SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
Jakarta, 7 Desember 2019
Universitas Islam As-Syafi’iyah
HUKUM ISLAM &
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Latar Belakang
PENDAHULUAN
UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 1:
Narkotika: Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini
Dampak Era Modern dan Globalisasi:
Perkembangan IPTEK sangatlah besar, yang berpengaruh besar terhadap POLEKSOSKUM dan
agama.
Bebas berinteraksi baik nasional/internasional: Masyarakat dapat terpengaruh dalam hal yang
pada dasarnya membawa kehancuran
Salah satu dampak negatif yang mempengaruhi segi sosial, hukum dan agama: Munculnya
Minuman Keras (Miras) yang beralkohol juga Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (Narkoba) yang
mengandung zat-zat kimia terlarang.
(menimbulkan kemudharatan yang mempengaruhi daya nalar manusia dalam berfikir, perusakan
terhadap mental, jiwa, harta dan keyakinan)
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Latar Belakang
Hukum Islam yang disyariatkan ALLAH SWT: untuk merealisasikan dan melindungi kemaslahatan
manusia, baik kemaslahatan individu maupun kemaslahatan masyarakat yang menyangkut seluruh
aspek.
Para ulama mengklasifikasikannya menjadi tiga aspek;
- Dharuriyat (primer)
- Hajiyyat (sekunder)
- Takhsiniyyat (pelengkap)
Aspek Dharuriyyat merupakan aspek yang paling asasi dalam kehidupan manusia. Dengan
terganggunya aspek ini, kehidupan akan menjadi kacau. Oleh karena itu, hukum Islam memberikan
perhatian khusus terhadap aspek ini.
Ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah melarang/mengharamkan minuman keras atau
khamr sehingga dapat dijadikan dasar atau dalil terhadap dilarang dan diharamkannya miras dan
penyalahgunaan narkoba, karena menimbulkan bahaya dan mudharat yang besar yang bisa
mengancam dan merusak keselamatan jiwa, akal, harta, dan keturunan, serta merusak keutuhan
beragama.
(walaupun di sisi lain mengandung manfaat tertentu misalnya untuk pengobatan, bahan penelitian dan
ilmu pengetahuan)
Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah maupun larangan. Aturan-aturan itu ada
yang bersifat ancaman hukuman di dunia dan ancaman hukuman di akhirat.
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Latar Belakang
Aspek-aspek tersebut meliputi agama, jiwa, keturunan dan harta benda. Dalam menjamin
dan melindungi hal-hal tersebut, Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah
maupun larangan.
Aturan-aturan itu ada yang bersifat ancaman hukuman di dunia dan ancaman hukuman di
akhirat. Aturan-aturan mengenai pelanggaran dan kejahatan tersebut dalam hukum pidana
Islam dikategorikan dalam tindak pidana hudud.
Di antara unsur penting dalam hukum pidana Islam ialah perbuatan melawan hukum yang
lazim dikenal dengan uqubah (ditetapkan dalam Alquran dan Sunnah). Dalam hukum pidana
Islam dikenal dengan tindak pidana minum-minuman yang memabukkan (Khamar).
Hukum positif maupun hukum Islam: Narkoba adalah dilarang keberadaanya apabila
disalahgunakan dan bukan untuk kemaslahatan bahkan dilihat dari sisi kemaslahatan pun
sebenarnya juga sangat kecil.
Karena memang dampak negatifnya sangatlah besar yang mengancam jiwa, akal, agama dan
harta manusia
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Latar Belakang
1. Bagaimanakah miras dan narkoba dalam perspektif hukum Islam?
2. Bagaimanakah miras dan narkoba dalam perspektif hukum Positif?
Rumusan Masalah
Mengetahui bagaimana Miras dan Narkoba menurut perspektif hukum Islam dan
hukum positif di Indonesia.
Tujuan Penulisan
Universitas Islam As-Syafi’iyah
PEMBAHASAN
Pengertian Minuman Keras (Miras) dalam Islam
Etimologi: (Kata)
Khamr (minuman keras) berasal dari kata khamar yang bermakna satara (menutupi). Sedang
khammara berarti memberi ragi. Adapun al-khamr diartikan arak, segala yang memabukkan.
Tafsir al-Lubāb terdapat empat sebab mengapa disebut khamr:
- Karena menutupi akal,
- Khimār yang bermakna menutupi wanita
- Al-khamaru yang berarti sesuatu yang bisa dipakai bersembunyi dari pohon dan tumbuhan/
semak-semak
- Khāmir yang bermakna orang yang menyembunyikan janjinya
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Pengertian Miras dalam Islam
Terminologi: (Istilah)
Makna khamr: Zat yang memabukkan dan terbuat dari sari anggur atau semua zat (minuman) yang
dapat menutupi dan menghilangkan akal (Tafsir al-Alūsī)
Khamr: nama jenis minuman yang dibuat dari perasan anggur sesudah dimasak hingga mendidih
serta mengeluarkan buih dan kemudian menjadi bersih kembali. Sari dari buih itulah yang
memabukkan. (Abu Hanifah)
Adapun menurut jumhur ulama’ (Maliki, Syafi’i dan Hambali), yang dimaksud dengan khamr ialah
semua zat/barang yang memabukkan baik sedikit maupun banyak. Hal ini sesuai dengan hadits
Rasulullah saw dari Ibn Umar:
Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr itu haram. (H.R. Muslim).
Setidaknya ada 26 sahabat yang meriwayatkan hadits tersebut dengan berbagai macam
lafadznya.
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Pengertian Narkoba dalam Islam
Hukum Narkoba secara khususnya tidak disebut melalui dalil tafsili dalam al-Quran dan Hadis.
Zat Narkoba adalah sesuatu yang suci dan boleh digunakan (Kaedah Istishab)
Kaedah fiqih, al-Aslu fi al-‘Asya’ al-Ibahah yaitu hukum asal bagi setiap perkara adalah mubah
melainkan ada sandaran yang mengharamkannya.
Hukum Narkoba itu segera berubah selaras dengan prinsip fleksibilitas hukum berdasarkan
logikanya (‘Illah). Karenanya, hukum Narkoba berdasarkan ilmu usul fiqih disebut sebagai al-
hurmah li ghairih. Umumnya bukan karena zatnya sebagaimana khinzir, tetapi merujuk kepada
penyalahgunaannya.
Secara tradisinya dikaitkan melalui kias kepada pengharaman arak berdasarkan persamaan keadaan
‘illah memabukkan (al-iskar) yang nyata merenggut fungsi akal yaitu satu dari teras al-Kulliyat al-
Khamsah
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Pengertian Narkoba dalam Islam
Hukum penggunaan narkoba (akhir kurun keenam hijriah), para ahli fiqih telah berijtihad untuk
mengeluarkan hukum syariat dengan cara mengkiaskannya kepada arak melalui penelitian kepada
dalil-dalil yang digunakan untuk pengharaman arak, ‘illah pengharamannya dan keterkaitan antara
arak dan narkoba dalam konteks pengharamannya
Narkotika dalam istilah bahasa Arab paling sedikit ada 3:
- al-Mukhaddirât,
- al-aqâqir,
- dan hasyîsy.
Narkotika al-Mukhaddirât, secara etimologi berarti sesuatu yang terselubung, kegelapan atau
kelemahan. Diambil dari kata al-Khidr, yang berarti tirai yang terjurai di sudut ruangan seorang
gadis. Kata tersebut biasanya digunakan sebagai penirai rumah.
Kata al-Mukhaddirât dapat juga terambil dari kata al-Khadar, yang berarti kemalasan dan
kelemahan. Al-Khadir bentuk fâ’il atau subjek dari kata al-Khadar artinya orang yang lemah dan
malas.
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
‫ا‬َ‫ي‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُ‫م‬ َ‫َل‬ْ‫ز‬َْ‫اْل‬َ‫و‬ ُ‫اب‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َْ‫اْل‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ِ‫س‬ْ‫ي‬ٌ‫س‬ْ‫ج‬ِ‫ر‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ُ‫وه‬ُ‫ب‬ِ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫اج‬َ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫الش‬ ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah : 90).
ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ‫ع‬ِ‫وق‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫الش‬ ُ‫د‬‫ي‬ِ‫ر‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ْ‫م‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫اء‬َ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫او‬َ‫د‬َ‫ْع‬‫ل‬‫ا‬ِ‫ر‬
ِ‫ن‬َ‫ع‬َ‫و‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫د‬ُ‫ص‬َ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫ر‬ِ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ِ‫ة‬ َََّ‫الص‬َۖ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫َن‬‫أ‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬َ‫ف‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ه‬
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (Q.S. Al-Maidah : 91)
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Sebab Turunnya Surah Al-Maidah Ayat 90-91 (Miras & Narkoba)
Pelarangan khamr dilakukan secara bertahap, mulai dari paling ringan terus meningkat sampai
kepada larangan yang bersifat qath’I (pasti yang tidak dapat ditawar lagi) yakni QS. Al-Maidah ayat
90-91.
Imam Ahmad telah meriwayatkan sebuah hadis dari sahabat Abu Hurairah r.a.,ia telah mengatakan
bahwa tatkala Rasulullah SAW. Sampai di Madinah, para penduduknya terbiasa dengan meminum
khamar dan permainan judi.
Kemudian mereka menanyakan tentang kedua perbuatan itu kepada Rosulullah SAW, lalu setelah
itu turunlah ayat 219 dari surat al-Baqarah yang berbunyi: Mereka bertanya kepadamu tentang
khamr dan judi, katakanlah keduanya itu adalah dosa besar dan ada manfaatnya bagi manusia,
dan (tetapi) dosanya lebih besar daripada manfaatnya. Akan tetapi orang-orang mengatakan
“Allah tidak mengharamkannya, akan tetapi ia mengatakan bahwa perbuatan itu hanyalah dosa
yang besar saja”. Meraka masih tetap meminum khamr, sehingga pada suatu hari seorang dari
sahabat Muhajirin melakukan shalat magrib sebagai imam dari teman-temannya, akan tetapi
bacaan Al-Quran-nya salah karena mabuk.
Setelah peristiwa itu Allah menurunkan ayat pengharaman khamr yang lebih berat dari semula,
yaitu firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan…” (Surah An-Nisaa ayat 43).
Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Sebab Turunnya Surah Al-Maidah Ayat 90-91 (Miras & Narkoba)
Maka ada pula sebagian sahabat yang langsung meninggalkannya, sedang sebagian yang lain tidak
meminumnya pada waktu siang, melainkan hanya pada malam harinya saja ketika hendak tidur.
Hingga terjadinya suatu peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang
gemar minum khamr.
Imam Nasa-I dan imam Baihaqi telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas
telah berkata: “sesungguhnya ayat pengharaman khamr itu diturunkan berkenaan dengan peristiwa
yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang gemar minum khamr (saling berkelahi
di kala mabuk).
Akhirnya setelah peristiwa itu rasa dengki mulai merasuk di dalam dada mereka, lalu Allah SWT
menurunkan ayat 90-91 dari surat al-Maidah ini. Baru setelah turunnya ayat ini mereka
mengatakan, 'Wahai Tuhan kami! Sekarang kami telah berhenti.”
Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Kandungan Ayat
Adapun inti sari dari QS Al-Maidah (5): 90-91 yaitu antara lain:
1. ALLAH SWT melarang umatnya untuk meminum khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala,
dan mengundi nasib dengan anak panah, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan keji
dan termasuk perbuatan setan, agar ummatnya beruntung.
2. Alasan mengapa Allah mengharamkan meminum khamar dan berjudi bagi orang-orang
mukmin, yaitu: pertama, karena dengan perbuatan tersebut setan ingin menimbulkan
permusuhan, dan rasa saling membenci diantara sesama manusia. Kedua, karena akan
melalaikan mareka dari mengingat Allah dan sholat.
Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
Kandungan Hukum
Kandungan hukum yang terdapat di dalam QS Al-Maidah (5): ayat 90-91 yaitu: haram meminum
khamar, berjudi, berkorban untuk patung-patung dan mengundi nasib dengan menggunakan alat-
alat yang menyerupai anak panah, karena termasuk perbuatan keji dan perbuatan setan dan
perbuatan itu dapat menimbulkan permusuhan dan rasa saling membenci diantara sesama
manusia serta melalaikan manusia dari mengingat ALLAH dan shalat.
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Kandungan Hikmah
Hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Maidah ayat 90 – 91 antara lain:
1. Karena adanya pengharaman meminum minuman haram, sehingga kita tidak akan melakukan
perbuatan buruk seperti pelecehan, bahkan pembunuhan.
2. Kita juga akan terjauhi dari sehala macam penyakit yang dapat disebabkan oleh minuman
Khamar seperti kerusakan ginjal, dan lain-lian.
3. Melatih diri kita untuk sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai tipuan dunia.
Miras & Narkoba Menurut Hukum ISLAM
Syarat Berlakunya Hukuman Hudud
Hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Maidah ayat 90 – 91 antara lain:
1. Berakal (hukuman hanya bagi yang berakal)
2. Baligh (hukuman diberikan kepada yang sudah baligh/dewasa)
3. Muslim (pemberlakuan hukum hudud hanya untuk muslim)
4. Mumayyiz (orang yang dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk)
5. Tidak dalam kondisi darurat (dalam ancaman)
6. Tidak Tahu bahwa itu adalah khamr (ketidaktahuan)
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Pengertian Miras (Minuman Keras/Beralkohol)
Minuman keras/beralkohol: Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan
bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur kosentrat dengan ethanol
atau dengan cara pengenceran minuman mengandung ethanol. (KepPres No. 3 Tahun 1997).
Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013).
Miras & Narkoba Menurut Hukum Positif
Etanol: Bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Diberbagai daerah
banyak jenis miras. Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol
(nama kimianya etanol)
Minuman keras/beralkohol adalah salah satu jenis NAZA (Narkotik, Alkohol dan Zat Adiktif) yang
dalam bentuk minuman keras yang mengandung alkohol tidak peduli berapa kadar alkohol
didalamnya.
Zat adiktif yang artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (Addiction) yaitu ketagihan atau
ketergantungan atau ketagihan. Dan menimbulkan gangguan mental organik (neuro-transmitter
sel-sel saraf pusat otak) yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku.
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian) berbagai jenis bahan yang mengandung
gula, misalnya buah-buahan (seperti anggur dan apel), biji-bijian (seperti beras dan gandum), umbi-
umbian (seperti singkong), dan madu.
Melalui proses fermentasi dapat diperoleh alkohol dengan kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang
lebih tinggi dapat diperoleh melalui penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga
dapat dibuat dari etena, suatu produk dari minyak bumi.
Miras berdasarkan kadar alkohol di bagi 3 bagian:
1. Golongan A: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) ~ 5% (Bir dan sejenisnya)
2. Golongan B: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) > 5% - 20% (Martin dan Port)
3. Golongan C: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) > 20% - 55% (wishky, vodka, brendy)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan
Pengawasan Minuman Beralkohol
Pengertian Miras (Beralkohol)
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Secara etimologis istilah narkotika berasal dari kata marke (Bahasa Yunani) yang berarti terbius
sehingga menjadi patirasa atau tidak merasakan apa-apa lagi.
Narkoba atau Narkotika: Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang ini. (UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 1)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif). Semua istilah ini, baik narkoba atau napza,
mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.
Pakar Kesehatan:
Narkoba sebenarnya adalah Psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak
dioparasi atau obatobatan untuk penyakit tertentu.
Pengertian NARKOBA
Pengertian NARKOBA (Narkotika dan Obat/Bahan Terlarang)
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Jenis-Jenis Narkotika:
a. Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Heroin, Kokain, ganja)
b. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan (Morfin)
c. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan (Kodein).
Pengertian NARKOBA
Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika:
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Jenis-Jenis Psikotropika:
a. Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Ekstasi)
b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
(Amphetamine)
c. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
(Phenobarbital)
d. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan terapi dan atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan
(Diazepam)
Pengertian NARKOBA
Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika:
Universitas Islam As-Syafi’iyah
a. Golongan Depresan (Downer)
Jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat
pemakaiannya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur dan tak sadarkan diri. Contohnya:
Opioda (Morfin, Heroin, Kodein), sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur), dan Tranquilizer (anti
cemas).
b. Golongan Stimulan (Upper)
Jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat
pemakainya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu,Ekstasi), Kokain.
c. Golongan Halusinogen.
Jenis NAPZA ynag dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran, dan
seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Contoh: Kanabis (ganja).
Pengertian NARKOBA
Efek dan Perilaku akibat Narkoba/NAPZA:
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif
Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka (1)).
Minuman keras tradisional: Minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun temurun
yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan
untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka
(2).
Sebagai barang dalam pengawasan terhadap pengadaan Minuman Beralkohol yang berasal dari
produksi dalam negeri atau asal impor serta peredaran dan penjualannya.
Minuman beralkohol dalam negeri hanya dapat diproduksi bila memiliki izin usaha industri dari
menteri di bidang Perindustrian. Minuman beralkohol import hanya yang telah memiliki perizinan
impor dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif
Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka (1)).
Minuman beralkohol tradisional: Minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun
temurun yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta
dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. (PerPres No. 74 Tahun 2013
Psl. 1 angka (2).
Sebagai barang dalam pengawasan terhadap pengadaan Minuman Beralkohol yang berasal dari
produksi dalam negeri atau asal impor serta peredaran dan penjualannya.
Minuman beralkohol dalam negeri hanya dapat diproduksi bila memiliki izin usaha industri dari
menteri di bidang Perindustrian. Minuman beralkohol import hanya yang telah memiliki perizinan
impor dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Hari Sasongko:
Dalam KUHP masalah tindak pidana minuman keras diatur dalam 3 buah Pasal, yaitu Pasal 300,
Pasal 492, dan Pasal 536, unsur-unsur tindak pidana minuman keras/beralkohol:
1. Dengan sengaja menjual atau menyerahkan minuman yang memabukkan kepada orang yang
dalam keadaan mabuk (KUHP Pasal 300 ayat (1) ke (1)).
2. Dengan sengaja membuat mabuk seorang anak dibawah usia 16 tahun, diatur dalam KUHP
Pasal 300 ayat (1) ke (2).
3. Dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan sengaja memaksa orang untuk meminum
yang memabukkan, diatur dalam KUHP Pasal 300 ayat (1) ke 3).
4. Dalam keadaan mabuk berada di jalan umum, diatur dalam KUHP Pasal 536 ayat (1).
Seseorang yang betul-betul mabuk, tidak bisa berbuat apa-apa. Terhadap orang yang melakukan
tindakan pidana dianggap bertanggungjawab atas perbuatannya karena sebelum mabuk
seseorang sudah bisa berpikir akibat-akibat apa yang bisa terjadi pada seseorang yang sedang
mabuk. Minuman yang memabukkan kepada orang lain yang dalam keadaan mabuk, membuat
mabuk seseorang anak dibawah umur, dalam keadaan mabuk mengganggu ketertiban umum
dan dalam keadaan mabuk berada di jalan umum.
Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Konsideran UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, huruf (c):
Narkotika/Narkoba merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobata/pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan dapat pula menimbulkan ketergantungan
yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan
seksama (disalahgunakan yang menyebabkan kecanduan).
Penyalahguna: orang yang menggunakan narkoba tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter.
(UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 1 angka 14)
Pengaturan narkotika bertujuan untuk:
1. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
2. Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan narkotika;
3. Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika;
4. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalahguna dan pecandu
narkotika.
Narkoba dalam Hukum Positif
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Dadang Hawari:
Ancaman dan bahaya pemakaian narkotiba secara terus menerus dan tidak terawasi dan jika
tidak segera dilakukan pengobatan serta pencegahan akan menimbulkan efek
ketergantungan baik fisik maupun psikis yang sangat kuat terhadap pemakainya. Atas dasar
hal tersebut, secara sederhana dapat disebutkan bahwa penyalahgunaan narkoba adalah
pola penggunaan narkoba yang patologik sehingga mengakibatkan hambatan dalam fungsi
sosial.
Narkoba dalam Hukum Positif
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
.
Universitas Islam As-Syafi’iyah

More Related Content

What's hot

Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyahMakalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyahEdi Awaludin
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMuhammad Idris
 
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'Marhamah Saleh
 
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus coverBUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus coverAnas Wibowo
 
Pemantapan Aswaja
Pemantapan AswajaPemantapan Aswaja
Pemantapan Aswajaaswajanu
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganyaAl ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganyaArdian DP
 
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiKeunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiAnas Wibowo
 
Definisi aswaja nu
Definisi aswaja nuDefinisi aswaja nu
Definisi aswaja nuVisnu Candra
 
Adab Terhadap Orang Tua & Guru
Adab Terhadap Orang Tua & GuruAdab Terhadap Orang Tua & Guru
Adab Terhadap Orang Tua & GuruMaulanaFirdaus19
 
Makalah ibadah
Makalah ibadahMakalah ibadah
Makalah ibadahTEKNOLOGI
 
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comEmpat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comzakypoensi
 
Bab 1 pengenalan kepada tarikh tasyri'
Bab 1 pengenalan kepada tarikh tasyri'Bab 1 pengenalan kepada tarikh tasyri'
Bab 1 pengenalan kepada tarikh tasyri'FakuraziGhazali1
 

What's hot (20)

Presentasi agama
Presentasi agamaPresentasi agama
Presentasi agama
 
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyahMakalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
 
Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8
 
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
 
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus coverBUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
 
Pemantapan Aswaja
Pemantapan AswajaPemantapan Aswaja
Pemantapan Aswaja
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganyaAl ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
 
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiKeunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
 
Definisi aswaja nu
Definisi aswaja nuDefinisi aswaja nu
Definisi aswaja nu
 
Adab Terhadap Orang Tua & Guru
Adab Terhadap Orang Tua & GuruAdab Terhadap Orang Tua & Guru
Adab Terhadap Orang Tua & Guru
 
Narkoba dalam islam
Narkoba dalam islamNarkoba dalam islam
Narkoba dalam islam
 
Makalah ibadah
Makalah ibadahMakalah ibadah
Makalah ibadah
 
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comEmpat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
 
pengantar studi islam
pengantar studi islampengantar studi islam
pengantar studi islam
 
Bab 1 pengenalan kepada tarikh tasyri'
Bab 1 pengenalan kepada tarikh tasyri'Bab 1 pengenalan kepada tarikh tasyri'
Bab 1 pengenalan kepada tarikh tasyri'
 
Hadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam NawawiHadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam Nawawi
 

Similar to Slide MIRAS dan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan Positif - Jarot Maryono, Amd, SH

27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
Hukum narkoba dalam islam
Hukum narkoba dalam islamHukum narkoba dalam islam
Hukum narkoba dalam islamWarnet Raha
 
Fatwa negeri perlis mengenai rokok
Fatwa negeri perlis mengenai rokokFatwa negeri perlis mengenai rokok
Fatwa negeri perlis mengenai rokokKamarudin Jaafar
 
Hukum alkohol dan khamar serta narkoba (klpok 1)
Hukum alkohol dan khamar serta narkoba (klpok 1)Hukum alkohol dan khamar serta narkoba (klpok 1)
Hukum alkohol dan khamar serta narkoba (klpok 1)Phujie FaHrani
 
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxFauziahNurHutauruk
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Ltfltf
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamNur Alfiyatur Rochmah
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamNur Alfiyatur Rochmah
 
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdfHI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdfHanungSetyo1
 
Perbezaan undang undang dan syariah islam
Perbezaan undang undang dan syariah islamPerbezaan undang undang dan syariah islam
Perbezaan undang undang dan syariah islamyanamelatiraika
 
Perbezaan undang undang dan syariah islam
Perbezaan undang undang dan syariah islamPerbezaan undang undang dan syariah islam
Perbezaan undang undang dan syariah islamkuentiera
 
Eksekusi bukan langkah preventif
Eksekusi bukan langkah preventifEksekusi bukan langkah preventif
Eksekusi bukan langkah preventifWiyanto Suud
 
Narkoba dlm pand. islam
Narkoba dlm pand. islamNarkoba dlm pand. islam
Narkoba dlm pand. islammiarno
 

Similar to Slide MIRAS dan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan Positif - Jarot Maryono, Amd, SH (20)

27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
 
Dadah 2011
Dadah 2011Dadah 2011
Dadah 2011
 
Hukum narkoba dalam islam
Hukum narkoba dalam islamHukum narkoba dalam islam
Hukum narkoba dalam islam
 
Fatwa negeri perlis mengenai rokok
Fatwa negeri perlis mengenai rokokFatwa negeri perlis mengenai rokok
Fatwa negeri perlis mengenai rokok
 
Hukum alkohol dan khamar serta narkoba (klpok 1)
Hukum alkohol dan khamar serta narkoba (klpok 1)Hukum alkohol dan khamar serta narkoba (klpok 1)
Hukum alkohol dan khamar serta narkoba (klpok 1)
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdfHI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
 
Studi hukum islam kel.2hhhh
Studi hukum islam kel.2hhhhStudi hukum islam kel.2hhhh
Studi hukum islam kel.2hhhh
 
Studi hukum islam
Studi hukum islam Studi hukum islam
Studi hukum islam
 
Napza dalam perspektif agama
Napza dalam perspektif agamaNapza dalam perspektif agama
Napza dalam perspektif agama
 
Perbezaan undang undang dan syariah islam
Perbezaan undang undang dan syariah islamPerbezaan undang undang dan syariah islam
Perbezaan undang undang dan syariah islam
 
Perbezaan undang undang dan syariah islam
Perbezaan undang undang dan syariah islamPerbezaan undang undang dan syariah islam
Perbezaan undang undang dan syariah islam
 
hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)
 
Eksekusi bukan langkah preventif
Eksekusi bukan langkah preventifEksekusi bukan langkah preventif
Eksekusi bukan langkah preventif
 
Narkoba dlm pand. islam
Narkoba dlm pand. islamNarkoba dlm pand. islam
Narkoba dlm pand. islam
 

Slide MIRAS dan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan Positif - Jarot Maryono, Amd, SH

  • 1. Jakarta, 7 Desember 2019 Universitas Islam As-Syafi’iyah HUKUM ISLAM &
  • 2. Universitas Islam As-Syafi’iyah Latar Belakang PENDAHULUAN UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 1: Narkotika: Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini Dampak Era Modern dan Globalisasi: Perkembangan IPTEK sangatlah besar, yang berpengaruh besar terhadap POLEKSOSKUM dan agama. Bebas berinteraksi baik nasional/internasional: Masyarakat dapat terpengaruh dalam hal yang pada dasarnya membawa kehancuran Salah satu dampak negatif yang mempengaruhi segi sosial, hukum dan agama: Munculnya Minuman Keras (Miras) yang beralkohol juga Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (Narkoba) yang mengandung zat-zat kimia terlarang. (menimbulkan kemudharatan yang mempengaruhi daya nalar manusia dalam berfikir, perusakan terhadap mental, jiwa, harta dan keyakinan)
  • 3. Universitas Islam As-Syafi’iyah Latar Belakang Hukum Islam yang disyariatkan ALLAH SWT: untuk merealisasikan dan melindungi kemaslahatan manusia, baik kemaslahatan individu maupun kemaslahatan masyarakat yang menyangkut seluruh aspek. Para ulama mengklasifikasikannya menjadi tiga aspek; - Dharuriyat (primer) - Hajiyyat (sekunder) - Takhsiniyyat (pelengkap) Aspek Dharuriyyat merupakan aspek yang paling asasi dalam kehidupan manusia. Dengan terganggunya aspek ini, kehidupan akan menjadi kacau. Oleh karena itu, hukum Islam memberikan perhatian khusus terhadap aspek ini. Ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah melarang/mengharamkan minuman keras atau khamr sehingga dapat dijadikan dasar atau dalil terhadap dilarang dan diharamkannya miras dan penyalahgunaan narkoba, karena menimbulkan bahaya dan mudharat yang besar yang bisa mengancam dan merusak keselamatan jiwa, akal, harta, dan keturunan, serta merusak keutuhan beragama. (walaupun di sisi lain mengandung manfaat tertentu misalnya untuk pengobatan, bahan penelitian dan ilmu pengetahuan) Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah maupun larangan. Aturan-aturan itu ada yang bersifat ancaman hukuman di dunia dan ancaman hukuman di akhirat.
  • 4. Universitas Islam As-Syafi’iyah Latar Belakang Aspek-aspek tersebut meliputi agama, jiwa, keturunan dan harta benda. Dalam menjamin dan melindungi hal-hal tersebut, Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah maupun larangan. Aturan-aturan itu ada yang bersifat ancaman hukuman di dunia dan ancaman hukuman di akhirat. Aturan-aturan mengenai pelanggaran dan kejahatan tersebut dalam hukum pidana Islam dikategorikan dalam tindak pidana hudud. Di antara unsur penting dalam hukum pidana Islam ialah perbuatan melawan hukum yang lazim dikenal dengan uqubah (ditetapkan dalam Alquran dan Sunnah). Dalam hukum pidana Islam dikenal dengan tindak pidana minum-minuman yang memabukkan (Khamar). Hukum positif maupun hukum Islam: Narkoba adalah dilarang keberadaanya apabila disalahgunakan dan bukan untuk kemaslahatan bahkan dilihat dari sisi kemaslahatan pun sebenarnya juga sangat kecil. Karena memang dampak negatifnya sangatlah besar yang mengancam jiwa, akal, agama dan harta manusia
  • 5. Universitas Islam As-Syafi’iyah Latar Belakang 1. Bagaimanakah miras dan narkoba dalam perspektif hukum Islam? 2. Bagaimanakah miras dan narkoba dalam perspektif hukum Positif? Rumusan Masalah Mengetahui bagaimana Miras dan Narkoba menurut perspektif hukum Islam dan hukum positif di Indonesia. Tujuan Penulisan
  • 6. Universitas Islam As-Syafi’iyah PEMBAHASAN Pengertian Minuman Keras (Miras) dalam Islam Etimologi: (Kata) Khamr (minuman keras) berasal dari kata khamar yang bermakna satara (menutupi). Sedang khammara berarti memberi ragi. Adapun al-khamr diartikan arak, segala yang memabukkan. Tafsir al-Lubāb terdapat empat sebab mengapa disebut khamr: - Karena menutupi akal, - Khimār yang bermakna menutupi wanita - Al-khamaru yang berarti sesuatu yang bisa dipakai bersembunyi dari pohon dan tumbuhan/ semak-semak - Khāmir yang bermakna orang yang menyembunyikan janjinya
  • 7. Universitas Islam As-Syafi’iyah Pengertian Miras dalam Islam Terminologi: (Istilah) Makna khamr: Zat yang memabukkan dan terbuat dari sari anggur atau semua zat (minuman) yang dapat menutupi dan menghilangkan akal (Tafsir al-Alūsī) Khamr: nama jenis minuman yang dibuat dari perasan anggur sesudah dimasak hingga mendidih serta mengeluarkan buih dan kemudian menjadi bersih kembali. Sari dari buih itulah yang memabukkan. (Abu Hanifah) Adapun menurut jumhur ulama’ (Maliki, Syafi’i dan Hambali), yang dimaksud dengan khamr ialah semua zat/barang yang memabukkan baik sedikit maupun banyak. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw dari Ibn Umar: Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr itu haram. (H.R. Muslim). Setidaknya ada 26 sahabat yang meriwayatkan hadits tersebut dengan berbagai macam lafadznya.
  • 8. Universitas Islam As-Syafi’iyah Pengertian Narkoba dalam Islam Hukum Narkoba secara khususnya tidak disebut melalui dalil tafsili dalam al-Quran dan Hadis. Zat Narkoba adalah sesuatu yang suci dan boleh digunakan (Kaedah Istishab) Kaedah fiqih, al-Aslu fi al-‘Asya’ al-Ibahah yaitu hukum asal bagi setiap perkara adalah mubah melainkan ada sandaran yang mengharamkannya. Hukum Narkoba itu segera berubah selaras dengan prinsip fleksibilitas hukum berdasarkan logikanya (‘Illah). Karenanya, hukum Narkoba berdasarkan ilmu usul fiqih disebut sebagai al- hurmah li ghairih. Umumnya bukan karena zatnya sebagaimana khinzir, tetapi merujuk kepada penyalahgunaannya. Secara tradisinya dikaitkan melalui kias kepada pengharaman arak berdasarkan persamaan keadaan ‘illah memabukkan (al-iskar) yang nyata merenggut fungsi akal yaitu satu dari teras al-Kulliyat al- Khamsah
  • 9. Universitas Islam As-Syafi’iyah Pengertian Narkoba dalam Islam Hukum penggunaan narkoba (akhir kurun keenam hijriah), para ahli fiqih telah berijtihad untuk mengeluarkan hukum syariat dengan cara mengkiaskannya kepada arak melalui penelitian kepada dalil-dalil yang digunakan untuk pengharaman arak, ‘illah pengharamannya dan keterkaitan antara arak dan narkoba dalam konteks pengharamannya Narkotika dalam istilah bahasa Arab paling sedikit ada 3: - al-Mukhaddirât, - al-aqâqir, - dan hasyîsy. Narkotika al-Mukhaddirât, secara etimologi berarti sesuatu yang terselubung, kegelapan atau kelemahan. Diambil dari kata al-Khidr, yang berarti tirai yang terjurai di sudut ruangan seorang gadis. Kata tersebut biasanya digunakan sebagai penirai rumah. Kata al-Mukhaddirât dapat juga terambil dari kata al-Khadar, yang berarti kemalasan dan kelemahan. Al-Khadir bentuk fâ’il atau subjek dari kata al-Khadar artinya orang yang lemah dan malas.
  • 10. Universitas Islam As-Syafi’iyah Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُ‫م‬ َ‫َل‬ْ‫ز‬َْ‫اْل‬َ‫و‬ ُ‫اب‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َْ‫اْل‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ِ‫س‬ْ‫ي‬ٌ‫س‬ْ‫ج‬ِ‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ُ‫وه‬ُ‫ب‬ِ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫اج‬َ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫الش‬ ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬ “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah : 90). ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ‫ع‬ِ‫وق‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫الش‬ ُ‫د‬‫ي‬ِ‫ر‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ْ‫م‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫اء‬َ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫او‬َ‫د‬َ‫ْع‬‫ل‬‫ا‬ِ‫ر‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬َ‫و‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫د‬ُ‫ص‬َ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫ر‬ِ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ِ‫ة‬ َََّ‫الص‬َۖ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫َن‬‫أ‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬َ‫ف‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ه‬ “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (Q.S. Al-Maidah : 91)
  • 11. Universitas Islam As-Syafi’iyah Sebab Turunnya Surah Al-Maidah Ayat 90-91 (Miras & Narkoba) Pelarangan khamr dilakukan secara bertahap, mulai dari paling ringan terus meningkat sampai kepada larangan yang bersifat qath’I (pasti yang tidak dapat ditawar lagi) yakni QS. Al-Maidah ayat 90-91. Imam Ahmad telah meriwayatkan sebuah hadis dari sahabat Abu Hurairah r.a.,ia telah mengatakan bahwa tatkala Rasulullah SAW. Sampai di Madinah, para penduduknya terbiasa dengan meminum khamar dan permainan judi. Kemudian mereka menanyakan tentang kedua perbuatan itu kepada Rosulullah SAW, lalu setelah itu turunlah ayat 219 dari surat al-Baqarah yang berbunyi: Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi, katakanlah keduanya itu adalah dosa besar dan ada manfaatnya bagi manusia, dan (tetapi) dosanya lebih besar daripada manfaatnya. Akan tetapi orang-orang mengatakan “Allah tidak mengharamkannya, akan tetapi ia mengatakan bahwa perbuatan itu hanyalah dosa yang besar saja”. Meraka masih tetap meminum khamr, sehingga pada suatu hari seorang dari sahabat Muhajirin melakukan shalat magrib sebagai imam dari teman-temannya, akan tetapi bacaan Al-Quran-nya salah karena mabuk. Setelah peristiwa itu Allah menurunkan ayat pengharaman khamr yang lebih berat dari semula, yaitu firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan…” (Surah An-Nisaa ayat 43). Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
  • 12. Universitas Islam As-Syafi’iyah Sebab Turunnya Surah Al-Maidah Ayat 90-91 (Miras & Narkoba) Maka ada pula sebagian sahabat yang langsung meninggalkannya, sedang sebagian yang lain tidak meminumnya pada waktu siang, melainkan hanya pada malam harinya saja ketika hendak tidur. Hingga terjadinya suatu peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang gemar minum khamr. Imam Nasa-I dan imam Baihaqi telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas telah berkata: “sesungguhnya ayat pengharaman khamr itu diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang gemar minum khamr (saling berkelahi di kala mabuk). Akhirnya setelah peristiwa itu rasa dengki mulai merasuk di dalam dada mereka, lalu Allah SWT menurunkan ayat 90-91 dari surat al-Maidah ini. Baru setelah turunnya ayat ini mereka mengatakan, 'Wahai Tuhan kami! Sekarang kami telah berhenti.” Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
  • 13. Universitas Islam As-Syafi’iyah Kandungan Ayat Adapun inti sari dari QS Al-Maidah (5): 90-91 yaitu antara lain: 1. ALLAH SWT melarang umatnya untuk meminum khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan, agar ummatnya beruntung. 2. Alasan mengapa Allah mengharamkan meminum khamar dan berjudi bagi orang-orang mukmin, yaitu: pertama, karena dengan perbuatan tersebut setan ingin menimbulkan permusuhan, dan rasa saling membenci diantara sesama manusia. Kedua, karena akan melalaikan mareka dari mengingat Allah dan sholat. Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam Kandungan Hukum Kandungan hukum yang terdapat di dalam QS Al-Maidah (5): ayat 90-91 yaitu: haram meminum khamar, berjudi, berkorban untuk patung-patung dan mengundi nasib dengan menggunakan alat- alat yang menyerupai anak panah, karena termasuk perbuatan keji dan perbuatan setan dan perbuatan itu dapat menimbulkan permusuhan dan rasa saling membenci diantara sesama manusia serta melalaikan manusia dari mengingat ALLAH dan shalat.
  • 14. Universitas Islam As-Syafi’iyah Kandungan Hikmah Hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Maidah ayat 90 – 91 antara lain: 1. Karena adanya pengharaman meminum minuman haram, sehingga kita tidak akan melakukan perbuatan buruk seperti pelecehan, bahkan pembunuhan. 2. Kita juga akan terjauhi dari sehala macam penyakit yang dapat disebabkan oleh minuman Khamar seperti kerusakan ginjal, dan lain-lian. 3. Melatih diri kita untuk sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai tipuan dunia. Miras & Narkoba Menurut Hukum ISLAM Syarat Berlakunya Hukuman Hudud Hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Maidah ayat 90 – 91 antara lain: 1. Berakal (hukuman hanya bagi yang berakal) 2. Baligh (hukuman diberikan kepada yang sudah baligh/dewasa) 3. Muslim (pemberlakuan hukum hudud hanya untuk muslim) 4. Mumayyiz (orang yang dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk) 5. Tidak dalam kondisi darurat (dalam ancaman) 6. Tidak Tahu bahwa itu adalah khamr (ketidaktahuan)
  • 15. Universitas Islam As-Syafi’iyah Pengertian Miras (Minuman Keras/Beralkohol) Minuman keras/beralkohol: Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur kosentrat dengan ethanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung ethanol. (KepPres No. 3 Tahun 1997). Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013). Miras & Narkoba Menurut Hukum Positif Etanol: Bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Diberbagai daerah banyak jenis miras. Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol (nama kimianya etanol) Minuman keras/beralkohol adalah salah satu jenis NAZA (Narkotik, Alkohol dan Zat Adiktif) yang dalam bentuk minuman keras yang mengandung alkohol tidak peduli berapa kadar alkohol didalamnya. Zat adiktif yang artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (Addiction) yaitu ketagihan atau ketergantungan atau ketagihan. Dan menimbulkan gangguan mental organik (neuro-transmitter sel-sel saraf pusat otak) yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku.
  • 16. Universitas Islam As-Syafi’iyah Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian) berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misalnya buah-buahan (seperti anggur dan apel), biji-bijian (seperti beras dan gandum), umbi- umbian (seperti singkong), dan madu. Melalui proses fermentasi dapat diperoleh alkohol dengan kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang lebih tinggi dapat diperoleh melalui penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga dapat dibuat dari etena, suatu produk dari minyak bumi. Miras berdasarkan kadar alkohol di bagi 3 bagian: 1. Golongan A: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) ~ 5% (Bir dan sejenisnya) 2. Golongan B: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) > 5% - 20% (Martin dan Port) 3. Golongan C: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) > 20% - 55% (wishky, vodka, brendy) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol Pengertian Miras (Beralkohol)
  • 17. Universitas Islam As-Syafi’iyah Secara etimologis istilah narkotika berasal dari kata marke (Bahasa Yunani) yang berarti terbius sehingga menjadi patirasa atau tidak merasakan apa-apa lagi. Narkoba atau Narkotika: Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini. (UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 1) Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif). Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Pakar Kesehatan: Narkoba sebenarnya adalah Psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obatobatan untuk penyakit tertentu. Pengertian NARKOBA Pengertian NARKOBA (Narkotika dan Obat/Bahan Terlarang)
  • 18. Universitas Islam As-Syafi’iyah Jenis-Jenis Narkotika: a. Golongan I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan (Heroin, Kokain, ganja) b. Golongan II Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Morfin) c. Golongan III Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Kodein). Pengertian NARKOBA Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika:
  • 19. Universitas Islam As-Syafi’iyah Jenis-Jenis Psikotropika: a. Golongan I Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Ekstasi) b. Golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Amphetamine) c. Golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Phenobarbital) d. Golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Diazepam) Pengertian NARKOBA Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika:
  • 20. Universitas Islam As-Syafi’iyah a. Golongan Depresan (Downer) Jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakaiannya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur dan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda (Morfin, Heroin, Kodein), sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur), dan Tranquilizer (anti cemas). b. Golongan Stimulan (Upper) Jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu,Ekstasi), Kokain. c. Golongan Halusinogen. Jenis NAPZA ynag dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran, dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis (ganja). Pengertian NARKOBA Efek dan Perilaku akibat Narkoba/NAPZA:
  • 21. Universitas Islam As-Syafi’iyah Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka (1)). Minuman keras tradisional: Minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun temurun yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka (2). Sebagai barang dalam pengawasan terhadap pengadaan Minuman Beralkohol yang berasal dari produksi dalam negeri atau asal impor serta peredaran dan penjualannya. Minuman beralkohol dalam negeri hanya dapat diproduksi bila memiliki izin usaha industri dari menteri di bidang Perindustrian. Minuman beralkohol import hanya yang telah memiliki perizinan impor dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.
  • 22. Universitas Islam As-Syafi’iyah Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka (1)). Minuman beralkohol tradisional: Minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun temurun yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka (2). Sebagai barang dalam pengawasan terhadap pengadaan Minuman Beralkohol yang berasal dari produksi dalam negeri atau asal impor serta peredaran dan penjualannya. Minuman beralkohol dalam negeri hanya dapat diproduksi bila memiliki izin usaha industri dari menteri di bidang Perindustrian. Minuman beralkohol import hanya yang telah memiliki perizinan impor dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.
  • 23. Universitas Islam As-Syafi’iyah Hari Sasongko: Dalam KUHP masalah tindak pidana minuman keras diatur dalam 3 buah Pasal, yaitu Pasal 300, Pasal 492, dan Pasal 536, unsur-unsur tindak pidana minuman keras/beralkohol: 1. Dengan sengaja menjual atau menyerahkan minuman yang memabukkan kepada orang yang dalam keadaan mabuk (KUHP Pasal 300 ayat (1) ke (1)). 2. Dengan sengaja membuat mabuk seorang anak dibawah usia 16 tahun, diatur dalam KUHP Pasal 300 ayat (1) ke (2). 3. Dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan sengaja memaksa orang untuk meminum yang memabukkan, diatur dalam KUHP Pasal 300 ayat (1) ke 3). 4. Dalam keadaan mabuk berada di jalan umum, diatur dalam KUHP Pasal 536 ayat (1). Seseorang yang betul-betul mabuk, tidak bisa berbuat apa-apa. Terhadap orang yang melakukan tindakan pidana dianggap bertanggungjawab atas perbuatannya karena sebelum mabuk seseorang sudah bisa berpikir akibat-akibat apa yang bisa terjadi pada seseorang yang sedang mabuk. Minuman yang memabukkan kepada orang lain yang dalam keadaan mabuk, membuat mabuk seseorang anak dibawah umur, dalam keadaan mabuk mengganggu ketertiban umum dan dalam keadaan mabuk berada di jalan umum. Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
  • 24. Universitas Islam As-Syafi’iyah Konsideran UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, huruf (c): Narkotika/Narkoba merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobata/pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama (disalahgunakan yang menyebabkan kecanduan). Penyalahguna: orang yang menggunakan narkoba tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. (UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 1 angka 14) Pengaturan narkotika bertujuan untuk: 1. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 2. Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan narkotika; 3. Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika; 4. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalahguna dan pecandu narkotika. Narkoba dalam Hukum Positif Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
  • 25. Universitas Islam As-Syafi’iyah Dadang Hawari: Ancaman dan bahaya pemakaian narkotiba secara terus menerus dan tidak terawasi dan jika tidak segera dilakukan pengobatan serta pencegahan akan menimbulkan efek ketergantungan baik fisik maupun psikis yang sangat kuat terhadap pemakainya. Atas dasar hal tersebut, secara sederhana dapat disebutkan bahwa penyalahgunaan narkoba adalah pola penggunaan narkoba yang patologik sehingga mengakibatkan hambatan dalam fungsi sosial. Narkoba dalam Hukum Positif Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif