
2
Ibid., hal. 24
3
UU No. 23/2003 tentang SISDIKNAS
3
Mengenai penganggaran pendidikan juga tertuang dalam PP No 48 tahun 2008
tentang Penganggaran Pendidikan dinyatakan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Biaya pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Biaya Satuan Pendidikan, adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan yang meliputi biaya investasi, biaya operasional, bantuan biaya
pendidikan dan beasiswa.
b. Biaya Penyelenggaraan dan/ atau Pengelolaan Pendidikan, adalah biaya
penyelenggaraan dan/ atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah, pemprov,
pemko/ pemkab, atau penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat/
Yayasan.
c. Biaya Pribadi Peserta Didik, adalah biaya operasional yang meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bias mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Dalam pembiayaan pendidikan ada dua factor yang sangat berpengaruh didalamnya,
yaitu factor eksternal dan factor internal. Factor eksternal terdiri dari berkembangnya
demokrasi pendidikan, kebijakan pemerintah, tuntutan akan pendidikan, dan adanya
inflasi. Sedangkan factor internalnya adalah tujuan pendidikan, pendekatan yang
digunakan, materi yang disajikan, dan tingkat dan jenis pendidikan.4
Dalam prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang sistematik
sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran
b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang.
c) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang, sebab anggaran pada dasarnya
merupakan pernyataan financial.
d) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu.
e) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang
berwenang
f) Melakukan revisi usulan anggaran
4
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2010), hal.
88
4
g) Persetujuan revisi usulan anggaran
h) Pengesahan anggaran
Perlu diketahui bahwa dalam organisasi skala kecil, anggaran biasanya disusun oleh
staf pimpinan atau atasan dari suatu bagian. Sedangkan dalam organisasi skala besar,
penyusunan anggaran diserahkan kepada bagian, seksi atau komisi anggaran yang secara
khusus merancang anggaran.
B. Jenis Biaya Pendidikan
Konsep penting dalam pembiayaan pendidikan adalah masalah biaya,pendidikan yang
sangat diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya pada lembaga pendidikan
meliputi: Pembiayaan pendidikan pada tataran makro (nasional) maupun mikro (sekolah),
dikenal beberapa jenis biaya pendidikan yakni biaya langsung (direct cost) dan tak
langsung (indirect cost), biaya pribadi (private cost) dan biaya sosial (social cost), biaya
dalam bentuk uang (monetary cost) dan biaya bukan dalam bentuk uang (non-monetary
cost). Pada dasarnya, pembiayaan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain:5
a) Biaya Langsung
Biaya langsung merupakan pengeluaran uang secara langsung yang membiayai
jalannya proses penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat, termasuk biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan proses
pendidikan. Biaya pendidikan juga dapat dikatakan sebagai biaya yang secara langsung
menyentuh aspek dan proes pendidikan Biaya rutin (recurrent cost). Biaya rutin merupakan
biaya yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun
anggaran. Biaya ini digunakan untuk menunjang pelaksanan program pengajaran,
pembayaran gaji guru, personil sekolah, administrasi kantor, pembelian alat-alat pelajaran,
sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana sekolah, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa
sendiri.6
5
Syahputra,M.R.,& Daryanto,E. pembiayaan pendidikan (Mts Islamiyah Ypi Batangkuis Kab. Deli
Serdang).Educandum,2018,hlm.11(2)
6
Aulia,D.,Ayu,S.F.,& Nefonafratilova,N. Analisis Perbandingan Biaya Langsung (Direct Cost).dan Biaya
Tidak Langsung(Indirect Cost)Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia,(2017),hlm.2(2)
5
b) Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang pada umumnya, biaya pengeluaran yang
tidak secara langsung menunjang proses pendidikan yang terjadi di sekolah. Biaya tidak
langsung memiliki beberapa jenis antara lain:
1) Biaya Pribadi (private cost), adalah biaya yang dikeluarkan keluarga untuk
membiayai sekolah anaknya.
2) Biaya masyarakat (social cost), adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat
untuk membiayai sekolah (di dalamnya termasuk biaya pribadi).
3) Semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan
4) Semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang, meskipun didalamnya
terdapat nilai dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak langsung yang
dikeluarkan unutk kegiatan Jurnal Intelegensia pendidikan.
C. Model-Model Pembiayaan Pendidikan
Sumber pembiayaan pendidikan yang melimpah tidak menjadi jaminan bagi
peningkatan mutu, jika tidak direncanakan, salah sasaran, salah pengelolaan, tidak ada
pengawasan, akuntabilitas rendah, sanksi yang tidak tegas yang diberikan bagi
penyeleweng, sehingga tidak ada efek jera dan moral yang rendah, dan alasan lainnya
dalam pengelolaan biaya pendidikan.7
Model manajemen pembiayaan pendidikan di
Indonesia sebenarnya merupakan modifikasi dan gabungan dari berbagai model
pembiayaan pendidikan di Negara lain di dunia. Model -model pembiayaan pendidikan itu
pada prinsipnya memiliki dua sisi yaitu sisi pengalokasian dan sisi penghasilan.8
Terkait
dengan model pembiayaan pendidikan, bahwa terdapat 4 (empat) model pembiayaan
pendidikan, yaitu:
1) Subsidi penuh dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
2) Pendidikan gratis pendidikan tinggi diberikan kepada peserta didik sampai usia
tertentu.
7
Ferdi,W.P. Pembiayaan Pendidikan:Suatu kajian teoritis,Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan,(2013),19(4),hlm.565-578.
8
Rida Fironika,K. Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidkan Dasar
UNISSULA,(2015),2(1),hlm,44.
6
3) Pendidikan gratis diberikan sampai SMA, dan pendidikan tinggi tetap membayar
SPP sekalipun masih menerima subsidi.
4) Semua jenjang pendidikan wajib membiayai diri sendiri.
D. Biaya Mutu Dan Pendidikan
Sumbangan pendidikan terhadap bangsa bukan hanya sekedar penyelenggaran
pendidikan, tapi pendidikan yang bermutu dari sisi input, proses, output, dan outcome.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak
serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Oleh karena itu,
tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi
tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut. Beberapa faktor yang
berkenaan dengan input pendidikan dapat dikelompokkan kedalam faktor rumah atau
keluarga, faktor sekolah, dan faktor siswa. Diantara ketiganya, sekolah merupakan
komponen input yang paling erat hubungannya dengan kebijakan pendidikan. Proses
dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan
input institusi pendidikan (guru,siswa,kurikulum,uang,peralatan,dan lain
sebagainya),dilakukan secara harmonis,sehingga mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan
minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu
yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedang sesuatu dari
hasil proses disebut output. Dampak dari tidak memadainya anggaran yang dialokasikan
untuk lembaga pendidikan juga berimbas pada proses dan output pendidikan. Proses
pendidikan yang seharusnya bisa menghasilkan output yang bermutu kandas oleh factor
sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai akibat dana yang tersendat.
Fakta mengatakan bahwa sejak dilaksanakan desentralisasi tahun 2001, yaitu
penyerahan pengalokasian biaya operasional sekolah dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah belum terlaksana dengan baik. Hingga tahun ajaran 2004/2005 masih
terdapat sebagian kabupaten atau kota yang tidak mengalokasikan anggaran untuk biaya
operasional sekolah dan sebagian besar lainnya mengalokasikan dalam jumlah yang
7
belum memadai. Akibatnya banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang
gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan
tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi
tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki
gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan
sebagainya.
Output pendidikan adalah merupakan kinerja institusi pendidikan. Kinerja institusi
pendidikan adalah prestasi institusi pendidikan yang dihasilkan dari proses atau prilaku
institusi pendidikan. Kinerja institusi pendidikan dapat diukur dari kualitasnya,
efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya,
dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output institusi pendidikan.
Dan outcome pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi atau terserap pada dunia usaha atau dunia industri.
Adapun gambaran mengenai pencapaian mutu dalam lembaga pendidikan adalah
sebagai.9
Iutput Proses Output
Perencanaan dan evaluasi Proses Belajar Mengajar Prestasi Peserta Didik
Kurikulum
Ketenagaan
Fasilitas
Keuangan
Kesiswaan
Hubungan Sekolah
Hubungan Masyarakat
Iklim Sekolah
9
Nur Zazin,Gerakan…,hlm. 106
8
Karena begitu kompleksnya lembaga pendidikan, dalam mencapai mutu lembaga
pendidikan antara lain ditandai oleh prestasi siswa di lembaga pendidikan dan diperlukan
pengelolaan input secara maksimal. Oleh karenanya, diperlukan pengetahuan pemimpin
atau manajer untuk mengetahui bagaimana fungsi kepemimpinan dan manajer agar
pencapaian tersebut dapat dilaksanakan secara total sehingga pencapaian tujuan lembaga
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Suatu system dikatakan efisien apabila menghasilkan keluaran yang lebih untuk sumber
masukan (resources input). Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara
pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi
yang tinggi. Dalam biaya pendidikan, hanya akan ditemukan oleh ketepatan dalam
mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor
input pendidikan untuk memacu pencapaian prestasi peserta didik. Dengan demikian,
efisiensi pembiayaan pendidikan adalah penggunaan biaya pendidikan secara tepat sesuai
dengan tingkat prioritas kebutuhan guna mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu
sehingga menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan competensi yang ditetapkan
pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan.
Mengapa pendidikan harus bermutu? Menurut Deni Koswara dan Cepi Triatna
pendidikan saat ini dihadapkan berbagai tantangan baik nasional maupun internasional.
Tantangan nasional muncul dari dunia ekonomi, politik, social, budaya, dan kemanan.
Sedangkan tantangan internasional menunjukkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi
persaingan global seiring dengan berlangsungnya globalisasi. 10
Namun, “pendidikan
bermutu itu mahal”, itulah asumsi masyarakat kita sekarang ini ketika ingin memasukkan
anaknya untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dapat
dirasakan dari Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin
tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
Pemikiran diatas akan selalu dikaitkan dengan aspek biaya, sebab kuatnya keadaan
ekonomi suatu negara akan berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap
pengalokasian sumber biaya pendidikan atau terhadap kebijakan yang akan diambil dan
10
Deni Koswara dan Cepi Triatna, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, dalam buku Manajemen
Pendidikan karya Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, cetakan ke-4 (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
288-289.
9
dilaksanakan oleh suatu negara dalam bidang pendidikannya. Maka biaya pendidikan
adalah faktor urgen dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, dan menjalankan fungsi
pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Tingkat pengeluaran biaya pendidikan adalah indicator upaya keuangan Negara untuk
investasi sumber daya manusia dan menunjukkan skala prioritas di antara sector-sektor
dalam pengalokasian keuangan Negara. Kebijakan pemerintah dalam pengeluaran
anggaran 20% untuk pendidikan dari APBN/APBD adalah bukti keseriusan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui wilayah pendidikan. Meskipun
anggaran biaya pendidikan bukan satu-satunya penentu agar pendidikan lebih bermutu,
tanpa biaya yang memadai maka akan sulit menciptakan pendidikan bermutu dan dapat
dirasakan oleh semua kalangan.
Sebagai bentuk perbandingan mengenai bagaimana kualitas pendidikan nasional, kita
bisa berkaca pada Negara Malaysia. Ketika Indonesia masih berkutat pada upaya
pemerataan pendidikan lewat SD-SD Inpres, Malaysia sudah berbicara pada tataran
peningkatan kualitas pendidikan. Ketika Indonesia masih disibukkan perdebatan “ganti
menteri ganti kurikulum”, Malaysia sudah menggagas apa yang mereka sebut
“pendemokrasian pendidikan”. Ketika tokoh dan birokrat pendidikan di Indonesia sibuk
berdebat tentang apa dan bagaimana sesungguhnya system pendidikan nasional, kemudian
dilanjutkan tentang wacana seputar penbiayaan pendidikan minimal 20 persen dari
APBN/APBD, Malaysia sudah berbicara tentang bagaimana strategi mewujudkan suatu
system pendidikan bertaraf internasional.11
Menurut laporan United Nation Development Program (UNDP) tahun 2005
mengungapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-110 dari 117
negara. Kemudian hasil survey Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia
berada dibawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia
(2000) Indonesia memiliki daya saing yang rendah yaitu hanya menduduki urutan ke 37
dari 57 negara yang disurvey di dunia.
11
M. Rifai, Politik Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 158
10
Pada tahun 2004 sekitar 57,2 persen gedung SD/MI dan sekitar 27,3 persen gedung
SMP atau MTs mengalami rusak ringan dan rusak berat. Hal tersebut selain berpengaruh
pada ketidaklayakan dan ketidaknyamanan proses belajar mengajar juga berdampak pada
keengganan orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut. Pada
saat yang sama masih banyak pula peserta didik yang tidak memiliki buku pelajaran.
Kecenderungan sekolah untuk mengganti buku setiap tahun ajaran baru selain semakin
memberatkan orangtua juga menyebabkan inefisiensi karena buku-buku yang dimiliki
sekolah tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh siswa.
Konsep Total Quality Management menegaskan bahwa institusi dapat disebut bermutu
apabila memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu ditentukan
oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya dan
terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa.
Mutu yang pertama disebut quality in fact (mutu sesungguhnya) dan yang kedua disebut
quality in perception (mutu persepsi).
Dalam penyelenggaraannya, quality in fact merupakan profil lulusan institusi
pendidikan yang sesuai dengan kualiflkasi tujuan pendidikan, yang berbentuk standar
kemampuan dasar berupa kualiflkasi akademik minimal yang dikuasai oleh peserta didik.
Sedangkan pada quality in perception pendidikan adalah kepuasan dan bertambahnya
minat pelanggan eksternal terhadap lulusan institusi pendidikan.
Dalam konteks aplikasi manajemen mutu dalam dunia pendidikan, Sallis mengaskan
“Total Quality Management is a philosophy improvement, wich can provide any
educational institution with a set of practical tools for meeting and exceeding present and
future customers need, wants, and expectations.” Manajemen mutu dalam pendidikan dapat
disebut “mengutamakan pelajar” atau “program perbaikan sekolah” yang mungkin
dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif.12
Semua lembaga atau institusi termasuk
lembaga pendidikan dalam meningkatkan mutu seharusnya menentukan system mutunya
sendiri. Dengan demikian, ia dapat mengawasi system dan prosedur standar sendiri, dengan
cara menentukan standar mutu sendiri dan cara mencapainya, tidak perlu birokratis yang
rumit.
12
Nur Zazin, Gerakan…, hal. 57
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manfaat dari anggaran tersebut sebenarnya untuk memudahkan peserta didik
mendapatkan pendidikan sesuai dengan amanat undang-undang, yaitu wajib belajar 9 tahun
dari umur tujuh tahun hingga lima belas tahun. Selain wajib belajar, pemerataan pendidikan
yang bermutu bisa terpenuhi. Sarana-prasarana yang menunjang tercapainya tujuan
pendidikan nasional tercukupi. Akan tetapi, itu semua hanya harapan hampa yang
dirasakan oleh masyarakat. Terbukti masih banyak kita mendengar di media masa, koran,
berita di tv dan lain sebagainya mengenai sekolah yang ambruk, kekurangan ruang belajar,
tidak ada lapangan untuk olah raga, kekurangan buku-buku perpustakaan, dan lain
sebagainya sebagai akibat tidak terpenuhi anggaran yang seharusnya 20% untuk
pendidikan dari APBN dan APBD.
Kemampuan dan kesungguhan pemerintah untuk membiayai pendidikan sesuai amanat
UUD 1945 dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas mengikat secara legalitas formal,
oleh karena dengan menyediakan anggaran yang sesuai dengan amanat merupakan suatu
keniscayaan. Biaya yang disediakan pemerintah untuk pendidikan harus dimanfaatkan oleh
lembaga pendidikan baik di pusat maupun daerah.
Sumbangan pendidikan terhadap bangsa bukan hanya sekedar penyelenggaran
pendidikan, tapi pendidikan yang bermutu dari sisi input, proses, output, dan outcome.
Mengapa pendidikan harus bermutu? Karena pendidikan saat ini dihadapkan berbagai
tantangan baik nasional maupun internasional. Namun, “pendidikan bermutu itu mahal”,
itulah asumsi masyarakat kita sekarang ini ketika ingin memasukkan anaknya untuk
mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dapat dirasakan dari Taman
Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin tidak memiliki
pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
Biaya pendidikan adalah faktor urgen dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
dan menjalankan fungsi pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Tingkat pengeluaran biaya pendidikan adalah indicator upaya keuangan Negara untuk
12
investasi sumber daya manusia dan menunjukkan skala prioritas di antara sector-sektor
dalam pengalokasian keuangan Negara.
Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber
pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Dalam biaya
pendidikan, hanya akan ditemukan oleh ketepatan dalam mendayagunakan anggaran
pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan untuk
memacu pencapaian prestasi peserta didik. Dengan demikian, efisiensi pembiayaan
pendidikan adalah penggunaan biaya pendidikan secara tepat sesuai dengan tingkat
prioritas kebutuhan guna mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu sehingga
menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan competensi yang ditetapkan pada
masing-masing jenjang dan jenis pendidikan.
B. Saran
Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini dapat terselaikan dengan lancar dan tepat
waktu. Harapan kami sebagai penulis semoga dengan terselesaikannya,makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kita penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Namun makalah ini tidak lepas dari segala kesalahan karena keterbatasan yang selalu ada
pada diri manusia. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan,guna tercapainya kemaslahatan bersama. Terimakasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aulia,D.,Ayu,S.F.,& Nefonafratilova,N. Analisis Perbandingan Biaya Langsung (Direct
Cost).dan Biaya Tidak Langsung(Indirect Cost)Jurnal Ekonomi Kesehatan
Indonesia,(2017)
Deni Koswara dan Cepi Triatna, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, dalam buku
Manajemen Pendidikan karya Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, cetakan ke-
4 (Bandung: Alfabeta, 2011)
Ferdi,W.P. Pembiayaan Pendidikan:Suatu kajian teoritis,Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan,(2013)
M. Rifai. Politik Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)
Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. cetakan pertama. (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010)
Rida Fironika,K. Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidkan Dasar
UNISSULA,(2015)
Syahputra,M.R.,& Daryanto,E. pembiayaan pendidikan (Mts Islamiyah Ypi Batangkuis
Kab. Deli Serdang).Educandum,(2018)
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY. Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: UNY
Press, 2010)
Zazin, Nur. Gerakan Menata Mutu Pendidikan; Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011)

More Related Content

Similar to Administrasi Keuangan.docx

Pengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya PendidikanPengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya PendidikanNovi Suryani
 
BIAYADANKUALITASPENDIDIKAN (1).pdf
BIAYADANKUALITASPENDIDIKAN (1).pdfBIAYADANKUALITASPENDIDIKAN (1).pdf
BIAYADANKUALITASPENDIDIKAN (1).pdfidanridwan1
 
2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuanganMulyati Rahman
 
Ekonomi dan Pembiayaan_pendidikan 2_pptx.pptx
Ekonomi dan Pembiayaan_pendidikan 2_pptx.pptxEkonomi dan Pembiayaan_pendidikan 2_pptx.pptx
Ekonomi dan Pembiayaan_pendidikan 2_pptx.pptxmuhammadisa151
 
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docxArtikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docxssuserf77389
 
Landasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanLandasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanSri Handayani
 
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)firdian87
 
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia WelinTugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia Welinfirdian87
 
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)firdian87
 
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangiblePembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangibleDjadja Sardjana
 
efisiensi pembiayaan
efisiensi pembiayaanefisiensi pembiayaan
efisiensi pembiayaanYuliaLian
 
Ppt (pendekatan pembiayaan pendidikan)
Ppt (pendekatan pembiayaan pendidikan)Ppt (pendekatan pembiayaan pendidikan)
Ppt (pendekatan pembiayaan pendidikan)Mae Saroh
 

Similar to Administrasi Keuangan.docx (20)

Pengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya PendidikanPengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya Pendidikan
 
BIAYADANKUALITASPENDIDIKAN (1).pdf
BIAYADANKUALITASPENDIDIKAN (1).pdfBIAYADANKUALITASPENDIDIKAN (1).pdf
BIAYADANKUALITASPENDIDIKAN (1).pdf
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
 
2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan
 
Inisiasi 2
Inisiasi 2Inisiasi 2
Inisiasi 2
 
Ekonomi dan Pembiayaan_pendidikan 2_pptx.pptx
Ekonomi dan Pembiayaan_pendidikan 2_pptx.pptxEkonomi dan Pembiayaan_pendidikan 2_pptx.pptx
Ekonomi dan Pembiayaan_pendidikan 2_pptx.pptx
 
Inisiasi 6
Inisiasi 6Inisiasi 6
Inisiasi 6
 
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docxArtikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
 
Landasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanLandasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi Pendidikan
 
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
 
Inisiasi 6
Inisiasi 6Inisiasi 6
Inisiasi 6
 
Inisiasi 6
Inisiasi 6Inisiasi 6
Inisiasi 6
 
Tugas administrasi pendidikan umi bunga
Tugas administrasi pendidikan umi bungaTugas administrasi pendidikan umi bunga
Tugas administrasi pendidikan umi bunga
 
Tugas administrasi pendidikan
Tugas administrasi pendidikanTugas administrasi pendidikan
Tugas administrasi pendidikan
 
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia WelinTugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
 
Supervisi Pendidikan
Supervisi PendidikanSupervisi Pendidikan
Supervisi Pendidikan
 
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
 
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangiblePembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
 
efisiensi pembiayaan
efisiensi pembiayaanefisiensi pembiayaan
efisiensi pembiayaan
 
Ppt (pendekatan pembiayaan pendidikan)
Ppt (pendekatan pembiayaan pendidikan)Ppt (pendekatan pembiayaan pendidikan)
Ppt (pendekatan pembiayaan pendidikan)
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Recently uploaded

Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxsd1patukangan
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021AdeImot
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docxNiWayanEkaLansuna1
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxEmmyKardianasari
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxantonkustanto
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxEmmyKardianasari
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 

Recently uploaded (13)

Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 

Administrasi Keuangan.docx

  • 1. MAKALAH ADMINISTRASI KEUANGAN Dosen Pengampu:Popy Rahman M.Pd Disusun Oleh: Novel Ramadhani (0411) Siti Halimah (0424) Sylfiya Annafisah (0436) MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN-PROBOLINGGO 2023
  • 2. i KATA PENGANTAR Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan hidayat nya kita bisa di berikan kesehatan wal’afiat. Sholawat serta salam tak upa kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.Yang mana berkat beliau kita dapat membedakan mana yang Haq dan mana yang batil. Dengan waktu yang singkat ini kami akan membahas tugas mata kuliah tentang mata kuliah”ADMINISTRASI KEUANGAN”,yang berjudul “Teori Motivasi”. Dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Namun terlepas dari itu kami menyadari makalah ini tidak sempurna,sehingga kami mengharap saran dan kritik agar supaya kami bisa membuat makalah ini dengan lebih baik lagi. Kraksaan,25 April 2023
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG…………………………………………………..1 2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………..2 3. TUJUAN………………………………………………………………...3 BAB 11 PEMBAHASAN 1. Konsep Pembiayaan Pendidikan………………………………………...4 2. Jenis Biaya Pendidikan………………………………………………….5 3. Model-Model Pembiayaan Pendidikan………………………………….6 4. Biaya Dan Mutu Pendidikan…………………………………………….7 BAB 111 KESIMPULAN………………………………………………………………….12 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………12
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Administrasi keuangan adalah penentuan kebijakan dalam pengadaaan dan penggunaan keuangan untuk mewujudkan organisasi kerja yang berupa perencanaan,pengaturan,pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan. Pelaksaan administrasi keuangan merupakan suatu proses yang membantu kebujakan segala pencatatan keluar masuknya uang dalam rangka membiayai kegiatan sekolah. Kegiatan administrasi keungan berupa penataan pembukaan keungan,bukti pengeluaran yang sah dan di pertanggungjawabannya. The Liang Gie,mengatakan administrasi keuangan adalah suatu proses perencanaan dan penyediaan serta penggunaan uang dalam perusahaan atau organisasi,administrasi keuangan merupakan kegiatan dalam bentuk penataan keuangan,yang mencakup penyusunan subuah anggaran belanja dan penentuan sumber dana serta cara pemakaian hingga pembukuan. Pelaksaan administrasi keuangan yang baik dapat berdampak positif pada prodiktivitas dan suasana kerja dalam sebuah perusahaan,maka pengelolaan keuangan di suatu perusahaan akan tertata dengan baik dan dapat mengahasilkan output yang lebih baik bagi setiap perusahaan. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana konsep pembiayaan pendidikan? 2. Apa saja jenis-jenis biaya pendidikan? 3. Apa saja model-model pembiayaan pendidikan? 4. Apa yang dimaksud dengan biaya dan mutu pendidikan? C. Tujuan masalah 1. Untuk mengetahui konsep pembiayaan pendidikan 2. Untuk mengetahui jenis biaya pendidikan 3. Untuk mengetahui model-model pembiayaan pendidikan 4. Untuk mengetahui biaya mutu pendidikan
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Pembiayaan Pendidikan Biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan kegiatan yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif. Pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber,penggunaan,dan pertanggungjawaban biaya di sekolah atau lembaga pendidikan. Menurut Tiaar,konsep biaya adalah keseluruhan biaya dan upaya yang diserahkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan dalam kenyataan bahwa kegiatan pendidikan merupakan bentuk pelayanan masyarakat. Dapat dikatakan behwa biaya pendidikan merupakan tanggung jawab masyarakat dalam erluasan dan fungsi dari system pendidikan.1 Mulyono mengutip pernyataan Cohn, Jone, dan Thomas bahwa dalam arti luas biaya pendidikan meliputi dua buah komponen, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa, yaitu berupa pembelian alat- alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sementara biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbangkan oleh siswa selama belajar.2 Secara eksplisit kewenangan dan alokasi biaya pendidikan ini disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 29: “Biaya pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).3 1 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, cetakan pertama, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal. 82 2 Ibid., hal. 24 3 UU No. 23/2003 tentang SISDIKNAS
  • 6. 3 Mengenai penganggaran pendidikan juga tertuang dalam PP No 48 tahun 2008 tentang Penganggaran Pendidikan dinyatakan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Biaya pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu: a. Biaya Satuan Pendidikan, adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi biaya investasi, biaya operasional, bantuan biaya pendidikan dan beasiswa. b. Biaya Penyelenggaraan dan/ atau Pengelolaan Pendidikan, adalah biaya penyelenggaraan dan/ atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah, pemprov, pemko/ pemkab, atau penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat/ Yayasan. c. Biaya Pribadi Peserta Didik, adalah biaya operasional yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bias mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Dalam pembiayaan pendidikan ada dua factor yang sangat berpengaruh didalamnya, yaitu factor eksternal dan factor internal. Factor eksternal terdiri dari berkembangnya demokrasi pendidikan, kebijakan pemerintah, tuntutan akan pendidikan, dan adanya inflasi. Sedangkan factor internalnya adalah tujuan pendidikan, pendekatan yang digunakan, materi yang disajikan, dan tingkat dan jenis pendidikan.4 Dalam prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang sistematik sebagai berikut: a) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang. c) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang, sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan financial. d) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu. e) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang f) Melakukan revisi usulan anggaran 4 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2010), hal. 88
  • 7. 4 g) Persetujuan revisi usulan anggaran h) Pengesahan anggaran Perlu diketahui bahwa dalam organisasi skala kecil, anggaran biasanya disusun oleh staf pimpinan atau atasan dari suatu bagian. Sedangkan dalam organisasi skala besar, penyusunan anggaran diserahkan kepada bagian, seksi atau komisi anggaran yang secara khusus merancang anggaran. B. Jenis Biaya Pendidikan Konsep penting dalam pembiayaan pendidikan adalah masalah biaya,pendidikan yang sangat diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya pada lembaga pendidikan meliputi: Pembiayaan pendidikan pada tataran makro (nasional) maupun mikro (sekolah), dikenal beberapa jenis biaya pendidikan yakni biaya langsung (direct cost) dan tak langsung (indirect cost), biaya pribadi (private cost) dan biaya sosial (social cost), biaya dalam bentuk uang (monetary cost) dan biaya bukan dalam bentuk uang (non-monetary cost). Pada dasarnya, pembiayaan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:5 a) Biaya Langsung Biaya langsung merupakan pengeluaran uang secara langsung yang membiayai jalannya proses penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, termasuk biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan. Biaya pendidikan juga dapat dikatakan sebagai biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan proes pendidikan Biaya rutin (recurrent cost). Biaya rutin merupakan biaya yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Biaya ini digunakan untuk menunjang pelaksanan program pengajaran, pembayaran gaji guru, personil sekolah, administrasi kantor, pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana sekolah, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.6 5 Syahputra,M.R.,& Daryanto,E. pembiayaan pendidikan (Mts Islamiyah Ypi Batangkuis Kab. Deli Serdang).Educandum,2018,hlm.11(2) 6 Aulia,D.,Ayu,S.F.,& Nefonafratilova,N. Analisis Perbandingan Biaya Langsung (Direct Cost).dan Biaya Tidak Langsung(Indirect Cost)Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia,(2017),hlm.2(2)
  • 8. 5 b) Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung merupakan biaya yang pada umumnya, biaya pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan yang terjadi di sekolah. Biaya tidak langsung memiliki beberapa jenis antara lain: 1) Biaya Pribadi (private cost), adalah biaya yang dikeluarkan keluarga untuk membiayai sekolah anaknya. 2) Biaya masyarakat (social cost), adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sekolah (di dalamnya termasuk biaya pribadi). 3) Semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan 4) Semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang, meskipun didalamnya terdapat nilai dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan unutk kegiatan Jurnal Intelegensia pendidikan. C. Model-Model Pembiayaan Pendidikan Sumber pembiayaan pendidikan yang melimpah tidak menjadi jaminan bagi peningkatan mutu, jika tidak direncanakan, salah sasaran, salah pengelolaan, tidak ada pengawasan, akuntabilitas rendah, sanksi yang tidak tegas yang diberikan bagi penyeleweng, sehingga tidak ada efek jera dan moral yang rendah, dan alasan lainnya dalam pengelolaan biaya pendidikan.7 Model manajemen pembiayaan pendidikan di Indonesia sebenarnya merupakan modifikasi dan gabungan dari berbagai model pembiayaan pendidikan di Negara lain di dunia. Model -model pembiayaan pendidikan itu pada prinsipnya memiliki dua sisi yaitu sisi pengalokasian dan sisi penghasilan.8 Terkait dengan model pembiayaan pendidikan, bahwa terdapat 4 (empat) model pembiayaan pendidikan, yaitu: 1) Subsidi penuh dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. 2) Pendidikan gratis pendidikan tinggi diberikan kepada peserta didik sampai usia tertentu. 7 Ferdi,W.P. Pembiayaan Pendidikan:Suatu kajian teoritis,Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,(2013),19(4),hlm.565-578. 8 Rida Fironika,K. Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidkan Dasar UNISSULA,(2015),2(1),hlm,44.
  • 9. 6 3) Pendidikan gratis diberikan sampai SMA, dan pendidikan tinggi tetap membayar SPP sekalipun masih menerima subsidi. 4) Semua jenjang pendidikan wajib membiayai diri sendiri. D. Biaya Mutu Dan Pendidikan Sumbangan pendidikan terhadap bangsa bukan hanya sekedar penyelenggaran pendidikan, tapi pendidikan yang bermutu dari sisi input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut. Beberapa faktor yang berkenaan dengan input pendidikan dapat dikelompokkan kedalam faktor rumah atau keluarga, faktor sekolah, dan faktor siswa. Diantara ketiganya, sekolah merupakan komponen input yang paling erat hubungannya dengan kebijakan pendidikan. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input institusi pendidikan (guru,siswa,kurikulum,uang,peralatan,dan lain sebagainya),dilakukan secara harmonis,sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedang sesuatu dari hasil proses disebut output. Dampak dari tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk lembaga pendidikan juga berimbas pada proses dan output pendidikan. Proses pendidikan yang seharusnya bisa menghasilkan output yang bermutu kandas oleh factor sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai akibat dana yang tersendat. Fakta mengatakan bahwa sejak dilaksanakan desentralisasi tahun 2001, yaitu penyerahan pengalokasian biaya operasional sekolah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah belum terlaksana dengan baik. Hingga tahun ajaran 2004/2005 masih terdapat sebagian kabupaten atau kota yang tidak mengalokasikan anggaran untuk biaya operasional sekolah dan sebagian besar lainnya mengalokasikan dalam jumlah yang
  • 10. 7 belum memadai. Akibatnya banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya. Output pendidikan adalah merupakan kinerja institusi pendidikan. Kinerja institusi pendidikan adalah prestasi institusi pendidikan yang dihasilkan dari proses atau prilaku institusi pendidikan. Kinerja institusi pendidikan dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output institusi pendidikan. Dan outcome pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi atau terserap pada dunia usaha atau dunia industri. Adapun gambaran mengenai pencapaian mutu dalam lembaga pendidikan adalah sebagai.9 Iutput Proses Output Perencanaan dan evaluasi Proses Belajar Mengajar Prestasi Peserta Didik Kurikulum Ketenagaan Fasilitas Keuangan Kesiswaan Hubungan Sekolah Hubungan Masyarakat Iklim Sekolah 9 Nur Zazin,Gerakan…,hlm. 106
  • 11. 8 Karena begitu kompleksnya lembaga pendidikan, dalam mencapai mutu lembaga pendidikan antara lain ditandai oleh prestasi siswa di lembaga pendidikan dan diperlukan pengelolaan input secara maksimal. Oleh karenanya, diperlukan pengetahuan pemimpin atau manajer untuk mengetahui bagaimana fungsi kepemimpinan dan manajer agar pencapaian tersebut dapat dilaksanakan secara total sehingga pencapaian tujuan lembaga dapat dicapai secara efektif dan efisien. Suatu system dikatakan efisien apabila menghasilkan keluaran yang lebih untuk sumber masukan (resources input). Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Dalam biaya pendidikan, hanya akan ditemukan oleh ketepatan dalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan untuk memacu pencapaian prestasi peserta didik. Dengan demikian, efisiensi pembiayaan pendidikan adalah penggunaan biaya pendidikan secara tepat sesuai dengan tingkat prioritas kebutuhan guna mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu sehingga menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan competensi yang ditetapkan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan. Mengapa pendidikan harus bermutu? Menurut Deni Koswara dan Cepi Triatna pendidikan saat ini dihadapkan berbagai tantangan baik nasional maupun internasional. Tantangan nasional muncul dari dunia ekonomi, politik, social, budaya, dan kemanan. Sedangkan tantangan internasional menunjukkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi persaingan global seiring dengan berlangsungnya globalisasi. 10 Namun, “pendidikan bermutu itu mahal”, itulah asumsi masyarakat kita sekarang ini ketika ingin memasukkan anaknya untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dapat dirasakan dari Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Pemikiran diatas akan selalu dikaitkan dengan aspek biaya, sebab kuatnya keadaan ekonomi suatu negara akan berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap pengalokasian sumber biaya pendidikan atau terhadap kebijakan yang akan diambil dan 10 Deni Koswara dan Cepi Triatna, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, dalam buku Manajemen Pendidikan karya Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, cetakan ke-4 (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 288-289.
  • 12. 9 dilaksanakan oleh suatu negara dalam bidang pendidikannya. Maka biaya pendidikan adalah faktor urgen dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, dan menjalankan fungsi pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tingkat pengeluaran biaya pendidikan adalah indicator upaya keuangan Negara untuk investasi sumber daya manusia dan menunjukkan skala prioritas di antara sector-sektor dalam pengalokasian keuangan Negara. Kebijakan pemerintah dalam pengeluaran anggaran 20% untuk pendidikan dari APBN/APBD adalah bukti keseriusan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui wilayah pendidikan. Meskipun anggaran biaya pendidikan bukan satu-satunya penentu agar pendidikan lebih bermutu, tanpa biaya yang memadai maka akan sulit menciptakan pendidikan bermutu dan dapat dirasakan oleh semua kalangan. Sebagai bentuk perbandingan mengenai bagaimana kualitas pendidikan nasional, kita bisa berkaca pada Negara Malaysia. Ketika Indonesia masih berkutat pada upaya pemerataan pendidikan lewat SD-SD Inpres, Malaysia sudah berbicara pada tataran peningkatan kualitas pendidikan. Ketika Indonesia masih disibukkan perdebatan “ganti menteri ganti kurikulum”, Malaysia sudah menggagas apa yang mereka sebut “pendemokrasian pendidikan”. Ketika tokoh dan birokrat pendidikan di Indonesia sibuk berdebat tentang apa dan bagaimana sesungguhnya system pendidikan nasional, kemudian dilanjutkan tentang wacana seputar penbiayaan pendidikan minimal 20 persen dari APBN/APBD, Malaysia sudah berbicara tentang bagaimana strategi mewujudkan suatu system pendidikan bertaraf internasional.11 Menurut laporan United Nation Development Program (UNDP) tahun 2005 mengungapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-110 dari 117 negara. Kemudian hasil survey Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada dibawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000) Indonesia memiliki daya saing yang rendah yaitu hanya menduduki urutan ke 37 dari 57 negara yang disurvey di dunia. 11 M. Rifai, Politik Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 158
  • 13. 10 Pada tahun 2004 sekitar 57,2 persen gedung SD/MI dan sekitar 27,3 persen gedung SMP atau MTs mengalami rusak ringan dan rusak berat. Hal tersebut selain berpengaruh pada ketidaklayakan dan ketidaknyamanan proses belajar mengajar juga berdampak pada keengganan orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut. Pada saat yang sama masih banyak pula peserta didik yang tidak memiliki buku pelajaran. Kecenderungan sekolah untuk mengganti buku setiap tahun ajaran baru selain semakin memberatkan orangtua juga menyebabkan inefisiensi karena buku-buku yang dimiliki sekolah tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh siswa. Konsep Total Quality Management menegaskan bahwa institusi dapat disebut bermutu apabila memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu ditentukan oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa. Mutu yang pertama disebut quality in fact (mutu sesungguhnya) dan yang kedua disebut quality in perception (mutu persepsi). Dalam penyelenggaraannya, quality in fact merupakan profil lulusan institusi pendidikan yang sesuai dengan kualiflkasi tujuan pendidikan, yang berbentuk standar kemampuan dasar berupa kualiflkasi akademik minimal yang dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan pada quality in perception pendidikan adalah kepuasan dan bertambahnya minat pelanggan eksternal terhadap lulusan institusi pendidikan. Dalam konteks aplikasi manajemen mutu dalam dunia pendidikan, Sallis mengaskan “Total Quality Management is a philosophy improvement, wich can provide any educational institution with a set of practical tools for meeting and exceeding present and future customers need, wants, and expectations.” Manajemen mutu dalam pendidikan dapat disebut “mengutamakan pelajar” atau “program perbaikan sekolah” yang mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif.12 Semua lembaga atau institusi termasuk lembaga pendidikan dalam meningkatkan mutu seharusnya menentukan system mutunya sendiri. Dengan demikian, ia dapat mengawasi system dan prosedur standar sendiri, dengan cara menentukan standar mutu sendiri dan cara mencapainya, tidak perlu birokratis yang rumit. 12 Nur Zazin, Gerakan…, hal. 57
  • 14. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Manfaat dari anggaran tersebut sebenarnya untuk memudahkan peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan amanat undang-undang, yaitu wajib belajar 9 tahun dari umur tujuh tahun hingga lima belas tahun. Selain wajib belajar, pemerataan pendidikan yang bermutu bisa terpenuhi. Sarana-prasarana yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional tercukupi. Akan tetapi, itu semua hanya harapan hampa yang dirasakan oleh masyarakat. Terbukti masih banyak kita mendengar di media masa, koran, berita di tv dan lain sebagainya mengenai sekolah yang ambruk, kekurangan ruang belajar, tidak ada lapangan untuk olah raga, kekurangan buku-buku perpustakaan, dan lain sebagainya sebagai akibat tidak terpenuhi anggaran yang seharusnya 20% untuk pendidikan dari APBN dan APBD. Kemampuan dan kesungguhan pemerintah untuk membiayai pendidikan sesuai amanat UUD 1945 dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas mengikat secara legalitas formal, oleh karena dengan menyediakan anggaran yang sesuai dengan amanat merupakan suatu keniscayaan. Biaya yang disediakan pemerintah untuk pendidikan harus dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan baik di pusat maupun daerah. Sumbangan pendidikan terhadap bangsa bukan hanya sekedar penyelenggaran pendidikan, tapi pendidikan yang bermutu dari sisi input, proses, output, dan outcome. Mengapa pendidikan harus bermutu? Karena pendidikan saat ini dihadapkan berbagai tantangan baik nasional maupun internasional. Namun, “pendidikan bermutu itu mahal”, itulah asumsi masyarakat kita sekarang ini ketika ingin memasukkan anaknya untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dapat dirasakan dari Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Biaya pendidikan adalah faktor urgen dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, dan menjalankan fungsi pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tingkat pengeluaran biaya pendidikan adalah indicator upaya keuangan Negara untuk
  • 15. 12 investasi sumber daya manusia dan menunjukkan skala prioritas di antara sector-sektor dalam pengalokasian keuangan Negara. Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Dalam biaya pendidikan, hanya akan ditemukan oleh ketepatan dalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan untuk memacu pencapaian prestasi peserta didik. Dengan demikian, efisiensi pembiayaan pendidikan adalah penggunaan biaya pendidikan secara tepat sesuai dengan tingkat prioritas kebutuhan guna mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu sehingga menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan competensi yang ditetapkan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan. B. Saran Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini dapat terselaikan dengan lancar dan tepat waktu. Harapan kami sebagai penulis semoga dengan terselesaikannya,makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kita penulis dan umumnya bagi para pembaca. Namun makalah ini tidak lepas dari segala kesalahan karena keterbatasan yang selalu ada pada diri manusia. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan,guna tercapainya kemaslahatan bersama. Terimakasih.
  • 16. 13 DAFTAR PUSTAKA Aulia,D.,Ayu,S.F.,& Nefonafratilova,N. Analisis Perbandingan Biaya Langsung (Direct Cost).dan Biaya Tidak Langsung(Indirect Cost)Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia,(2017) Deni Koswara dan Cepi Triatna, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, dalam buku Manajemen Pendidikan karya Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, cetakan ke- 4 (Bandung: Alfabeta, 2011) Ferdi,W.P. Pembiayaan Pendidikan:Suatu kajian teoritis,Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,(2013) M. Rifai. Politik Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. cetakan pertama. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010) Rida Fironika,K. Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidkan Dasar UNISSULA,(2015) Syahputra,M.R.,& Daryanto,E. pembiayaan pendidikan (Mts Islamiyah Ypi Batangkuis Kab. Deli Serdang).Educandum,(2018) Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY. Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2010) Zazin, Nur. Gerakan Menata Mutu Pendidikan; Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)