Perubahan fisiologis utama selama persalinan meliputi peningkatan tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan, dan perubahan pada uterus, serviks, dan hematologi. Proses kontraksi dan relaksasi miometrium menyebabkan ukuran uterus berkurang seiring persalinan, sementara serviks menipis dan membuka untuk memfasilitasi kelahiran.
2. a. Tekanan darah
Tekanan darah akan meningkat pada saat ada kontraksi
Perubahan fisiologis pada kala I
3. b. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan
meningkat secara berangsur disebabkan karena
kecemasan dan aktivitas otot skeletal.
Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan
suhu, denyut nadi, pernapasan dan cairan yang hilang.
4. c. Suhu Tubuh
Karena terjadi peningkatan metabolisme maka suhu
tubuh agak sedikit meningkat selama persalinan
terutama selama dan setelah persalinan.
Peningkatan ini tidak boleh lebih dari 0,5-1 °C
5. d. Detak Jantung
Pada saat kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari
uterus dan masuk ke dalam sistem vaskuler ibu.
Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10%
sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar
30% sampai 50% pada tahap kedua persalinan.
6. e. Pernafasan
Sistem pernafasan juga beradaptasi. Peningkatan
aktivitas fisik dan peningkatan oksigen terlihat dari
peningkatan frekuensi pernafasan.
Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik
(pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea
(karbondioksida menurun), Pada tahap kedua
persalinan.
7. f. Perubahan Pada Ginjal
Pada trimester ke dua, kandung kemih menjadi organ
abdomen. Apabila terisi, kandung kemih dapat teraba di atas
simpisis pubis. Selama persalinan wanita dapat mengalami
kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai
alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi,
rasa tidak nyaman, sedasi dan rasa malu. Proteinuria +1 dapat
dikatakan normal dan hasil ini merupakan respons rusaknya
jaringan otot akibat kerja fisik selama persalinan
8. g. Perubahan Gastrointestinal
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna wanita.
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita
bernafas melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respons
emosi terhadap persalinan. Selama persalinan, motilitas
dan absorbsi saluran cerna menurun dan waktu
pengosongan lambung menjadi lambat.
9. Wanita sering kali merasa mual dan memuntahkan
makanan yang belum dicerna sebelum bersalin. Mual
dan sendawa juga terjadi sebagai respons refleks
terhadap dilatasi serviks lengkap. Ibu dapat mengalami
diare pada awal persalinan. Bidan dapat meraba tinja
yang keras atau tertahan pada rektum. Mual atau
muntah biasa terjadi sampai mencapai akhir kala I.
10. h. Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml, selama
persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti
sebelum persalinan sehari setelah pasca salin kecuali
ada perdarahan postpartum
11. • Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan miometrium berkontraksi dan
berelaksasi seperti pada umumnya, pada saat otot itu
beretraksi, ia akan kembali ke ukuran semula tapi berubah
ke ukuran yang lebih pendek secara progresif.
Dengan perubahan otot polos uterus pada proses kontraksi,
dan relaksasi maka cavum uterus menjadi semakin
mengecil, sehingga merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan janin turun ke pekviks
12. servik
• Sebelum dimulainya persalinan, serviks menyiapkan
kelahiran dengan berubah menjadi lembut, saat persalinan
mendekat serviks mulai menipis dan membuka, yang diawali
sbb:
1. Penipisan serviks (effacement)
Berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan
serviks. Seiring dengan bertambah efektifnya kontraksi,
serviks mengalami perubahan bentuk menjadi lebih tipis.
13. Hal ini disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan
sehingga seolah-olah servik tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi
tipis.
Batas antara segmen atas dan bawah rahim (retraction ring) mengikuti
arah tarikan ke atas seolah-olah batas ini letaknya bergeser ke atas.
Panjang servik pada akhir kehamilan normal berubah ubah (dari beberapa
mm – 3 cm). Dengan dimulainya persalinan panjang servik berkurang
secara teratur sampai menjadi sangat pendek (hanya beberapa mm),
servik yang sangat tipis disebut menipis penuh.
14. 2. Dilatasi
Proses ini merupakan kelanjutan dr effecement, setelah dalam
kondisi menipis penuh, maka tahap berikutnya adalah
pembukaan. Servik membuka disebabkan daya tarikan otot
uterus ke atas secara terus menerus saat uterus berkontraksi.
Dilatasi dan diameter serviks dapat diketahuhi dengan
pemeriksaan VT / intravagina.
15. • Berdasarkan diameter pembukaan serviks, terbagi dalam 2
fase yaitu:
1. Fase laten ± 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat
sampai diameter 3 cm
2. Fase aktif, dibagi 3 fase
a. Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm kini
menjadi 4 cm
b. Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam berlangsung
sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
c. Fase deselerasi. Pembukaan melambat kembali, dalam 2
jam dari 9 cm menjadi 10 cm
16. Fase 2 diatas seringnya dialami oleh primigravida, pada
multigravida tahapanya sama hanya saja waktunya lebih
cepat untuk setiap fasenya, untuk primigravida berlangsung
± 13 jam, untuk multigravida ± 7 jam
Pendataran dan dilatasi menyebabkan sedikit perdarahan dan
terjadinya lendir yang bebas dari sumbatan (operculum),
yang saat dilakukan pemeriksaan dalam teraba benjolan.
Pengeluaran lendir dan darah ini disebut dengan “show
atau bloody show” yang mengindikasikan telah dimulainya
persalinan.