SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Barbara Korua
Namira Bening Nurani
Hengki Yong
Degitha Agtiani Puteri
 Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan terjadinya gangguan pertukaran
udara pernapasan, mengakibatkan oksigen
darah berkurang (hipoksia) disertai dengan
peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea).1
1. Asfiksia Mekanis (penjeratan, pencekikkan,
gantung diri, tersedak, tertekan, dan
pembekaman)
2. Asfiksia Non-Mekanis (keracunan karbon
monoksida atau karbon sianida)
3. Asfiksia bentuk lainnya (kasus tenggelam)
1. Hipoksik-hipoksia: kegagalan oksigen
masuk ke dalam paru-paru.
2. Anemik-hipoksia: darah yang tersedia tidak
cukup untuk membawa oksigen dalam
memenuhi kebutuhan jaringan.
3. Stagnan-hipoksia: terjadi akibat kegagalan
sirkulasi.
4. Histotoksik-hipoksia: oksigen yang terdapat
dalam darah tidak dapat dipergunakan oleh
jaringan.
Gambaran klasik asfiksia dapat ditemukan pada
keadaan obstruksi jalan nafas akibat penekanan
pada leher atau dada, yakni:2
1. Kongesti (bendungan) pada wajah
2. Edema wajah
3. Sianosis pada kulit
4. Petechiae pada kulit wajah (bibir, belakang
telinga) & jaringan longgar pada mata
(konjunhtiva, sklera)
Fase Dispnea
•Hipoksia & hiperkapnea  amplitudo & frekuensi nafas
•Kompensasi  denyut nadi, TD, tanda sianosis wajah tangan
Fase konvulsi
•CO2, O2  kejang, paralisis SSP, pupil ditalasi, denyut jantung
& TD
Fase Apneu
•Depesi SSP berat  kesadran , relaksasi sfingter
Fase akhir
•Paralisis SSP lengkap  nafas terhenti, jantung berhenti
berdenyut
Suffocation merupakan suatu keadaan
asfiksia yang disebabkan oleh berkurangnya
konsentrasi oksigen yang terkandung di dalam
udara untuk bernafas.
Individu yang berada dalam situasi ini
akan cepat mengalami penurunan kesadaran
yang ekstrim dan akan mati dalam kurun waktu
yang singkat.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan
suffocation diantaranya:2,3,5
 Akumulasi gas-gas polutan
 Udara di dalam tangki pada bagian paling bawah
dari sebuah kapal dimana terjadi proses
perkaratan bahan-bahan dari besi (pembentukan
ferous oxide karena terjadi oksidasi)
 Sumur yang dalam, dimana terdapat akumulasi
CO2.
 Membungkus kepala dengan kantung plastik
dengan atau tanpa diikat.
 Merupakan suatu kondisi afiksia akibat
penutupan lubang hidung atau mulut yang
menghambat masuknya udara ke paru-paru.
Gagging dan Choking
Pada keadaan ini, terjadi sumbatan jalan napas
oleh benda asing, yang mengakibatkan hambatan
udara untuk masuk ke paru-paru.
Gagging  sumbatan terdapat dalam orofaring,
choking  sumbatan terdapat lebih dalam pada
laringofaring  tidak ada refleks batuk  cafe
coronary ( kesadaran tiba-tiba menghilang) 
kematian tiba-tiba
Penggantungan (hanging)
Penekanan benda asing yang berupa benda panjang
melingkari leher dengan tekanan tenaga yang
berasal dari berat badan korban sendiri.2,3,5
Mekanisme kematian pada kasus gantung:2,3,5
1. Kerusakan pada batang otak dan medulla spinalis.
Hal ini terjadi akibat dislokasi atau fraktur vertebra
ruas leher, misalnya pada judicial hanging (hukum
gantung).
2. Asfiksia, akibat terhambatnya aliran udara
pernapasan.
3. Iskemia otak akibat terhambatnya aliran arteri-arteri
leher.
4. Refleks vagal
Beberapa jenis gantung diri:4
 Typical hanging, terjadi bila titik gantung terletak
di atas darah oksiput dan tekanan pada arteri
karotis paling besar.
 Atypical hanging, bila titik penggantungan
terdapat di samping, sehingga leher dalam posisi
sangat miring(fleksi lateral) yang akan
mengakibatkan hambatan pada arteri karotis dan
arteri vertebralis. Saat arteri terhambat, korban
segera tidak sadar.
 Kasus dengan letak titik gantung di depan atau
dagu
Tanda gantung:
 Jejas jerat yang meninggi ke bagian simpul.
 Resapan darah pada jaringan bawah kulit dan
otot
 Patah tulang, yaitu os hyoid &cartilago cricoid
 Lebam mayat (Pada bagian bawah leher)
 Jika posisi tali dibawah cartilago thyroidmaka
lidah akan terlihat menjulur keluar dan
berwarna lebih gelap akibat proses
pengeringan.
Pencekikan (Manual Strangulasi)
Tindakan penekanan leher dengan tangan, yang
menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas
tertekan dan menyempit sehingga aliran udara
untuk pernafasan terhambat
Mekanisme kematian pada kematian adalah :
 Asfiksia
 Refleks vagal, terjadi sebagai akibat
rangsangan pada reseptor nervus vagus pada
Corpus caroticus (carotid body) di percabangan
arteri karotis interna dan eksterna.
Tanda yang dapat ditemukan:
Pemeriksaan luar
 Luka lecet dan memar pada bagian depan dan
samping dari leher.
 Luka lecet biasanya dangkal dan berbentuk bulan
sabit akibat penekanan kuku jari dengan ukuran
0,5-1 cm.
 Tekanan berlangsung lama, tanda-tanda klasik
obstruksi vena  sianosis, edema dan bendungan
pada muka, ptekie di mata dan muka, dan kadang
terdapat pendarahan dari hidung dan telinga
Pemeriksaan dalam
 Laring sering ditemukan rusak,
 Fraktur kartilago tiroid pada satu atau kedua belah
sisinya. Tulang hyoid jarang mengalami frakturb
 Fraktur pada kartilago cricoid dan robekan pada
piringan utama kartilago tiroid
 Penekanan leher dengan benda seperti tali, ikat
pinggang, kawat, kabel, kaos kaki, dsb  sal.
Pernafasan terhambar
 Tanda : Bendungan, sianosis, dan ptekie pada
wajah,
 Kematian akibat asfiksia dan refleks vaso-vagal.
 Cara kematian :
- Bunuh diri (Self strangulation). Biasanya simpul
hidup/dililitkan jumlah lebih dari satu
- Pembunuhan. Pengikatan biasanya simpul mati
- Kecelakaan.
 o/ penekanan dinding dada dan perut
terfiksasi  gerakan pernafasan terhalang.
 Tanda klasik : bendungan pada wajah,
sianosis, ptekie, dan perdarahan mata,
kelopak mata, dan wajah
 Postural hypoxsia  asfiksia traumatik 
individu tidak sadar/disabilitas penekanan
diafragma o/usus karena bagian tubuh atas
lebih rendah dibandingkan yang bawah.
Penyimpangan seksual menggunakan cara
gantung atau jerat untuk mendapatkan
kepuasan.
Penekanan pada leher  hipoksia otak 
kematian
 Terbukti adanya aktivitas seksual solo
 Lokasi yang privat
 Bukti adanya aktivitas yang serupa
sebelumnya
 Tidak ada maksud untuk bunuh diri
 Adanya barang-barang yang tidak biasanya
seperti penjerar, pakaian, pornografi
 Kerusakan pada alat
 Tenggelam merupakan terbenamnya seluruh
atau sebagian tubuh ke dalam cairan
menyebabkan masuknya cairan ke dalam
saluran pernafasan.
 Dapat akibat kecelakaan, mabuk, bunuh diri,
maupun penganiayaan u/menghilangkan
jejak.
 Kematian korban tenggelam akibat :
1. Asfiksia o/spasme laring
2. Asfiksia karena gangging dan choking
3. Refleks vagal
4. Fibrilasi ventrikel (air tawar)
5. Edema pulmoner (air asin)
1. Wet drowning. Cairan masuk ke sal.nafas
setelah tenggelam
2. Dry drowning. Cairan tidak masuk ke
sal.nafas karena spasme laring
3. Secondary drowning. Gejala timbul beberapa
hari setelah tenggelam dan meninggal akibat
komplikasi
4. Immersion syndrome. Tiba-tiba meninggal
dalam air dingin akibat refleks vagal
 Air tawar (hipotonik)  Posmotik PD
meningkat  cairan di PD banyak 
hipervolemia  beban jantung bertambah.
 Hipervolemia hipotonis  hemolisis sel
darah & gangguan elektrolit  hiperkalemia
 arrest.
 Air asin (hipertonik) Posmotik alveoli
meningkat  edema paru 
hemokonsentrasi darah, hiperkonsentrasi
elektrolit, hipovolemik.
1. mayat basah/pasir/benda asing
2. Livor mortis bagian dada depan, leher, dan
kepala. Berwarna merah terang
dibandingkan keracunan CO
3. Busa halus pada hidung dan mulut
4. Kutis anserine (kulit angsa)
5. Washer woman hand (telapak putih dan
keriput)
6. Cadaveric spasm. Akibat korban berusaha
menyelamaatkan diri
7. Luka lecet o/gesekan pada benda-benda
dalam air
8. Bila korban adalah bayi  PEMBUNUHAN
9. Dewasa pada tempat dangkal  pikirkan
unsur pidana
10. Bunuh diri  pikirkan akibat benturan
keras kerusahan kepala atau leher.
1. Busa halus dan benda asing di sal.
Pernafasan
2. Paru membesar dan memberat
3. Bercak paltauf (ungu, batas tegas) akibat
alveoli pecah
4. Distensi jantung kanan dan PD besar akibat
obstruksi paru. Keduanya berisi darah merah
gelap dan cair, tidak ada bekuan
5. Pemeriksaan getah paru  diatom,alga,
plankton, dll.
6. Paru pucat diselingi warna kelabu. Jika diiris
keluar cairan merah kehitaman bercampur buih.
Terjadi karena emphysema aquosum.
1. Gettler  perbedaan klorida pada darah
yang diambil dari jantung kanan dan kiri. Air
laut (jantung kanan>jantung kiri)
2. Durlacher (lebih dipercaya)  menentukan
perbedaan berat jenis plasma dari jantung
kiri dan kanan. Air laut (jantung
kanan>jantung kiri)
Polson dan gee menyatakan kedua pemeriksaan
tersebut dapat dipakai sebagaidata konfirmatif
tetapi harus dilakukan dalam beberapa jam
setelah tenggelam
 Untuk melhat apakan terdapat mirkoskopik
alga.
 Kasus post mortal  diatom hanya pada
paru-paru.
Diagnosa kematian dapat di lakukan dengan:
 Pemeriksaan Luar
 Pemeriksaan Dalam
 Pemeriksaan Laboratorium yang berupa,
destruksi jaringan, dan berat jenis serta kadar
elektrolit darah, pemeriksaan diatom.
 Dr.Abdul muin Idries.Pedoman Ilmu Kedokteran
Forensik.edisi pertama. Binarupa Aksara 1997.
 Shepherd R. Simpson's Forensic Medicine edisi
12. Arnold: London. 2003
 J, Payne-James dkk. Simpson’s Forensic
Medicineedisi 13. Arnold: London. 2011
 Budiyanto.A,Widiatmaka,W.Sudiono,S.Winardi,T.Id
ries,AM.,Sidhi,DKK.Ilmu Kedokteran
Forensik.Bagian kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 1994
 Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology.
Arnold: London. 2001

More Related Content

Similar to Asfiksia dan Diagnosa Kematian Akibatnya

Similar to Asfiksia dan Diagnosa Kematian Akibatnya (20)

Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamForensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
 
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
 
Tenggelam
TenggelamTenggelam
Tenggelam
 
near-drowning-rabu.ppt
near-drowning-rabu.pptnear-drowning-rabu.ppt
near-drowning-rabu.ppt
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
 
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitAsuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
 
Drowning.pdf
Drowning.pdfDrowning.pdf
Drowning.pdf
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio
 
Ards
ArdsArds
Ards
 
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
 
7. askep-kgd-tenggelam
7. askep-kgd-tenggelam7. askep-kgd-tenggelam
7. askep-kgd-tenggelam
 
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptx
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptxSISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptx
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptx
 
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
 
3233632.ppt
3233632.ppt3233632.ppt
3233632.ppt
 
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfKebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
 
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 
Tenggelam
TenggelamTenggelam
Tenggelam
 
Askep ards tahyr
Askep ards tahyrAskep ards tahyr
Askep ards tahyr
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 

Recently uploaded (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 

Asfiksia dan Diagnosa Kematian Akibatnya

  • 1. Barbara Korua Namira Bening Nurani Hengki Yong Degitha Agtiani Puteri
  • 2.
  • 3.  Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea).1
  • 4. 1. Asfiksia Mekanis (penjeratan, pencekikkan, gantung diri, tersedak, tertekan, dan pembekaman) 2. Asfiksia Non-Mekanis (keracunan karbon monoksida atau karbon sianida) 3. Asfiksia bentuk lainnya (kasus tenggelam)
  • 5. 1. Hipoksik-hipoksia: kegagalan oksigen masuk ke dalam paru-paru. 2. Anemik-hipoksia: darah yang tersedia tidak cukup untuk membawa oksigen dalam memenuhi kebutuhan jaringan. 3. Stagnan-hipoksia: terjadi akibat kegagalan sirkulasi. 4. Histotoksik-hipoksia: oksigen yang terdapat dalam darah tidak dapat dipergunakan oleh jaringan.
  • 6. Gambaran klasik asfiksia dapat ditemukan pada keadaan obstruksi jalan nafas akibat penekanan pada leher atau dada, yakni:2 1. Kongesti (bendungan) pada wajah 2. Edema wajah 3. Sianosis pada kulit 4. Petechiae pada kulit wajah (bibir, belakang telinga) & jaringan longgar pada mata (konjunhtiva, sklera)
  • 7.
  • 8. Fase Dispnea •Hipoksia & hiperkapnea  amplitudo & frekuensi nafas •Kompensasi  denyut nadi, TD, tanda sianosis wajah tangan Fase konvulsi •CO2, O2  kejang, paralisis SSP, pupil ditalasi, denyut jantung & TD Fase Apneu •Depesi SSP berat  kesadran , relaksasi sfingter Fase akhir •Paralisis SSP lengkap  nafas terhenti, jantung berhenti berdenyut
  • 9. Suffocation merupakan suatu keadaan asfiksia yang disebabkan oleh berkurangnya konsentrasi oksigen yang terkandung di dalam udara untuk bernafas. Individu yang berada dalam situasi ini akan cepat mengalami penurunan kesadaran yang ekstrim dan akan mati dalam kurun waktu yang singkat.
  • 10. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan suffocation diantaranya:2,3,5  Akumulasi gas-gas polutan  Udara di dalam tangki pada bagian paling bawah dari sebuah kapal dimana terjadi proses perkaratan bahan-bahan dari besi (pembentukan ferous oxide karena terjadi oksidasi)  Sumur yang dalam, dimana terdapat akumulasi CO2.  Membungkus kepala dengan kantung plastik dengan atau tanpa diikat.
  • 11.  Merupakan suatu kondisi afiksia akibat penutupan lubang hidung atau mulut yang menghambat masuknya udara ke paru-paru.
  • 12. Gagging dan Choking Pada keadaan ini, terjadi sumbatan jalan napas oleh benda asing, yang mengakibatkan hambatan udara untuk masuk ke paru-paru. Gagging  sumbatan terdapat dalam orofaring, choking  sumbatan terdapat lebih dalam pada laringofaring  tidak ada refleks batuk  cafe coronary ( kesadaran tiba-tiba menghilang)  kematian tiba-tiba
  • 13.
  • 14. Penggantungan (hanging) Penekanan benda asing yang berupa benda panjang melingkari leher dengan tekanan tenaga yang berasal dari berat badan korban sendiri.2,3,5 Mekanisme kematian pada kasus gantung:2,3,5 1. Kerusakan pada batang otak dan medulla spinalis. Hal ini terjadi akibat dislokasi atau fraktur vertebra ruas leher, misalnya pada judicial hanging (hukum gantung). 2. Asfiksia, akibat terhambatnya aliran udara pernapasan. 3. Iskemia otak akibat terhambatnya aliran arteri-arteri leher. 4. Refleks vagal
  • 15.
  • 16. Beberapa jenis gantung diri:4  Typical hanging, terjadi bila titik gantung terletak di atas darah oksiput dan tekanan pada arteri karotis paling besar.  Atypical hanging, bila titik penggantungan terdapat di samping, sehingga leher dalam posisi sangat miring(fleksi lateral) yang akan mengakibatkan hambatan pada arteri karotis dan arteri vertebralis. Saat arteri terhambat, korban segera tidak sadar.  Kasus dengan letak titik gantung di depan atau dagu
  • 17. Tanda gantung:  Jejas jerat yang meninggi ke bagian simpul.  Resapan darah pada jaringan bawah kulit dan otot  Patah tulang, yaitu os hyoid &cartilago cricoid  Lebam mayat (Pada bagian bawah leher)  Jika posisi tali dibawah cartilago thyroidmaka lidah akan terlihat menjulur keluar dan berwarna lebih gelap akibat proses pengeringan.
  • 18. Pencekikan (Manual Strangulasi) Tindakan penekanan leher dengan tangan, yang menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan menyempit sehingga aliran udara untuk pernafasan terhambat
  • 19. Mekanisme kematian pada kematian adalah :  Asfiksia  Refleks vagal, terjadi sebagai akibat rangsangan pada reseptor nervus vagus pada Corpus caroticus (carotid body) di percabangan arteri karotis interna dan eksterna.
  • 20. Tanda yang dapat ditemukan: Pemeriksaan luar  Luka lecet dan memar pada bagian depan dan samping dari leher.  Luka lecet biasanya dangkal dan berbentuk bulan sabit akibat penekanan kuku jari dengan ukuran 0,5-1 cm.  Tekanan berlangsung lama, tanda-tanda klasik obstruksi vena  sianosis, edema dan bendungan pada muka, ptekie di mata dan muka, dan kadang terdapat pendarahan dari hidung dan telinga Pemeriksaan dalam  Laring sering ditemukan rusak,  Fraktur kartilago tiroid pada satu atau kedua belah sisinya. Tulang hyoid jarang mengalami frakturb  Fraktur pada kartilago cricoid dan robekan pada piringan utama kartilago tiroid
  • 21.
  • 22.  Penekanan leher dengan benda seperti tali, ikat pinggang, kawat, kabel, kaos kaki, dsb  sal. Pernafasan terhambar  Tanda : Bendungan, sianosis, dan ptekie pada wajah,  Kematian akibat asfiksia dan refleks vaso-vagal.
  • 23.
  • 24.  Cara kematian : - Bunuh diri (Self strangulation). Biasanya simpul hidup/dililitkan jumlah lebih dari satu - Pembunuhan. Pengikatan biasanya simpul mati - Kecelakaan.
  • 25.  o/ penekanan dinding dada dan perut terfiksasi  gerakan pernafasan terhalang.  Tanda klasik : bendungan pada wajah, sianosis, ptekie, dan perdarahan mata, kelopak mata, dan wajah  Postural hypoxsia  asfiksia traumatik  individu tidak sadar/disabilitas penekanan diafragma o/usus karena bagian tubuh atas lebih rendah dibandingkan yang bawah.
  • 26.
  • 27.
  • 28. Penyimpangan seksual menggunakan cara gantung atau jerat untuk mendapatkan kepuasan. Penekanan pada leher  hipoksia otak  kematian
  • 29.  Terbukti adanya aktivitas seksual solo  Lokasi yang privat  Bukti adanya aktivitas yang serupa sebelumnya  Tidak ada maksud untuk bunuh diri  Adanya barang-barang yang tidak biasanya seperti penjerar, pakaian, pornografi  Kerusakan pada alat
  • 30.
  • 31.
  • 32.  Tenggelam merupakan terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan menyebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan.  Dapat akibat kecelakaan, mabuk, bunuh diri, maupun penganiayaan u/menghilangkan jejak.
  • 33.  Kematian korban tenggelam akibat : 1. Asfiksia o/spasme laring 2. Asfiksia karena gangging dan choking 3. Refleks vagal 4. Fibrilasi ventrikel (air tawar) 5. Edema pulmoner (air asin)
  • 34. 1. Wet drowning. Cairan masuk ke sal.nafas setelah tenggelam 2. Dry drowning. Cairan tidak masuk ke sal.nafas karena spasme laring 3. Secondary drowning. Gejala timbul beberapa hari setelah tenggelam dan meninggal akibat komplikasi 4. Immersion syndrome. Tiba-tiba meninggal dalam air dingin akibat refleks vagal
  • 35.  Air tawar (hipotonik)  Posmotik PD meningkat  cairan di PD banyak  hipervolemia  beban jantung bertambah.  Hipervolemia hipotonis  hemolisis sel darah & gangguan elektrolit  hiperkalemia  arrest.
  • 36.  Air asin (hipertonik) Posmotik alveoli meningkat  edema paru  hemokonsentrasi darah, hiperkonsentrasi elektrolit, hipovolemik.
  • 37. 1. mayat basah/pasir/benda asing 2. Livor mortis bagian dada depan, leher, dan kepala. Berwarna merah terang dibandingkan keracunan CO 3. Busa halus pada hidung dan mulut 4. Kutis anserine (kulit angsa) 5. Washer woman hand (telapak putih dan keriput)
  • 38.
  • 39. 6. Cadaveric spasm. Akibat korban berusaha menyelamaatkan diri 7. Luka lecet o/gesekan pada benda-benda dalam air 8. Bila korban adalah bayi  PEMBUNUHAN 9. Dewasa pada tempat dangkal  pikirkan unsur pidana 10. Bunuh diri  pikirkan akibat benturan keras kerusahan kepala atau leher.
  • 40.
  • 41. 1. Busa halus dan benda asing di sal. Pernafasan 2. Paru membesar dan memberat 3. Bercak paltauf (ungu, batas tegas) akibat alveoli pecah 4. Distensi jantung kanan dan PD besar akibat obstruksi paru. Keduanya berisi darah merah gelap dan cair, tidak ada bekuan 5. Pemeriksaan getah paru  diatom,alga, plankton, dll.
  • 42.
  • 43. 6. Paru pucat diselingi warna kelabu. Jika diiris keluar cairan merah kehitaman bercampur buih. Terjadi karena emphysema aquosum.
  • 44. 1. Gettler  perbedaan klorida pada darah yang diambil dari jantung kanan dan kiri. Air laut (jantung kanan>jantung kiri) 2. Durlacher (lebih dipercaya)  menentukan perbedaan berat jenis plasma dari jantung kiri dan kanan. Air laut (jantung kanan>jantung kiri) Polson dan gee menyatakan kedua pemeriksaan tersebut dapat dipakai sebagaidata konfirmatif tetapi harus dilakukan dalam beberapa jam setelah tenggelam
  • 45.  Untuk melhat apakan terdapat mirkoskopik alga.  Kasus post mortal  diatom hanya pada paru-paru.
  • 46. Diagnosa kematian dapat di lakukan dengan:  Pemeriksaan Luar  Pemeriksaan Dalam  Pemeriksaan Laboratorium yang berupa, destruksi jaringan, dan berat jenis serta kadar elektrolit darah, pemeriksaan diatom.
  • 47.  Dr.Abdul muin Idries.Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik.edisi pertama. Binarupa Aksara 1997.  Shepherd R. Simpson's Forensic Medicine edisi 12. Arnold: London. 2003  J, Payne-James dkk. Simpson’s Forensic Medicineedisi 13. Arnold: London. 2011  Budiyanto.A,Widiatmaka,W.Sudiono,S.Winardi,T.Id ries,AM.,Sidhi,DKK.Ilmu Kedokteran Forensik.Bagian kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994  Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology. Arnold: London. 2001

Editor's Notes

  1. Buih Halus, banyak buih keluar dari hidung dan mulut Tidak ditemukan buih. Paru-paru Mengembang, bertumpang tindih dengan jantung, terdapat indentasi tulang- tulang iga, terjadi edema pada paru. Terdapat air dalam paru- paru. Spasme mayat Rumput laut tampak pada genggaman mayat. Tidak dijumpai. Cedera Biasanya tidak ditemukan. Cedera kepala atau cedera bagian tubuh lainnya bisa terjadi jika tubuh menghantam benda keras yang terdapat dalam air. Cedera pada bagian tubuh yang menyebabkan kematian. Temuan tanda asfiksia Terdapat tanda-tanda asfiksia. Tanda-tanda kematian disebabkan oleh alasan lain, dimana korban meninggal karena keadaan syok. Motif Biasanya karena kecelakaan atau bunuh diri. Kasus pembunuhan terjadi pada anak dan orang tua. Kebanyakan kasus yang terjadi karena motif pembunuhan. Tidak pernah terjadi karena bunuh diri. Jarang terjadi karena kecelakaan.