1. KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL [KKM]
Penegrtian KKM :
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan
diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa
satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi
pertimbangan utama penetapan KKM.
Fungsi KKM
1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi
peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu
mata pelajaran
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri
dalam mengikuti pembelajaran
3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan KD
– nya
4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi
pembelajaran
5. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan
masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid)
Tahapan Penetapan KKM
Seperti pada uraian diatas bahwa penetapan KKM dilakukan oleh guru
atau kelompok guru mata pelajaran. Adapaun langkah dan tahapan
penetapan KKM antara lain:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Hasil
penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, hingga KKM mata
pelajaran.
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan
guru dalam melakukan penilaian
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas
pendidikan
4. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada
saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta
didik
Jadi yang menjadi pertimbangan dalam menentukan KKM adalah
kompleksitas, daya dukung, dan intake. Kompleksitas mengacu
pada tingkatkesulitanKompetensi Dasaryangbersangkutan. Daya
dukung meliputi kelengkapan mengajar seperti buku, ruang
belajar, laboratorium (jika diperlukan) dan lain-lain. Sedangkan
Intake merupakan kemampuan penalaran dan daya pikir peserta
didik.
Langkah-langkah Menentukan KKM :
Menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan
rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan
sumber daya pendukung meliputi warga sekolah/madrasah, sarana dan
prasarana dalam menyelenggarakan. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria Ketuntasan Belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Aspek Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan).
Ditentukan bila dalam pelaksanaan pencapaiaan kompetensi menurut:
a. Pemahaman SDM :
1) Memahami kompetensi yang harus dicapai siswa.
2) Memiliki pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang studi.
b. Daya kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran.
c. Waktu yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi (menggunakan
metode yang berpariasi)
2. d. Daya nalar dan kecermatan siswa yang tinggi.
e. Latihan khusus dengan bantuan orang lain.
f. Semakin kompleks atau sukar Kompetisi Dasar(KD) maka nilainya
semakin rendah, tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin
tinggi.
Aspek Daya Dukung.
1. Ketersediaan tenaga SDM.
2. Sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan
misalny
3. Biaya Operasional Pendidikan(BOP).
4. Manajemen Sekolah/Madrasah.
5. Kepedulian Stakeholder Sekolah/Madrasah.
Perbandingan antara sarana dan prasarana ideal yang dibutuhkan
dengan sarana dan prasarana yang ada. Semakin tinggi daya pendukung
maka nilainya semakin tinggi.
Aspek Intake siswa
(Tingkat kemampuan rata-rata siswa) yaitu; Keberagaman latar
belakang, potensi dan kemampuan siwa secara individual)
Kemampuan rata-rata yang dimiliki siswa untuk mencapai kompetensi :
1. Hasil seleksi PSB.
2. SKHU.
3. Rapor kelas 1
LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN KKM
Oleh : Drs. Wannef Jambak
Dalam penetapam KKM ini masih ada beberapa sekolah atau guru
bidang study yang belum memahaminya. Akibatnya beberapa diantara
guru mengalami kesulitan untuk menetapkam KKM pada Laporan Hasil
Belajar Siswa (LHBS) atau dulu kita kenal dengan Rapor.
Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa
rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah.
Adapun rambu-rambu yang dimaksud adalah :
1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran.
2. KKM ditetapkan oleh forum sekolah.
3. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0-
100, atau rentang nilai yang sudah ditetapkan.
4. Kreteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya
berkisar 75 %
5. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kreterian ideal (
sesuai kondisi sekolah)
6. Dalam menentukan KKM haruslah dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya
pendukung.
7. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang
ditetapkan atau dipilih sekolah.
Dari berbagai rambu-rambu yang ada itu, selanjutnya melalui kegiatan
Musyawarah Guru Bidang Study (MGMP) maka akan dapat diperoleh
berapa KKM dari masing-masing bidang study.
Ada beberapa kreteria penetapan KKM yang dapat dilaksanakan ,
diantaranya :
1. Kompleksitas indikator ( kesulitan dan kerumitan)
2. Daya dukung ( sarana dan prasarana yang ada, kemampuan
guru, lingkungan, dan juga masalah biaya)
3. Intake siswa ( masukan kemampuan siswa )
3. Kemudian dalam menafsirkan KKM dapat pula dilakukan dengan
beberapa cara, dainataranya :
A. Dengan cara memberikan point pada setiap kreteria yang
ditetapkan (dalam bentuk %):
1. Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )
Kompleksitas tinggi pointnya = 1
Kompleksitas sedang pointnya = 2
Kompleksitas rendah poinya = 3
2. Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan
dan biaya)
Daya dukung tinggi pointnya = 3
Daya dukung sedang pointnya = 2
Daya dukung rendah pointnya = 1
3. Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)
Intake siswa tinggi pointnya = 3
Intake siswa sedang pointnya = 2
Intake siswa rendah poinnya = 1
Contoh :
Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut:
Kompleksitas rendah =3, daya dukung tinggi =3, intake siswa sedang =
2, maka KKM-nya
adalah [(3 + 3 + 2)/9] x 100 = 88,89 %
B. Denganmenggunakanrentangnilai pada setiap kreteria, yakni :
1. Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )
Kompleksitas tinggi rentang nilainya = 50-64
Kompleksitas sedang rentang nilainya = 65-80
Kompleksitas rendah rentang nilainya = 81-100
2. Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan
dan biaya)
Daya dukung tinggi rentang nilainya = 81-100
Daya dukung sedang rentang nilainya = 65-80
Daya dukung rendah rentang nilainya = 50-64
3.Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)
Intake siswa tinggi rentang nilainya = 81-100
Intake siswa sedang rentang nilainya = 65-80
Intake siswa rendah rentang nilainya = 50-64
Jika indikator memiliki Kreteria sebagai berikut: kompleksitas sedang,
daya dukung tinggi, dan intake sedang, maka KKM-nya adalah rata-rata
setiap unsur dari kreteria yang telah kita tentukan. ( Dalam
menentukan rentang nilai dan menentuikan nilai dari setiap kreteria
perlu kesepakatan dalam forum MGMP).
Contoh:
Kompleksitas sedang =75, daya dukung tinggi= 90, intake sedang = 70
maka KKM-nya adalah ( 75 + 90 +70) /3= 78,3
c. Dengan cara memberikan pertimbangan profesional judgment
pada setiap kreteria untuk menetapkan nilai :
1. Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )
Kompleksitas tinggi
Kompleksitas sedang
Kompleksitas rendah
4. 2.Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan
biaya)
Daaya dukung tinggi
Daya dukung sedang
Daya dukung rendah
3.Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)
Intake siswa tinggi
Intake siswa sedang
Intake siswa rendah
Contoh :
Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut : kompleksitas rendah,
daya dukung tinggi dan intake siswa sedang, maka dapat dikatakan
bahwa dari ketiga komponen diatas hanya satu komponen saja yang
mempengaruhi untuk mencapai ketuntasan masimal 100 yaitu intake
(sedang). Jadi dalam hal ini guru dapat menetapkan kreteria ketuntasan
antara 90-80. ( Pedoman penetapa KKM dar BSNP, 2006)
Dalam menafsirkan KKM sebelumnya kita harus mengetahui bagaimana
tingkatan-tingkatan dari komponen seperti kompleksitas, daya dukung,
dan intake. Hal ini dimaksudkan agar guru bidang study melalui MGMP
atau pihak sekolah jangan sampai salah dalam menetapkan KKM,
karana bila salah dalam menentukan KKM akan sangat merugikan pada
siswa.
Karena sesuai dengan peraturan apabila sampai mata pelajaran
diperoleh anak berada dibawah KKM ( tidak tuntas ), maka anak
tersebut tidak memenuhi syarat untuk naik kelas, bila samapi
minimimal tiga mata pelajaran yang tidak tuntas.. Artinya kompetensi
dasar yang diharapkan pada siswa tersebut tidak tercapai.
Untuk komponen kompleksitas misalnya, kapan kompleksitas (
kesulitan/ kerumitan) itu dikatakan Tingkat Kompleksitas Tinggi ?
yakni bila dalam pelaksanaannya menuntut Sumber Daya Manusia
(SDM), termasuk didalamnya memahami kopetensi yang harus dicapai
oleh siswa, kreatif dan inofatif dalam melaksanakan pembelajaran.
Kemudian waktu, diantaranya waktunya cukup lama, karena perlu
penguilangan. Serta Penalaran dan Kecermatan siswa yang tinggi.
Sedangkan Kemampuan Sumber Daya pendukung, yaitu tenaga
pengajar yang memadai(sesuai dengan latar belakang keahliannya),
sarana dan prasdarana pendukung dalam bidang pendidikan, biaya
manajemen, komite sekolah dan stakeholders sekolah.
Terakhir Intake ( tingkat kemampuan rata-rata siswa), untuk
memperoleh gambaran intake ini kita bisa melihat dari berbagai cara,
diantaranya dari hasil seleksi penerimaan siswa baru, dari hasil raport
kelas terakhir dari tahun sebelumnya, dari tes seleksi masuk atau
psikotes, dan juga bisa dari ujian nasional pada jenjang sebelumnya.
Setelah KKM diperoleh, maka selanjutnya KKM itu dimasukkan pada
Laporan Hasil Belajar Siswa. Dari KKM inilah kita nantinya akan dapat
mengetahui apakah siswa tuntas atau tidak tuntas dalam pencapaian
Kompetensi Dasar serta indikator yang diharapkan.
Kalau nilai yang diperoleh siswa berada dibawah KKM maka diartikan
bahwa siswa itu belum tuntas, dan begitu juga sebaliknya bila nilai
siswa berada diatas KKM maka siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam
pencapaian kompetensi dasar serta indikator-indikator yang
dilaksanakan oleh guru.
Untuk itu, sebelum melaksanakan penilaian maka terlebih dahulu harus
ditetapkan KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal ) terlebih dahulu.
Selamat merumuskan penetapan KKM di sekolah masing-masing. )*
5. (Penulis adalah Wakil Kepala Sekolah pada SMP Negeri 2 Sirandorung/
Konselor Sekolah dan Pemerhati Masalah Pendidikan di Tapteng
(Dikutip dari berbagai sumber)
Cara menetapkan KKM pada Indikator :
Dengan melakukan analisis terhadap kompleksitas, daya dukung dan
intake siswa, kemudian dibikin skor/point pada setiap criteria yang
ditetapkan
Contoh ; Kompleksitas rendah (skor 3), Daya dukung Tinggi (Skor 3)
dan Intake sedang (skor 2), maka ; (3+3+2)/9 x100=…. KKM indicator
menjadi : ------------ x 100% = 88,88% dibulatkan 89%.
9 Angka pembagi 9 merupakan penjumlahan nilai maksimal dari
ketiga(3) unsur yaitu; kompleksitas, daya dukung dan intake siswa.
Penentuan KKM indicator selain berguna untuk menentukan keluasan
dan kedalaman materi yang harus dikaji peserta didik, juga untuk
kepentingan penilaian berbasis SAS (Sistem Administrasi sekolah) yang
sekarang ini mulai dikembangkan di Sekolah/Madrasah yang telah
menerapkan teknologi informasi agar mudah diakses.
Cara Menetapkan KKM Kompetisi Dasar (KD)
Untuk Menetapkan KKM Kompetisi Dasar (KD) dilakukan dengan
menghitung rata-rata KKM seluruh indicator dibagi jumlah indicator
dari KD yang bersangkutan. Contoh;
Kompetisi Dasar :
Indikator 1 = 80%
Indikator 2 = 75%
Indikator 3 = 75%
Indikator 4 = 77%
Maka KKM KD(Kompetisi Dasar) tersebut adalah; [80% + 75% + 75% +
77%] /4 = 76,7% atau 77%.
Cara Menetapkan KKM per Mata Pelajaran
Lihat alur di bawah;
KKM Indikator
KKM KD
KKM MP
contoh :
KD 1 = 80%
KD 2 = 75%
KD 3 = 75%
Maka KKM MP(MATA PELAJARAN) tersebut adalah; [80% + 75% +
75%] /3 = 76,7% atau 77%.
KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung
pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
SELANJUTNYA NILAI BISA DIKONVERSIKAN KEDALAM SKALA 1-4
SEPERTI TABEL SKALA PADA PERMENDIKBUD.