SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
dr. Al-Muqsith, M.Si
CARA KEMATIAN
(Mode of Death)
kegagalan 3 pilar kehidupan:
a. Otak (SSP)  koma
b. Jantung (sirkulasi)  sinkop
c. Paru (respirasi)  asfiksia
ASFIKSIA
 Gangguan pertukaran udara pernapasan  oksigen
darah berkurang (hipoksia) + peningkatan
karbondioksida (hiperkapnea) organ kurang oksigen
(hipoksia hipoksik)  kematian
 asfiksia = anoksia atau hipoksia (klinis)
Etiologi
1. Penyebab alamiah
- penyakit sumbatan sal. nafas (ex: laringitis difteri)
- gangguan pergerakan paru (fibrosis paru)
2. Trauma mekanik (paling sering di bidang forensik)
- trauma  emboli udara vena, emboli lemak, pneumotoraks bilateral
- sumbatan saluran napas dll.
3. Keracunan
- keracunan bahan (barbiturat dan narkotika)  depresi pusat pernapasan
Bentuk Anoksia (1)
1. Anoksia Anoksik (Anoxic anoxia)
Oksigen tak masuk ke paru karena:
a. Tidak ada atau tidak cukup oksigen (asfiksia murni atau sufokasi)
- Bernafas dalam ruangan tertutup
- kepala di tutupi kantong plastik
- udara yang kotor atau busuk, udara lembab
- bernafas dalam selokan tertutup atau di pegunungan yang tinggi
b. Hambatan mekanik dari luar/dalam jalan nafas (asfiksia mekanik)
- pembekapan - penjeratan
- gantung diri - pencekikan
- korpus alienum dalam tenggorokan
2. Anoksia Anemia (Anemia anoxia)
- tidak cukup hemoglobin untuk membawa oksigen
- ex: anemia berat dan perdarahan tiba-tiba
Bentuk Anoksia (2)
3. Anoksia Hambatan (Stagnant anoxia)
- Sirkulasi darah yang membawa oksigen tidak lancar
- Tekanan oksigen cukup tinggi, tetapi sirkulasi darah tidak lancar
- ex: gangguan nafas akibat gagal jantung, syok dan sebagainya
4. Anoksia Jaringan (Hystotoxic anoxia)
a. Ekstraseluler
- keracunan sianida  enzim sitokrom oksidasi rusak  kematian segera
- keracunan barbiturat dan hipnotik lainnya  sitokrom dihambat secara parsial 
kematian perlahan
b. Intraselular (permeabilitas membran sel menurun)
- keracunan zat anastetik yg larut dalam lemak (kloform, eter, dll)
c. Metabolik
- asfiksia krn hasil metabolik yg mengganggu pemakaian oksigen oleh jaringan (ex:
keadaan uremia)
d. Substrat
- makanan tidak mencukupi untuk metabolisme yg efisien (ex: hipoglikemia)
Kematian Akibat Asfiksia
1. Primer (akibat langsung dari asfiksia)
Kekurangan oksigen  Sel otak sangat sensitif  nekrosis sel serebrum,
serebellum, dan basal ganglia  digantikan oleh jaringan glial.
perubahan di jantung, paru-paru, hati, ginjal dan yang lainnya tidak jelas
2. Sekunder (ada penyebab dan usaha kompensasi tubuh)
- Penutupan mulut dan hidung (pembekapan)
- Obstruksi jalan napas
a. mati gantung b. penjeratan c. pencekikan
d. korpus alienum e. tenggelam
- Gangguan gerakan pernafasan karena terhimpit/berdesakan (Traumatic asphyxia)
- Penghentian primer dari pernafasan akibat kegagalan pada pusat pernafasan (luka
listrik dan beberapa bentuk keracunan)
Stadium Asfiksia
1. Stadium Dispnea
- inspirasi/ekspirasi dalam & cepat, bekerjanya otot nafas tambahan
- wajah cemas, bibir mulai kebiruan, mata menonjol
- denyut nadi dan tekanan darah meningkat
2. Stadium Kejang
- gerakan klonik kuat hampir seluruh otot tubuh
- kesadaran hilang dgn cepat
- spinkter relaksasi  feses dan urin dapat keluar spontan
- denyut nadi dan tekanan darah masih tinggi
- sianosis makin jelas
3. Stadium Apnea
- korban kehabisan nafas karenadepresi pusat pernafasan
- otot menjadi lemah
- hilangnya refleks, dilatasi pupil, tekanan darah menurun
- pernafasan dangkal dan semakin memanjang, akhirnya berhenti
- denyut nadi hampir tidak teraba
- jantung masih berdenyut beberapa saat lagi
Ketiga stadium ini berakhir dalam 3-5 menit, atau lebih lama sampai 5-8 menit
Tanda Klasik Asfiksia
a. Tardieu’s spot (Petechial hemorrages)
- peningkatan tekanan vena akut  overdistensi dan ruptur dinding
perifer vena di bagian:
* jaringan longgar (kelopak mata, bawah kulit dahi, kulit bagian
belakang telinga, kulit sekitar mulut, konjungtiva dan sklera
mata.
*permukaan jantung, paru dan otak.
* lapisan viseral dari pleura, perikardium, peritoneum, timus,
mukosa laring dan faring, jarang pada mesentrium dan
intestinum.
2.Kongesti dan Oedema
- Bendungan pembuluh darah  akumulasi darah dalam organ
- Bendungan vena  peningkatan tekanan hidrostatik intravaskular 
perembesan cairan plasma ke ruang interstitium  oedema
3. Sianosis
4. Tetap cairnya darah
- peningkatan fibrinolisin paska kematian
PEMERIKSAAN
JENAZAH
Pemeriksaan Luar
 Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku
 Pembendungan sistemik maupun pulmoner dan
dilatasi jantung kanan
 Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap dan
terbentuk lebih cepat
 Terdapat busa halus pada hidung dan mulut
 Gambaran pembendungan pada mata
 Tardieu’s spot
Pemeriksaan Dalam
 Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer
 Busa halus di dalam saluran pernapasan
 Organ lebih berat, lebih gelap dan banyak mengeluarkan darah
pada pengirisan
 Petekie, pada:
- mukosa usus halus
- epikardium bagian belakang jantung
- subpleura viseralis di lobus bawah pars diafragmatika dan fisura interlobaris
- kulit kepala sebelah dalam terutama daerah otot temporal
- mukosa epiglotis dan daerah sub-glotis
 Edema paru
 fraktur laring, perdarahan faring terutama bagian belakang
rawan krikoid
ASFIKSIA MEKANIK
a. Pembekapan (smothering)
b. Penyumbatan saluran nafas (gagging dan choking)
c. Tekanan daerah leher
- pengaruh berat badan (mati gantung/hanging)
- tenaga dari luar
* penjeratan (strangulation)
* pencekikan (throttling, manual strangulation)
* gantung (hanging)
d. Tersumbat oleh cairan (tenggelam, drowning)
e. Gangguan gerakan pernafasan (asfiksia traumatik)
PEMBEKAPAN (SMOOTHERING)
Pembekapan (smoothering)
 Menutup hidung dan mulut sekaligus
 Biasa dilakukan pd korban lemah & tidak berdaya (anak atau
lansia)
 Dilakukan dgn telapak tangan atau benda lain (kain, handuk,
bantal, plester tebal, menekan ke kasur, dll)
Tanda Post Mortem
 Muka bengkak (kongesti)
 Tardeou’s spot pd bola dan kelopak mata
 Mata melotot
 Sianosis akral tubuh
 Luka lecet dan hematom di bibir, mulut serta hidung (jika
memakai tekanan lebih)
GAGGING dan CHOKING
Gagging dan Choking
 Sumbatan sal. nafas atas oleh benda asing
 Gagging
sumbatan orofaring, mulut disumpal kain
Choking
sumbatan laringofaring, tertelan permen, kacang, dll.
 Sering ditemukan pada pembunuhan anak
Tanda Post Mortem
 Tanda asfiksia
 Ada benda asing dalam mulut (potongan kain, kertas koran,
tisu, sapu tangan, gigi palsu, dll)
Mati Gantung (hanging)
 bentuk kematian akibat pencekikan dgn alat jerat, di
mana gaya yang bekerja pada leher berasal dari
hambatan gravitasi dari berat tubuh atau bagian tubuh
 Etiologi:
- Asfiksia
- Kongesti Vena
- Iskemik Otak (anoksia)
- Syok Vagal (tekanan pd sinus karotis)
- Fraktur atau Dislokasi dari Verterbra Servikal 2 dan 3
Jenis Penggantungan
A. Berdasarkan Letak Tubuh ke Lantai
- Tergantung Total (complete)
- Setengah Tergantung (partial)
B. Dari letak jeratan
- Tipikal
* letak simpul di belakang leher,
* jeratan berjalan simetris di samping leher dan di bagian depan
leher di atas jakun.
* Tekanan pada saluran nafas dan arteri karotis paling besar
- Atipikal
* letak simpul di samping, sehingga leher dalam posisi sangat miring
(fleksi lateral) yang akan mengakibatkan hambatan pada arteri
Pemeriksaan Luar Jenazah
1. Bekas jeratan (ligature mark) berparit, bentuk oblik seperti V terbalik, tidak
bersambung, terletak di bagian atas leher, berwarna kecoklatan, kering
seperti kertas perkamen, kadang disertai luka lecet dan vesikel kecil di
pinggir jeratan. Bila lama tergantung, di bagian atas jeratan warna kulit akan
terlihat lebih gelap karena adanya lebam mayat.
2. Memastikan letak simpul dengan menelusuri jejas jeratan.
Simpul terletak di bagian yang tidak ada jejas jeratan, kadang di dapati juga jejas
tekanan simpul di kulit. Bila bahan penggantung kecil dan keras (seperti
kawat), maka jejas jeratan tampak dalam, sebaliknya bila bahan lembut dan
lebar (seperti selendang), maka jejas jeratan tidak begitu jelas. Jejas jeratan
juga dapat dipengaruhi oleh lamanya korban tergantung, berat badan korban
dan ketatnya jeratan. Pada keadaan lain bisa didapati leher dibeliti beberapa kali
secara horizontal baru kemudian digantung, dalam kasus ini didapati beberapa
jejas jeratan yang lengkap, tetapi pada satu bagian tetap ada bagian yang
tidak tersambung yang menunjukkan letak simpul.
3. Leher bisa didapati sedikit memanjang karena lama tergantung,
bila segera diturunkan tanda memanjang ini tidak ada. Muka pucat
atau bisa sembab, bintik perdarahanTardieu’s spot tidak begitu jelas,
lidah terjulur dan kadang tergigit, tetesan saliva dipinggir salah
satu sudut mulut, sianosis, kadang-kadang ada tetesan urin, feses
dan sperma.
4. Bila korban lama diturunkan dari gantungan, lebam mayat
didapati di kaki dan tangan bagian bawah. Bila segera diturunkan,
lebam mayat bisa di dapati di bagian depan atau belakang tubuh sesuai
dengan letak tubuh sesudah diturunkan. Kadang penis tampak
ereksi akibat terkumpulnya darah.
Pemeriksaan Dalam Jenazah
 Jaringan otot setentang jeratan didapati hematom
 kongesti saluran pernafasan, paru dan organ lainnya
 Tardieu’s spot di permukaan paru-paru, jantung
dan otak
 Darah berwarna gelap dan encer
 Patah os hyoid (sering), tulang rawan lain (jarang)
 robekan melintang berupa garis berwarna merah
(red line) pada tunika intima dari arteri karotis interna
PENJERATAN
(STRANGULATION)
Penjeratan (strangulation)
 Terhalang udara akibat tenaga dari luar (tak ada pengaruh
berat badan)
 Tipe
- penjeratan dgn tali
- dicekik (manual strangulation)
- leher ditekan dgn selain tali (kayu, lengan)
- Mugging, leher ditekan dgn lutut atau siku
 Etiologi:
- asfiksia
- kongesti vena
- iskemia otak
- vagal refleks
Pemeriksaan Luar jenazah
1. Bekas jeratan leher warna merah kecoklatan, bersambung (continous) di
bawah atau setentang kartilago thyroid. Lecet di sekitar jeratan, kadang
ada vesikel.
2. Muka terlihat bengkak dan membiru, mata melotot, lidah menjulur.
3. Bintik perdarahan jelas di kening, temporal, kelopak dan bola mata
4. Bisa didapati keluar feses atau urine
Pemeriksaan Dalam Jenazah
1. Lebam setentang/sekitar penjeratan
2. Fraktur tulang krikoid dan tulang rawan trachea
3. Mukosa laring dan trachea menebal dan warna merah
4. Kongesti paru dan organ lain
5. Tardieu’s spot
Perbedaan Mati Gantung & Penjeratan
PENCEKIKAN
(THROTTLING)
Pencekikan (throttling)
 Sering terjadi pd perkelahian
 Penyebab kematian sering akibat asfiksia, berikutnya
akibat refleks vagal (tekanan sinus karotis  jantung
berhenti)
 Kematian jarang akibat kongesti/iskemia otak
 Tanda post mortem khas  bekas kuku jari tangan di
banyak tempat di leher korban
TENGGELAM (DROWNING)
Tenggelam (drowning)
 Terhalangnya sal. nafas krn tersumbat cairan
 Tipe
- Dry drowning (drowning type 1)
- Wet drowning (drowning type 2a/air tawar, type 2b/air asin)
- Immersion syndrome (air dingin)
- secondary drowning (mati sesudah dirawat)
 Etiologi:
- Asfiksia
- Fibrilasi ventrikuler (tenggelam di air tawar)
- Oedem paru (tenggelam di air asin)
- refleks vagal
Pemeriksaan Luar Jenazah
 Sianosis kuku dan bibir
 Mata merah (perdarahan subkonjungtiva)
 Buih halus yg sukar pecah di mulut dan hidung
 Kadang lidah menjulur
 Lebam mayat lebih banyak di kepala, muka, dan leher
 Jika ada kejang mayat (cadaveric spasme), tangan terlihat menggenggam
sesuatu
 Telapak tangan dan kaki putih mengkerut (washer woman’s hand) jika
korban lama di air
 Kadang kulit kasar seperti kulit bebek (cutis anserine)
Pemeriksaan Dalam Jenazah
 Ada lumpur, pasir halus, benda asing di sal. nafas, atau mungkin juga
di lambung sampai duodenum
 Buih halus di rongga mulut dan sal. nafas
 Oedem paru, cetakan iga di permukaan paru, perabaan kenyal ada
pitting oedema, bila dipotong dan diperas tampak banyak buih
 Darah gelap dan encer
 Jantung kanan berisi darah, jantung kiri kosong
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to ASFIKSIA (forensik).pdf

Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasiKorelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasifikri asyura
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thoraxf' yagami
 
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitAsuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitIndro Harianto
 
ORAGAN TUBUH MANUSIA BAGIAN DALAM
ORAGAN TUBUH MANUSIA BAGIAN DALAMORAGAN TUBUH MANUSIA BAGIAN DALAM
ORAGAN TUBUH MANUSIA BAGIAN DALAMFirdika Arini
 
TM5_HEWAN 1_5_KIM B.pptx
TM5_HEWAN 1_5_KIM B.pptxTM5_HEWAN 1_5_KIM B.pptx
TM5_HEWAN 1_5_KIM B.pptxNuzulNursyamsi
 
Benda asing saluran nafas bawah
Benda asing saluran nafas bawahBenda asing saluran nafas bawah
Benda asing saluran nafas bawahronaldRonald35
 
Artikel oksigenisasi
Artikel oksigenisasiArtikel oksigenisasi
Artikel oksigenisasiItho Supril
 
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSallyYaman
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresf' yagami
 
Respirasi manusia
Respirasi manusiaRespirasi manusia
Respirasi manusiaAlya Fauzia
 
PEMBERIAN OKSIGEN.pptx
PEMBERIAN OKSIGEN.pptxPEMBERIAN OKSIGEN.pptx
PEMBERIAN OKSIGEN.pptxIstiarini4
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.pptAdrenaReaLyadi1
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasanAnatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasansriintanyulianingsih
 
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptx
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptxSISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptx
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptxMochSupyanissaury
 

Similar to ASFIKSIA (forensik).pdf (20)

Ards
ArdsArds
Ards
 
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasiKorelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
Askep Cedera kepala
Askep Cedera kepalaAskep Cedera kepala
Askep Cedera kepala
 
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitAsuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
 
ORAGAN TUBUH MANUSIA BAGIAN DALAM
ORAGAN TUBUH MANUSIA BAGIAN DALAMORAGAN TUBUH MANUSIA BAGIAN DALAM
ORAGAN TUBUH MANUSIA BAGIAN DALAM
 
TM5_HEWAN 1_5_KIM B.pptx
TM5_HEWAN 1_5_KIM B.pptxTM5_HEWAN 1_5_KIM B.pptx
TM5_HEWAN 1_5_KIM B.pptx
 
Benda asing saluran nafas bawah
Benda asing saluran nafas bawahBenda asing saluran nafas bawah
Benda asing saluran nafas bawah
 
Artikel oksigenisasi
Artikel oksigenisasiArtikel oksigenisasi
Artikel oksigenisasi
 
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
 
Gerontik 3
Gerontik 3Gerontik 3
Gerontik 3
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
 
Respirasi manusia
Respirasi manusiaRespirasi manusia
Respirasi manusia
 
PEMBERIAN OKSIGEN.pptx
PEMBERIAN OKSIGEN.pptxPEMBERIAN OKSIGEN.pptx
PEMBERIAN OKSIGEN.pptx
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
 
pertemuan-2.pptx
pertemuan-2.pptxpertemuan-2.pptx
pertemuan-2.pptx
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasanAnatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
 
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptxDT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
 
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptx
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptxSISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptx
SISTEM PERNAPSAN MANUSIA.pptx
 
Ppt pernapasan
Ppt pernapasanPpt pernapasan
Ppt pernapasan
 

Recently uploaded

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 

Recently uploaded (10)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 

ASFIKSIA (forensik).pdf

  • 2. CARA KEMATIAN (Mode of Death) kegagalan 3 pilar kehidupan: a. Otak (SSP)  koma b. Jantung (sirkulasi)  sinkop c. Paru (respirasi)  asfiksia
  • 3. ASFIKSIA  Gangguan pertukaran udara pernapasan  oksigen darah berkurang (hipoksia) + peningkatan karbondioksida (hiperkapnea) organ kurang oksigen (hipoksia hipoksik)  kematian  asfiksia = anoksia atau hipoksia (klinis)
  • 4. Etiologi 1. Penyebab alamiah - penyakit sumbatan sal. nafas (ex: laringitis difteri) - gangguan pergerakan paru (fibrosis paru) 2. Trauma mekanik (paling sering di bidang forensik) - trauma  emboli udara vena, emboli lemak, pneumotoraks bilateral - sumbatan saluran napas dll. 3. Keracunan - keracunan bahan (barbiturat dan narkotika)  depresi pusat pernapasan
  • 5. Bentuk Anoksia (1) 1. Anoksia Anoksik (Anoxic anoxia) Oksigen tak masuk ke paru karena: a. Tidak ada atau tidak cukup oksigen (asfiksia murni atau sufokasi) - Bernafas dalam ruangan tertutup - kepala di tutupi kantong plastik - udara yang kotor atau busuk, udara lembab - bernafas dalam selokan tertutup atau di pegunungan yang tinggi b. Hambatan mekanik dari luar/dalam jalan nafas (asfiksia mekanik) - pembekapan - penjeratan - gantung diri - pencekikan - korpus alienum dalam tenggorokan 2. Anoksia Anemia (Anemia anoxia) - tidak cukup hemoglobin untuk membawa oksigen - ex: anemia berat dan perdarahan tiba-tiba
  • 6. Bentuk Anoksia (2) 3. Anoksia Hambatan (Stagnant anoxia) - Sirkulasi darah yang membawa oksigen tidak lancar - Tekanan oksigen cukup tinggi, tetapi sirkulasi darah tidak lancar - ex: gangguan nafas akibat gagal jantung, syok dan sebagainya 4. Anoksia Jaringan (Hystotoxic anoxia) a. Ekstraseluler - keracunan sianida  enzim sitokrom oksidasi rusak  kematian segera - keracunan barbiturat dan hipnotik lainnya  sitokrom dihambat secara parsial  kematian perlahan b. Intraselular (permeabilitas membran sel menurun) - keracunan zat anastetik yg larut dalam lemak (kloform, eter, dll) c. Metabolik - asfiksia krn hasil metabolik yg mengganggu pemakaian oksigen oleh jaringan (ex: keadaan uremia) d. Substrat - makanan tidak mencukupi untuk metabolisme yg efisien (ex: hipoglikemia)
  • 7. Kematian Akibat Asfiksia 1. Primer (akibat langsung dari asfiksia) Kekurangan oksigen  Sel otak sangat sensitif  nekrosis sel serebrum, serebellum, dan basal ganglia  digantikan oleh jaringan glial. perubahan di jantung, paru-paru, hati, ginjal dan yang lainnya tidak jelas 2. Sekunder (ada penyebab dan usaha kompensasi tubuh) - Penutupan mulut dan hidung (pembekapan) - Obstruksi jalan napas a. mati gantung b. penjeratan c. pencekikan d. korpus alienum e. tenggelam - Gangguan gerakan pernafasan karena terhimpit/berdesakan (Traumatic asphyxia) - Penghentian primer dari pernafasan akibat kegagalan pada pusat pernafasan (luka listrik dan beberapa bentuk keracunan)
  • 8. Stadium Asfiksia 1. Stadium Dispnea - inspirasi/ekspirasi dalam & cepat, bekerjanya otot nafas tambahan - wajah cemas, bibir mulai kebiruan, mata menonjol - denyut nadi dan tekanan darah meningkat 2. Stadium Kejang - gerakan klonik kuat hampir seluruh otot tubuh - kesadaran hilang dgn cepat - spinkter relaksasi  feses dan urin dapat keluar spontan - denyut nadi dan tekanan darah masih tinggi - sianosis makin jelas 3. Stadium Apnea - korban kehabisan nafas karenadepresi pusat pernafasan - otot menjadi lemah - hilangnya refleks, dilatasi pupil, tekanan darah menurun - pernafasan dangkal dan semakin memanjang, akhirnya berhenti - denyut nadi hampir tidak teraba - jantung masih berdenyut beberapa saat lagi Ketiga stadium ini berakhir dalam 3-5 menit, atau lebih lama sampai 5-8 menit
  • 9. Tanda Klasik Asfiksia a. Tardieu’s spot (Petechial hemorrages) - peningkatan tekanan vena akut  overdistensi dan ruptur dinding perifer vena di bagian: * jaringan longgar (kelopak mata, bawah kulit dahi, kulit bagian belakang telinga, kulit sekitar mulut, konjungtiva dan sklera mata. *permukaan jantung, paru dan otak. * lapisan viseral dari pleura, perikardium, peritoneum, timus, mukosa laring dan faring, jarang pada mesentrium dan intestinum.
  • 10.
  • 11. 2.Kongesti dan Oedema - Bendungan pembuluh darah  akumulasi darah dalam organ - Bendungan vena  peningkatan tekanan hidrostatik intravaskular  perembesan cairan plasma ke ruang interstitium  oedema 3. Sianosis 4. Tetap cairnya darah - peningkatan fibrinolisin paska kematian
  • 13. Pemeriksaan Luar  Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku  Pembendungan sistemik maupun pulmoner dan dilatasi jantung kanan  Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap dan terbentuk lebih cepat  Terdapat busa halus pada hidung dan mulut  Gambaran pembendungan pada mata  Tardieu’s spot
  • 14. Pemeriksaan Dalam  Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer  Busa halus di dalam saluran pernapasan  Organ lebih berat, lebih gelap dan banyak mengeluarkan darah pada pengirisan  Petekie, pada: - mukosa usus halus - epikardium bagian belakang jantung - subpleura viseralis di lobus bawah pars diafragmatika dan fisura interlobaris - kulit kepala sebelah dalam terutama daerah otot temporal - mukosa epiglotis dan daerah sub-glotis  Edema paru  fraktur laring, perdarahan faring terutama bagian belakang rawan krikoid
  • 15.
  • 16. ASFIKSIA MEKANIK a. Pembekapan (smothering) b. Penyumbatan saluran nafas (gagging dan choking) c. Tekanan daerah leher - pengaruh berat badan (mati gantung/hanging) - tenaga dari luar * penjeratan (strangulation) * pencekikan (throttling, manual strangulation) * gantung (hanging) d. Tersumbat oleh cairan (tenggelam, drowning) e. Gangguan gerakan pernafasan (asfiksia traumatik)
  • 18. Pembekapan (smoothering)  Menutup hidung dan mulut sekaligus  Biasa dilakukan pd korban lemah & tidak berdaya (anak atau lansia)  Dilakukan dgn telapak tangan atau benda lain (kain, handuk, bantal, plester tebal, menekan ke kasur, dll) Tanda Post Mortem  Muka bengkak (kongesti)  Tardeou’s spot pd bola dan kelopak mata  Mata melotot  Sianosis akral tubuh  Luka lecet dan hematom di bibir, mulut serta hidung (jika memakai tekanan lebih)
  • 20. Gagging dan Choking  Sumbatan sal. nafas atas oleh benda asing  Gagging sumbatan orofaring, mulut disumpal kain Choking sumbatan laringofaring, tertelan permen, kacang, dll.  Sering ditemukan pada pembunuhan anak Tanda Post Mortem  Tanda asfiksia  Ada benda asing dalam mulut (potongan kain, kertas koran, tisu, sapu tangan, gigi palsu, dll)
  • 21.
  • 22. Mati Gantung (hanging)  bentuk kematian akibat pencekikan dgn alat jerat, di mana gaya yang bekerja pada leher berasal dari hambatan gravitasi dari berat tubuh atau bagian tubuh  Etiologi: - Asfiksia - Kongesti Vena - Iskemik Otak (anoksia) - Syok Vagal (tekanan pd sinus karotis) - Fraktur atau Dislokasi dari Verterbra Servikal 2 dan 3
  • 23. Jenis Penggantungan A. Berdasarkan Letak Tubuh ke Lantai - Tergantung Total (complete) - Setengah Tergantung (partial) B. Dari letak jeratan - Tipikal * letak simpul di belakang leher, * jeratan berjalan simetris di samping leher dan di bagian depan leher di atas jakun. * Tekanan pada saluran nafas dan arteri karotis paling besar - Atipikal * letak simpul di samping, sehingga leher dalam posisi sangat miring (fleksi lateral) yang akan mengakibatkan hambatan pada arteri
  • 24. Pemeriksaan Luar Jenazah 1. Bekas jeratan (ligature mark) berparit, bentuk oblik seperti V terbalik, tidak bersambung, terletak di bagian atas leher, berwarna kecoklatan, kering seperti kertas perkamen, kadang disertai luka lecet dan vesikel kecil di pinggir jeratan. Bila lama tergantung, di bagian atas jeratan warna kulit akan terlihat lebih gelap karena adanya lebam mayat. 2. Memastikan letak simpul dengan menelusuri jejas jeratan. Simpul terletak di bagian yang tidak ada jejas jeratan, kadang di dapati juga jejas tekanan simpul di kulit. Bila bahan penggantung kecil dan keras (seperti kawat), maka jejas jeratan tampak dalam, sebaliknya bila bahan lembut dan lebar (seperti selendang), maka jejas jeratan tidak begitu jelas. Jejas jeratan juga dapat dipengaruhi oleh lamanya korban tergantung, berat badan korban dan ketatnya jeratan. Pada keadaan lain bisa didapati leher dibeliti beberapa kali secara horizontal baru kemudian digantung, dalam kasus ini didapati beberapa jejas jeratan yang lengkap, tetapi pada satu bagian tetap ada bagian yang tidak tersambung yang menunjukkan letak simpul.
  • 25. 3. Leher bisa didapati sedikit memanjang karena lama tergantung, bila segera diturunkan tanda memanjang ini tidak ada. Muka pucat atau bisa sembab, bintik perdarahanTardieu’s spot tidak begitu jelas, lidah terjulur dan kadang tergigit, tetesan saliva dipinggir salah satu sudut mulut, sianosis, kadang-kadang ada tetesan urin, feses dan sperma. 4. Bila korban lama diturunkan dari gantungan, lebam mayat didapati di kaki dan tangan bagian bawah. Bila segera diturunkan, lebam mayat bisa di dapati di bagian depan atau belakang tubuh sesuai dengan letak tubuh sesudah diturunkan. Kadang penis tampak ereksi akibat terkumpulnya darah.
  • 26. Pemeriksaan Dalam Jenazah  Jaringan otot setentang jeratan didapati hematom  kongesti saluran pernafasan, paru dan organ lainnya  Tardieu’s spot di permukaan paru-paru, jantung dan otak  Darah berwarna gelap dan encer  Patah os hyoid (sering), tulang rawan lain (jarang)  robekan melintang berupa garis berwarna merah (red line) pada tunika intima dari arteri karotis interna
  • 28. Penjeratan (strangulation)  Terhalang udara akibat tenaga dari luar (tak ada pengaruh berat badan)  Tipe - penjeratan dgn tali - dicekik (manual strangulation) - leher ditekan dgn selain tali (kayu, lengan) - Mugging, leher ditekan dgn lutut atau siku  Etiologi: - asfiksia - kongesti vena - iskemia otak - vagal refleks
  • 29. Pemeriksaan Luar jenazah 1. Bekas jeratan leher warna merah kecoklatan, bersambung (continous) di bawah atau setentang kartilago thyroid. Lecet di sekitar jeratan, kadang ada vesikel. 2. Muka terlihat bengkak dan membiru, mata melotot, lidah menjulur. 3. Bintik perdarahan jelas di kening, temporal, kelopak dan bola mata 4. Bisa didapati keluar feses atau urine Pemeriksaan Dalam Jenazah 1. Lebam setentang/sekitar penjeratan 2. Fraktur tulang krikoid dan tulang rawan trachea 3. Mukosa laring dan trachea menebal dan warna merah 4. Kongesti paru dan organ lain 5. Tardieu’s spot
  • 30. Perbedaan Mati Gantung & Penjeratan
  • 32. Pencekikan (throttling)  Sering terjadi pd perkelahian  Penyebab kematian sering akibat asfiksia, berikutnya akibat refleks vagal (tekanan sinus karotis  jantung berhenti)  Kematian jarang akibat kongesti/iskemia otak  Tanda post mortem khas  bekas kuku jari tangan di banyak tempat di leher korban
  • 34. Tenggelam (drowning)  Terhalangnya sal. nafas krn tersumbat cairan  Tipe - Dry drowning (drowning type 1) - Wet drowning (drowning type 2a/air tawar, type 2b/air asin) - Immersion syndrome (air dingin) - secondary drowning (mati sesudah dirawat)  Etiologi: - Asfiksia - Fibrilasi ventrikuler (tenggelam di air tawar) - Oedem paru (tenggelam di air asin) - refleks vagal
  • 35. Pemeriksaan Luar Jenazah  Sianosis kuku dan bibir  Mata merah (perdarahan subkonjungtiva)  Buih halus yg sukar pecah di mulut dan hidung  Kadang lidah menjulur  Lebam mayat lebih banyak di kepala, muka, dan leher  Jika ada kejang mayat (cadaveric spasme), tangan terlihat menggenggam sesuatu  Telapak tangan dan kaki putih mengkerut (washer woman’s hand) jika korban lama di air  Kadang kulit kasar seperti kulit bebek (cutis anserine)
  • 36. Pemeriksaan Dalam Jenazah  Ada lumpur, pasir halus, benda asing di sal. nafas, atau mungkin juga di lambung sampai duodenum  Buih halus di rongga mulut dan sal. nafas  Oedem paru, cetakan iga di permukaan paru, perabaan kenyal ada pitting oedema, bila dipotong dan diperas tampak banyak buih  Darah gelap dan encer  Jantung kanan berisi darah, jantung kiri kosong
  • 37.