SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
KEADAAN KESEHATAN
BAYI DAN BALITA DI
INDONESIA
dr. Yusardi Reska
P, Sp.A
DATA KEMENKES DESEMBER 2021
LUAS WILAYAH :
1.910.931,32 km²
JUMLAH PENDUDUK :
273.879.750
JUMLAH BAYI 0-11 BLN : 4.448.017
JUMLAH BALITA 0-59 BLN : 22.045.261
PENDAHULUAN
•setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang, serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
•Upaya kesehatan anak dilaksanakan
sejak janin dalam kandungan hingga
anak berusia 18 tahun
•Tujuan: menjamin kelangsungan
hidup anak melalui upaya
menurunkan angka kematian bayi
baru lahir, bayi dan balita
Permenkes
No.25
Tahun
2014
PENDAHULUAN
Upaya pemeliharaan kesehatan anak
ditujukan untuk mempersiapkan generasi
akan datang yang sehat, cerdas, dan
berkualitas serta untuk menurunkan angka
kematian anak.
Upaya pemeliharaan kesehatan anak
dilakukan sejak janin masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan,
dan sampai berusia 18 tahun.
Indikator angka kematian yang berhubungan
dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal
(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKABA).
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah Jumlah bayi
yang meninggal sebelum mencapai 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah Jumlah
anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5
tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
Balita
Usia 12 bulan – 59 bulan
Bayi
Usia 29 hari – 11 bulan
Neonatus
Usia 0 – 28 hari
Tren kematian anak dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan.
Data Kemenkes menunjukkan jumlah kematian balita pada tahun 2021
sebanyak 27.566 kematian balita, menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu
sebanyak 28.158 kematian.
Dari seluruh kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal
(20.154 kematian) dimana sebagian besar diantaranya (79,1%) terjadi pada
usia 0-6 hari.
Sementara itu, kematian pada masa post neonatal (usia 29 hari-11 bulan)
sebesar 18,5% (5.102 kematian) dan kematian anak balita (usia 12-59 bulan)
sebesar 8,4% (2.310 kematian)
ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN BAYI
Angka Kematian Bayi (AKB) masih
tinggi dibandingkan dengan negara
berkembang lainnya
AKB adalah jumlah kematian bayi dalam
1 tahun pertama kehidupan per 1000
kelahiran hidup
Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2021 sebesar
32/1000 kelahiran hidup 73% dari
kematian terjadi pada usia yang sangat
Angka ini merupakan salah satu indikator
derajat kesehatan bangsa  tingginya
AKB/AKABA menjadi petunjuk bahwa pelayanan
maternal dan neonatal kurang baik
Dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka
tersebut
Kematian neonatal disebabkan oleh BBLR,
asfiksia, dan kelainan kongenital
Kematian bayi terbanyak karena pneumonia
dan diare
Kematian balita terbanyak karena diare,
PENYEBAB TERJADINYA KESAKITAN
DAN KEMATIAN PADA BAYI
Angka kejadian bayi berat lahir rendah
(BBLR)
Salah satu penyebab kematian neonatus
tersering adalah BBLR baik cukup bulan
maupun kurang bulan (prematur)
Bayi yang lahir dari ibu muda mengalami
lebih sering kejadian prematuritas atau
berat badan kurang  risiko melahirkan
bayi dengan BBLR pada ibu berusia <20
tahun adalah 1,34 kali dibanding ibu
Berat badan kurang pada bayi yang dilahirkan
dari ibu yang sangat muda ternyata
berhubungan dengan cacat bawaan fisik atau
kesiapan organ untuk berfungsi normal
Pertumbuhan dan perkembangan BBLR setelah
lahir mungkin akan mendapat banyak
hambatan
Perawatan setelah lahir diperlukan bayi untuk
dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangannya
BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN
TERJADINYA PERSALINAN PRETERM (PREMATUR)
ATAU BBLR
1. Faktor ibu meliputi; gizi saat hamil yang kurang, umur kurang
dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan bersalin
terlalu dekat, penyakit menahun ibu, hipertensi, jantung
gangguan pembuluh darah (perokok) dan faktor pekerja yang
terlalu berat
2. Faktor kehamilan meliputi; hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil:
preeklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin meliputi; cacat bawaan, infeksi dalam rahim
4. Faktor yang masih belum diketahui
Apa saja faktor yang
memengaruhi penyakit pada
bayi dan balita?
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
UPAYA
KESEHATAN
ANAK
Pelayanan
Kesehatan Neonatal
Pelayanan
Kesehatan Anak
Sekolah
Imunisasi
Rutin
1. PELAYANAN KESEHATAN
NEONATUS
Kondisi bayi BBLR disebabkan oleh kondisi ibu saat hamil (kehamilan remaja, malnutrisi,
dan komplikasi kehamilan), bayi kembar, janin memiliki kelainan atau kondisi bawaan, dan
gangguan pada plasenta yang menghambat pertumbuhan bayi (intrauterine growth restriction).
Bayi BBLR tanpa komplikasi dapat mengejar ketertinggalan berat badan seiring dengan
pertambahan usia. Namun, bayi BBLR memiliki risiko lebih besar untuk stunting dan mengidap
penyakit tidak menular saat dewasa, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung
TARGET CAKUPAN KN
LENGKAP: 88%
2. IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I, antara lain Hepatitis B,
TBC, difteri, pertusis, tetanus,polio, campak rubela, radang selaput otak dan
radang paru-paru
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa setiap
anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan
IMUNISASI DASAR PADA BAYI
Di Indonesia, setiap bayi usia 0-11 bulan wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap,
yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4 dosis polio
tetes atau Oral Polio Vaccine (OPV), 1 dosis polio suntik atau Inactivated Polio Vaccine
(IPV) dan 1 dosis Campak Rubela.
Penentuan jenis imunisasi dan jadwal pemberian ini didasarkan atas kajian ahli dan
analisis epidemiologi atas penyakit-penyakit yang timbul.
Untuk beberapa daerah terpilih sesuai kajian epidemiologi, analisis beban penyakit
dan rekomendasi ahli, ada tambahan imunisasi tertentu, yaitu Pneumococcal
Conjugate Vaccine (PCV) dan Japanese Encephalitis
BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) adalah salah satu cara mengejar ketertinggalan
target atau capaian imunisasi yang terlewat, yaitu untuk vaksin campak, rubella, dan
DPT yang diberikan pada pada anak SD/MI/sederajat usia kelas 1 (Campak Rubela dan
DT), kelas 2 (Td) dan kelas 5 (Td)
Cakupan imunisasi pada pelaksanaan BIAS tahun 2021 jauh di bawah target sebesar
95%  Campak Rubela pada anak usia kelas 1 sebesar 58,4%, DT sebesar 57,1%, Td
pada anak usia kelas 2 sebesar 58,3%, Td pada anak usia kelas 5 sebesar 59,9%
Cakupan imunisasi di masa pandemic menurun dikarenakan fasilitas
kesehatan banyak yang dioptimalkan untuk perawatan COVID-19
dan orang tua takut membawa anak
3. PELAYANAN KESEHATAN
ANAK USIA SEKOLAH
Kebijakan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Upaya Kesehatan Anak
Upaya Kesehatan bagi anak
usia sekolah dan remaja
dilaksanakan minimal
melalui UKS dan PKPR
Standar Pelayanan
Minimal bagi Kab/Kota
Pernyataan Standar :
Pelayanan Kesehatan Bagi
Anak Usia Pendidikan Dasar
1. Skrining Kesehatan
1x/thn
2. Tindak Lanjutnya
Pelaksana : Puskesmas dan
Sekolah/Madrasah/Pesantre
n /Panti, TP UKS
, Pemerintah daerah
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
- Kemendikbud : UKS Sesuai
Standar di sekolah , KTR,
Peningkatan Aktifitas Fisik
- Kemenag : UKS sesuai
standar di Madrasah dan
Pesantren , KTR,
Peningkatan Aktifitas Fisik
- Kemenkes : Kampanye
Germas dan dteksi dini
- Kemendagri : SE tuntuk
pemda entang Germas
- Pemda : kebijakan Germas,
KTR, Olahraga Komunal
Permenko
RAN No
1/2018
ttg Kes
Usia
Sekolah &
Remaja
UU No
36/2009
ttg
Kesehatan
PP No 2 /
2018 ttg
Standar
Pelayanan
Minimal
Permenkes
No 26 /
2019 ttg
Juknis SPM
Bidang
Kesehatan
Instruksi
Presiden No
1 / 2017 ttg
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
Permenkes
No 25 /
2014 ttg
Upaya
Kesehatan
Anak
PB 4 Menteri
tahun 2014 ttg
UKS/M
RAN Kesehatan
Usekrem
Indikator, target dan kegiatan
17 K/ementerian/Lembaga
terkait peningkatan kesehatan
usia sekolah dan remaja
Sehat : Fisik, Psikis,
Sosial
Pasal 79 : Kesehatan Sekolah
Tingginya kasus anak Positif Covid-19
Potensi kekerasan terhadap anak di
rumah
Anak di rumah : dibutuhkan
penyesuaian metode belajar dan
pengasuhan -> kecemasai
Penyesuaian Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Ketakutan terkait pandemi covid-19
Akses pelayanan kesehatan yang
rendah
Penggunaan gadget dengan durasi
lama
Keterpaparan pornografi
Baik di fasilitas kesehatan, Institusi dimana anak berada dan komunitas
One Stop Service
Pemberian Informasi dan Edukasi
Pelayanan Klinis Medis (termasuk pemeriksaan
penunjang dan rujukan
Konseling
Partisipasi Remaja melalui Pembinaan
Konselor Remaja
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
(PKHS)
Pelayanan Rujukan Medis, Sosial dan
Hukum
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI
REMAJA (PKPR)
Pemberian Informasi dan Edukasi
USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA
KESAKITAN DAN KEMATIAN PADA BAYI DAN BALITA
Umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat
cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan 
sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa
kehamilan akan menjadi masalah
Pelayanan antenatal/ asuhan antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal
Antenatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan memberi ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
Pada negara berkembang kunjungan ANC minimal 4
kali yaitu 1 kali pada trimester I & II dan 2 kali pada
trimester III
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin setelah dirinya hamil, untuk
mendapatkan pelayanan asuhan antenatal yang lebih
lengkap
Pemeriksaan kehamilan adalah suatu cara untuk
menjamin setiap kehamilan berpuncak pada upaya
untuk melahirkan bayi yang sehat tanpa menganggu
Faktor penentu BBLR antara lain adalah faktor
demografi dan psikososial termasuk di dalamnya (usia
ibu, status ekonomi, pendidikan, penghasilan) faktor
berikutnya adalah faktor perawatan antenatal termasuk
didalamnya (kunjungan antenatal pertama, jumlah
kunjungan pemeriksaan kehamilan dan kualitas
perawatan antenatal).
Apabila faktor-faktor di atas tidak segera diatasi maka
jumlah kelahiran BBLR kemungkinan semakin
meningkat  beban pembangunan kesehatan jangka
pendek dan jangka panjang, karena dampak jangka
pendek meningkatnya jumlah kematian bayi usia 0-28
hari, sedangkan jangka panjang BBLR rentan terhadap
timbulnya beberapa jenis penyakit pada usia dewasa.
UPAYA PENURUNAN ANGKA
KEMATIAN/KESAKITAN ANAK
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan
pelayanan kesehatan
 Peletakan dasar pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan
dasar (Puskesmas, Pustu, Posyandu)
 Pemerataan pelayanan kesehatan dengan penyebaran bidan
desa, perawat, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa
dan puskesmas keliling.
 Memperbaiki pelayanan kebidanan serta menyebarkan buku
KIA, alat monitor kesehatan oleh tenaga kesehatan dan alat
komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien.
 Meningkatkan status gizi masyarakat dengan Upaya
Perbaikan Gizi Keluarga
 Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap elaksanaan
imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, dan
perbaikan gizi
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx

scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdfscribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdfHerman673394
 
KESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptKESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptOrionArdi
 
Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptx
Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptxMateri Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptx
Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptxErnawaty12
 
1.b. BBLR dan PJT.pptx
1.b. BBLR dan PJT.pptx1.b. BBLR dan PJT.pptx
1.b. BBLR dan PJT.pptxknisa3
 
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptxBEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptxriswanto13
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatZelitania
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfAkunAlissa
 
Data kesehatan desa
Data kesehatan desaData kesehatan desa
Data kesehatan desaRais Fajar M
 
Data kesehatan desa
Data kesehatan desaData kesehatan desa
Data kesehatan desaAhmad_rezka
 
TIM PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI BIDAN TPK
TIM PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI BIDAN TPKTIM PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI BIDAN TPK
TIM PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI BIDAN TPKNursariAbdulSyukur
 
Modul 5 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 

Similar to Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx (20)

imunisasi 1.doc
imunisasi 1.docimunisasi 1.doc
imunisasi 1.doc
 
PPT AKI & AKB
PPT AKI & AKBPPT AKI & AKB
PPT AKI & AKB
 
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdfscribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
 
KESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptKESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.ppt
 
KESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptKESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.ppt
 
KESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptKESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.ppt
 
Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptx
Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptxMateri Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptx
Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptx
 
Bab Awal AKI
Bab Awal AKIBab Awal AKI
Bab Awal AKI
 
1.b. BBLR dan PJT.pptx
1.b. BBLR dan PJT.pptx1.b. BBLR dan PJT.pptx
1.b. BBLR dan PJT.pptx
 
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
 
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptxBEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
 
Progam imunisasii
Progam imunisasiiProgam imunisasii
Progam imunisasii
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
 
Makalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia diniMakalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia dini
 
Data kesehatan desa
Data kesehatan desaData kesehatan desa
Data kesehatan desa
 
Data kesehatan desa
Data kesehatan desaData kesehatan desa
Data kesehatan desa
 
TIM PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI BIDAN TPK
TIM PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI BIDAN TPKTIM PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI BIDAN TPK
TIM PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI BIDAN TPK
 
Modul 5 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
 

Recently uploaded

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 

Recently uploaded (20)

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 

Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx

  • 1. KEADAAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA DI INDONESIA dr. Yusardi Reska P, Sp.A
  • 2. DATA KEMENKES DESEMBER 2021 LUAS WILAYAH : 1.910.931,32 km² JUMLAH PENDUDUK : 273.879.750 JUMLAH BAYI 0-11 BLN : 4.448.017 JUMLAH BALITA 0-59 BLN : 22.045.261
  • 3. PENDAHULUAN •setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi •Upaya kesehatan anak dilaksanakan sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 18 tahun •Tujuan: menjamin kelangsungan hidup anak melalui upaya menurunkan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan balita Permenkes No.25 Tahun 2014
  • 4. PENDAHULUAN Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
  • 5. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah Jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah Jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
  • 6. Balita Usia 12 bulan – 59 bulan Bayi Usia 29 hari – 11 bulan Neonatus Usia 0 – 28 hari
  • 7.
  • 8. Tren kematian anak dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Data Kemenkes menunjukkan jumlah kematian balita pada tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian balita, menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu sebanyak 28.158 kematian. Dari seluruh kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154 kematian) dimana sebagian besar diantaranya (79,1%) terjadi pada usia 0-6 hari. Sementara itu, kematian pada masa post neonatal (usia 29 hari-11 bulan) sebesar 18,5% (5.102 kematian) dan kematian anak balita (usia 12-59 bulan) sebesar 8,4% (2.310 kematian)
  • 9. ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN BAYI Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya AKB adalah jumlah kematian bayi dalam 1 tahun pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2021 sebesar 32/1000 kelahiran hidup 73% dari kematian terjadi pada usia yang sangat
  • 10.
  • 11. Angka ini merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa  tingginya AKB/AKABA menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik Dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka tersebut Kematian neonatal disebabkan oleh BBLR, asfiksia, dan kelainan kongenital Kematian bayi terbanyak karena pneumonia dan diare Kematian balita terbanyak karena diare,
  • 12. PENYEBAB TERJADINYA KESAKITAN DAN KEMATIAN PADA BAYI Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) Salah satu penyebab kematian neonatus tersering adalah BBLR baik cukup bulan maupun kurang bulan (prematur) Bayi yang lahir dari ibu muda mengalami lebih sering kejadian prematuritas atau berat badan kurang  risiko melahirkan bayi dengan BBLR pada ibu berusia <20 tahun adalah 1,34 kali dibanding ibu
  • 13. Berat badan kurang pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang sangat muda ternyata berhubungan dengan cacat bawaan fisik atau kesiapan organ untuk berfungsi normal Pertumbuhan dan perkembangan BBLR setelah lahir mungkin akan mendapat banyak hambatan Perawatan setelah lahir diperlukan bayi untuk dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangannya
  • 14. BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA PERSALINAN PRETERM (PREMATUR) ATAU BBLR 1. Faktor ibu meliputi; gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, penyakit menahun ibu, hipertensi, jantung gangguan pembuluh darah (perokok) dan faktor pekerja yang terlalu berat 2. Faktor kehamilan meliputi; hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil: preeklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini 3. Faktor janin meliputi; cacat bawaan, infeksi dalam rahim 4. Faktor yang masih belum diketahui
  • 15. Apa saja faktor yang memengaruhi penyakit pada bayi dan balita?
  • 20. Kondisi bayi BBLR disebabkan oleh kondisi ibu saat hamil (kehamilan remaja, malnutrisi, dan komplikasi kehamilan), bayi kembar, janin memiliki kelainan atau kondisi bawaan, dan gangguan pada plasenta yang menghambat pertumbuhan bayi (intrauterine growth restriction). Bayi BBLR tanpa komplikasi dapat mengejar ketertinggalan berat badan seiring dengan pertambahan usia. Namun, bayi BBLR memiliki risiko lebih besar untuk stunting dan mengidap penyakit tidak menular saat dewasa, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25. 2. IMUNISASI Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I, antara lain Hepatitis B, TBC, difteri, pertusis, tetanus,polio, campak rubela, radang selaput otak dan radang paru-paru Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan
  • 26.
  • 27. IMUNISASI DASAR PADA BAYI Di Indonesia, setiap bayi usia 0-11 bulan wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap, yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4 dosis polio tetes atau Oral Polio Vaccine (OPV), 1 dosis polio suntik atau Inactivated Polio Vaccine (IPV) dan 1 dosis Campak Rubela. Penentuan jenis imunisasi dan jadwal pemberian ini didasarkan atas kajian ahli dan analisis epidemiologi atas penyakit-penyakit yang timbul. Untuk beberapa daerah terpilih sesuai kajian epidemiologi, analisis beban penyakit dan rekomendasi ahli, ada tambahan imunisasi tertentu, yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dan Japanese Encephalitis BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) adalah salah satu cara mengejar ketertinggalan target atau capaian imunisasi yang terlewat, yaitu untuk vaksin campak, rubella, dan DPT yang diberikan pada pada anak SD/MI/sederajat usia kelas 1 (Campak Rubela dan DT), kelas 2 (Td) dan kelas 5 (Td) Cakupan imunisasi pada pelaksanaan BIAS tahun 2021 jauh di bawah target sebesar 95%  Campak Rubela pada anak usia kelas 1 sebesar 58,4%, DT sebesar 57,1%, Td pada anak usia kelas 2 sebesar 58,3%, Td pada anak usia kelas 5 sebesar 59,9%
  • 28. Cakupan imunisasi di masa pandemic menurun dikarenakan fasilitas kesehatan banyak yang dioptimalkan untuk perawatan COVID-19 dan orang tua takut membawa anak
  • 30. Kebijakan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Upaya Kesehatan Anak Upaya Kesehatan bagi anak usia sekolah dan remaja dilaksanakan minimal melalui UKS dan PKPR Standar Pelayanan Minimal bagi Kab/Kota Pernyataan Standar : Pelayanan Kesehatan Bagi Anak Usia Pendidikan Dasar 1. Skrining Kesehatan 1x/thn 2. Tindak Lanjutnya Pelaksana : Puskesmas dan Sekolah/Madrasah/Pesantre n /Panti, TP UKS , Pemerintah daerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat - Kemendikbud : UKS Sesuai Standar di sekolah , KTR, Peningkatan Aktifitas Fisik - Kemenag : UKS sesuai standar di Madrasah dan Pesantren , KTR, Peningkatan Aktifitas Fisik - Kemenkes : Kampanye Germas dan dteksi dini - Kemendagri : SE tuntuk pemda entang Germas - Pemda : kebijakan Germas, KTR, Olahraga Komunal Permenko RAN No 1/2018 ttg Kes Usia Sekolah & Remaja UU No 36/2009 ttg Kesehatan PP No 2 / 2018 ttg Standar Pelayanan Minimal Permenkes No 26 / 2019 ttg Juknis SPM Bidang Kesehatan Instruksi Presiden No 1 / 2017 ttg Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Permenkes No 25 / 2014 ttg Upaya Kesehatan Anak PB 4 Menteri tahun 2014 ttg UKS/M RAN Kesehatan Usekrem Indikator, target dan kegiatan 17 K/ementerian/Lembaga terkait peningkatan kesehatan usia sekolah dan remaja Sehat : Fisik, Psikis, Sosial Pasal 79 : Kesehatan Sekolah
  • 31. Tingginya kasus anak Positif Covid-19 Potensi kekerasan terhadap anak di rumah Anak di rumah : dibutuhkan penyesuaian metode belajar dan pengasuhan -> kecemasai Penyesuaian Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Ketakutan terkait pandemi covid-19 Akses pelayanan kesehatan yang rendah Penggunaan gadget dengan durasi lama Keterpaparan pornografi Baik di fasilitas kesehatan, Institusi dimana anak berada dan komunitas
  • 32. One Stop Service Pemberian Informasi dan Edukasi Pelayanan Klinis Medis (termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukan Konseling Partisipasi Remaja melalui Pembinaan Konselor Remaja Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) Pelayanan Rujukan Medis, Sosial dan Hukum PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)
  • 34. USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN PADA BAYI DAN BALITA Umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan  sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah Pelayanan antenatal/ asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal
  • 35. Antenatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberi ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar Pada negara berkembang kunjungan ANC minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester I & II dan 2 kali pada trimester III Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin setelah dirinya hamil, untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal yang lebih lengkap Pemeriksaan kehamilan adalah suatu cara untuk menjamin setiap kehamilan berpuncak pada upaya untuk melahirkan bayi yang sehat tanpa menganggu
  • 36. Faktor penentu BBLR antara lain adalah faktor demografi dan psikososial termasuk di dalamnya (usia ibu, status ekonomi, pendidikan, penghasilan) faktor berikutnya adalah faktor perawatan antenatal termasuk didalamnya (kunjungan antenatal pertama, jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan dan kualitas perawatan antenatal). Apabila faktor-faktor di atas tidak segera diatasi maka jumlah kelahiran BBLR kemungkinan semakin meningkat  beban pembangunan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, karena dampak jangka pendek meningkatnya jumlah kematian bayi usia 0-28 hari, sedangkan jangka panjang BBLR rentan terhadap timbulnya beberapa jenis penyakit pada usia dewasa.
  • 37. UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN/KESAKITAN ANAK Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan  Peletakan dasar pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar (Puskesmas, Pustu, Posyandu)  Pemerataan pelayanan kesehatan dengan penyebaran bidan desa, perawat, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa dan puskesmas keliling.  Memperbaiki pelayanan kebidanan serta menyebarkan buku KIA, alat monitor kesehatan oleh tenaga kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien.  Meningkatkan status gizi masyarakat dengan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga  Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap elaksanaan imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, dan perbaikan gizi

Editor's Notes

  1. 4
  2. Tentang upaya Kesehatan anak
  3. Penyebab kematian neonatal terbanyak pada tahun 2021 adalah kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 34,5% dan asfiksia sebesar 27,8%. Penyebab kematian lain di antaranya kelainan kongenital, infeksi, COVID-19, tetanus neonatorium, dan lain-lain.