1. Hukum Narkoba Dalam Islam
Syari’at islam memerangi dan mengharamkan segala hal yang memabukkan dan
segala bentuk narkoba dengan berbagai macam dan jenisnya yang beragam.
Karena barang-barang itu mengandung bahaya yang nyata bagi manusia;
kesehatan, akal, kehormatan, reputasi, prestis, dan nama baiknya.
Rasulullah saw bersabda, “laa dharara wa laa dhirar.” Maksud hadist ini adalah,
tidak boleh menimbulkan kemudharatan dan bahaya terhadap diri sendiri atau
orang lain. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh membahayakan dirinya sendiri
atau orang lain tanpa alasan yang benar dan tanpa adanya tindak kejahatan
sebelumnya. Juga, tidak boleh membalas kemudharatan dengan kemudharatan
yang lain, karena itu, apabila ada seorang mencaci-maki, maka janganlah
membalasnya dengan cacaian yang serupa.
Mabuk dan zina adalah dua perkara yang dilarang karena bahaya dan kejelekannya,
begitu juga dengan narkoba dan obat-obatan terlarang yang sangat berbahaya bagi
akal pikiran, merusak jiwa, hati nurani, dan perasaan. Dampak bahaya dari
mengonsumsi minuman keras, narkoba, dan obat-onatan terlarang adalah sanagat
luas dan multidimensial, tidak hanya membahayakan bagi pemakainya saja, akan
tetapi juga bagi keluarga, anak-anak, masyarakat dan umat.
Adapun bahaya bagi si pemakai sendiri adalah efek buruk bagi tubuh dan akal
sekaligus. Karena minuman keras dan obat-obatan terlarang memiliki kekuatan
merusak yang sangat dahsyat terhadap kesehatan, syaraf, akal, pikiran, berbagai
organ pencernaan dan sebagainya berupa berbagai bahaya yang sangat dahsyat
bagi tubuh secara keseluruhan. Tidak hanya itu saja, dampak bahaya minuman
keras dan obat-obatan terlarang juga menyerang reputasi, nama baik, kedudukan
dan kehormatan seseorang.
Disamping dampak buruk itu, kondisi mabuk dan kecanduan obat terlarang sangat
berpotensi mendorong pelakunya melakukan berbagai tindak kriminal terhadap
jiwa, harta, dan kehormatan. Bahkan dampak bahaya narkoba lebih berat dari
dampak bahaya minuman keras, karena narkoba dan obat obatan terlarang merusak
nilai-nilai moral.
MacamNakoba DanHukumnya Menurut Syar’I
Narkoba dan minuman keras sangat bermacam- macam dan beragam jenisnya.
Para pemakainya begitu kreatif menciptakan berbagai jenis dan nama minuman
keras dan narkoba. Bahkan ada sebagian dari mereka meracik sendiri bahan-bahan
tertentu yang bisa memberikan efek yang sama dengan yang didapat minuman
keras dan narkoba. Semuanya itu memiliki hukum yang sama, yaitu haram,
disebabkan oleh dampak bahayanya pasti yang terkandung di dalamnya.
Hukum narkoba dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang adalah haram selain
untuk tujuan medis dalam kondisi terpaksa atau kebutuhan. Keharaman narkoba
dan penyalahgunaan obatobatan terlarang sama seperti keharaman minuman keras
yang diharamkan berdasarkan nash-nash al qur’an dan hadist yang bersifat pasti.
2. Dalil dalil keharaman mengonsumsi narkoba dan penyalahgunaan obat obatan
terlarang sangat banyak, diantaranya adalah sebagi berikut:
Pertama: narkoba dan obat-obatan terlarang memiliki dampak bahaya dan kerugian
sangat besar seperti yang telah disebutkan di atas.
Kedua: Imam Ahmad meriwayatkan dari ummu salamah, ia berkata, “Rasulullah
melarang setiap sesuatu yang memabukkan dan mufattir.”
Mufattir adalah adalah setiap sesuatu yang memiliki efek melemahkan, melesukan
dan membius. Ibnu hajar mengatakan, hadist ini secara khusus mengandung dalil
diharamkannya ganja, karena memiliki efek memabukan, membius dan
melemahkan. Dalam hadist yang lain disebutkan , “setiap mukhammir dan setiap
yang memabukan adalah haram.” Mukhammir adalah setiap sesuatu yang
menutupi dan menghilangkan kesadaran akal.
Ketiga: ibnu taimiyah menyebutkan adanya ijma’ atas diharamkannya ganja.
Beliau mengatakan, barang siapa menghalalkan ganja, sungguh ia telah kafir.
Keempat: ibnu taimiyah dalam kitab al-fatawa al-kubra mengatakan, setiap yang
bisa menghilangkan keasadaran akal itu adalah haram, meskipun tidak sampai
memberi efek sebuah kondisi fly. Karena menghilangkan akal adalah haram
berdasarkan ijma’ kaum muslimin.
Barang siapa menghalalkan ganja dan menganggapnya halal, ia diminta untuk
bertaubat. Jika ia tetap tidak mau bertaubat maka ia dihukum bunuh sebagaimana
orang murtad, sehingga jenazahnya tidak di shalati dan tidak dikuburkan di
pemakaman kaum muslimin. Sedikit dari ganja juga tetap haram berdasarkan nash
yang mengharamkan khamr dan keharaman setiap yang memabukan.
Dalam kitab subulussalam, ash-shan’ani mengatakan, sesungguhnya segala sesuatu
yang memabukan adalah haram, apapun jenis dan bentuknya, meskipun bukan
berbentuk minuman, seperti ganja misalnya. Sebagian ulama hanafiyah
mengatakan, barang siapa mengatakan bahwa ganja adalah halal, ia adalah orang
zindik dan pembuat bid’ah.
Setiap jenis dan bentuk narkoba dan obat-obatan terlarang yang terus bermunculan
setelah enam abad pertama adalah haram sama seperti minuman keras. Karena
semuanya memiliki efek menutupi dan mengacaukan kesadaran akal. Bahaya
narkoba dan obat-obatan terlarang jauh lebih besar dan berat daripada minuman
keras karena bahaya dan dampak buruknya begitu luas dan multidimensial.
Hukum Bisnis Narkoba DanObat-Obatan Terlarang
Bisnis narkoba dan obat-obatan terlarang, baik membeli, menjual,
menyelundupkan, mengedarkan dan memasarkan adalah haram, sama seperti
keharaman mengonsumsi itu sendiri. Karena wasilah menurut syari’at, hukumnya
mengikuti hukum maksud dan tujuan dari wasilah tersebut. menutup setiap celah
yang bisa menjadi pintu masuk kepada perkara yang diharamkan adalah sebuah
kewajiban dan keharusan. Karena pedagang narkoba, berarti ia membantu
3. mempermudah penyebaran dan pemakainannya. Oleh karena itu, hasil dari
memperdagangkan narkoba adalah haram, tindakan memperdagangkannya adalah
tindakan dosa, berbisnis narkoba berarti membantu tindakan maksiat, dan transaksi
jual beli yang dilakukan adalah batal dan tidak sah. Allah swt berfirman, “tolong
menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong
dalam berbuat dosadan pelanggaran.” (al-maidah: 2)
Dengan begitu, larangan memperjualbelikan khamr dan menghukumi batal
transaksi jual beli tersebut, mencakup jual beli narkoba dan obat-obatan terlarang.
Karena semua itu masuk kategori membantu kemaksiatan, berkonspirasi dalam
usaha merusak generasi muda dan umat, menghancurkan akhlak, moral dan nilai
nilai umat, merusak ekonomi umat dan menjadikannya lemah dihadapan umat-
umat yang lain.
Hukum Usaha Pertanian Ganja Dan Opium
Setiap sesuatu yang bisa membawa kepada keharaman, hukumnya juga haram.
Setiap sesuatu yang bisa memberikan kontribusi pada kemaksiatan, itu juga disebut
kemaksiatan. Oleh karena itu, menanam tanaman ganja dan yang lainnya,
memproduksi bahan-bahan narkoba, ikut memberikan kontribusi dalam proses
penjagaan, perawatan, pengepakan, penyelundupan, pendistribusian, semua itu
adalah haram menurut syar’I, aturan dan agama Allah swt dengan alasan-alasan
berikut:
Pertama: menanam sesuatu yang mambawa kepada keharaman, itu dianggap
sebagai sebuah sikap setuju yang nyata dari penanamnya terhadap penggunaan
sesuatu tersebut serta memperdagangkannya. Sikap setuju kepada kemungkaran
atau kemaksiatan adalah sebuah kemaksiatan dan kemungkaran juga.
Kedua: setiap sesuatu yang memiliki kontribusi terhadap suatu kemaksiatan adalah
kemaksiatan juga, sebagaimana mananam berbagai tanaman yang bisa dijadikan
bahan narkoba adalah sebuah kemaksiatan.
Ketiga: Rasulullah saw bersabda, “sesungguhnya orang yang menahan dan
menimbun buah anggur pada masa panen, supaya ia bisa menjualnya kepada orang
yang menjadikannya bahan untuk membuat khamr, sungguh ia telah
menjerumuskan dirinya kedalam neraka.” Hadist ini merupakan dalil yang jelas
atas keharaman menanam ganja dan segala jenis tanaman yang bisa dijadikan
bahan pembuatan opium, heroin, kokain dan sebagainya.
Keempat: Rasulullah saw bersabda, “allah melaknat khamr itu sendiri,
peminumnya, penuangnya, penjualnya, pembelinya, orang yang membuat
perasannya, orang yang meminta dibuatkan perasannya, orang yang membawanya,
orang yang dibawakan, dan orang yang memakan dari hasil bisnis khamr.”
Berdasarkan hal ini, pengedar, pedagang, penyelundup dan setiap pihak yang
memiliki peran dalam pemakaian narkoba, mereka semua juga termasuk orang
yang melakukan perbuatan dosabesar, orang yang melakukan keharaman dan
kemungkaran.
4. Hasil Keuntungan Dari Bisnis Narkoba
Keuntungan yang didapatkan oleh setiap pihak yang ikut berbisnis dan melakukan
transaksi narkoba, semuanya adalah harta yang haram, berdasarkan dalil-dalil
berikut:
Pertama:Firman Allah Swt, “ janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian
yang lain diantara kamu dengan jalan yang batil.” (Al baqarah: 188) memakan
harta orang yang lain mencakup segala bentuk transaksi yang diharamkan termasuk
bisnis narkoba.
Kedua: Rasulullah saw bersabda, “ sesungguhnya jika Allah mengharamkan
sesuatu, Dia juga mengharamkan harga hasil dari bisnis sesuatu itu.”
Juga sabdanabi saw, “ sesungguhnya sesuatu yang diharamkan untuk diminum,
maka juga diharamkan memperjualbelikannya.”
Juga sabdanabi saw, “ sesungguhnya Allah mengharamkan khamr dan hasil dari
bisnis khamr, mengharamkan bangkai dan hasil dari bisnis bangkai,
mengharamkan babi dan hasil dari bisis babi.”
SangsiHukum BagiPengonsumsiNarkoba
Fuqaha sepakat bahwa pengonsumsi narkoba tanpa udzur dan alasan yang
dibenarkan seperti kepentingan medis, maka ia dikenai sangsi hukuman ta’zir.
Hukuman ta’zir tersebut bisa dengan kecaman, dipukul, dipenjara, dipublikasikan,
dikenai sangsi denda berupa harta, dan bentuk-bentuk hukuman ta’zir lainnya
sesuai dengan kebijakan hakim yang menurutnya bisa memberi efek jera baik bagi
pelaku dan orang yang lain.
Fuqaha hanafiyah dan malikiyah memperbolehkan hukuman ta’zir itu sampai
berupa hukuman bunuh. Mereka menyebutnya dengan istilah hukuman bunuh
sebagai bentuk kebijakan yang pas dan tepat. Artinya, jika hakim melihat ada
kemaslahatan sesuai dengan kondisi dan situasinya. Wallahu a’lam