3. Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan terjadinya gangguan pertukaran
udara pernapasan, mengakibatkan oksigen
darah berkurang (hipoksia) disertai dengan
peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea).1
4. 1. Asfiksia Mekanis (penjeratan, pencekikkan,
gantung diri, tersedak, tertekan, dan
pembekaman)
2. Asfiksia Non-Mekanis (keracunan karbon
monoksida atau karbon sianida)
3. Asfiksia bentuk lainnya (kasus tenggelam)
5. 1. Hipoksik-hipoksia: kegagalan oksigen
masuk ke dalam paru-paru.
2. Anemik-hipoksia: darah yang tersedia tidak
cukup untuk membawa oksigen dalam
memenuhi kebutuhan jaringan.
3. Stagnan-hipoksia: terjadi akibat kegagalan
sirkulasi.
4. Histotoksik-hipoksia: oksigen yang terdapat
dalam darah tidak dapat dipergunakan oleh
jaringan.
6. Gambaran klasik asfiksia dapat ditemukan pada
keadaan obstruksi jalan nafas akibat penekanan
pada leher atau dada, yakni:2
1. Kongesti (bendungan) pada wajah
2. Edema wajah
3. Sianosis pada kulit
4. Petechiae pada kulit wajah (bibir, belakang
telinga) & jaringan longgar pada mata
(konjunhtiva, sklera)
7.
8. Fase Dispnea
•Hipoksia & hiperkapnea amplitudo & frekuensi nafas
•Kompensasi denyut nadi, TD, tanda sianosis wajah tangan
Fase konvulsi
•CO2, O2 kejang, paralisis SSP, pupil ditalasi, denyut jantung
& TD
Fase Apneu
•Depesi SSP berat kesadran , relaksasi sfingter
Fase akhir
•Paralisis SSP lengkap nafas terhenti, jantung berhenti
berdenyut
9. Suffocation merupakan suatu keadaan
asfiksia yang disebabkan oleh berkurangnya
konsentrasi oksigen yang terkandung di dalam
udara untuk bernafas.
Individu yang berada dalam situasi ini
akan cepat mengalami penurunan kesadaran
yang ekstrim dan akan mati dalam kurun waktu
yang singkat.
10. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan
suffocation diantaranya:2,3,5
Akumulasi gas-gas polutan
Udara di dalam tangki pada bagian paling bawah
dari sebuah kapal dimana terjadi proses
perkaratan bahan-bahan dari besi (pembentukan
ferous oxide karena terjadi oksidasi)
Sumur yang dalam, dimana terdapat akumulasi
CO2.
Membungkus kepala dengan kantung plastik
dengan atau tanpa diikat.
11. Merupakan suatu kondisi afiksia akibat
penutupan lubang hidung atau mulut yang
menghambat masuknya udara ke paru-paru.
12. Gagging dan Choking
Pada keadaan ini, terjadi sumbatan jalan napas
oleh benda asing, yang mengakibatkan hambatan
udara untuk masuk ke paru-paru.
Gagging sumbatan terdapat dalam orofaring,
choking sumbatan terdapat lebih dalam pada
laringofaring tidak ada refleks batuk cafe
coronary ( kesadaran tiba-tiba menghilang)
kematian tiba-tiba
13.
14. Penggantungan (hanging)
Penekanan benda asing yang berupa benda panjang
melingkari leher dengan tekanan tenaga yang
berasal dari berat badan korban sendiri.2,3,5
Mekanisme kematian pada kasus gantung:2,3,5
1. Kerusakan pada batang otak dan medulla spinalis.
Hal ini terjadi akibat dislokasi atau fraktur vertebra
ruas leher, misalnya pada judicial hanging (hukum
gantung).
2. Asfiksia, akibat terhambatnya aliran udara
pernapasan.
3. Iskemia otak akibat terhambatnya aliran arteri-arteri
leher.
4. Refleks vagal
15.
16. Beberapa jenis gantung diri:4
Typical hanging, terjadi bila titik gantung terletak
di atas darah oksiput dan tekanan pada arteri
karotis paling besar.
Atypical hanging, bila titik penggantungan
terdapat di samping, sehingga leher dalam posisi
sangat miring(fleksi lateral) yang akan
mengakibatkan hambatan pada arteri karotis dan
arteri vertebralis. Saat arteri terhambat, korban
segera tidak sadar.
Kasus dengan letak titik gantung di depan atau
dagu
17. Tanda gantung:
Jejas jerat yang meninggi ke bagian simpul.
Resapan darah pada jaringan bawah kulit dan
otot
Patah tulang, yaitu os hyoid &cartilago cricoid
Lebam mayat (Pada bagian bawah leher)
Jika posisi tali dibawah cartilago thyroidmaka
lidah akan terlihat menjulur keluar dan
berwarna lebih gelap akibat proses
pengeringan.
18. Pencekikan (Manual Strangulasi)
Tindakan penekanan leher dengan tangan, yang
menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas
tertekan dan menyempit sehingga aliran udara
untuk pernafasan terhambat
19. Mekanisme kematian pada kematian adalah :
Asfiksia
Refleks vagal, terjadi sebagai akibat
rangsangan pada reseptor nervus vagus pada
Corpus caroticus (carotid body) di percabangan
arteri karotis interna dan eksterna.
20. Tanda yang dapat ditemukan:
Pemeriksaan luar
Luka lecet dan memar pada bagian depan dan
samping dari leher.
Luka lecet biasanya dangkal dan berbentuk bulan
sabit akibat penekanan kuku jari dengan ukuran
0,5-1 cm.
Tekanan berlangsung lama, tanda-tanda klasik
obstruksi vena sianosis, edema dan bendungan
pada muka, ptekie di mata dan muka, dan kadang
terdapat pendarahan dari hidung dan telinga
Pemeriksaan dalam
Laring sering ditemukan rusak,
Fraktur kartilago tiroid pada satu atau kedua belah
sisinya. Tulang hyoid jarang mengalami frakturb
Fraktur pada kartilago cricoid dan robekan pada
piringan utama kartilago tiroid
21.
22. Penekanan leher dengan benda seperti tali, ikat
pinggang, kawat, kabel, kaos kaki, dsb sal.
Pernafasan terhambar
Tanda : Bendungan, sianosis, dan ptekie pada
wajah,
Kematian akibat asfiksia dan refleks vaso-vagal.
23.
24. Cara kematian :
- Bunuh diri (Self strangulation). Biasanya simpul
hidup/dililitkan jumlah lebih dari satu
- Pembunuhan. Pengikatan biasanya simpul mati
- Kecelakaan.
25. o/ penekanan dinding dada dan perut
terfiksasi gerakan pernafasan terhalang.
Tanda klasik : bendungan pada wajah,
sianosis, ptekie, dan perdarahan mata,
kelopak mata, dan wajah
Postural hypoxsia asfiksia traumatik
individu tidak sadar/disabilitas penekanan
diafragma o/usus karena bagian tubuh atas
lebih rendah dibandingkan yang bawah.
26.
27.
28. Penyimpangan seksual menggunakan cara
gantung atau jerat untuk mendapatkan
kepuasan.
Penekanan pada leher hipoksia otak
kematian
29. Terbukti adanya aktivitas seksual solo
Lokasi yang privat
Bukti adanya aktivitas yang serupa
sebelumnya
Tidak ada maksud untuk bunuh diri
Adanya barang-barang yang tidak biasanya
seperti penjerar, pakaian, pornografi
Kerusakan pada alat
30.
31.
32. Tenggelam merupakan terbenamnya seluruh
atau sebagian tubuh ke dalam cairan
menyebabkan masuknya cairan ke dalam
saluran pernafasan.
Dapat akibat kecelakaan, mabuk, bunuh diri,
maupun penganiayaan u/menghilangkan
jejak.
33. Kematian korban tenggelam akibat :
1. Asfiksia o/spasme laring
2. Asfiksia karena gangging dan choking
3. Refleks vagal
4. Fibrilasi ventrikel (air tawar)
5. Edema pulmoner (air asin)
34. 1. Wet drowning. Cairan masuk ke sal.nafas
setelah tenggelam
2. Dry drowning. Cairan tidak masuk ke
sal.nafas karena spasme laring
3. Secondary drowning. Gejala timbul beberapa
hari setelah tenggelam dan meninggal akibat
komplikasi
4. Immersion syndrome. Tiba-tiba meninggal
dalam air dingin akibat refleks vagal
35. Air tawar (hipotonik) Posmotik PD
meningkat cairan di PD banyak
hipervolemia beban jantung bertambah.
Hipervolemia hipotonis hemolisis sel
darah & gangguan elektrolit hiperkalemia
arrest.
37. 1. mayat basah/pasir/benda asing
2. Livor mortis bagian dada depan, leher, dan
kepala. Berwarna merah terang
dibandingkan keracunan CO
3. Busa halus pada hidung dan mulut
4. Kutis anserine (kulit angsa)
5. Washer woman hand (telapak putih dan
keriput)
38.
39. 6. Cadaveric spasm. Akibat korban berusaha
menyelamaatkan diri
7. Luka lecet o/gesekan pada benda-benda
dalam air
8. Bila korban adalah bayi PEMBUNUHAN
9. Dewasa pada tempat dangkal pikirkan
unsur pidana
10. Bunuh diri pikirkan akibat benturan
keras kerusahan kepala atau leher.
40.
41. 1. Busa halus dan benda asing di sal.
Pernafasan
2. Paru membesar dan memberat
3. Bercak paltauf (ungu, batas tegas) akibat
alveoli pecah
4. Distensi jantung kanan dan PD besar akibat
obstruksi paru. Keduanya berisi darah merah
gelap dan cair, tidak ada bekuan
5. Pemeriksaan getah paru diatom,alga,
plankton, dll.
42.
43. 6. Paru pucat diselingi warna kelabu. Jika diiris
keluar cairan merah kehitaman bercampur buih.
Terjadi karena emphysema aquosum.
44. 1. Gettler perbedaan klorida pada darah
yang diambil dari jantung kanan dan kiri. Air
laut (jantung kanan>jantung kiri)
2. Durlacher (lebih dipercaya) menentukan
perbedaan berat jenis plasma dari jantung
kiri dan kanan. Air laut (jantung
kanan>jantung kiri)
Polson dan gee menyatakan kedua pemeriksaan
tersebut dapat dipakai sebagaidata konfirmatif
tetapi harus dilakukan dalam beberapa jam
setelah tenggelam
45. Untuk melhat apakan terdapat mirkoskopik
alga.
Kasus post mortal diatom hanya pada
paru-paru.
46. Diagnosa kematian dapat di lakukan dengan:
Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan Laboratorium yang berupa,
destruksi jaringan, dan berat jenis serta kadar
elektrolit darah, pemeriksaan diatom.
47. Dr.Abdul muin Idries.Pedoman Ilmu Kedokteran
Forensik.edisi pertama. Binarupa Aksara 1997.
Shepherd R. Simpson's Forensic Medicine edisi
12. Arnold: London. 2003
J, Payne-James dkk. Simpson’s Forensic
Medicineedisi 13. Arnold: London. 2011
Budiyanto.A,Widiatmaka,W.Sudiono,S.Winardi,T.Id
ries,AM.,Sidhi,DKK.Ilmu Kedokteran
Forensik.Bagian kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 1994
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology.
Arnold: London. 2001
Editor's Notes
Buih Halus, banyak buih keluar
dari hidung dan mulut
Tidak ditemukan buih.
Paru-paru Mengembang, bertumpang
tindih dengan jantung,
terdapat indentasi tulang-
tulang iga, terjadi edema
pada paru.
Terdapat air dalam paru-
paru.
Spasme mayat Rumput laut tampak pada
genggaman mayat.
Tidak dijumpai.
Cedera Biasanya tidak ditemukan.
Cedera kepala atau cedera
bagian tubuh lainnya bisa
terjadi jika tubuh
menghantam benda keras
yang terdapat dalam air.
Cedera pada bagian tubuh
yang menyebabkan
kematian.
Temuan tanda asfiksia Terdapat tanda-tanda
asfiksia.
Tanda-tanda kematian
disebabkan oleh alasan
lain, dimana korban
meninggal karena keadaan
syok.
Motif Biasanya karena kecelakaan
atau bunuh diri. Kasus
pembunuhan terjadi pada
anak dan orang tua.
Kebanyakan kasus yang
terjadi karena motif
pembunuhan. Tidak
pernah terjadi karena
bunuh diri. Jarang terjadi
karena kecelakaan.