Dokumen tersebut merangkum pengertian gangguan sistem pencernaan seperti gastritis, hepatitis, diare, dan konstipasi serta pengobatan menggunakan berbagai jenis obat sistem pencernaan seperti antasida, antidiare, obat konstipasi, dan anti tukak. Dibahas pula mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa obat tersebut seperti vometa yang digunakan untuk mengatasi mual dan muntah.
1. Nama : Evi Deswita
Nim : 2048201088
Kelas : B Farmasi
Dospem : apt. Aisa Dinda Mitra, M. Farm
Farmakologi ( Penggunaan obat pada gangguan
GI )
2. Pengertian :
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat – zat gizi dan energi, menyerap zat – zat gizi kedalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ – organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Sistem pencernaan berfungsi
antara lain menerima makanan, memecah makanan menjadi zat – zat gizi (suatu proses
yang disebut pencernaan), menyerap zat – zat gizi ke dalam aliran darah dan membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
3. Adapun gangguan pada sistem pencernaan seperti gastritis, hepatitis, diare, konstipasi,
apendiksitis dan maag. Masalah pencernaan dari kategori ringan hingga berat harus
segera diatasi jika tidak akan dapat memperburuk keadaan. Salah satu cara untuk
mengatasi sistem pencernaan adalah dengan mengkonsumsi obat, yang termasuk dalam
kategori obat sistem pencernaan diantaranya Antasida, H2 reseptor antagonis,
Antiemetik, Antikolinergik, Hepatoprotektor, Antibiotik, Proton pompa inhibitor,
Prokinetik, Antidiare, Laksatif.
Pembagian obat sistem pencernaan :
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal. Ada
beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya Antitukak, Antipasmodik,
Antasida, Antiemetik, Antikolinergik, Hepatoprotektor, Prokinetik, Antidiare, Laksatif.
• Antasida:
Antasida adalah basa - basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam
lambung yang menyebabkan timbulnya penyakit tukak lambung atau sakit maag,
dengan gejala nyeri hebat yang berkala. Antasida tergolong obat bebas, mengandung
magnesium (Mg+), Aluminium (AL+++), atau Kalsium (Ca++), dan Simitikon.
Antasida berasal dari bahasa lemah, yang jika bereaksi dengan asam lambung di GI
membentuk air dan garam, karena merupakan basa lemah maka jika berikatan dengan
asam yang ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang.
4. • Antidiare :
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar. Perubahan
frekuensi & konsistensi dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung
60 - 90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%. Diare merupakan suatu
gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya. Proses pengobatan diare
dilakukan dengan :
a. Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein,
paregorik (opium tinctur) atau loperamide,
b. Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit
aktif.
c. Diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat dirumah sakit dan diberikan
cairan pengganti dan garam melalui infus.
Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan
oleh:
a. Infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie
b. Infeksi oleh kuman thypus (kadang - kadang) dan kolera
c. Infeksi oleh virus misalnya influenza perut dan “travellers diarre
d. Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)
e. Keracunan makanan atau minuman
f. Gangguan gizi
5. g. Pengaruh enzym tertentu
h. Pengaruh saraf (terkejut, takut dan sebagainya)
i. Diare juga dapat merupakan salah satu gejala penyakit seperti kanker pada usus
Antidiare adalah obat - obatan yang digunakan untuk menanggulangi atau mengobati
penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman, virus, cacing atau keracunan
makanan. Gejala diare adalah buang air besar berulang kali dengan banyak cairan
kadang - kadang disertai mulas (kejang - kejang perut) kadang - kadang disertai darah
atau lendir. Antidiare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem
saraf pusat, tidak menyebabkan ketergantungan.
MEKANISME INTERAKSI OBAT
Secara garis besar dapat melalui beberapa cara yaitu :
- Interaksi secara farmasetik (inkompatibilitas)
- Interaksi secara farmakokinetik
- Interaksi secara farmakodinamik
6. • Obat Konstipasi :
Konstipasi atau sembelit adalah penyakit yang sangat sering menyerang orang di
berbagai usia. Bayi hingga orang tua pasti pernah mengalami sembelit setidaknya sekali
dalam hidup mereka.
Konstipasi adalah gangguan pencernaan yang membuat seseorang buang air besar
kurang dari tiga kali dalam seminggu. faktor utamanya adalah karena otot usus besar
yang lambat berkontraksi untuk memindahkan makanan sehingga akan menyerap
terlalu banyak air dari sisa makanan. Hal ini mengakibatkan tekstur feses kering dan
padat mengeras, serta bergerak lambat untuk menuju anus.
Sembelit adalah gangguan pencernaan yang paling sering disebabkan oleh kurang
asupan serat. Serat dari makanan penting untuk membantu merangsang usus bergerak
lebih aktif dan melunakkan tekstur feses agar lebih lancar dibuang. Konstipasi adalah
penyakit yang bisa muncul karena Anda kurang aktif bergerak, atau bahkan malas
berolahraga rutin. Sembelit juga umum dialami orang tua yang hanya sudah tidak lagi
kuat untuk banyak bergerak.
7. Penyebab Konstipasi :
Efek samping obat tertentu yang Anda konsumsi dapat menyebabkan efek samping
berupa sembelit. Daftar obat yang menyebabkan sembelit di antaranya:
●Obat pereda nyeri golongan opioid seperti kodein, oxycodone, dan hydromorphone
●Antidepresan seperti amitriptyline dan imipramine
●Antikolvusan seperti suplemen besi fenitoin dan carbamazepine
●Inhibitor channel calcium seperti diltiazem dan nifedipine
●Antasida yang mengandung alumunium
●Diuretik seperti klorotiazid
Gejala Penyebab Konstipasi :
●Feses keras
●Sakit perut
●Kram perut
●Perut terasa kembung dan mual
●Nafsu makan menurun
●Muncul sensasi anus seperti tersumbat sehingga sulit mengeluarkan feses
●Muncul sensasi seolah-olah Anda tidak bisa sepenuhnya mengosongkan feses dari
dubur
8. Tips Agar Tidak Konstipasi :
• Makan yang mengandung serat
• Perbanyak minum air putih ( jangan bewarna, alkohol, dll )
• Rutin berolahraga
• Jangan menunda jika ingin BAB
• Jika sudah terjadi konstipasi langsung minum obat pencahar ( bisa di cari di apotik
terdekat maupun dari resep dokter )
Anti Tukak
tukak lambung adalah penyakit berupa luka atau bisul yang terbentuk di lapisan
lambung atau usus. Penyebab tukak lambung utamanya berasal dari infeksi bakteri.
Namun, terkadang penyakit ini juga bisa muncul lantaran efek samping obat seperti
NSAID, atau bisa dengan kebiasaan kita yang mana memilih makanan yang tidak sehat.
Gejala yang diakibatkan Tukak:
• Sakit perut atas berupa nyeri,
• Rasa panas, atau Mual Muntah
• Tidak nafsu makan
• Kembung Kerap bersendawa
• Berat badan turun
9. Gejala tukak lambung tersebut biasanya muncul di malam hari, atau saat perut dalam
kondisi kosong dalam waktu yang lama. Penyakit ini apabila tidak ditangani dengan
tepat bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan komplikasi.
Obat Tukak serta Efek samping:
• Antibiotik
Obat antibiotik berfungsi membunuh bakteri penyebab penyakit sampai tuntas.
Jenis obat antibiotik yang jamak diresepkan dokter bisa berbeda-beda, contohnya:
a) Amoksisilin (Amoksil)
b) Klaritromisin (Biaxin)
c) Metronidazol (Flagyl)
d) Tinidazole (Tindamax)
e) Tetrasiklin
f) Levofloxacin
Dokter biasanya meresepkan obat tukak lambung ini selama dua minggu bersama obat
lainnya. Pastikan penderita tukak lambung minum obat antibiotik sesuai petunjuk
dokter. Hindari sembarangan minum atau menghentikan minum obat antibiotik tanpa
persetujuan dokter dan apotik terpercaya terdekat . Jangan sampai salah menggunakan.
10. Anti Mual:
Apa Itu Obat Vometa? vometa merupakan obat golongan antiemetik. Obat ini sering
digunakan untuk mengatasi rasa mual, muntah, kembung, atau ketika perut terasa tidak
nyaman akibat kekenyangan, GERD, atau gangguan perut lainnya. Vometa
mengandung domperidone sebagai bahan aktifnya. Obat ini tersedia dalam beberapa
bentuk, yakni tablet (Vometa FT), sirup, suppositoria, dan tetes (vometa drop).
Tentang Obat dan Cara Kerja:
Golongan: Antiemetik (obat keras)
Kategori: Obat resep
Kandungan: Domperidone
Bentuk sediaan: Tablet, suppositoria, sirup, dan tetes
Manfaat: Mengatasi mual, muntah, gangguan perut
Karena mengandung domperidone sebagai bahan aktifnya, obat ini bekerja dengan cara
mempercepat proses pencernaan makanan di dalam lambung. Hal ini supaya makanan
dapat lanjut masuk ke usus untuk proses pencernaan selanjutnya. Selain itu, obat
vometa juga bekerja dengan bertindak sebagai antagonis terhadap reseptor dopamin di
kemoreseptor “trigger zone” yang berpengaruh terhadap refleks muntah.
11. Efek Samping :
Pada beberapa kasus, obat ini dapat menimbulkan efek samping pasca konsumsi. Efek
samping yang biasa muncul akibat konsumsi obat vometa adalah:
• Pusing
• Mulut terasa kering, terbakar, atau terjadi iritas
• Masalah tidur (Baca juga 9 Makanan untuk Susah Tidur)
• Kram perut
• Nyeri dada
• Nyeri pada kaki
• Keluarnya air susu berlebihan pada payudara
• Jadwal menstruasi terganggu
• Pembengkakan pada payudara atau mengalami kesulitan saat berkemih
Obat vometa dapat memiliki sifat kontraindikasi pada beberapa obat-obatan
karena dapat menimbulkan interaksi obat. Penggunaan obat ini tidak boleh digunakan
berbarengan atau dalam waktu yang berdekatan dengan obat phenelzine,
tranylcypromine, furazolidone, dan selegiline. Selain itu vometa dikontraindikasikan
dengan orang yang memiliki sensitivitas terhadap domperidone. Vometa merupakan
obat yang masuk ke dalam golongan obat C yang mana terindikasi menimbulkan efek
samping pada jika diminum oleh ibu hamil. Namun belum ada studi lebih lanjut
mengenai hal ini. Konsultasikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-
obatan lain atau bahkan suplemen. Hindari konsumsi alkohol dan perilaku merokok
selama penggunaan obat ini, atau konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter.
12. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
Sebelum menggunakan obat ini, baca aturan pakai yang tersedia pada label kemasan
dengan teliti. Pastikan Anda tidak melebihkan atau mengurangi dosis dari yang
disarankan oleh dokter. Gunakan obat ini 30 menit sebelum makan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Jangan gunakan obat ini lebih dari dua minggu karena obat ini
merupakan obat yang digunakan dalam pengobatan jangka pendek.